Tag Archives: endeavor

Endeavor Indonesia

Indonesia Menjadi Fokus Utama Endeavor dalam Berinvestasi di Asia Pasifik

Endeavor memiliki Endeavor Catalyst, sebuah modal ventura yang dibentuk secara eksklusif bagi pengusaha dalam jaringan program mereka. Belum lama ini, unit investasi tersebut menutup dana kelolaan keempat senilai $290 juta atau sekitar 4,3 triliun Rupiah — terbesar yang pernah mereka kelola. Dana tersebut dibukukan dari sejumlah institusi dan tokoh ternama, termasuk founder LinkedIn dan Snowflake.

Menurut pemaparan tim Endeavor Indonesia, sejauh ini Endeavor Catalyst telah berinvestasi ke 15 startup di Indonesia — ini menjadi yang terbanyak di Asia Pasifik. Beberapa startup tersebut termasuk Aruna, Bukalapak, BukuKas, eFishery, Investree, HappyFresh, OnlinePajak, dan VIDA. Di seluruh dunia, ada sejumlah 258 startups yang sudah mendapatkan investasi darinya, mulai dari pendanaan tahap awal sampai lanjut.

“Indonesia sendiri menjadi target utama Endeavor Global untuk berinvestasi di Asia Pasifik,” ujar tim Endeavor Indonesia.

Sejak awal dibentuk, Endeavor Catalyst melakukan penyertaan modal berbasis aturan, yaitu hanya terbuka bagi Endeavor Entrepreneurs, dengan besaran maksimal 10% atau $1,5 juta dari total jumlah pendanaan. Karena seluruh founder di jaringannya telah melewati proses seleksi yang ketat di rangkaian programnya, maka tidak lagi perlu melakukan proses uji tuntas sebelum memutuskan untuk menyertakan dana.

Saran untuk founder di masa sulit

Tidak dimungkiri, saat ini banyak startup tengah menghadapi masa sulit. Di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global, mereka memikirkan cara untuk menjaga runway bisnis dengan tetap memacu pertumbuhan. Sejumlah startup akhirnya melakukan efisiensi, termasuk melakukan layoff — beberapa lainnya pivot model bisnis, bahkan sampai menutup bisnis mereka. Fenomena ini tidak hanya dialami startup di Indonesia, namun dari berbagai belahan dunia.

Sebagai sebuah lembaga yang turut membantu startup bertumbuh melalui program akselerasi dan jejaring, Endeavor punya cara sendiri untuk membantu founder menghadapi masa sulit ini. Dikatakan mereka tidak pernah punya saran yang sifatnya “one size fits all”, pendekatannya selalu dipersonalisasi untuk setiap founder.

“Salah satu nilai yang kami junjung di Endeavor adalah ‘network of trust’, yang berarti Endeavor sebagai ruang aman untuk berbagi ketika para pengusaha menghadapi kesulitan atau masalah. Saat masa sulit melanda, maka yang kami lakukan adalah mempertemukan mereka dengan mentor dan peer network yang tepat, baik dari untuk memberikan perspektif, pertimbangan, dan validasi atas permasalahan yang sedang dihadapi. Didukung dengan nilai ‘entrepreneur first‘ yang kami anut, semua masukan diberikan secara obyektif, supaya para founder dapat mengambil langkah yang terbaik bagi diri dan bisnisnya.”

Kendati ekosistem startup tengah diterpa ketidakpastian, namun dikatakan tidak ada perubahan hipotesis atau strategi Endeavor dalam berinvestasi.

“Endeavor fokus pada misi membangun ekonomi yang berkelanjutan, yang bergantung pada high-impact entrepreneurship. Dampak di sini tidak dibatasi pada dampak sosial atau lingkungan, tetapi dampak ekonomi, sehingga kami sering mengukurnya misalnya melalui jumlah lapangan pekerjaan dan pendapatan yang dihasilkan oleh para perusahaan yang dimiliki oleh Endeavor Entrepreneurs.”

