Tag Archives: Electronic Virtual Assistant

EVA Mungkinkan Siapa Saja Membuat “Chatbot” Secara Instan

Chatbot menjadi salah satu prioritas pengembangan inovasi dalam bisnis digital dewasa ini. Kemampuannya untuk mengotomatisasi beberapa bidang layanan dianggap efektif dalam pelayanan konsumen, karena sejauh ini memang penerapannya masih banyak seputar customer services. Melihat tren tersebut sebuah startup bernama EVA (Electronic Virtual Assistant) meluncur, menawarkan platform online untuk menciptakan chatbot, atau yang disebut dengan Instant Chatbot Creator.

“EVA adalah sebuah platform untuk membuat chatbot yang dapat dijalankan dalam berbagai messaging service. Dengan EVA siapa pun bisa lebih fokus kepada pengembangan konten/respons interaktif tanpa dibebani kesulitan hal-hal teknis,” terang Co-Founder & Advisor EVA Hikmat Rizal.

Misi EVA memungkinkan siapa saja untuk dapat membuat chatbot di beragam platform messaging, saat ini telah mencakup Telegram Messenger, Facebook Messenger, LINE, dan web-based chatbot—tanpa harus memiliki keahlian pemrograman. Terlebih untuk pembuatan mesin pintar ala chatbot dibutuhkan pendalaman kemampuan seputar NLP, AI ataupun Machine Learning. Chatbot keluaran dari EVA mampu melayani beberapa skenario implementasi, mulai dari layanan pelanggan, mengelola komunitas, sistem transaksi, dan lain sebagainya.

Untuk mengenali bahasa yang dikirimkan pengguna, EVA menggunakan teknologi NLP (Natural Language Processing), termasuk untuk mengenali jika ada kesalahan ketik dalam pesan yang dikirimkan hingga tipikal percakapan. Pengguna juga akan mendapati sebuah laman Console admin, untuk mengisikan pengetahuan dasar untuk Chatbot, misalnya tentang bagaimana merespons sapaan, atau pengetahuan lainnya. Hal ini perlu didefinisikan khusus, karena umumnya bahasa yang digunakan akan sangat tergantung dengan segmentasi calon konsumen yang ditargetkan.

“EVA kebanyakan saat dipergunakan untuk layanan pelanggan, yang sudah menggunakan EVA sebagai platform chatbot-nya antara lain Paytren. Sebenarnya untuk chatbot cakupannya sangat luas, misal sebagai agen penjualan, chatbot bisa melayani pertanyaan informasi produk hingga closing produknya. Chatbot juga bisa di implementasikan sebagai konsultan virtual, misalnya untuk konsultasi kesehatan, dan banyak lagi,” imbuh Rizal.

Menyertakan AI Marketplace di dalam platform EVA

Secara kemampuan dasar, EVA dilengkapi dengan AI (Artificial Intelligence) dan KB (Knowledge Base) yang dapat menambah kemampuan dan kepintaran chatbot. AI adalah sebuah program yang dibangun agar EVA memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu. KB adalah sebuah bank data informasi yang dimasukkan oleh pemilik EVA. Data yang telah tersimpan, sewaktu-waktu dapat ditanyakan atau diakses oleh pemilik atau pengguna yang berinteraksi dengan chatbot.

Yang paling unik, di EVA terdapat AI Marketplace. Fitur ini memungkinkan para developer untuk membangun AI  yang nantinya bisa dipasarkan untuk dapat digunakan oleh para pemilik EVA. Seperti mobile app marketplace, AI Marketplace adalah tempat bagi para pemilik EVA untuk menambah (upgrade) kemampuan tertentu agar chatbot yang dimilikinya mempunyai kemampuan/ kecerdasan seperti yang diinginkan. Developer dapat menjual AI yang mereka ciptakan dengan Chat Kredit sebagai nilai tukarnya.

Beberapa AI yang sudah terdapat di martketpace misalnya Ai Form kecerdasan untuk membuat formulir melalui chatbot. Ada juga Ai Wikipedia, untuk memberikan kecerdasan pada chatbot dalam mengakses basis data Wikipedia dan lain sebagainya.

Berawal dari iseng membuat chatbot di WhatsApp

Rizal bercerita sebelum mengembangkan EVA, ia bersama teman-temannya iseng membuat sebuah bot yang bisa ditanya dan menjawab, kala itu di platform WhatsApp. Responnya luar biasa dari para pengguna, kemudian terpikir untuk mengembangkan sebuah bot komersial. Awalnya dasar kebutuhannya adalah untuk otomatisasi transaksi secara virtual. Hingga pada akhirnya dibawalah konsep tersebut ke Wira Pradana, angle investor yang kini juga menjadi bagian tim pengembangan EVA.

