Tag Archives: Empati

Tips Memberikan Empati Bagi Anggota Tim

Memutuskan untuk mendirikan perusahaan berarti siap memimpin tim untuk berjuang. Pendekatan ke tim yang dibawahi tidak hanya soal teknis tetapi juga hubungan sosial guna terus membawa suasana nyaman dan produktif. Berempati adalah strategi yang tepat untuk meningkatkan hubungan sosial, namun harus ada batasan-batasan jelas untuk menghindari kesalahan.

Berikut beberapa hal yang dihindari dalam memberikan empati bagi anggota tim.

Merasa tahu bagaimana perasaan orang lain

Dalam sebuah perbincangan dengan anggota tim, membahas mengenai kesulitan mereka baik secara teknis maupun non teknis terkadang tanpa disadari muncul kalimat “Saya tahu bagaimana perasaan Anda”. Kalimat tersebut diharapkan bisa menimbulkan efek kesamaan rasa dan akhirnya bisa terhubung, namun hal tersebut tidak bekerja untuk semua orang. Terkadang malah memberikan efek sebaliknya.

Alternatif lainnya bisa menggunakan kalimat seperti “Kamu terlihat sangat frustasi, apa itu benar?” dan sejenisnya. Kalimat tersebut bisa membuat pemimpin seolah ingin tahu permasalahan dan menunjukkan kepedulian lebih kepada anggotanya.

Membandingkan cerita dengan milik sendiri

Sebagai pemimpin berkomunikasi intensif dengan anggota tim adalah sesuatu yang diwajibkan untuk menjaga segala sesuatunya berjalan dengan lancar. Ketika tiba di mana seseorang anggota tim mengalami kejadian buruk atau kinerjanya sedang tidak baik jangan coba bandingkan kisah mereka atau kejadian mereka dengan cerita-cerita yang terjadi di diri sendiri.

Anda tidak perlu menceritkan pengalaman Anda tidak tidur demi mengerjakan masalah yang sama yang dihadapi anggota Anda, karena pengalaman dan kemampuan individu tentu berbeda. Untuk bisa menunjukkan rasa empati yang berkesan coba gunakan alternatif seperti “Saya dapat melihat Anda kesusahan tetapi saya harus mengatasi masalah kinerja tim secepatnya, apa yang bisa membantu Anda?”.

Memaksa orang menggunakan cara Anda

Setiap orang berkembang dengan pengalaman masing-masing. Kinerja, faktor pendukung, dan elemen-elemen lain tentu tidak sama. Jadi sebagai orang yang memiliki niatan berempati coba hindari memaksakan pengalaman pribadi Anda untuk diaplikasikan atau digunakan untuk menyelesaikan permasalahan orang lain.

Terlalu berlebihan

Apa pun yang berlebihan tidaklah baik. Termasuk memberikan nasihat. Jika ingin berempati lakukan secukupnya. Tidak usah terlalu banyak memberikan wejangan atau nasihat. Cukup sederhana dan sampaikan bahwa sebagai pemimpin Anda akan selalu bersama tim dan akan membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

Meng-UX-kan Diri Kita

Anda seorang pengembang teknologi yang ingin mempelajari UX? Tidak tahu mulai dari mana, sementara Anda harus terjun langsung menghadapi produk-produk teknologi yang sedang Anda kembangkan? Berikut ini sedikit tips dari pengalaman saya.

1. Mulai dari Empati

Sebagai penggemar gadget, ada kalanya kita cukup canggih dalam mengoperasikan produk-produk teknologi, sehingga tidak sadar kalau pengguna lain tidak sebaik kita. Dengan mudah muncul kata “gaptek” yang mengesankan bahwa mereka yang kesulitan mengoperasikan produk-produk teknologi adalah orang-orang bodoh. Padahal, bisa jadi mereka merupakan mayoritas.

Kita bisa memulai dari pertanyaan-pertanyaan sederhana terhadap mereka yang mengaku gaptek terhadap produk tertentu. Mintalah mereka menggunakan produk itu di depan Anda sambil menunjukkan apa yang menjadi kesulitannya atau apa salah persepsi mereka terhadap suatu fungsi / moda interaksi.

Continue reading Meng-UX-kan Diri Kita