Tengah langsungkan ScaleUp Growth Ke-3

Sosialisasi program ScaleUp Growth yang dibawakan tim Endeavor Indonesia dan perwakilan pengusaha di jaringannya / Endeavor
Sosialisasi program ScaleUp Growth yang dibawakan tim Endeavor Indonesia dan perwakilan pengusaha di jaringannya / Endeavor

Endeavor kembali menyelenggarakan “Endeavor ScaleUp Growth Program” untuk yang ketiga kalinya. Program ini merupakan akselerator non-dilutif (tidak melakukan penyertaan modal bagi perusahaan yang terpilih) selama 3 bulan yang dirancang untuk memandu 10 startup terpilih agar dapat menavigasi kompleksitas bisnis menuju skala lanjut.

Endeavor ScaleUp Growth Program Manager Zakia Syifa mengatakan, “Misi Endeavor adalah untuk membuka kekuatan transformasional kewirausahaan dengan cara melakukan seleksi, memberikan dukungan, dan memberikan investasi pada para pendiri top dunia; serta menyediakan wadah untuk berkontribusi kembali ke masyarakat. Seluruh aspek program ini didukung sepenuhnya oleh jaringan pengusaha, mentor, pemimpin bisnis, dan investor Endeavor yang sudah dikurasi sedemikian rupa menyesuaikan kebutuhan dan tantangan perusahaan di fase pertumbuhan.”

Beberapa aktivitas yang ditawarkan oleh ScaleUp Growth Program meliputi sesi mentoring 1-on-1  bersama jaringan lokal maupun global yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap peserta dan usahanya. Selain itu peserta dilibatkan dalam diskusi panel untuk mendapatkan umpan balik atas strategi perkembangan merek dan perspektif baru terhadap tantangan yang sedang dihadapi.

Peserta juga akan memiliki akses ke jaringan investor Endeavor dan seorang Account Manager khusus dari tim Endeavor Indonesia. Selama program, peserta juga akan dipasangkan dengan seorang Endeavor Buddy, yang merupakan high-impact entrepreneur Endeavor sebagai dukungan peer to peer (sesama rekan).

Target selanjutnya di Indonesia

Sejak hadir di Indonesia pada 2012, program Endeavor telah mendukung 76 pengusaha dari 54 perusahaan. Mereka juga telah memiliki 80 mentor lokal, dari total 3.000 mentor yang ada di seluruh jaringan global. Dari startup yang ada di jaringannya, hingga akhir 2021 telah menciptakan lebih dari 3,4 juta lapangan pekerjaan dengan pendapatan sampai $42 miliar.

Lewat ScaleUp Growth Program, diharapkan tahun ini Endeavor bisa membina 20-25 startup baru dari Indonesia. Ke depannya, setelah lulus dari program ini, mereka ingin melanjutkan dukungan dengan mengirimkan para startup ke seleksi panel lokal dan internasional, sebelum akhirnya dapat terpilih menjadi Endeavor Entrepreneur.

Membangun Komunitas untuk Startup

Tantangan Membangun Komunitas dalam “Social Commerce”

Komunitas menjadi sebuah elemen penting dalam membangun dan menjalankan bisnis. Layaknya supporting system, sebuah komunitas merupakan tempat untuk orang-orang dengan pemikiran yang sama berkumpul dan menjalin relasi.

Dalam dunia bisnis, utamanya online, komunitas dapat memberikan pengaruh besar karena bisa menambah koneksi, berbagi wawasan, meningkatkan kepercayaan diri dalam berbisnis, dan tentunya memperluas jangkauan pasar. Hal ini berlaku pada berbagai jenis layanan atau bisnis, tidak terkecuali social commerce.

Sebagai layanan yang mengandalkan interaksi sosial untuk menjangkau pasar, tentunya komunitas menjadi salah satu ujung tombak bisnis social commerce. Hal ini turut diamini oleh Co-Founder & COO Meyer Food Athalia Permatasari dan Co-Founder Evermos Ilham Taufiq yang mengisi sesi diskusi #SelasaStartup di hari Selasa (24/8) lalu.

Dalam diskusi ini, para Co-Founder berbagi pengalaman mengenai peran komunitas dalam keberlangsungan bisnisnya. Selain itu, mereka juga turut mengungkapkan betapa pandemi memiliki efek samping yang luar biasa terhadap para partner/agen maupun perusahaan. Berikut beberapa poin yang dapat diambil dari acara #SelasaStartup yang bekerja sama dengan Endeavor Indonesia dengan topik Scale up 101: Building the Community.

