Sebagai salah satu fasilitator yang memiliki jaringan luas, Endeavor membantu startup dan entrepreneur Indonesia memiliki bisnis yang menguntungkan dan memberikan added value.
Di video ini, DailySocial, bersama Elfitra Augustin dari Endeavor Indonesia, membahas bagaimana potensi pertumbuhan enterpreneur di Indonesia dan seperti apa strategi perusahaan agar perkembangan ekosistem startup di Indonesia lebih merata.
Untuk video menarik lainnya seputar startup dan teknologi, kunjungi kanal YouTube DailySocialTV.
Program 3 bulan ini menawarkan akses kedalam jaringan pemimpin bisnis Endeavor serta platform pertumbuhan yang dapat memandu para sisi pribadi maupun professional para founders terpilih, baik itu sebagai pemimpin maupun pengusaha.
Sejumlah sesi mentoring 1-on-1 dengan jaringan lokal/global Endeavor, diskusi panel mendalam untuk memperoleh umpan balik & wawasan baru, akses ke jaringan investor Endeavor, dan adanya tim Endeavor Indonesia yang didedikasikan khusus, adalah beberapa keunggulan dan pembeda yang dimiliki program ini.
Sebagai tambahan keunikan, dua belas Endeavor High-Impact Entrepreneurs akan dipasangkan dengan peserta SGP1 sebagai bentuk dukungan peer-to-peer selama program berlangsung. ‘Endeavor Buddies’ tersebut adalah Aaron Tan (Carro), Adrian Gunadi (Investree), Vincent Iswaratioso (Dana), Achmad Zaky (Init-6), Kevin Osmond (Printerous), Gibran Huzaifah (eFishery), Vikra Ijas (Kitabisa.com), Lingga Madu (Darutama), Rex Marindo (Foodizz.id), Marshall Pribadi (PrivyID), Iwan Kurniawan dan Kelvin Teo (Funding Societies).
“Misi Endeavor adalah untuk membuka kekuatan transformasional kewirausahaan dengan menyeleksi, mendukung, dan berinvestasi pada para entrepreneur terkemuka di dunia dan menyediakan mereka platform untuk pay-it-forward (berkontribusi kembali). Tim Endeavor Indonesia telah melakukan analisa menyeluruh ke lebih dari 1.000 pengusaha selama 8 tahun terakhir, mengidentifikasi pola tantangan yang selalu dihadapi para pengusaha dalam tahap scaling up, serta menyediakan dukungan berkelanjutan kepada perusahaan yang ada di tahap scale up. Ada gap dan kesempatan dalam ekosistem. Dukungan kepada perusahaan yang berada dalam tahap akselerasi/ seed dengan tahap scale up tidak banyak, sehingga itulah mengapa Endeavor ScaleUp Growth Program ini dibuat. Kami berharap mereka yang telah melalui program ini dapat didukung lebih lanjut dengan trek Endeavor Entrepreneur yang kami miliki,” kata Wayah Wiroto selaku Managing Director Endeavor Indonesia.
Endeavor ScaleUp Growth Program ini didukung oleh Investree, DANA Indonesia, dan Baba Rafi Enterprise yang masing-masing dipimpin oleh Adrian Gunadi, Vincent Iswaratioso, dan Hendy Setiono. Ketiga pengusaha tersebut telah melalui proses seleksi Endeavor di tahun yang berbeda dan menjadi Endeavor Entrepreneur. ScaleUp Growth Program ini sendiri merupakan penambahan dari jalur Endeavor yang sudah ada saat ini.
Konsultasi pro-bono oleh tim Boston Consulting Group Indonesia juga disediakan sebagai tambahan opsional yang dapat dipilih, jika para peserta SGP membutuhkan mitra diskusi untuk sebuah ide/tantangan tertentu. DailySocial.id, sebuah platform inovasi dan teknologi, merupakan media partner untuk ScaleUp Growth Program.
Bertujuan mendukung para founder dan entrepreneur yang sudah melewati fase product-market fit untuk bisa scale-up melewati inflection point mereka yang selanjutnya, Endeavor Indonesia menggelar program “Endeavor Indonesia ScaleUp Growth Program”.
Mereka yang telah memiliki kantor pusat di Indonesia, telah menjalankan bisnis selama lebih dari dua tahun, telah menerima pendanaan sebesar $2 juta lebih atau mereka yang telah menghasilkan lebih dari $2 juta pendapatan tahunan di tahun 2020, berkesempatan mendaftar dalam program ini.
