Tag Archives: engagement rate

Mau Tahu Performa Konten Anda? Yuk, Pelajari Cara Menghitung Engagement Rate!

Engagement rate adalah metrik yang dapat menentukan keberhasilan postingan konten media sosial. Jika Anda ingin meningkatkan brand awareness bisnis melalui media sosial, maka Anda perlu mempelajari cara menghitung engagement rate.

Sebelumnya, yuk cari tahu pengertian, faktor, manfaat, cara menghitung hingga tools untuk menghitung engagement rate di bawah ini.

Apa itu Engagement Rate?

Melansir dari Hootsuite, engagement rate atau tingkat keterlibatan adalah metrik social media marketing yang mengukur jumlah interaksi suatu konten (atau kampanye, atau keseluruhan akun) dan membandingkannya dengan jangkauan atau pengikut atau ukuran pemirsanya.

Dalam hal analitik media sosial, pertumbuhan pengikut itu memang penting, tetapi akan menjadi menjadi masalah bila pengikut Anda tidak tertarik dengan konten Anda. Maka, Anda memerlukan keterlibatan orang lain dengan comments, shares, likes, dan tindakan lain pada postingan konten.

Selain itu, metrik ini dapat menjadi indikator tingkat brand awareness pada publik. Sebab, peningkatan brand awareness bisa diperoleh dari postingan konten yang mendapat banyak perhatian dari pengikutnya.

Faktor yang Mempengaruhi Engagement Rate

Menurut Sprout Social, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi engagement berdasarkan platform yang digunakan, antara lain : 

  • Website : scroll depth, lama rata-rata pengguna di sebuah halaman, tampilan halaman rata-rata, bounce rate, jumlah shares dan beragam bentuk konversi
  • Media sosial : berbagai media sudah menyertakan metrik untuk menghitung jumlah likes, shares, dan komentar untuk masing-masing konten
  • Facebook : reaksi, klik, komentar, dan shares
  • LinkedIn : interaksi, klik, pengikut diperoleh, dan posts
  • Instagram : likes dan komentar
  • Twitter : retweet, komentar, dan likes
  • Pinterest : likes, komentar, dan pins
  • Email campaign : open rates dan click-through rates

3 Manfaat Menghitung Engagement Rate

Engagement rate membawa manfaat tersendiri untuk akun media sosial bisnis Anda, lho. Berikut penjelasannya!

Menilai User Experience

Dalam konteks situs web, engagement rate yang tinggi menandakan pengguna dapat berinteraksi dengan baik pada konten Anda. Artinya, tujuan kampanye Anda tercapai.

Sedangkan, engagement rate yang rendah menandakan bahwa Anda harus memperbaiki CTA atau konten agar lebih menarik di mata pengguna.

Meninjau Efektivitas Kampanye

Banyak marketer yang menjalankan campaign di akun media sosial. Lalu, untuk menilai tingkat kesuksesan campaign tersebut, biasanya dengan menghitung engagement rate.

Sebab, Anda bisa menghitung jumlah audiens yang berpartisipasi dalam campaign yang sedang berlangsung sehingga mereka melakukan tindakan CTA di kontennya.

Memantau Kinerja Kompetitor

Selain memantau kinerja pribadi, engagement rate juga dapat membantu Anda mengevaluasi kinerja kompetitor Anda, lho. Dari situ Anda bisa mempelajari strategi social media marketing dari kompetitor.

Nah, Anda bisa menggunakan tools, seperti Analisa.io, karena dapat mengevaluasi kinerja akun Instagram dan TikTok Anda serta kompetitor.

6 Cara Menghitung Engagement Rate

Engagement based on Reach (ERR)

ERR digunakan untuk mengukur persentase jumlah orang yang berinteraksi dengan konten Anda setelah melihatnya. Terlepas dari apakah orang tersebut adalah salah satu pengikut Anda atau tidak.

Berikut adalah rumus dari engagement rate pertama ini :

ERR : (Jumlah engagement per post / reach per post) x 100

Lalu, untuk menentukan rata-rata, jumlahkan semua ERR dari postingan yang ingin Anda ratakan, dan bagi dengan jumlah postingan : 

Average ERR : Total ERR / Total Postingan

Misal : [Konten 1 (3.4%) + Konten 2 (3.5%)] / 2 = 3.45%

Engagement based on Post (ERP)

Seperti sebelumnya, rumus ini juga mengukur jumlah orang yang berinteraksi dengan konten Anda. Tetapi bedanya, Anda menggunakan jumlah pengikut Anda alih-alih reach sebagai pembagi.