Sesi #SelasaStartup bersama Meyer Food, Evermos, dan Endeavor

Menumbuhkan rasa percaya dan dampak positif

Bertahun-tahun telah berlalu sejak e-commerce berkembang di seluruh Indonesia, tetapi masih ada saja masyarakat yang masih belum mau berbelanja menggunakan platform daring. Mereka lebih memilih untuk datang ke tempat dan menilai secara langsung produk-produk yang ingin mereka beli. Ada beberapa alasan, salah satunya adalah rasa tidak percaya.

Ilham mengaku bahwa salah satu alasan Evermos dibentuk adalah untuk menjangkau konsumen yang masih enggan berbelanja disebabkan kurangnya rasa percaya terhadap platform-platform online. Lalu mereka mencoba masuk ke pasar yang lebih konvensional dengan perpanjangan tangan reseller. Dengan begitu, rasa percaya akan mulai tumbuh seiring konsumen menikmati pengalaman berbelanja yang lebih modern.

Sedikit berbeda dengan layanan Meyer Food yang dilatarbelakangi oleh keluarga salah satu Co-Founder Renny Lim yang merupakan pemilik bisnis supplier daging ayam. Perusahaan memiliki jajaran Co-Founder para wanita, salah satu misi mereka adalah untuk memberdayakan ibu rumah tangga yang juga punya keinginan untuk mandiri secara finansial agar bisa memanfaatkan waktu luang untuk menjadi reseller daging ayam.

Co-Founder & COO Meyer Food Athalia Permatasari turut mengungkapkan,”Kita percaya wanita bisa jadi penopang ekonomi di masa yang akan datang. Jadi, kita fokus untuk menciptakan cerita sukses yang lain, bukan semata-mata mendapat penghasilan. Kami ingin platform ini benar-benar bisa berdampak bagi orang banyak.”

Athalia juga mengungkapkan, “Selama dua tahun terakhir, hal yang sangat rewarding bagi Meyer Food adalah ketika bisnis yang dijalankan ibu rumah tangga yang pada awalnya tidak disetujui suami, bisa memberi hasil yang luar biasa hingga akhirnya meraih pendapatan berkali lipat lalu ikut didukung oleh suaminya.”

Evermos sebagai social commerce yang fokus pada nilai-nilai syariah turut mengungkapkan strateginya untuk bisa menjadi bisnis yang berdampak dengan 2R, yaitu Rupiah dan Ruhiyah. Ilham mengaku bahwa ia tidak hanya fokus dengan hal-hal pragmatis, namun ingin lebih serius untuk bisa mencapai inklusivitas. “Kalau sekedar aspek uang, kita semua tau dunia startup seperti apa,” tambahnya.

Menemukan rekanan yang memiliki integritas

Dalam sebuah komunitas, meskipun memiliki satu kesamaan, tentunya ada berbagai macam karakter individu. Ada yang benar-benar sepenuh hati ingin berperan membangun komunitas, ada yang hanya ikut-ikutan atau berpartisipasi hanya jika ada waktu luang. Tidak ada yang salah, namun ketika masuk ke ranah bisnis, hal ini menjadi tantangan tersendiri.

Dalam menjalankan bisnisnya, Meyer Food menerapkan kemitraan dengan sistem sharing profit untuk setiap item yang dijual. Sebagai partner/mitra bertanggung jawab sebagai distribution point serta menerima pembayaran COD. Tantangan muncul ketika ada partner yang tidak bisa mengelola pengeluaran dengan baik sehingga uang hasil penjualan terpakai untuk hal-hal lain.

Belajar dari pengalaman, Meyer Food kemudian memperketat proses kurasi bagi para mitra. Athalia mengungkapkan bahwa timnya ingin memiliki partner yang bukan hanya sekadar mau berjualan tetapi juga memiliki integritas serta komitmen jangka panjang dalam menjalani bisnis. Saat ini, layanan telah memfasilitasi sebanyak 100 mitra di area Jabodetabek. Mungkin bukan angka yang besar namun timnya memastikan bahwa mereka adalah mitra yang berkualitas.