Ini adalah pertama kalinya Endeavor Indonesia mengadakan program akselerator.
Kepada DailySocial, Entrepreneur Search and Growth Endeavor Indonesia Zakia Syifa mengungkapkan, program ini merupakan akselerator non-dilutif, sehingga Endeavor tidak akan melakukan penyertaan modal bagi perusahaan yang terpilih. Hal ini juga yang menjaga Endeavor untuk menjaga prinsip pertama dan utamanya, yaitu “Entrepreneur First” dengan menyediakan dukungan yang netral melalui mentor-mentor, agar para mereka dapat menentukan langkah terbaik bagi bisnisnya.
“Program ini sepenuhnya didesain untuk menjadi tempat bagi pengusaha untuk tumbuh, menemukan kejelasan dan validasi tentang bisnis dan strategi mereka, serta jawaban atas tantangan-tantangan terbesar dalam proses scaling-up. Selain itu, peserta juga dapat mengembangkan bisnisnya dari sisi komersial melalui jaringan Endeavor yang mereka dapatkan melalui program ini, serta dapat mengakselerasi proses pendanaan bagi mereka yang sedang aktif mencari.”
Untuk mendukung kegiatan yang ada, ScaleUp Program juga akan memanfaatkan sejumlah mentor Endeavor yang sudah ada. Secara keseluruhan saat ini Endeavor Indonesia telah memiliki sekitar 80 orang mentor yang berasal dari pebisnis dan profesional dengan lebih dari 15 tahun pengalaman di bidangnya masing-masing.
“Melalui program ini Endeavor ingin berbuat lebih banyak untuk menyiapkan para entrepreneur untuk memasuki fase scale-up dan menjadi Endeavor Entrepreneur, sehingga ke depannya dapat segera menerima manfaat penuh dari Endeavor sebagai organisasi yang fokus menyediakan dukungan untuk perusahaan scale-up.”
Dukung entrepreneur daerah
Telah hadir sejak 2012, program Endeavor Indonesia yang fokus menyeleksi dan membantu high-impact entrepreneur telah memiliki beberapa rencana dan target yang bakal dilancarkan tahun ini. Salah satunya adalah membantu lebih banyak entrepreneur daerah yang hingga saat ini masih kurang mendapatkan kesempatan, seperti para entrepreneur yang bermukim di kota-kota besar.
“Kami ingin mencari lebih banyak startup yang berasal dari daerah, memiliki latar belakang unik namun memiliki impact yang besar. Bisa jadi mereka yang berasal dari kalangan menegah ke bawah dan memiliki perhatian dengan lingkungan akan menjadi prioritas kami ke depannya,” kata Chairman Endeavor Indonesia 2020 Arif P. Rachmat.
Selama ini Endeavor Indonesia telah membantu entrepreneur berpengaruh mengakselerasi pertumbuhan usaha mereka dengan memperkenalkan mereka ke pakar industri lokal dan global yang menjadi mentor mereka. Endeavor Indonesia juga memberikan akses komprehensif ke pasar, permodalan dan talenta. Salah satu entrepreneur berpengaruh yang didukung oleh Endeavor Indonesia adalah CEO dan Co-Founder eFishery Gibran Huzaifah.
Makin sengitnya persaingan bisnis di kota tier 1 Indonesia, seperti Jakarta dan Surabaya, membuat startup-startup baru mencoba mengalihkan fokusnya ke kota-kota tier 2 dan 3. Mereka menawarkan solusi unik yang dianggap relevan untuk menyelesaikan permasalahan di kota tersebut. Diklaim startup seperti ini bisa tumbuh positif meski tidak menawarkan layanan ke kota-kota top tier.
Yogyakarta, misalnya, tidak hanya disebut sebagai surganya para developer, tetapi juga telah melahirkan beberapa startup yang hingga saat ini masih eksis dan bertahan.
Salah satu startup Yogyakarta adalah Titipku. Startup yang didirikan Henri Suhardja ini mengubah strategi yang tadinya berupa marketplace nasional, menjadi marketplace dengan konsep hyperlocal, yaitu fokus mendigitalkan area demi area, dimulai dari pasar sebagai jantung perdagangan setiap area.
“Setiap area Titipku ini luasnya hanya sebesar kecamatan. Kami promosikan kepada masyarakat setempat untuk belanja online dari UKM dan pasar yang mereka sudah kenal melalui Titipku. Kami memperoleh hasil yang sama-sama tinggi, baik di kota besar maupun di daerah. Tidak menyangka bahwa aplikasi Titipku bertumbuh pesat dengan konsep hyperlocal.”