Berikut adalah rumus dari ERP :

ERP : (Jumlah engagement dalam satu post / Jumlah followers) x 100

Sedangkan, untuk menentukan rata-ratanya dengan rumus :

Average ERP : Total ERP / Total post

Misal : [Konten 1 (4.0%) + Konten 2 (3.5%)] / 2 = 3.75%

Engagement based on Impressions (ER Impression)

Impression rate mengukur seberapa sering konten tersebut tampil di beranda audiens. Berikut adalah rumusnya :

 ER Impressions : (Jumlah engagement dalam satu post / Jumlah impression) x 100

Average ER Impressions : Total ER Impressions / Total post

Daily Engagement Rate (DER)

Seperti namanya, rumus ini berguna untuk mengukur tingkat engagement harian di akun Anda. Dengan DER, Anda bisa mendapatkan informasi tentang bagaimana pengikut Anda berinteraksi setiap hari.

Berikut adalah rumus DER beserta rata-ratanya :

DER : (Jumlah engagement dalam satu hari / Jumlah pengikut) x 100

Average DER : [Total engagement selama X hari / ( X hari x jumlah pengikut)] x 100

Engagement based on View (ERV)

Rumus ini ideal digunakan saat mengukur tingkat engagement pada konten video. Hanya saja, views di sini bersifat generik. Artinya, 1.000 jumlah views yang diperoleh bisa berasal dari 250 pengguna yang melihat postingan Anda berulang kali.

Berikut adalah rumus dari ERV beserta rata-ratanya : 

ERV : (Jumlah engagement dalam post video / Jumlah views video) x 100

Average ERV : Total ERV / Total post

Factored Engagement Rate

Rumus terakhir ini hanya mengukur tingkat engagement berdasarkan salah satu faktornya, seperti jumlah komentar atu likes

Misal, jika Anda ingin mengukur komentar, maka rumusnya akan menjadi seperti :

ER-komentar : [(Jumlah komentar x 2) + engagement lainnya] x 100

3 Tools Menghitung Engagement Rate

Jika Anda sedang malas menghitungnya secara manual, Anda bisa menggunakan tools berikut ini :

Phlanx.com

Phlanx adalah platform marketing yang bisa Anda gunakan untuk mengukur engagement Instagram, TikTok, YouTube, Facebook, Twitch dan Twitter. Selain mengukur engagement, Phlanx juga memiliki fitur competitor tracking dan social media auditors.

Platform ini menyediakan paket free trial selama sebulan dan paket berbayar dimulai dari $49 per bulannya.

Analisa.io

Platform kali ini dapat mengukur tingkat engagement Instagram dan TikTok. Selain itu, Anda bisa mendapatkan laporan tentang hashtag yang sering dipakai dan juga demografinya.

Analisa.io bisa digunakan secara gratis walau tidak semua fitur bisa Anda pakai. Untuk mengakses semua fiturnya, setidaknya Anda harus membayar minimal $69 tiap bulannya.

Hootsuite

Hootsuite adalah platform social media tools yang terkenal. Hootsuite memang menyediakan free trial, tetapi untuk bisa mengakses semua fitur yang ada, Anda harus membayar mulai dari $99 per bulannya. 

Selain mengukur engagement, Anda juga dapat melihat postingan mana yang mendapatkan keterlibatan paling banyak, berapa banyak orang yang telah mengunjungi situs Anda, serta melihat kapan kemungkinan besar audiens Anda melihat postingan Anda.

Bagaimana dengan artikel kali ini? Semoga setelah mengetahui cara menghitung engagement rate, Anda bisa mengukur kinerja kampanye media sosial Anda dengan benar.

Header Photo by Janoon028 on Freepik

Platform apresiasi kreator, seperti KaryaKarsa, bisa membantu mengukur nilai jual konten dan mengetahui daya beli follower / Unsplash

Platform Apresiasi Kreator Mudahkan Perhitungan Konversi Kampanye

Sebagai seorang marketer, tentu saya ingin agar campaign yang saya jalankan meraih semua objective yang ditentukan, supaya sepadan dengan besaran investasi yang dikeluarkan. Biasanya, hitung-hitungan keberhasilan sebuah campaign berpedoman pada ROI. Namun di era digital, ukuran ini semakin rumit karena terdiri dari banyak komponen yang relatif antara satu dengan lainnya. Saking rumitnya perhitungan ini, beberapa perusahaan pun membuat ukuran lain dan menyebutnya dengan RoAS, alias Return on Ad Spend. Nah, salah satu komponen yang biasa dijalankan pada digital campaign adalah influencer marketing.