Sementara di Evermos, pada awalnya layanan yang ditawarkan sepenuhnya gratis. Namun setelah beberapa lama, akhirnya mereka menerapkan proses kurasi dengan metode berbayar untuk melihat keseriusan mitra untuk berjualan. Namun selama pandemi, dua opsi ini tersedia agar tidak mempersulit mitra untuk berjualan.

Ketika membangun sebuah komunitas, sering kali kita memulai dari inner circle atau lingkungan terdekat. Di Meyer Food, pelanggan pertama mereka adalah salah seorang tetangga dari Athalia. Timnya mengaku ada banyak sekali pertimbangan dan kekhawatiran untuk bisnis ini bisa berjalan. Namun, seiring berjalannya waktu dan berkembangnya komunitas, maka satu per satu tantangan bisa dihadapi.

Mempertahankan keterikatan yang kuat

Jalannya sebuah komunitas juga bergantung dengan komunikasi serta interaksi yang baik antar sesama anggotanya. Ketika pandemi Covid-19 melanda, ada banyak pembatasan sosial yang terjadi di masyarakat. Hal ini sedikit banyak berpengaruh dengan keberlangsungan komunitas, dan juga bisnis.

Ketika sebuah bisnis telah memiliki engagement atau keterikatan yang kuat ke sebuah komunitas, maka komunitas tersebut bisa menjadi sumber umpan balik yang terpercaya. Evermos, sebagai social commerce mengaku sering terjun ke lapangan serta berinteraksi secara langsung untuk membangun keterikatan yang kuat dengan para reseller.

Menurut Ilham, banyak partner yang sedang terdampak dari sisi psikologi. “Dalam hal engagement kita harus bisa mengerti kebutuhan partner, termasuk menjadi tempat curhat mereka. Di situ kita belajar lagi untuk bisa jadi pendengar yang lebih baik dan mencoba mengerti kondisi partner. Ada baiknya untuk mendahulukan empati. Ini menjadi salah satu poin penting bagaimana membuat mereka nyaman dan loyal,” tambahnya.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Endeavor ScaleUp Growth Program fokus membantu startup mengakselerasi bisnis

Endeavor Indonesia Gelar “ScaleUp Growth Program”

Bertujuan mendukung para founder dan entrepreneur yang sudah melewati fase product-market fit untuk bisa scale-up melewati inflection point mereka yang selanjutnya, Endeavor Indonesia menggelar program “Endeavor Indonesia ScaleUp Growth Program”.

Mereka yang telah memiliki kantor pusat di Indonesia, telah menjalankan bisnis selama lebih dari dua tahun, telah menerima pendanaan sebesar $2 juta lebih atau mereka yang telah menghasilkan lebih dari $2 juta pendapatan tahunan di tahun 2020, berkesempatan mendaftar dalam program ini.

Ini adalah pertama kalinya Endeavor Indonesia mengadakan program akselerator.

Kepada DailySocial, Entrepreneur Search and Growth Endeavor Indonesia Zakia Syifa mengungkapkan, program ini merupakan akselerator non-dilutif, sehingga Endeavor tidak akan melakukan penyertaan modal bagi perusahaan yang terpilih. Hal ini juga yang menjaga Endeavor untuk menjaga prinsip pertama dan utamanya, yaitu “Entrepreneur First” dengan menyediakan dukungan yang netral melalui mentor-mentor, agar para mereka dapat menentukan langkah terbaik bagi bisnisnya.

“Program ini sepenuhnya didesain untuk menjadi tempat bagi pengusaha untuk tumbuh, menemukan kejelasan dan validasi tentang bisnis dan strategi mereka, serta jawaban atas tantangan-tantangan terbesar dalam proses scaling-up. Selain itu, peserta juga dapat mengembangkan bisnisnya dari sisi komersial melalui jaringan Endeavor yang mereka dapatkan melalui program ini, serta dapat mengakselerasi proses pendanaan bagi mereka yang sedang aktif mencari.”