Didirikan sejak tahun 2017, Titipku mengklaim telah merangkul puluhan ribu UKM dan ratusan ribu pengguna. Hingga akhir bulan Desember 2020, perusahaan mencatat pertumbuhan omzet lebih dari 700%. Sepanjang 2020 Titipku juga menambah 31 ribu pedagang baru. Hal ini tercapai berkat kinerja dari sekitar 7 ribu “penjelajah” (istilah untuk pengguna aplikasi yang mengunggah informasi UKM yang ditemui).
Sementara layanan cloud kitchen seperti Waku, meski berbasis di Jakarta, mulai melakukan ekspansi ke kota-kota lain di Indonesia. Setelah melakukan ekspansi di Medan dan Denpasar, kini mereka juga telah hadir di Bandung dan Tegal. Founder & CEO Anthony Gunawan mengungkapkan, alasan utama mengapa kota-kota tersebut dipilih untuk ekspansi adalah adanya klien anchor yang perlu dilayani.
“Selain Denpasar dan Medan, kami sudah berhasil ekspansi ke Bandung dan Tegal juga. Empat kota-kota baru ini termasuk kota yang menjadi target ekspansi kami di tahun 2021,” kata Anthony.
Anthony menambahkan, saat melakukan kurasi wilayah yang ideal untuk ekspansi, mereka mengacu ke peluang pasar dan permintaan ekspansi dari klien. Perusahaan juga melihat kota-kota lain yang memiliki potensi, meskipun belum memiliki klien di lokasi tersebut. Untuk kota-kota tier 2 dan tier 3, Anthony melihat potensinya masih besar.
“Tentunya wilayah-wilayah yang padat dengan perusahaan-perusahaan dan badan-badan pemerintahan. Kami juga mulai fokus pada wilayah padat pendidikan dan organisasi yang akan menjadi target pasar baru kami,” kata Anthony.
Menurut data Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI) di bulan Mei 2019, 52,7 persen startup di tanah air berada di Jabodetabek. MIKTI mencatat ada 168 startup yang tersebar di Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Dibutuhkan sebuah kampanye atau program yang lebih intensif untuk meningkatkan pemerataan semangat kewirausahaan ke seluruh Indonesia.
Sebagai organisasi yang mencari potensi terbaik dari startup Indonesia, Endeavor Indonesia melihat startup di Jabodetabek dan di luar Jabodetabek memiliki potensi dan peluang yang sama besarnya. Endeavor Indonesia berupaya tidak hanya fokus pada daerah tertentu ketika melakukan scouting untuk mencari calon Endeavor Entrepreneur.
“Kami ingin mencari lebih banyak startup yang berasal dari daerah, memiliki latarbelakang unik namun memiliki impact yang besar. Bisa jadi mereka yang berasal dari kalangan menengah kebawah dan memiliki perhatian dengan lingkungan akan menjadi prioritas kami ke depannya,” kata Chairman Endeavor Indonesia Arif P. Rachmat.
Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), hingga Q2 2020, pengguna internet terbanyak berasal dari provinsi Jawa Barat, yakni 35,1 juta orang. Posisi ini disusul Jawa Tengah dengan 26,5 juta orang dan Jawa Timur dengan 23,4 juta orang.
Telah hadir sejak 2012, program Endeavor Indonesia yang fokus menyeleksi dan membantu high-impactentrepreneur berbasis teknologi telah memiliki beberapa rencana dan target yang bakal dilancarkan tahun depan. Mereka juga baru mengumumkan suksesi dengan masuknya jajaran 4 board member baru, salah satunya Co-CEO Gojek Andre Soelistyo.
Dalam sesi temu media secara virtual, Arif P. Rachmat yang baru saja ditunjuk sebagai Chairman Endeavor Indonesia 2020 mengungkapkan, tahun 2021 mendatang diharapkan organisasi ini bisa menjaring lebih banyak startup yang saat ini masih terbilang ‘overlooked’ dan belum banyak diincar oleh venture capital dan program akselerator.
“Kami ingin mencari lebih banyak startup yang berasal dari daerah, memiliki latarbelakang unik namun memiliki impact yang besar. Bisa jadi mereka yang berasal dari kalangan menegah kebawah dan memiliki perhatian dengan lingkungan akan menjadi prioritas kami ke depannya.”