Sebagai seorang communication strategist, tentu saya ingin agar campaign yang klien percayakan pada agency tempat saya bekerja bisa berhasil melampaui KPI yang ditentukan. Ukuran keberhasilan untuk aset-aset yang dikelola sebagai Owned Media dan Paid Media relatif lebih bisa di-manage. Yang agak susah adalah Earned Media. Selain karena kontrol pembicaraan bukan sepenuhnya di kita, influencer marketing memegang peranan cukup penting. Masalahnya menemukan influencer yang tepat untuk campaign kita itu seperti memilih jodoh. Belum tentu efektif, apalagi mendatangkan ROI bagi klien.

Sebagai seorang influencer, tentu saya ingin agar platform yang saya gunakan bisa menjangkau lebih banyak orang, agar lebih banyak brand tertarik menggunakan jasa saya dalam campaign mereka. Namun jujur saja, karena belum ada standarnya, rate card saya sesuka hati dengan mengedepankan jumlah follower yang saya miliki. Bila ditanya bagaimana mengukur keberhasilan, tak sedikit rekan influencer yang kebingungan. Jangankan conversion rate, hanya segelintir yang bisa menjanjikan engagement rate.

Sebagai seseorang yang berpengalaman di ketiga industri tersebut (empat bila dihitung dengan industri media), saya bisa merasakan sendiri problematika pengukuran efektivitas influencer marketing ini. Si A mahal karena follower banyak tapi engagement kecil sekali. Si B murah dan engagement besar, tapi reach kecil. Mana sih yang seharusnya lebih mahal? Si A atau si B? Lantas, mana yang lebih efektif? Itu baru dua influencer, belum bicara kuantitas. Intinya, bikin pusing, lah! Maka, ketika ada platform yang bisa membantu para influencer yang juga pengembang konten kreatif untuk mengonversikan apresiasi follower mereka dalam bentuk tip atau uang langganan seperti KaryaKarsa, saya pun tertarik untuk mengulik konsepnya dan bekerja di sana.

KaryaKarsa memiliki konsep serupa dengan Patreon yang sudah berhasil membantu 100 ribu kreator terhubung dengan para penggemarnya. Esensi mereka adalah memudahkan penikmat karya berkontribusi dalam bentuk uang sehingga bisa membantu penghasilan kreator yang mereka gemari. Ini artinya influencer, yang juga content creator, akhirnya mampu mengukur berapa banyak penghasilan yang mereka dapat langsung dari follower melalui konten yang mereka buat.

Sejak muncul pada Oktober 2019 hingga pertengahan Maret 2020 ini, KaryaKarsa sendiri telah menampung lebih dari 1.300 kreator dan menyalurkan lebih dari 1 miliar rupiah per bulan ke para kreator! Sebuah angka yang bisa dibilang fantastis untuk sebuah perusahaan rintisan yang baru berusia 5 bulan.

Lantas apa artinya ini bagi marketer dan digital agency? Dengan platform KaryaKarsa, tidak menutup kemungkinan sebuah brand membuat campaign yang berkolaborasi dengan para pengembang konten kreatif dan benar-benar menghasilkan keuntungan dari sana. Bagi influencer sendiri, akhirnya ada platform di mana mereka bisa mengukur nilai jual konten mereka, mengetahui daya beli follower, dan benar-benar mendapatkan uang. Sebuah tambahan penghasilan yang menarik, selain dari sponsorship, endorsement, dan adsense.

Memang, tidak semua influencer adalah content creator. Beberapa campaign juga masih memanfaatkan jasa mereka untuk awareness, reach, dan impression. Namun paling tidak, kini ada platform alternatif yang bisa sedikit mengurangi kepusingan menyusun laporan efektivitas dan ROI sebuah campaign.


Artikel ini adalah artikel tamu yang ditulis oleh Pribadi Prananta (Pipu). Ia adalah seorang marketer, creative communication strategist, dan content creator yang bekerja di KaryaKarsa. Terhubung dengan Pipu di Twitter @pipis dan Instagram @pipu.