Untuk mendukung kegiatan yang ada, ScaleUp Program juga akan memanfaatkan sejumlah mentor Endeavor yang sudah ada. Secara keseluruhan saat ini Endeavor Indonesia telah memiliki sekitar 80 orang mentor yang berasal dari pebisnis dan profesional dengan lebih dari 15 tahun pengalaman di bidangnya masing-masing.

“Melalui program ini Endeavor ingin berbuat lebih banyak untuk menyiapkan para entrepreneur untuk memasuki fase scale-up dan menjadi Endeavor Entrepreneur, sehingga ke depannya dapat segera menerima manfaat penuh dari Endeavor sebagai organisasi yang fokus menyediakan dukungan untuk perusahaan scale-up.”

Dukung entrepreneur daerah

Telah hadir sejak 2012, program Endeavor Indonesia yang fokus menyeleksi dan membantu high-impact entrepreneur telah memiliki beberapa rencana dan target yang bakal dilancarkan tahun ini. Salah satunya adalah membantu lebih banyak entrepreneur daerah yang hingga saat ini masih kurang mendapatkan kesempatan, seperti para entrepreneur yang bermukim di kota-kota besar.

“Kami ingin mencari lebih banyak startup yang berasal dari daerah, memiliki latar belakang unik namun memiliki impact yang besar. Bisa jadi mereka yang berasal dari kalangan menegah ke bawah dan memiliki perhatian dengan lingkungan akan menjadi prioritas kami ke depannya,” kata Chairman Endeavor Indonesia 2020 Arif P. Rachmat.

Selama ini Endeavor Indonesia telah membantu entrepreneur berpengaruh mengakselerasi pertumbuhan usaha mereka dengan memperkenalkan mereka ke pakar industri lokal dan global yang menjadi mentor mereka. Endeavor Indonesia juga memberikan akses komprehensif ke pasar, permodalan dan talenta. Salah satu entrepreneur berpengaruh yang didukung oleh Endeavor Indonesia adalah CEO dan Co-Founder eFishery Gibran Huzaifah.

Scale Up Asia 2019

Kewirausahaan dengan Dampak Sosial-Ekonomi Jadi Fokus Endeavor di Scale Up Asia 2019

Kewirausahaan dengan dampak sosial-ekonomi yang signifikan menjadi fokus Endeavor Indonesia dalam ajang “Scale Up Asia 2019: Turning Point”. Chairman of The Board Endeavor Indonesia Harun Hajadi mengatakan, pihaknya mendapati 45 high-impact entrepreneur yang dipilih dari dua ribu unit usaha di seluruh Indonesia.

“Melalui kegiatan Scale Up Asia 2019, Endeavor Indonesia berharap agar semangat high-impact entrepreneurship dapat tersebar lebih luas di Indonesia, sekaligus menjadi sarana pendukung dalam pertumbuhan ekosistem wirausaha,” ujar Harun.

Menurut Harun, 45 pengusaha tadi adalah pimpinan dari 37 perusahaan. Ia menyebut usaha mereka semua telah menyumbang 10 ribu lapangan kerja secara langsung. Penciptaan lapangan kerja ini adalah contoh utama dampak ekonomi-sosial kewirausahaan yang baik.

Sementara itu Kepala Deputi Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Hari Sungkari, menambahkan high-impact entrepreneur banyak diperlukan guna menjaga laju pertumbuhan ekonomi. Ia mengatakan ekonomi digital punya potensi sebesar US$130 miliar atau Rp1.832 triliun pada 2025. Dengan potensi sebesar itu, wirausaha sektor ekonomi digital diharapkan menjadi ujung tombak ekonomi nasional.

“Melalui rangkaian acara Scale Up Asia 2019, para wiraswasta tidak hanya berkesempatan untuk berkonsultasi langsung mengenai masalah terkait bisnis yang mereka hadapi, tapi juga memiliki wadah untuk membahas isu dan tantangan terkait dunia usaha secara lebih komprehensif,” imbuh Hari.

Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadhi menambahkan, ajang yang dihelat oleh Endeavor Indonesia ini membantu dirinya mengakses jejaring internasional. “Selain itu, kesempatan ini juga membuka luas koneksi menuju pihak-pihak potensial yang bisa diajak bekerja sama untuk mengembangkan bisnis, serta membuka kesempatan lainnya yang semula belum terbayangkan. Diri dan perusahaan pun secara otomatis menjadi teraktualisasi.”