Selama ini Endeavor Indonesia telah membantu entrepreneur berpengaruh mengakselerasi pertumbuhan usaha mereka dengan memperkenalkan mereka ke pakar industri lokal dan global yang menjadi mentor mereka. Saat ini terdapat 73 mentor dengan 436 jam mentoring yang telah didedikasikan. Endeavor Indonesia juga memberikan akses komprehensif ke pasar, permodalan dan talenta.
“Negeri ini butuh lebih banyak high-impactentrepreneur karena mereka dapat membawa Indonesia menjadi negara maju. Presiden Jokowi menyatakan bahwa salah satu syarat menjadi negara maju adalah jumlah entrepreneur di negara tersebut mencapai 14% dari jumlah penduduknya. Dan di Indonesia, angkanya baru sekitar 3%,” kata Arif.
Dukungan mentoring selama program
Salah satu kegiatan yang dinilai cukup menarik dan menjadi keunggulan dari Endeavor Indonesia adalah, kegiatan mentoring yang diberikan kepada startup selama program berlangsung. Salah satu startup yang merupakan lulusan Endeavor Indonesia adalah eFishery.
Menurut Co-Founder & CEO eFishery Gibran Huzaifah, bukan saja berkesempatan bertemu dengan para mentor yang berkualitas, namun insight yang kemudian didapatkan selama mengikuti program adalah, agar startup bisa dream big dan memiliki impian hingga cita-cita yang sangat besar untuk startup yang dimiliki.
“Selama mengikuti program saya juga memiliki kesempatan menjalin relasi dengan penggiat startup yang sudah berpengalaman. Salah satu contohnya adalah pertemuan saya dengan Aldi Haryopratomo dari GoPay yang akhirnya membawa eFishery menjalin kerja sama strategis dengan Gojek saat ini,” kata Gibran.
Gibran Huzaifah bersama dengan Christian Sutardi (Co-Founder, Fabelio) merupakan dua startup asal Indonesia terpilih sebagai Endeavor Entrepreneur of The Year 2020. Penghargaan ini diberikan berdasarkan prestasi yang mereka raih, yaitu berhasil membawa startup mengalami perkembangan positif dan sukses melakukan penggalangan dana.
“Bukan hanya memperkuat skill dan wawasan dari pendiri startup, Endeavor Indonesia juga memiliki Endeavor Academy yang bertujuan untuk memperkuat tim. Kami juga memiliki program untuk memperkuat masing-masing bidang, seperti sales, HR dan lainnya. Kami juga memiliki bantuan terkait legal/hukum, terutama untuk isu yang saat ini sedang hangat yaitu omnibus law,” kata Managing Director Endeavor Indonesia Wayah Wiroto.
Kewirausahaan dengan dampak sosial-ekonomi yang signifikan menjadi fokus Endeavor Indonesia dalam ajang “Scale Up Asia 2019: Turning Point”. Chairman of The Board Endeavor Indonesia Harun Hajadi mengatakan, pihaknya mendapati 45 high-impact entrepreneur yang dipilih dari dua ribu unit usaha di seluruh Indonesia.
“Melalui kegiatan Scale Up Asia 2019, Endeavor Indonesia berharap agar semangat high-impact entrepreneurship dapat tersebar lebih luas di Indonesia, sekaligus menjadi sarana pendukung dalam pertumbuhan ekosistem wirausaha,” ujar Harun.
Menurut Harun, 45 pengusaha tadi adalah pimpinan dari 37 perusahaan. Ia menyebut usaha mereka semua telah menyumbang 10 ribu lapangan kerja secara langsung. Penciptaan lapangan kerja ini adalah contoh utama dampak ekonomi-sosial kewirausahaan yang baik.
Sementara itu Kepala Deputi Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Hari Sungkari, menambahkan high-impact entrepreneur banyak diperlukan guna menjaga laju pertumbuhan ekonomi. Ia mengatakan ekonomi digital punya potensi sebesar US$130 miliar atau Rp1.832 triliun pada 2025. Dengan potensi sebesar itu, wirausaha sektor ekonomi digital diharapkan menjadi ujung tombak ekonomi nasional.
“Melalui rangkaian acara Scale Up Asia 2019, para wiraswasta tidak hanya berkesempatan untuk berkonsultasi langsung mengenai masalah terkait bisnis yang mereka hadapi, tapi juga memiliki wadah untuk membahas isu dan tantangan terkait dunia usaha secara lebih komprehensif,” imbuh Hari.
Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadhi menambahkan, ajang yang dihelat oleh Endeavor Indonesia ini membantu dirinya mengakses jejaring internasional. “Selain itu, kesempatan ini juga membuka luas koneksi menuju pihak-pihak potensial yang bisa diajak bekerja sama untuk mengembangkan bisnis, serta membuka kesempatan lainnya yang semula belum terbayangkan. Diri dan perusahaan pun secara otomatis menjadi teraktualisasi.”
Endeavor sendiri merupakan gerakan kewirausahaan global. Di Indonesia, Endeavor telah beroperasi selama tujuh tahun dan mendukung 45 pengusaha tadi, salah satunya adalah Founder & CEO Bukalapak Ahmad Zaky.
Dalam ajang Scale-Up Asia 2019 ini, Endeavor menggelar rangkaian acara yang terdiri dari Pitch Up Competition, Scale Up Connect, dan Scale Up Clinic. Seperti namanya, Pitch Up Competition ini menyeleksi tiga startup terbaik dari 100 peserta. Mereka yang terpilih adalah Piniship (platform logistik untuk UKM), Mospaze (marketplace e-logistik dan gudang on-demand), serta Zendmoney (penyedia jasa multi-currency account yang memudahkan konsumen dalam pembayaran).
Sementara Scale Up Connect merupakan wadah bagi para pengusaha untuk berjejaring mengenai ekosistem wirausaha di Indonesia yang diikuti oleh 50 pengusaha internasional. Terakhir, Scale Up Clinic merupakan kegiatan mentoring yang pada lima hal yakni: strategi pertumbuhan, pengumpulan dana, sumber daya manusia, marketing & sales, dan operasional.
—
Disclosure: DailySocial merupakan media partner Scale Up Asia
Menginjak di usia kelima beroperasi di Indonesia, Endeavor Indonesia menyelenggarakan Scale-Up Asia 2017 dengan mengangkat tema “High Impact Entrepreneur“. Tema ini diangkat untuk memperkuat ekosistem kewirausahaan Indonesia.
BPS mencatat terjadi kenaikan 4 juta pengusaha dalam kurun waktu 10 tahun belakangan. Jika melihat dari sisi kuantitas, hal ini tentu saja menjadi angin segar meski belum cukup untuk membantu menyokong pertumbuhan ekonomi tanah air. Namun bila melihat dari sisi kualitas, bisa menjadi bumerang karena banyaknya pengusaha yang membuat bisnis belum tentu bisa kontinu bertahan lama akibat tingkat persaingan yang tinggi.
Oleh karenanya lewat kesempatan ini, Endeavor Indonesia, sebuah organisasi nirlaba yang sudah berdiri sejak 1997 dan memfokuskan diri pada pengembangan high impact entrepreneurs, menekankan bahwa dalam dunia kewirausahaan lebih penting untuk meningkatkan kualitas daripada kuantitas.
Sebab menurut Endeavor, seharusnya pengusaha mampu memberikan dampak terhadap masyarakat, menyokong ekosistem kewirausahaan, dan menjadi katalisator bagi ekonomi negara.
Sebagai gambaran, 19 Endeavor Entrepreneur dari 17 perusahaan di Indonesia mampu menciptakan 6.340 lapangan pekerjaan baru dan kontribusi terhadap ekonomi sebesar Rp2,2 triliun di tahun 2015. Saat ini Endeavor Indonesia sudah memiliki 35 orang pengusaha dari 28 perusahaan di dalam jaringannya.
Secara global, Endeavor sudah hadir di lebih dari 25 negara di seluruh dunia. Organisasi tersebut sudah menyeleksi sebanyak 1.421 high impact entrepreneurs dari 886 negara. Bila ditotal para pengusaha yang tergabung di Endeavor telah mencetak pendapatan sebesar US$8,16 miliar dan menciptakan 600 ribu lapangan pekerjaan berkualitas tinggi.
“Kami percaya bahwa high impact entrepreneur dapat menciptakan siklus kewirausahaan kondusif, secara jangka panjang mampu berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan. Acara Scale-Up hadir sebagai wadah untuk membangun ekosistem kewirausahaan yang lebih kuat dan mendukung lebih banyak lagi high impact entrepreneur,” kata Endeavor Indonesia Board Chairman Harus Hajadi, Rabu (15/3).
Acara ini mempertemukan lebih dari 1.000 orang pengusaha muda, mulai dari kalangan CEO, investor, pebisnis, tokoh pemerintahan terkemuka di Indonesia untuk berdiskusi dan mengembangkan jaringan.
