Perhelatan ESL Indonesia Championship dan ESL Clash of Nations bukan pesta bagi para penggemar cabang-cabang esports besar saja seperti Dota 2 atau Arena of Valor, tapi juga menjadi wadah berkumpul dan berkegiatan bagi komunitas-komunitas game kompetitif lainnya. Salah satunya yang sangat seru adalah ESL Fighting Arena, turnamen fighting game yang diselenggarakan oleh Advance Guard.
Ada empat fighting game yang dipertandingkan dalam turnamen ESL Fighting Arena, yaitu Tekken 7, Street Fighter V: Arcade Edition, Dragon Ball FighterZ, serta Soulcalibur VI. Total hadiah yang ditawarkan bernilai Rp15.000.000, setengahnya sendiri merupakan hadiah untuk Tekken 7. Maklum, fighting game 3D karya Bandai Namco itu memang dapat dibilang merupakan fighting game terpopuler di Indonesia.
Keempat cabang kompetisi ini banyak diikuti oleh pemain yang sudah cukup terkenal di dunia fighting game Indonesia. Nama-nama seperti R-Tech, Drek, Kontoru, dan AronManurung bermunculan, membuat turnamen kali ini punya level yang tinggi. Khusus untuk cabang Tekken bahkan dihadiri juga oleh pemain-pemain dari luar kota, seperti Semarang dan Surabaya. Selain itu ada juga M45T4Z (alias Mastaz) yang masuk ke tim profesional Bigetron, serta Mishima Boy yang merupakan jawara Tekken 7 di Indonesia Esports Games.
Nama besar ESL tentu juga menambah hype turnamen ini, apalagi kondisi venue yang digunakan pun sangat kondusif untuk berkompetisi. Bram Arman selaku co-founder Advance Guard juga mengaku kagum dengan kualitas produksi turnamen ESL Indonesia Championship.
“Bersyukur udah bisa dikasih kesempatan buat ngisi FGC (fighting game community) di acara dengan brand besar seperti ESL,” kata Bram kepada Hybrid, “Moga-moga ke depannya dari side content bisa dipertimbangkan jadi main content.” Bram sejak lama bermimpi ingin mengusung turnamen fighting game profesional ke panggung besar, tapi untuk mewujudkannya memang tidaklah mudah.
Tekken 7
Meski belum jadi “hidangan utama”, ESL Fighting Arena tetap menyajikan pertandingan-pertandingan seru. Cabang Tekken 7 misalnya, mempertemukan R-Tech dari tim Alter Ego melawan Ayase dari tim DRivals di Grand Final. R-Tech memanjat Losers’ Bracket dengan karakter khasnya, Jack-7. Sementara Ayase bermain sangat agresif dengan Alisa andalannya. Setelah tertinggal 2-0, Ayase sempat mencoba berganti karakter ke Armor King, tapi ia masih belum dapat mendobrak pertahanan R-Tech dan akhirnya terkena bracket reset.
Ayase sempat mencuri satu poin dari R-Tech setelah kembali ke Alisa, akan tetapi R-Tech menunjukkan keahliannya melakukan punish dengan optimal. Ia juga beberapa kali mengonter serangan agresif Ayase dengan Rage Art. R-Tech akhirnya menjadi juara dan berhak membawa pulang hadiah senilai Rp4.500.000. Konon R-Tech sempat berlatih di Korea sebelum mengikuti turnamen ini, jadi kita bisa melihat bahwa usahanya itu tidak sia-sia.
Ada satu pemain dengan performa menarik di cabang Tekken, yaitu TJ dari DRivals. TJ adalah pemain yang biasanya konsisten masuk 3 besar turnamen dan terkenal ahli menggunakan banyak karakter, terutama Geese Howard. Akan tetapi sepanjang turnamen kali ini ia justru memutuskan untuk menggunakan karakter baru, Negan. Pada akhirnya TJ harus tereliminasi lebih awal.
“Saya sangat respect dengan keputusan TJ yang tetap bertahan menggunakan Negan dan tidak switch ke karakter andalan lainnya seperti Geese. Sangat wajar di suatu turnamen seseorang berambisi untuk menang, namun saya melihat TJ ini ingin berkembang dengan menggunakan Negan. Semoga di kemudian hari TJ dapat beraksi di turnamen dengan performa yang lebih baik,” komentar Bram.
Menurut Bram, secara keseluruhan turnamen Tekken 7 ini terbilang sangat sengit dan kompetitif, karena untuk masuk ke Top 8 benar-benar sulit. Mastaz yang sudah masuk tim profesional saja sempat kewalahan di pool ketika bertemu pemain baru bernama Downfall. Begitu pula banyak nama pemain top lain yang gugur sebelum tembus 8 besar, seperti Cobus, Lee_yo, dan lain-lain.