Endeavor sendiri merupakan gerakan kewirausahaan global. Di Indonesia, Endeavor telah beroperasi selama tujuh tahun dan mendukung 45 pengusaha tadi, salah satunya adalah Founder & CEO Bukalapak Ahmad Zaky.

Dalam ajang Scale-Up Asia 2019 ini, Endeavor menggelar rangkaian acara yang terdiri dari Pitch Up Competition, Scale Up Connect, dan Scale Up Clinic. Seperti namanya, Pitch Up Competition ini menyeleksi tiga startup terbaik dari 100 peserta. Mereka yang terpilih adalah Piniship (platform logistik untuk UKM), Mospaze (marketplace e-logistik dan gudang on-demand), serta Zendmoney (penyedia jasa multi-currency account yang memudahkan  konsumen dalam pembayaran).

Sementara Scale Up Connect merupakan wadah bagi para pengusaha untuk berjejaring mengenai ekosistem wirausaha di Indonesia yang diikuti oleh 50 pengusaha internasional. Terakhir, Scale Up Clinic merupakan kegiatan mentoring yang pada lima hal yakni: strategi pertumbuhan, pengumpulan dana, sumber daya manusia, marketing & sales, dan operasional.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner Scale Up Asia

Mega Scale Up Clinic Endeavor Berhasil Kumpulkan Lebih Dari 600 Partisipan Industri Kreatif

Gelaran Mega Scale-Up Indonesia keempat yang digelar oleh Endeavor Indonesia telah berhasil mengumpulkan lebih dari 600 entrepreneur muda dan berpengalaman, pemimpin bisnis, investor, praktisi, dan pelaku kunci lainnya. Mereka, 600 partisipan, terlibat dalam sesi speed mentoring, networking, dan juga diskusi mengenai high impact entrepreneur Indonesia. Tujuan dari acara ini adalah untuk mendorong terciptanya ekosistem kewirausahaan yang berdampak luas terhadap masyarakat.

Di negara berkembang seperti Indonesia, pengusaha memang masih menghadapi berbagai tantangan untuk mengakselerasi bisnisnya. Mulai dari role model, rendahnya kepercayaan investor, keterbatasan manajemen yang berkualita, akses pemodalan, dan akses terhadap network. Meski beberapa sudah mulai menurun tingkat kesulitan atau hambatannya, namun beberpa juga dirasa masih sulit.

Melalui ajang Scale-Up yang terdiri dari Gala Dinner, Speed Mentoring, dan Talk show, Endeavor Indonesia ingin membantu pengusaha Indonesia menghadapi tantangan tersebut sehingga dapat mengakselerasi bisnisnya.

Suasana Speed Mentoring dalam Mega Scale Up keempat Endeavor Indonesia / DailySocial

Board Chairman Endeavor Indonesia Harun Hajadi mengatakan, “Kami percaya bahwa high impact entrepreneur dapat menciptakan siklus kewirausahaan kondusif yang secara jangka panjang mampu berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan. Scale-Up Indonesia [ketiga] hadir sebagai wadah untuk membangun ekosistem kewirausahaan yang lebih kuat dan mendukung lebih banyak lagi high impact entrepreneur.”

Harun juga menjelaskan bahwa high impact entrepreneur adalah visioner yang mampu menghasilkan pemasukan terbesar, menciptakan lapangan pekerjaan bernilai tinggi dan memberikan dampak paling signifkan untuk masyarakat.

Sesi Talk Show dalam Mega Scale Up Clinic ke-4 Endeavor Indonesia / DailySocial

Acara Scale-Up Clinic sendiri telah digelar sebanyak tiga kali, namun skalanya tidak sebesar yang keempat ini. Dengan total lebih dari 700 sesi konsultasi dan sekitar 360 jam waktu kumulatif mentoring mencakup 13 topik, Mega Scale-Up Clinic keempat ini juga berhasil dicatatkan ke dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk penyelenggaraan Konsultasi dengan Materi Terbanyak pada Satu Lokasi.