Dalam rangkaian acaranya, selama satu hari penuh para mentees akan diisi dengan berbagai kegiatan. Pada pagi hari, mereka akan mengikuti berbagai diskusi panel dengan tema berbeda yang diisi oleh para mentor ahli di masing-masing bidangnya.
Lalu pada siang hari dilanjutkan dengan Mega Scale-Up Clinic, menghadirkan 150 mentor dengan 370 mentees. Dalam sesi ini, para mentees bisa mengajukan satu topik pertanyaan dengan mentor yang sudah ditentukan lokasi untuk per tema. Mereka hanya bisa berdiskusi dengan durasi 20-25 menit. Untuk diskusi lebih lanjut, mentees bisa mengatur pertemuan berikutnya dengan mentor dalam agenda terpisah. Terakhir, pada malam harinya seluruh mentor dan mentees akan menghadiri acara makan malam bersama.
“Endeavor ini menjadi payung paguyuban mengumpulkan mentor dan mentees dalam mendukung usaha yang bisa memberi dampak sosial. Para mentor yang tergabung di sini sudah memberikan komitmennya untuk memberi sesi diskusi terpisah dengan para mentees yang ingin bertanya lebih dalam,” terang CEO RUMA Aldi Haryopratomo.
Presiden dan CEO Maybank Indonesia Taswin Zakaria menambahkan perusahaan melihat kegiatan ini sejalan dengan misi Maybank untuk humanizing financial services yang bermakna bahwa perusahaan akan selalu berada di tengah-tengah komunitas. Caranya dengan memberdayakan masyarakat melalui pembekalan jasa keuangan termasuk kepada pengusaha.
“Forum seperti ini bisa menjadi wadah bagi mentor untuk berbagi pengalaman dan perspektif untuk para pengusaha yang baru mulai usaha. Sebelumnya kami sudah beberapa kali jadi pihak sponsor yang berkaitan pengembangan dunia kewirausahaan,” ucap Taswin.
Siap revisi aturan yang menghambat dunia kewirausahaan
Sementara itu, dari sisi pemerintah dalam hal ini Bekraf, Kepala Bekraf Triawan Munaf menjelaskan pada tahun ini pihaknya akan fokus pada revisi aturan lama atau disebut dengan “Game changing policy year.” Bekraf akan fokus mengidentifikasi aturan mana saja yang perlu direvisi dalam setiap sub sektor di Bekraf.
Salah satu sub sektor yang sudah “diamankan” Bekraf adalah industri perfilman, dalam kaitannya dikeluarkannya film dari daftar negatif investasi (DNI) pada tahun lalu.
“Tahun ini kami akan fokus ke game changing policy year. Saat ini banyak aturan lama yang menghambat gerak ekonomi kreatif, kami masih identifikasi berdasarkan tingkat urgensinya. Untuk film sudah [keluar dari DNI], masih ada 15 sub sektor lagi yang akan diberi kemudahan,” ujar Triawan.
Menurutnya, dengan adanya revisi aturan akan memudahkan gerak para pengusaha dalam menjalankan usahanya agar mudah bersaing secara global maupun dalam negeri. Sekaligus menjadi upaya nyata pemerintah untuk melindungi mereka dari serbuan produk impor yang mayoritas berasal dari Tiongkok.
Di era seperti saat ini, high impact entrepreneurship dinilai menjadi salah satu solusi penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi di tengah gejolak sosial dan persaingan yang kian meleburkan sekat-sekatnya. Menggenggam pada tujuan tersebut. Endeavor Indonesia, organisasi yang fokus pada pembangunan dan penguatan ekosistem kewirausahaan di Indonesia, akan menyelenggarakan Scale Up Asia.
Scale Up Asia akan diselenggarakan pada tanggal 15 Maret 2017 di Hotel Shangri-La Jakarta. Lebih dari 800 pemimpin bisnis, entrepreneur muda maupun yang sudah berpengalaman, investor, praktisi dan pelaku kunci lainnya berpartisipasi di acara ini. Scale-Up Asia terdiri dari Scale-Up Conference, Mega Scale-Up Clinic dan cocktail dinner. Scale Up Asia ini juga menyelenggarakan program Mega Scale Up Clinic, memberikan kesempatan peserta berkonsultasi soal tantangan bisnis dengan para mentor serta membangun jaringan dengan investor dan pemimpin bisnis.
