Tag Archives: erdy suryadarma

Aplikasi Modular Konser Musik Virtual AR

Modular Kembangkan Platform Acara Online Menggunakan Augmented Reality

Pandemi Covid-19 memaksa hampir semua konser musik ditunda, dibatalkan, atau dialihkan ke panggung virtual. Belum lama ini, Menteri Kesehatan telah mengeluarkan anjuran tentang protokol kesehatan bagi masyarakat di tempat dan fasilitas umum, namun pengalaman yang ditawarkan sangatlah terbatas. Untuk mengisi keterbatasan ini, Modular dikembangkan sebagai inovasi online event berbasis augmented reality (AR).

Ide pembuatan Modular muncul dari CEO Modular Hendra Araji yang mendapat inspirasi setelah melihat beberapa referensi penggunaan teknologi AR di luar negeri.

“Kami melihat ini peluang di mana sudah banyak ide-ide kreatif implementasi AR di industri hiburan di luar negeri. Kami ingin mengajak user untuk bisa menikmati pengalaman berinteraksi dengan musisi atau karya dengan cara yang baru, di mana pun.” tambahnya.

Penerapan augmented reality

Modular menggunakan teknologi AR untuk memungkinkan pengguna menambahkan objek virtual ke dunia nyata. Pemanfaatan teknologi AR sendiri masih terhitung jarang di Indonesia. Pihaknya mengaku, aplikasi ini diciptakan sebagai bentuk adaptasi akan perubahan kondisi dunia saat ini dan sebagai gerbang pemasukan baru bagi industri musik.

Dalam prosesnya, untuk setiap musisi atau seniman lain yang melakukan pertunjukkan di Modular, sebelumnya mereka akan melakukan shooting untuk kemudian ditambahkan ke 3D stage yang sudah didesain. Nantinya artis dan 3D stage itu bisa muncul dan dilihat dengan cara user mengarahkan gawai mereka sampai muncul marker penanda di dalam aplikasi Modular.

Dari sisi pengguna, setelah mengunduh dan menginstal aplikasi Modular, mereka bisa memilih menonton konser musisi yang diinginkan beserta lagunya. Setelah itu, akan muncul tampilan menggunakan kamera belakang dan akan diminta untuk menempatkan 3D Stage yang sudah dibuat. Lalu, akan terlihat musisi beserta 3D stage-nya. Fitur ini juga dilengkapi dengan kapabilitas untuk merekam layar dan langsung berbagi ke media sosial.

Aplikasi Modular sendiri sudah diluncurkan sejak bulan Maret 2020. Namun, saat ini pengguna aplikasi Modular masih terbatas untuk perangkat flagship di platform iOS dan Android.

Erdy Suryadarma selaku Creative Product Manager Modular turut menyampaikan, “Terkait hal ini, kami terus melakukan edukasi kepada user kami terkait keterbatasan perangkat yang ada agar tidak terjadi miskomunikasi di kalangan user.”

Model bisnis dan rencana ke depan

Dalam hal model bisnis, Modular sendiri memiliki beberapa skema. Selain ticket management fee untuk konser berbayar, pihaknya juga menawarkan skema sponsorship untuk rekanan yang mau melakukan brand placement pada acara yang digelar dalam platform Modular.

Dalam beberapa bulan ke depan, Modular berinisiatif untuk menyelenggarakan konser sendiri termasuk manajemen tiket, juga manajemen konten. Terkait bentuk online event, pihaknya mengakui mulai terbuka dengan opsi lain, tidak hanya konser musik saja.

Mengenai pendanaan, Erdy mengungkapkan, “Saat ini kami masih bootstraping, tapi sedang membuka kesempatan untuk seed funding.”

Application Information Will Show Up Here

Layanan Mandala Permudah Komunitas di Kampus Mendapatkan Sponsorship

Kegiatan kampus yang notabenenya diadakan oleh mahasiswa, seringkali membutuhkan biaya yang tidak sedikit agar acara yang diselenggarakan bisa berjalan sukses. Seringkali pihak kampus tentunya memiliki bujet terbatas untuk mengakomodir seluruh biaya tersebut. Alternatifnya, mahasiswa harus turun ke jalan mencari tambahan biaya, termasuk mencari sponsorship.