Mayoritas entrepreneur yang mengikuti sesi speed mentoring kali ini adalah startup yang bergerak di bidang teknologi. Sementara para mentor merupakan pemimpin bisnis dan entrepreneur yang berpengalaman dan profesional di berbagai bidang.

Topik yang menjadi fokus mentoring dalam Mega Scale-Up keempat ini terdiri dari Finance, Expanding Southeast, Financial Technology, Government Related, Food & Beverage, Supply Chain, Sales, Marketing & Branding, Fundraising, E-Commerce & Marketplace, Human Resource, Retail, dan Legal.

Penyerahan Rekor Muri untuk ajang Mega Scale Up Clinic ke-4 Endeavor Indonesia / DailySocial

Dalam sesi Talk Show, topik yang didiskusikan menyoroti pentingnya mentor dalam mengakselerasi bisnis yang sedang dibangun. Selain itu, beberapa tantangan para entrepreneur Indonesia juga menjadi bahasan yang tak ketinggalan, seperti akses modal.

Sebagai informasi, para pendiri Bukalapak dan eFishery sebelumnya berhasil terpilih sebagai wirausahawan muda asal Indonesia yang terbukti menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam Endeavor Entrepreneur International Selection Panel ke-63 di Dubai.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Mega Scale Up Clinic Endeavor 2016

Bukalapak dan eFishery Lolos Seleksi Ketat Endeavor Entrepreneur International Selection Panel

Setelah melalui seleksi yang cukup ketat selama kurun waktu 6-12 bulan dilakukan oleh Endeavor Indonesia yang fokus kepada pengembangan high impact entrepreneurship, akhirnya terpilih wirausahawan muda asal Indonesia yang terbukti telah berhasil menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Empat wirausahawan tersebut adalah Achmad Zaky dan Fajrin Rasyid dari Bukalapak, Gibran Huzaifah dari Cybreed, serta Aaron Fishman dari East Bali Cashews.

Para wirausahawan tersebut telah berhasil lolos seleksi International Selection Panel (ISP) Endeavor ke-63 di Dubai dan secara resmi menjadi Endeavor Entrepreneur. Sejumlah nama besar dalam network Endeavor antara lain pimpinan tertinggi di perusahaan sekelas LinkedIn, Omidyar (yang didirikan oleh pemilik eBay), Amazon.com, Microsoft, Google dan masih banyak lagi.

“Lolosnya Zaky dan Fajrin, serta Gibran sangat membanggakan. Dengan menjadi Endeavor Entrepreneur, mereka mendapatkan exposure ke mentor, network, talent, learning events, serta bisa bertemu investor dan Endeavor Entrepreneur lain dari seluruh dunia,” ujar Managing Director Endeavor Indonesia Sati Rasuanto.

[Baca juga: Masuki Usia Keenam, Bukalapak Ingin Rangkul Dua Juta UKM]

Selama tiga hari para pemimpin bisnis global dari Network Endeavor telah melakukan proses wawancara kepada para kandidat melalui tahap akhir ISP. Salah satu alasan terpilihnya empat wirausaha asal Indonesia tersebut adalah kemampuan mereka membangun usaha serta memberikan inspirasi kepada entrepreneur muda lainnya.

Prestasi Bukalapak dan eFishery

Selama ini eksistensi dan prestasi yang telah diberikan oleh Bukalapak memang sudah tidak diragukan lagi. Marketplace yang dibangun untuk membantu lebih banyak peluang bisnis kepada UMKM berhasil menjadi high impact enterprise di Indonesia. Bukalapak sendiri mengklaim pada tahun 2015 sekitar 500 ribu UMKM bergabung dengan Bukalapak dengan pendapatan rata-rata per UKM mencapai Rp 5 juta per bulan dan pertumbuhan dua kali lipat tiap tahunnya.

[Baca juga: Di Atas Kertas, eFishery Layak Disebut Startup Ideal, Tetapi Masih Banyak yang Harus Dibuktikan]

“Sejak didirikan enam tahun lalu, pertumbuhan kami konsisten dan eksponensial. Kami berambisi untuk membantu memberdayakan UKM di seluruh Indonesia dengan memanfaatkan aplikasi jual-beli berbasis internet. Melalui aplikasi Bukalapak kami berharap dapat membantu menyediakan akses ke pasar yang lebih luas dan meningkatkan pendapatan mereka,” kata CEO Bukalapak Achmad Zaky.