Beberapa pembicara Scale-Up Conference yang akan dihadirkan di antaranya Achmad Zaky (Founder & CEO Bukalapak), Nadiem Makarim (Co-Founder & CEO Go-Jek), Aldi Haryopratomo (Founder & dan CEO Ruma), Markus Bihler (Co-Founder & Vice Chairman Happy Fresh), Suzy Hutomo (Executive Chairman The Body Shop Indonesia) dan masih banyak lagi.
“Kami percaya bahwa high impact entrepreneur dapat menciptakan siklus kewirausahaan kondusif, yang secara jangka panjang mampu berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan. Scale-Up Indonesia hadir sebagai wadah untuk membangun ekosistem kewirausahaan yang lebih kuat dan mendukung lebih banyak lagi high impact entrepreneur,” tutur Board Chairman Endeavor Indonesia Harun Hajadi.
Berdasarkan laporan Organisasi Buruh International (ILO) tahun 2013, Indonesia harus menyediakan lebih dari 17 juta pekerjaan baru dalam kurun waktu 2013-2020. High-impact entrepreneurship dapat menjadi jawaban untuk masalah ketenagakerjaan ini.
“High impact entrepreneur adalah visioner yang mampu menghasilkan pemasukan terbesar, menciptakan lapangan pekerjaan bernilai tinggi dan memberikan dampak paling signifkan untuk masyarakat. Terutama dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), keberadaan para high impact entrepreneur menjadi lebih penting, karena Indonesia akan menjadi penghubung ekosistem kewirausahaan di ASEAN,” tambah Harun.
Di negara berkembang seperti Indonesia, entrepreneur masih menghadapi berbagai tantangan dalam mengakselerasi bisnis, termasuk minimnya role model, rendahnya kepercayaan investor, keterbatasan manajemen yang berkualitas, ketidakmampuan mengakses permodalan, dan kurangnya akses terhadap network. Melalui mentoring dan ekosistem yang mendukung, Endeavor ingin membantu entrepreneur Indonesia menghadapi tantangan tersebut sehingga dapat mengakselerasi bisnisnya.
Peminat acara ini bisa melakukan pendaftaran di sini.
– Disclosure: DailySocial adalah media partner acara Scale-Up Asia.
Gelaran Mega Scale-Up Indonesia keempat yang digelar oleh Endeavor Indonesia telah berhasil mengumpulkan lebih dari 600 entrepreneur muda dan berpengalaman, pemimpin bisnis, investor, praktisi, dan pelaku kunci lainnya. Mereka, 600 partisipan, terlibat dalam sesi speed mentoring, networking, dan juga diskusi mengenai high impact entrepreneur Indonesia. Tujuan dari acara ini adalah untuk mendorong terciptanya ekosistem kewirausahaan yang berdampak luas terhadap masyarakat.
Di negara berkembang seperti Indonesia, pengusaha memang masih menghadapi berbagai tantangan untuk mengakselerasi bisnisnya. Mulai dari role model, rendahnya kepercayaan investor, keterbatasan manajemen yang berkualita, akses pemodalan, dan akses terhadap network. Meski beberapa sudah mulai menurun tingkat kesulitan atau hambatannya, namun beberpa juga dirasa masih sulit.
Melalui ajang Scale-Up yang terdiri dari Gala Dinner, Speed Mentoring, dan Talk show, Endeavor Indonesia ingin membantu pengusaha Indonesia menghadapi tantangan tersebut sehingga dapat mengakselerasi bisnisnya.
Board Chairman Endeavor Indonesia Harun Hajadi mengatakan, “Kami percaya bahwa high impact entrepreneur dapat menciptakan siklus kewirausahaan kondusif yang secara jangka panjang mampu berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan. Scale-Up Indonesia [ketiga] hadir sebagai wadah untuk membangun ekosistem kewirausahaan yang lebih kuat dan mendukung lebih banyak lagi high impact entrepreneur.”
Harun juga menjelaskan bahwa high impact entrepreneur adalah visioner yang mampu menghasilkan pemasukan terbesar, menciptakan lapangan pekerjaan bernilai tinggi dan memberikan dampak paling signifkan untuk masyarakat.
Acara Scale-Up Clinic sendiri telah digelar sebanyak tiga kali, namun skalanya tidak sebesar yang keempat ini. Dengan total lebih dari 700 sesi konsultasi dan sekitar 360 jam waktu kumulatif mentoring mencakup 13 topik, Mega Scale-Up Clinic keempat ini juga berhasil dicatatkan ke dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk penyelenggaraan Konsultasi dengan Materi Terbanyak pada Satu Lokasi.