Peringkat Tekken 7:
- Juara 1: Alter Ego | R-Tech
- Juara 2: DRivals | Ayase
- Juara 3: Mishima Boy
- Juara 4: CHAOS | Hero
- Juara 5: CHAOS | SBYRazor
- Juara 5: DRivals | Kids
- Juara 7: Bigetron | M45T4Z
- Juara 7: WIF | Silver
Dragon Ball FighterZ
Sementara itu di cabang Dragon Ball FighterZ, Zet dari Losers’ Bracket bertemu dengan Drek yang dulu memenangkan kompetisi Dragon Radar Tournament di C3 AFA Jakarta. Menariknya, kedua pemain sama-sama mengandalkan Vegito sebagai petarung terdepan. Bedanya Drek menggunakan formasi Saiyan klasik yang terdiri dari SSJ Goku dan SSJ Vegeta, sementara Zet didukung oleh Yamcha dan Videl yang lebih tricky penggunaannya.
Dengan teknik cross-up yang cantik serta rushdown ketat dari tiga karakter Saiyan, Drek mampu membuat Zet kewalahan. Drek juga mampu membaca strategi lawannya ketika Zet bermain terlalu ofensif, dan mementahkan serangan Zet dengan gerakan counter atau jebakan Assist. Drek meraih juara dengan skor 3-0.
Peringkat Dragon Ball FighterZ:
- Juara 1: Drek
- Juara 2: Zet
- Juara 3: RosettaInGBVS
- Juara 4: Ankurupls
- Juara 5: Jems
- Juara 5: Kontoru
- Juara 7: Shamwow
- Juara 7: PsychSenpai
Street Fighter V: Arcade Edition
Grand Master Street Fighter V Indonesia, AronManurung, kembali tampil di Grand Final. Namun berbeda dengan kompetisi Fight Fest 2019 beberapa waktu lalu di mana ia mengandalkan Zeku, kali ini AronManurung justru menjagokan Vega. Ia bertemu dengan Shamwow yang tak kalah kuat. Berbekal karakter Chun-Li, Shamwow dapat membayangi permainan AronManurung dengan ketat.
Baik Vega maupun Chun-Li sama-sama merupakan karakter gesit dengan jarak poke yang jauh, sehingga pertarungan keduanya sangat menguji refleks pemain ketika melakukan footsies. Tapi kemudian di game 4 AronManurung menurunkan tempo permainan dan berganti ke Nash. Sempat terdesak dan nyaris kalah, ia terus bermain ngotot hingga akhirnya menang 3-1 atas Shamwow.
Peringkat Street Fighter V: Arcade Edition:
- Juara 1: AronManurung
- Juara 2: Shamwow
- Juara 3: Kontoru
- Juara 4: Sweet_Martabak
- Juara 5: buramu
- Juara 5: Mampus
- Juara 7: HandyS
- Juara 7: Ubebe
Soulcalibur VI
Kompetisi Soulcalibur VI seolah menjadi ajang bagi Fabiozwei untuk menunjukkan peningkatan kemampuannya. Di turnamen Fight Fest 2019 lalu ia hanya berhasil meraih peringkat 3, akan tetapi kali ini ia berhasil lolos hingga Grand Final meski harus berjuang dari Losers’ Bracket. Di sana, yang sudah menunggunya adalah HOKIHEHE alias Wahontoys, runner-up turnamen Fight Fest. Artinya Grand Final kali ini adalah rematch bagi mereka berdua.
Sayangnya rematch tersebut harus berakhir dengan hasil yang sama. Fabiozwei (Siegfried) terutama sering sekali termakan jebakan gerakan sidestep dari Wahontoys (Seong Mi-na), membuatnya gagal menyerang dan justru terlempar oleh serangan launcher. Di salah satu ronde, taktik ini bahkan sempat membuatnya Ring Out. Tertinggal 0-2, Fabozwei berusaha beradaptasi dan menunjukkan perlawanan, tapi akhirnya ia harus tunduk dari Wahontoys dengan skor 1-3.
Peringkat Soulcalibur VI:
- Juara 1: HOKIHEHE (alias Wahontoys)
- Juara 2: Fabiozwei
- Juara 3: Permac
- Juara 4: MaruMura
- Juara 5: ASHIAAAP
- Juara 5: gojeeb
- Juara 7: Klemot
- Juara 7: Ryuukikun
–
Demikian ulasan singkat tentang berjalannya turnamen ESL Fighting Arena, 29 – 31 Maret 2019 lalu. Fighting game di Indonesia belum mainstream seperti genre MOBA atau battle royale, tapi di dalam ekosistem ini ada komunitas yang berdedikasi dan berprestasi. Harapan kita semoga ke depannya lebih banyak lagi muncul pecinta fighting game yang dapat bermain kompetitif dan mengharumkan nama Indonesia.
Adanya sponsor dan organisasi yang mau mendukung karier atlet esports fighting game juga merupakan faktor krusial. Saat ini memang sudah beberapa yang melakukannya di Indonesia, seperti Alter Ego dan Rex Regum Qeon. Tapi tentu kita ingin agar ada lebih banyak lagi. Apalagi penggemar fighting game dikenal setia dan sangat ulet mendukung game yang mereka sukai. Mudah-mudahan saja ESL Fighting Arena bisa menjadi momentum yang membuat fighting game Indonesia berkembang pesat.
–
Disclosure: Hybrid adalah media partner dari Advance Guard.