Tag Archives: ESPL

EVOS Esports Bakal Ikut di MPL PH S8, Ubisoft Adakan Turnamen Brawlhall di Asia Tenggara

Minggu lalu, ada beberapa kabar menarik seputar dunia esports, baik di tingkat regional maupun global. Salah satunya, EVOS Esports menggandeng Nexplay untuk kembali bertanding di MPL PH. Selain itu, Ubisoft juga mengumumkan bahwa mereka akan menggelar turnamen Brawlhalla di tingkat Asia Tenggara. Di India, ESPL mengumumkan bahwa mereka menjadikan aktor Bollywood, Tiger Shroff, sebagai brand ambassador.

Gandeng Nexplay, EVOS Bakal Kembali Berlaga di MPL PH

EVOS Esports menggandeng Nexplay Esports untuk kembali aktif di skena esports Mobile Legends di Filipina. Pada 2019, EVOS menjadi salah satu organisasi esports dari luar Filipina yang ikut serta di Mobile Legends: Bang Bang Professional League Philippines (MPL PH). Tim EVOS PH mulai berlaga di MPL PH pada Season 3. Hanya saja,  pada akhir Season 4, EVOS memutuskan untuk keluar dari skena Mobile Legends Filipina. Sejak saat itu, mereka telah melewatkan tiga musim dari MPL PH.

Sekarang, tim EVOS-Nexplay akan ikut bertanding di MPL PH Season 8. Sayangnya, roster lengkap dari tim itu belum diumumkan, seperti yang disebutkan oleh Yahoo. Saat ini, empat pemain yang sudah dipastikan akan menjadi bagian dari tim EVOS-Nexplay adalah John Paul “H2wo” Salonga, Renejay “RENEJAY” Barcarse, Tristan “Yawi” Cabrera, dan Setsuna “Dogie” Ignacio.

Ubisoft Umumkan Turnamen Brawlhall untuk Asia Tenggara

Ubisoft umumkan crossover antara Brawlhalla dengan Teenage Mutant Ninja Turtles (TMNT) pada minggu lalu. Keempat kura-kura ninja tersebut akan menjadi Epic Crossover skin untuk empat karakter di Brawlhalla. Leonardo menjadi skin untuk Jiro, Donatello untuk Mirage, Raphael untuk Ragnir, dan Michaelangelo untuk Val. Setiap kura-kura ninja juga akan menggunakan senjata andalan mereka. Crossover dengan TMNT ini menandai munculnya mode baru yang disebut Crew Battles. Dalam Signature Attacks baru, Master Spliter dan Casey Jones akan muncul untuk mendukung pemain, lapor IGN.

Selain crossover dengan TMNT, Ubisoft juga mengumumkan bahwa mereka akan bekerja sama dengan Meta untuk mengadakan empat turnamen Brawlhalla di Asia Tenggara. Seri turnamen yang dinamai SEA Challenger Series itu akan  diadakan setiap minggu, mulai pada 9 Juli 2021 hingga 30 Juli 2021. Menawarkan total hadiah US$5 ribu (sekitar Rp72,4 juta), SEA Challenger Series bisa diikuti oleh semua pemain Brawlhalla di kawasan Asia Tenggara. Selain hadiah uang, 16 pemain terbaik di setiap minggu juga akan mendapatkan item khusus dalam game. SEA Challenger Series juga akan disiarkan di Twitch dan YouTube secara global.

Malaysia Esports League 2021 (MEL21) Siap Digelar, Tawarkan Hadiah Rp698 Juta

Esukan.gg, platform manajemen esports nasional terpusat asal Malaysia, akan menyelenggarakan liga esports tingkat nasional pertama mereka, yang dinamai Malaysia Esports League 2021 (MEL21). Menawarkan total hadiah sebesar MYR200 ribu (sekitar Rp698 juta), MEL21 terbuka untuk semua pemain esports amatir dan semi-profesional dari 13 negara bagian dan 3 kawasan federal di Malaysia.

Malaysia Esports League bakal mengadakan turnamen untuk beberapa game. | Sumber: Issue Wire

MEL21 akan terbagi menjadi dua bagian, yaitu State League dan National League. Sementara game yang diadu dalam liga itu antara lain PUBG Mobile, Mobile Legends: Bang Bang, Dota 2, dan FIFA 21. Dari setiap game, para peserta harus melalui babak kualifikasi di State League. Hanya pemain terbaik di State League yang akan bisa maju ke National League, mewakili negara bagian mereka, menurut laporan Issue Wire.

Aktor Bollywood Tiger Shroff Jadi Brand Ambassador ESPL

Aktor dan penyanyi Bollywood, Tiger Shroff, kini menjadi brand ambassador dari Esports Premier League (ESPL), liga franchise pertama di India. Sayangnya, tidak diketahui berapa nilai kontrak Shroff. Satu hal yang pasti, Shroff merupakan salah satu aktor Bollywood dengan bayaran termahal. Menurut laporan The Esports Observer, Shroff pernah membintangi sejumlah film India populer, seperti Student of the Year 2, War, Munna Michael, dan lain sebagainya. Di kalangan generasi muda India, Shroff juga sangat populer. Tampaknya, hal inilah yang menjadi alasan mengapa ESPL tertarik untuk menggandeng Shroff sebagai brand ambassador.