Mayoritas entrepreneur yang mengikuti sesi speed mentoring kali ini adalah startup yang bergerak di bidang teknologi. Sementara para mentor merupakan pemimpin bisnis dan entrepreneur yang berpengalaman dan profesional di berbagai bidang.
Topik yang menjadi fokus mentoring dalam Mega Scale-Up keempat ini terdiri dari Finance, Expanding Southeast, Financial Technology, Government Related, Food & Beverage, Supply Chain, Sales, Marketing & Branding, Fundraising, E-Commerce & Marketplace, Human Resource, Retail, dan Legal.
Dalam sesi Talk Show, topik yang didiskusikan menyoroti pentingnya mentor dalam mengakselerasi bisnis yang sedang dibangun. Selain itu, beberapa tantangan para entrepreneur Indonesia juga menjadi bahasan yang tak ketinggalan, seperti akses modal.
Sebagai informasi, para pendiri Bukalapak dan eFishery sebelumnya berhasil terpilih sebagai wirausahawan muda asal Indonesia yang terbukti menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam Endeavor Entrepreneur International Selection Panel ke-63 di Dubai.
– Disclosure: DailySocial adalah media partner Mega Scale Up Clinic Endeavor 2016
Setelah melalui seleksi yang cukup ketat selama kurun waktu 6-12 bulan dilakukan oleh Endeavor Indonesia yang fokus kepada pengembangan high impactentrepreneurship, akhirnya terpilih wirausahawan muda asal Indonesia yang terbukti telah berhasil menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Empat wirausahawan tersebut adalah Achmad Zaky dan Fajrin Rasyid dari Bukalapak, Gibran Huzaifah dari Cybreed, serta Aaron Fishman dari East Bali Cashews.
Para wirausahawan tersebut telah berhasil lolos seleksi International Selection Panel (ISP) Endeavor ke-63 di Dubai dan secara resmi menjadi Endeavor Entrepreneur. Sejumlah nama besar dalam network Endeavor antara lain pimpinan tertinggi di perusahaan sekelas LinkedIn, Omidyar (yang didirikan oleh pemilik eBay), Amazon.com, Microsoft, Google dan masih banyak lagi.
“Lolosnya Zaky dan Fajrin, serta Gibran sangat membanggakan. Dengan menjadi Endeavor Entrepreneur, mereka mendapatkan exposure ke mentor, network, talent, learning events, serta bisa bertemu investor dan Endeavor Entrepreneur lain dari seluruh dunia,” ujar Managing Director Endeavor Indonesia Sati Rasuanto.
Selama tiga hari para pemimpin bisnis global dari Network Endeavor telah melakukan proses wawancara kepada para kandidat melalui tahap akhir ISP. Salah satu alasan terpilihnya empat wirausaha asal Indonesia tersebut adalah kemampuan mereka membangun usaha serta memberikan inspirasi kepada entrepreneur muda lainnya.
Prestasi Bukalapak dan eFishery
Selama ini eksistensi dan prestasi yang telah diberikan oleh Bukalapak memang sudah tidak diragukan lagi. Marketplace yang dibangun untuk membantu lebih banyak peluang bisnis kepada UMKM berhasil menjadi high impact enterprise di Indonesia. Bukalapak sendiri mengklaim pada tahun 2015 sekitar 500 ribu UMKM bergabung dengan Bukalapak dengan pendapatan rata-rata per UKM mencapai Rp 5 juta per bulan dan pertumbuhan dua kali lipat tiap tahunnya.
“Sejak didirikan enam tahun lalu, pertumbuhan kami konsisten dan eksponensial. Kami berambisi untuk membantu memberdayakan UKM di seluruh Indonesia dengan memanfaatkan aplikasi jual-beli berbasis internet. Melalui aplikasi Bukalapak kami berharap dapat membantu menyediakan akses ke pasar yang lebih luas dan meningkatkan pendapatan mereka,” kata CEO Bukalapak Achmad Zaky.
Sementara itu kontribusi yang telah diberikan oleh Cybreed melalui teknologi eFishery juga telah terbukti membantu sektor agrikultur dan pangan menjadi lebih efisien. Dengan menghadirkan produk yang berfungsi sebagai alat pemberi pakan ikan dengan sensor yang dapat dikontrol melalui smartphone. Dengan 40% populasi Indonesia bergantung pada agrikultur, bisnis yang didirikan oleh Gibran Huzaifah berpotensi memberikan dampak besar.