Tag Archives: endeus

DailySocial berbincang tentang pengaruh pandemi terhadap bisnis layanan food media, seperti Endeus, Yummy, dan Cookpad Indonesia / Depositphotos

“Ngebulnya” Dapur Platform Resep Online Sejak Pandemi

Bicara urusan perut memang tidak pernah kelar, di tengah pandemi sekalipun. Hal tersebut berdampak pada meningkatnya permintaan untuk semua vertikal bisnis yang berhubungan bisnis makanan secara online, mulai dari layanan food discovery, pesan antar makanan, hingga resep online.

Vertikal bisnis yang pertama dan kedua sudah dimuat DailySocial. Kali ini kami membahas platform resep online. Tiga pemain situs resep online yang beroperasi di Indonesia, seperti Endeus, Yummy, dan Cookpad Indonesia, semuanya kompak menyebutkan terjadi kenaikan yang drastis dari sisi kunjungan situs selama pandemi.

Kenaikan ini punya hipotesis sederhana bahwa untuk tetap bahagia tinggal di dalam rumah selama pandemi, perlu variasi menu makanan sehari-hari. Tidak bisa terus menerus pakai jasa antar makan demi menghemat dana. Salah satu cara adalah mencari inspirasi yang disediakan berbagai situs resep online atau media sosial.

Trafik kunjungan melonjak selama pandemi

Founder dan CEO Kurio David Wayne Ika menceritakan, Endeus ikut terciprat rezeki karena masuk ke dalam industri F&B. Ketertarikan orang yang membentuk kebiasaan baru mengenai dunia memasak naik pesat. Kunjungan ke situs dan aplikasi Endeus bahkan naik sampai 250% sejak awal pandemi.

Endeus adalah online media khusus resep online yang berdiri sejak 2018 dan menjadi bagian Kurio. Dengan tim terpisah, Endeus memproduksi rata-rata 10-12 video masak setiap minggu dibantu oleh tim internal dan tim chef dari sekolah kuliner, dan chef profesional. Kini Endeus memiliki lebih dari 2 ribu konten yang diproduksi eksklusif dari studionya.

Awareness orang-orang mengenai makanan sehat, imun, dan makanan rumah mungkin salah satu yang paling mengubah kebiasaan hidup yang akan tetap bertahan walaupun pandemi berakhir. Kami melihat perubahan lifestyle ini tetap bertahan karena orang makin sadar pentingnya healthy lifestyle ini, Walaupun sekolah dan kantor berangsur normal kembali, kami antisipasi many of them will pack their food from home,” katanya.

Semantara Yummy juga mengklaim lonjakan traffic untuk seluruh platform-nya, baik dari aplikasi maupun media sosial, meski tidak disertai dengan angka pendukung. Menurut penuturan Product Manager Yummy Muhammad Iqbal Zehan, kenaikan ini didukung kondisi kebiasaan baru masyarakat selama pandemi yang sangat memerhatikan faktor higienis dan memilih untuk masak di rumah daripada beli makanan dari luar.

“Untuk mendukung kebiasaan tersebut, kami mengadakan berbagai aktivitas seputar inspirasi kuliner yang bisa dinikmati dari rumah dan virtual event kuliner terbesar di Indonesia: Memasak by Yummy,” terang Iqbal.

Sama seperti Endeus, Yummy merupakan bagian dari media online IDN Media yang dirilis resmi sejak Juli 2019 setelah hampir tiga tahun beroperasi melalui akun media sosialnya. Ambisi Yummy adalah memudahkan generasi milenial dan gen Z yang ingin mulai memasak dengan fitur-fitur sesuai dengan kebutuhan mereka.

Cookpad Indonesia (selanjutnya disebut Cookpad) mengklaim turut mencatatkan kenaikan traffic kunjungan, meski tidak disertai data pendukung. Public Relations and Community Lead Cookpad Indonesia Aprina Dwi Pancasari menuturkan, traffic Cookpad tumbuh organik sepanjang pandemi. Cookpad Indonesia hadir sejak sembilan tahun lalu dan kini memiliki lebih dari 1,5 juta resep yang ditulis pengguna.

“Saat itu banyak pengguna berinteraksi di Cookpad, sebab [kondisi pandemi] ini menjadi momen di mana orang terpaksa harus di rumah dan akses terbatas untuk pergi. Jadi mereka terpacu untuk membuat sesuatu dari rumah. Kami mencoba untuk ajak author untuk berbagi tips ringan, seperti cara menyimpan bahan makanan yang cepat rusak agar dapat bertahan lama,” terangnya.

Kondisi pandemi mendorong banyak pengguna Cookpad mencari inspirasi resep makanan untuk memulai usaha rumahan. Alhasil Cookpad memfasilitasi komunitas di tiap kota untuk bertemu secara virtual agar sesama anggota dapat berbagi bagaimana hasil masakan sebelum layak dijual.

“Komunitas kita bentuk berdasarkan kota. Terbanyak masih dari [Pulau] Jawa, tapi ada juga di Sumatera dan Kalimantan. Kita bentuk komunitas ini melihat dari keaktifan para pengguna Cookpad sebagai author. Selain itu kami cukup idealis karena ingin orang asli di daerah sana yang jadi author untuk memperluas variasi makanan lokal di sana tetap terjaga.”

Peluang bisnis

Hampir separuh pengunjung Endeus mayoritas adalah generasi milenial dengan rentang usia dari 24-35 tahun. Mereka datang dari 10 kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Makassar, Semarang, dan sebagainya. David menuturkan seluruh pengunjung ini rata-rata menyukai mengunjungi konten makanan mengenai modern fusion, hidangan sederhana, dan makanan lokal.

