Tag Archives: eMerge

Startup Web3 Gaspack Dapat Pendanaan Pra-Awal Dipimpin eMerge

Startup Web3 Gaspack mengumumkan pendanaan pra-awal yang dipimpin oleh eMerge, jaringan angel investor di bawah naungan MDI Ventures dan Arise. 500 Global dan Tokoin juga ikut berpartisipasi dalam pendanaan ini.

CEO Gaspack Novrizal Pratama mengatakan ingin mendobrak batasan tradisional antara industri kreatif dengan para kreator.

“Gaspack punya komitmen tinggi untuk memberdayakan dan memaksimalkan potensi para kreator. Dengan menempatkan mereka sebagai pusat dari segala inovasi, kami membuka akses mereka untuk berkarya dan memberikan peluang monetisasi karya lewat jaringan dan teknologi Web3,” tuturnya dalam keterangan resmi.

Pada kesempatan ini, Gaspack sekaligus meluncurkan platform penerbitan komik digital berbasis Web3 Kometh sebagai wadah untuk memberdayakan para kreator dan brand dalam ekonomi berbasis Web3. Kometh dibangun di atas blockchain yang memungkinkan pengguna untuk jual-beli, mengoleksi, hingga menghadiahkan komik digital.

Selain itu, Kometh memungkinkan pemanfaatan NFT untuk mengakses komik yang bersifat token-gated. Pemilik NFT juga dapat mengakses komik yang merupakan turunan dari proyek NFT yang didukung untuk mendapat berbagai benefit, dari potongan harga, informasi rilisan terbaru, dan berlangganan. Adapun, Komik digital dapat dibeli melalui dompet penyimpanan aset kripto non-custodial dalam mata uang Ethereum (ETH).

Gaspack mengklaim telah mendukung proyek NFT dari delapan kreator dengan total Gross Transaction Volume (GTV) sebesar $12 juta dalam kurun satu tahun. Salah satu komik perdana berjudul “Garden Point” yang dirilis eksklusif di Kometh disebut terjual sebanyak 17.000 salinan dalam 1,5 jam. Pengguna Gaspack berasal dari Singapura, Jepang, Korea Selatan, hingga Amerika Serikat (AS).

Melalui platform Kometh, pihaknya menargetkan dapat mengakuisisi kreator-kreator kelas dunia sehingga dapat memperkuat pengembangan kekayaan intelektual secara terdesentralisasi.

Pengusaha sekaligus angel investor di eMerge Reino Barack mengatakan, Kometh membuka banyak pintu bagi kreator, seperti penulis yang baru merintis dan belum pernah meluncurkan karya mereka sendiri, atau penulis berpengalaman yang ingin bereksperimen dengan ide-ide baru.

“Platform ini menguntungkan kolektor komik dengan digitalisasi karena mereka tidak perlu memikirkan perawatan kondisi komik yang biasanya diperlukan untuk komik fisik.”

Kometh memanfaatkan NFT untuk melindungi kekayaan intelektual, mengedepankan kepemilikan karya, dan membangun komunitas penggemar yang lebih erat dengan cara baru bagi komunitas Web3 untuk berkarya.

Web3 dan kesempatan kreator

Mengacu laporan Antler “The New Creator Economy Report” bersama Speedinvest, teknologi Web3 memungkinkan kreator untuk memonetisasi karyanya sendiri dengan memanfaatkan basis komunitas. Teknologi ini membentuk cara baru lewat hubungan interaktif antara kreator dan penggemar. Siapapun kini dapat menjadi kreator di masa depan

Ruang eksplorasi konten juga semakin berkembang dengan kemunculan kripto, NFT, dan metaverse. Saat ini bahkan banyak kreator bermigrasi ke metaverse di mana mereka dapat memonetisasi karyanya, seperti digital art dan game.

Founder dan CEO Antler Magnus Grimeland mengatakan, kreator menjadi lebih menarik secara finansial karena platform yang ada saat ini memungkinkan mereka untuk memonetisasi karya berbasis komunitas. “Creator economy tidak hanya akan mengubah cara produksi konten, tetapi juga membuka dunia teknologi baru dan peluang monetisasi yang tidak mungkin dilakukan dengan di era Web2,” tambahnya.