Mencari sponsorship menjadi pekerjaan yang cukup menyita waktu dan tenaga, sebab mahasiswa harus mengajukan mengirim proposal secara manual ke tiap perusahaan. Proposal yang dikirim belum tentu langsung mendapat konfirmasi dari pihak perusahaan karena ada sejumlah prosedur yang harus dipenuhi. Kesulitan seperti ini dialami oleh banyak komunitas kampus di Indonesia dari zaman dulu hingga saat ini.

Hal inilah yang ingin Mandala coba selesaikan. Mandala mencoba untuk menyediakan sebuah layanan platform online untuk membantu komunitas kampus untuk mencari sponsorship ke berbagai perusahaan serta jasa lain yang dapat diberikan kepada pihak sponsor atau komunitas kampus di Indonesia.

“Awalnya, saya dan teman-teman co-founder memang dulunya sempat aktif di berbagai komunitas dan kegiatan kampus, saat itu kami pernah sama-sama merasa kesulitan saat mencari sponsorship. Lalu setelah kami coba validasi, ternyata masalah ini dihadapi oleh banyak komunitas kampus sejak dulu. Dari situ lahirlah ide Mandala,” kata CEO Mandala Erdy Suryadarma kepada DailySocial.

Proses registrasi untuk komunitas dan sponsor

Founder Mandala

Erdy melanjutkan layanan Mandala terbuka untuk seluruh kampus/perguruan tinggi yang terdaftar secara resmi di Indonesia, juga terbuka untuk perusahaan/lembaga yang memiliki badan hukum dan berkedudukan di Indonesia. Untuk komunitas kampus yang ingin bergabung, mereka harus melakukan registrasi awal lewat laman Mandala.

Setelah itu, mereka harus mengisi beberapa data profil standar untuk nantinya diverifikasi oleh Mandala. Untuk pengajuan sponsorship, komunitas dipersilahkan untuk mengunggah proposal dan mengisi data yang diminta form dalam sistem Mandala.

Jika semua data sudah terisi secara otomatis proposal akan dapat dilihat oleh berbagai calon sponsor. Apabila nantinya ada sponsor yang tertarik, mereka akan memberi notifikasi ke komunitas kampus tersebut untuk selanjutnya dilakukan negosiasi dalam sistem. Setelah ada kesepakatan, nanti akan dibuat MoU terkait dengan hal-hal yang sudah disepakati.

“Proses akan diakhiri ketika komunitas kampus sudah mengisi form report kegiatan dan sponsor sudah memberikan sponsorshipnya.”

Akan tetapi, pihak Mandala tidak bisa memberikan jaminan terkait berapa lama sebuah proposal bisa didanai pihak sponsor. Sebab hal tersebut kembali pada kualitas proposal yang diajukan dan ketertarikan/minat dari calon sponsor.

Saat ini Mandala belum secara resmi diumumkan. Erdy mengaku kalau pihaknya masih melakukan proses sosialisasi kepada user. Targetnya Mandala meluncur secara resmi di Mei 2017 mendatang. Dari situ, pihaknya berharap dapat terjalin kolaborasi yang baik antara komunitas kampus dan perusahaan-perusahaan selaku sponsor.

Sebab hal ini bisa berdampak pada kualitas kegiatan kampus akan semakin baik dan memberi manfaat yang lebih besar lagi kedepannya.

Target bisnis Mandala

Untuk proses monetisasi Mandala, Erdy menerangkan bahwa pihaknya akan menggunakan sistem convenience fee, yakni biaya tambahan yang dikenakan kepada sponsor untuk setiap sponsorship yang terjadi di Mandala.

“Namun untuk fase awal ini, kami memberikan penawaran khusus terkait besaran biayanya.”

Terkait peluncuran aplikasi mobile, Erdy mengaku kalau pihaknya masih terus berencana untuk memperbaiki sistem web-app. Sehingga rencana meluncurkan aplikasi belum ada dalam pipeline. Pasalnya, menurut dia, Mandala memiliki rencana ingin semua aktivitas akan melalui dashboard web-app yang dapat memberikan push notification kepada pengguna.

Sampai akhir tahun ini, Erdy menargetkan ingin menjaring 1.000 komunitas kampus dari seluruh Indonesia, 200 perusahaan sponsor,dan 1.000 proposal yang di-submit dalam sistem Mandala.