“Selama pandemi, kami melihat kenaikan minat pengunjung untuk mencari konten makanan ringan rumahan, baking, maupun restaurant look a like recipe karena mungkin banyak yang kangen makanan restoran.”

Dari kacamata bisnis, kenaikan traffic ini berdampak pada ekosistem kuliner itu sendiri. Perkembangan inovasi ragam makanan bergerak cepat, mulai dari makanan beku hingga restoran yang mulai agresif mempersiapkan cloud kitchen untuk bertahan. Langkah yang diambil pemilik restoran cukup rasional, mengingat saat ini orang-orang mengurangi aktivitas di tempat keramaian seperti mal dan restoran.

Pada saat yang sama, kebanyakan klien Endeus datang dari sektor makanan, entah itu brand bumbu makanan atau alat masak. Saat pandemi, bisnis mereka tumbuh pesat dan bisa dipastikan tahun depan akan makin agresif karena terus berinovasi merilis produk baru.

David mengaku, ada 3-4 pemain online groceries yang sedang dalam tahap diskusi untuk bekerja sama untuk kemitraan pemasaran, integrasi produk (strategis maupun taktis). Dari sana, ia meyakini posisi Endeus sebagai platform online food media dapat menjembatani kebutuhan online groceries dalam menjangkau para penggunanya.

Dari berbagai survei yang ia kutip, mengatakan online groceries akan menjadi salah satu industri dengan pertumbuhan tercepat. “Mungkin secara persentase belum besar, namun melalui pandemi, kategori ini berhasil membuka market lebih besar dengan “memaksa” orang belajar dan mencoba belanja grocery dipesan lewat ponselnya.”

Sebelum ada pandemi, media niche seperti Niche ini hadir karena ada pangsa pasar kosong di kategori tersebut, seiring tumbuhnya permintaan terhadap konten makanan, masak sederhana yang digabung dengan milenial dan first time home buyer.

Food category is one of the largest addressable market, baik dari jumlah viewers/users sekaligus business potential. [..] Juga memiliki berbagai potensi revenue stream, selain advertising, as the market and user grow.

Sementara demografi Yummy kurang lebih mirip dengan Endeus, datang dari kalangan usia 18-34 tahun. Mereka juga menyukai konten masakan, dari makanan ringan, jajanan, hingga resep kue. Seluruh konten tersebut diproduksi dengan dua cara, dari tim internal Yummy dan user generated content (UGC) dari komunitas chef (panggilan pengguna Yummy).

Iqbal menuturkan, konten internal dibuat dengan matang,melalui proses brainstorming mengenai apa saja makanan yang sedang tren dan menarik bagi milenial dan Gen Z.

“Lalu chef Yummy akan mengkreasikan makanan tersebut dan dikemas menjadi resep makanan dengan lima langkah mudah, lalu video tutorial dikerjakan. Sedangkan [untuk] konten UGC, semua user dapat membagikan ke aplikasi setelah dikurasi oleh Yummy.”

Diharapkan seluruh konten Yummy dapat memberi inspirasi kaum muda untuk meningkatkan kemampuan memasak, bahkan mendapat ide usaha kuliner. Secara bisnis, Iqbal mengaku perusahaan pernah bekerja sama dengan pemain online grocery dan memperoleh respons positif.

“Saat ini kami masih terus fokus pada tutorial resep masakan berbentuk konten digital. Pada dasarnya, kami akan terus mengeksplorasi dan berinovasi dalam berbagai hal yang dapat mewujudkan visi kami, yakni menginspirasi generasi milenial dan Gen Z untuk cook well, eat well, dan live well.”

Hal yang sama diungkapkan Aprina untuk Cookpad. Mayoritas pengguna Cookpad adalah perempuan dengan rentang usia 25-45 tahun. Malah, saat pandemi ini, pengguna Cookpad datang dari kalangan usia 18 tahun.

Ia mengaku fokus perusahaan adalah mendorong orang untuk kembali ke dapur. Dengan big data yang dimiliki perusahaan, dibangun sistem algoritma yang dapat merekomendasikan resep makanan berdasarkan histori pencarian atau bahan spesifik yang ada di rumah atau berdasarkan momen spesial agar inspirasi masak lebih cepat didapat.

Cookpad tidak ikut memproduksi konten, tetapi sepenuhnya memanfaatkan UGC yang diunggah para pengguna.

Fitur berbasis sosial juga ditambah agar pengguna dapat berinteraksi dengan komunitas di sekitar mereka, dengan mengirimkan Recook, emoji, komentar, atau pertanyaan terkait resep. “Kami merilis video langkah pada awal tahun untuk bantu memvisualkan resep, daripada hanya foto, yang berdurasi maksimal 10 detik.”

Model bisnis Cookpad adalah freemium yang dibanderol seharga Rp40 ribu per bulan. Cookpad Premium membuka akses fitur resep teruji untuk pengguna yang ingin mengurangi risiko gagal dalam memasak. Tampilan resep akan diurutkan berdasarkan tingkat popularitas resep-resep yang sudah teruji pengguna Cookpad.

Sebenarnya, seluruh resep di Cookpad juga bisa diakses secara gratis, tapi pengguna hanya bisa mengurutkan dari resep yang paling baru dirilis. “Cookpad Premium untuk orang-orang yang butuh resep dalam waktu cepat dan enggak mau gagal, biasanya mereka cari untuk resep yang agak kompleks.”

Cookpad berasal dari Jepang dan berdiri sejak 1988. Di negara asalnya, Cookpad memiliki lebih dari 50 juta pengguna aktif. Sementara di luar Jepang, Cookpad telah hadir di 74 negara di seluruh dunia dengan kantor pusat di Inggris. Basis penggunanya disebutkan ada lebih dari 42 juta.


Gambar header: Depositphotos.com