Indonesia telah memiliki sejumlah platform NFT yang bermain di berbagai kategori, mulai dari platform penggalangan dana sosial, konten sepak bola, hingga karya seni. Beberapa di antaranya adalah Trinvi, Bolafy, Artpedia, dan BeKind.

eMerge MDI Angel Investor

MDI Ventures Memperkenalkan “eMerge”, Program untuk Fasilitasi Jaringan Angel Investor di Indonesia

Perusahaan ventura milik Telkom Group, MDI Ventures, meluncurkan platform eMerge yang dapat menghubungkan jaringan angel investor dan startup di Indonesia. Platform ini menutup kesepakatan pertamanya yang diperoleh startup livestreaming game Gox dengan nominal yang dirahasiakan.

eMerge merupakan platform yang difasilitasi oleh MDI Ventures untuk mempertemukan angel investor dan startup tahap awal (early stage) di Indonesia. MDI enggan menyebut jumlah angel investor yang telah bergabung ke platform eMerge.

Partner di Centauri MDI-KB Kenneth Li mengatakan, pihaknya ingin membuka kesempatan kepada angel investor untuk berinvestasi di startup lokal. Ia melihat selama ini startup tidak selalu bertemu dengan angel investor yang tepat untuk membangun bisnis.

Selain itu, ekosistem angel investor di Indonesia kurang terekspos karena mereka cenderung menutup identitasnya ketika berinvestasi. Berbeda dengan kiblat industri digital dunia, Amerika Serikat dan Tiongkok yang sudah terbentuk jaringan angel investor-nya.

“Maka itu, kami ingin bantu develop ekosistem ini. Angel investor dapat membawa startup yang mereka temui ke dalam platform ini,” ungkap Kenneth saat dihubungi oleh DailySocial.id.

Tidak ada kriteria khusus bagi angel investor yang ingin berinvestasi melalui platform ini. Namun, Kenneth menambahkan bahwa MDI akan ikut memberikan pendampingan kepada para angel investor ini.

“Kami akan assist dan educate, tetapi angel investors lead the investment. Mereka yang melakukan negosiasi dengan startup. Kami bantu di aspek legal dan due dilligence,” ungkapnya.

Sedikit informasi, eMerge memiliki ketentuan periode investasi dari 1-10 tahun dengan target return sekitar 2,6 kali dalam 3,5 tahun dan internal rate of return (IRR) tahunan sebesar 27%.

Ekosistem angel investor di Indonesia

Berdasarkan laporan Angel Investment Network Indonesia (ANGIN) di 2020, ekosistem angel investor di Indonesia saat ini masuk fase bertumbuh (growing), bersama dengan Filipina, Thailand, dan Vietnam. Sementara ekosistem angel investor di negara tetangga, Malaysia dan Singapura, sudah ada di fase mature.

Di Indonesia, ANGIN merupakan organisasi jaringan angel investor terbesar di Indonesia yang memiliki 130 klien investor, termasuk 80 angel investor individu. Dari jumlah tersebut, ANGIN telah mengumpulkan lebih dari 200 investor tahap awal yang terlibat dalam pendanaan.

Meski VC sudah mulai bermain di ticket size kecil, Impact Investment Lead ANGIN Benedikta Atika menilai bahwa angel investor punya peran yang lebih relevan, terutama bagi startup tahap awal.

Ada beberapa faktor yang melandasi hal ini, yakni fleksibilitas angel investor dalam memberikan dukungan di luar kapital serta minat angel investor untuk memberi dukungan ke sektor niche (misal less-tech enabled model, social impact) yang selama ini dianggap kurang menarik oleh investor pada umumnya.

Dalam jajaran angel investor yang bergabung di ANGIN, terdapat investor institusi yang datang dari VC, keluarga konglomerat, korporat, impact investor, dan organisasi. Sementara dari kalangan individu, datang dari pengusaha, HNWI (High-Net-Worth-Individuals), dan figur publik. Sebesar 80% dari total klien ANGIN adalah orang Indonesia.

Sebelumnya, Founder & CEO Kenangan Kapital Edward Tirtanata juga sempat menyinggung tentang minimnya akses untuk terhubung dengan angel investor di Indonesia. Ia menilai eksistensi angel investor di Indonesia sebetulnya bukannya tidak ada, hanya saja mereka cenderung tak ingin terekspos namanya. Edward sendiri telah menjajal peran baru sebagai angel investor lewat Kenangan Fund selama dua tahun terakhir.