“Ide Wira untuk segera melahirkan chatbot, diakomodasi oleh tim developer, sehingga terlahir chatbot dengan fungsi khusus seperti Bot Monei untuk pengelola keuangan, Bot Chatpax untuk menyimpan dokumen, Bot Commerce untuk transaksi online,” ujar Rizal.

Wira Pradana saat mempresentasikan EVA dalam final Amvesindo Demo Day 2017 / Amvesindo
Wira Pradana saat mempresentasikan EVA dalam final Amvesindo Demo Day 2017 / Amvesindo

Dalam kesempatan yang sama Wira Pradana turut menyampaikan beberapa hal mengapa bisnis mulai aware dengan sistem berbasis chatbot. Pertama lebih efisien karena pengguna tidak perlu memasang atau mengunduh aplikasi tambahan, cukup menggunakan aplikasi pesan yang biasa digunakan.

Dari sisi pengalaman pengguna juga akan lebih mengena, dengan kecerdasan yang dimiliki, konsumen tersebut akan serasa seperti sedang dilayani oleh petugas (orang). Di sisi pengguna juga lebih menghemat penggunaan paket data, karena sistem/aplikasi bekerja di background, interface ke pengguna cukup melalui chatbot saja.

Sebagai informasi tambahan, beberapa waktu lalu EVA juga menjadi pemenang pertama dalam pagelaran Amvesindo Demo Day 2017.

Rangkaian Acara dan Pemenang Amvesindo Demo Day 2017

Asosiasi Modal Ventura Indonesia (Amvesindo) belum lama ini menyelenggarakan rangkaian acara bertajuk Demo Day 2017. Kegiatan ini diawali dengan Amvesindo Pitch Day 2017 sejak 27 Juli lalu di Mandiri Inkubator Bisnis, dengan jumlah peserta yang mengikuti presentasi sebanyak 100 kelompok hasil seleksi dari 5000 peserta yang mendaftar. Acara ini mewajibkan peserta terdaftar untuk memiliki MVP (Minimum Viable Product).

Dari rangkaian tersebut, selanjutnya terpilih delapan startup yang berhak mengikuti pitching pada 3 Agustus 2017 di Gedung Auditorium Indosat Jakarta Pusat. Delapan startup itu adalah EVA, ShipperIndonesia, MedisOnlineIndonesia, GoCampus, Rumah Sinau, ExcellenceAsia, Billie, dan HomeGood.

Setelah proses penjurian, akhirnya diputuskan tiga pemenang utama yakni EVA, Shipper dan Medis Online Indonesia. Juara ketiga diraih oleh Medis Online Indonesia, merupakan platform layanan pemesanan tenaga kesehatan (perawat/bidan) untuk kebutuhan di rumah dan rumah sakit. Juara kedua diraih oleh Shipper Indonesia, merupakan platform logistik dan rantai pasokan, yang akan segera diperkenalkan kepada publik dalam waktu tak lama lagi.

Juara pertama diraih oleh EVA (Electronic Virtual Assistant) merupakan perangkat lunak untuk membuat ChatBot yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan dan dapat berjalan dalam beberapa aplikasi chatting seperti Facebook Messenger, Telegram dan chat widget berbasis web.

Selain sesi pitching, diselenggarakan juga diskusi interaktif bersama Paul Santos (Founder & Managing Partner WaveMakerPartners Singapore), Peter Shearer (Co-Founder AR&Co) dan Natali Andrianto (Co-Founder & CTO Tiket). Mereka berbagi cerita bagaimana awalnya membangun startup hingga dapat membesarkannya bersama para partner pendiri lainnya. Ada pula sesi pelatihan bagi startup pemula, membahas berbagai permasalahan yang bakal dihadapi berdasarkan kisah kasus nyata yang telah ada.

“Amvesindo Demo Day 2017 merupakan wadah komunikasi bagi startup dengan semua stakelhoders seperti investor, inkubator, akademisi, asosiasi industri, media serta regulator. Penyelenggaraan Demo Day akan diupayakan dapat berkesinambungan dari tahun ke tahun. Amvesindo juga akan terus berkomitmen menjadi wadah teman-teman startup untuk terus dapat berinovasi dan berkontribusi positif bagi startup Indonesia,” sambut Ketua Umum Amvesindo Jeffri Sirait.

Startup digital tumbuh sangat signifikan, diproyeksikan oleh lembaga riset Center for Human Genetic Research (CHGR) akan mencapai jumlah 13 ribu startup pada tahun 2020 mendatang. Hingga tahun 2016 tercatat ada kurang lebih 2000 startup di Indonesia dan merupakan jumlah terbesar di Asia Tenggara. Amvesindo menyadari betapa perkembangan startup yang pesat merupakan hal potensial dalam meningkatkan perekonomian nasional.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Amvesindo Demo Day 2017