Sementara itu kontribusi yang telah diberikan oleh Cybreed melalui teknologi eFishery juga telah terbukti membantu sektor agrikultur dan pangan menjadi lebih efisien. Dengan menghadirkan produk yang berfungsi sebagai alat pemberi pakan ikan dengan sensor yang dapat dikontrol melalui smartphone. Dengan 40% populasi Indonesia bergantung pada agrikultur, bisnis yang didirikan oleh Gibran Huzaifah berpotensi memberikan dampak besar.

Mega Scale-Up Clinic Undang Wirausahawan Berkonsultasi dengan Para Pakar

Setelah sukses pada tiga pagelaran sebelumnya, pada 24 Maret mendatang Endeavor Mega Scale-Up Clinic akan digelar. Menjadi sebuah kesempatan menarik bagi individu atau kelompok yang ingin berkonsultasi langsung dengan pakar seputar kewirausahaan. Pada sesi ini akan dihadirkan para pengusaha, investor, eksekutif dan profesional senior di bidang bisnis yang siap membimbing para peserta.

Sebelumnya, di tahun 2015, Clinic serupa telah diadakan selama tiga batch. Tahun ini akan diawali dengan terobosan besar, mengingat sekitar 300 mentor akan berpartisipasi. Ada beberapa poin penting yang akan dipastikan untuk bisa didapatkan peserta setelah mengikuti Clinic ini.

Pertama, peserta akan mendapatkan insight berkualitas dari sesi konsultasi. Berkomunikasi dengan para mentor secara langsung dapat menjadi kesempatan untuk mencoba menguji seberapa kuat ide dan konsep bisnis yang dimiliki. Kedua, bertumbuhnya jaringan bisnis dengan para wirausahawan, investor dan pengusaha. Selanjutnya peserta akan menjadi bagian dari pemecahan rekor nasional konsultasi terbesar oleh MURI.

Peserta akan berkesempatan berbincang khusus sampai dengan sebanyak-banyaknya 6 mentor dan diberikan waktu 25 menit dengan tiap mentor tersebut.

Endeavor secara khusus juga akan membuka pintu untuk peserta bergabung dalam gerakan kewirausahaan global yang akan turut memberikan dampak sosial di dunia.

Acara ini gratis, namun memiliki tempat terbatas untuk peserta. Setiap peserta diwajibkan terlebih dulu melakukan pendaftaran melalui formulir online yang dibuka hingga 28 Februari mendatang. Tim acara akan melakukan peninjauan apakah pendaftar memenuhi persyaratan sebelum dinyatakan lolos untuk mengikuti acara ini. Untuk itu, sangat disarankan informasi yang dituliskan dalam formulir online berisi resume terbaik dari profil pendaftar.

Berikut ini adalah cuplikan kegiatan Clinic sebelumnya:

SUC3 Session 4

THE DEMO

Bernard Saisse on Kitabisa


Disclosure: DailySocial adalah media partner Endeavor Mega Scale-Up Clinic 2016

Silicon Valley Trip Journal: Day 1, TechCrunch Disrupt

This is part two of Jaka Wiradisuria’s journal of his recent trip to Silicon Valley. Read part one here.

This journey was my first time to United States and it definitely was a remarkable one. I was humbly welcomed by several prominent events by some big names in global Tech industry, i.e. Endeavor, TechCrunch, SalesForce and Gogobot. As soon as I arrived in San Francisco around 1.30pm PST on September 12th 2012, I immediately rushed downtown, to TechCruch Disrupt 2012, one of the most awaited tech startup events in 2012, created by TechCrunch.

Continue reading Silicon Valley Trip Journal: Day 1, TechCrunch Disrupt

Silicon Valley Trip Journal: Prologue

Valadoo co-founder Jaka Wiradisuria recently went to the United States to visit Silicon Valley as part of a program by Endeavor.org for young tech entrepreneurs. He began chronicling his trip on his blog earlier this month and we’ve been given permission to republish his posts here on DailySocial. Continue reading Silicon Valley Trip Journal: Prologue