Tiger Shroff jadi brand ambassador untuk ESPL. | Sumber: The Esports Observer

Ubisoft Kerja Sama dengan Aim Lab

Ubisoft mengumumkan kerja sama mereka dengan platform latihan game shooter, Aim Lab. Kerja sama ini akan berlangsung selama lebih dari satu tahun. Dengan ini, Aim Lab akan menjadi platform resmi untuk mengembangkan skill para pemain Rainbow Six Siege. Di tahun pertama, Aim Lab akan menjadi rekan global dari R6 Pro Circuit dan ditampilkan dalam siaran dari turnamen tersebut. Sementara di tahun kedua, fitur dari Aim Lab akan terintegrasi lebih dalam di Pro Circuit. Mereka akan menampilkan statistik dari para pemain. Selain itu, Aim Lab juga mendapatkan weapon skin eksklusif di R6. Skin tersebut akan menjadi hadiah dari R6 Alm Lab Combine, event yang bertujuan untuk menilai kemampuan para pemain di berbagai skill mekanik, lapor The Esports Observer.

esports sepak bola singapura

Liga Sepak Bola Rehat Karena Corona, Singapura Adakan Turnamen Esports eSPL

Singapore Premier League (SPL), liga sepak bola Singapura, memutuskan untuk mengadakan turnamen esports eSPL karena pertandingan sepak bola masih belum bisa diadakan akibat pandemi virus corona. Untuk mengadakan eSPL, Football Association of Singapore (FAS) bekerja sama dengan Redd+E Sports, Zenway Productions, dan The Gym.

“Karena Covid-19, kami harus membatalkan rencana kami terkait perayaan musim ke-25. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengadakan eSPL. Dengan kompetisi esports itu, para fans sepak bola bisa menikmati pertandingan antara pesepak bola SPL sambil menunggu kompetisi sepak bola sebenarnya bisa kembali diadakan,” kata Jonathan Wong, Director of Commercial and Marketing, Football Association of Singapora, seperti dikutip dari Esports Insider.

Dalam kompetisi eSPL, delapan tim dari liga sepak bola Singapura akan ikut serta. Masing-masing tim akan mengirimkan dua perwakilan untuk saling beradu dalam bermain eFootball Pro Evolution Soccer 2020. Salah satu alasan mengapa FAS memilih untuk mengadakan turnamen eFootball PES adalah karena game itu memiliki editing mode yang memungkinkan para peserta untuk bermain menggunakan jersey dari klub yang mereka wakili.

esports sepak bola singapura
Editing mode pada PES jadi alasan mengapa eSPL menggunakan PES. | Sumber: YouTube

“Kami telah berjuang keras untuk melakukan pelokalan agar karakter dalam game terlihat serupa tim-tim SPL,” ujar Wong. “Dengan begitu, para fans SPL akan bisa merasa lebih familier ketika mereka menonton pertandingan esports sepak bola tersebut.”

Kompetisi eSPL akan dimulai dengan group stage, yang diadakan pada 11 Juli 2020. Sementara babak knockout akan diadakan pada 18-19 Juli 2020. Semua pertandingan dari eSPL — mulai dari group stage, babak semifinal, final, sampai turnamen perempuan — akan disiarkan di Singtel TV, StarHub TV, meWATCH, dan Facebook page dari SPL.

“Kami senang dapat bekerja sama dengan FAS dalam mengadakan eSPL. Hal ini dapat membuat para fans semakin mengenal SPL melalui esports,” kata Yip Ren Kai, Co-founder dan Managing Director, Redd+E. “Di PES, kita dapat membuat seragam yang sama dengan jersey  SPL sementara dalam eSPL, klub sepak bola akan mengirimkan atlet mereka sebagai perwakilan. Kami harap, dua hal ini akan membuat para fans merasa lebih dekat dengan klub favorit mereka. Kami ingin agar eSPL dapat menarik fans sepak bola baru.”

SPL bukanlah liga sepak bola pertama yang mengadakan turnamen esports sepak bola sepanjang pandemi virus corona. Sebelum ini, liga sepak bola Malaysia dan Finlandia telah melakukan hal yang sama. Memang, di tengah pandemi, turnamen esports sepak bola, baik FIFA 20 ataupun eFootball PES 2020, bisa menjadi pelipur lara bagi para pecinta sepak bola.

Strategi ESPL Dalam Buat Turnamen Esports Amatir

Menjadi atlet esports kini bukan sekadar mimpi di siang bolong. Meskipun begitu, tidak mudah bagi seseorang untuk bisa menjadi pemain profesional. Menyadari hal ini, Esports Players League (ESPL) ingin menyediakan platform untuk menyelenggarakan turnamen esports bagi gamer amatir.

Dalam wawancara eksklusif dengan Hybrid.co.id, Lau Kin Wai, Co-founder dan President ESPL menjelaskan bahwa dia percaya, semua gamer seharusnya memiliki kesempatan untuk ikut serta dalam turnamen esports. “Seorang gamer seharusnya bisa membuat tim bersama teman-temannya dan ikut dalam turnamen esports online, membuka jalan bagi mereka untuk menjadi pemain profesional,” ujarnya.

Berbeda dengan kebanyakan penyelenggara turnamen esports, ESPL ingin fokus pada penyelenggaraan turnamen esports secara online. “Esports adalah kegiatan digital, tapi banyak turnamen esports yang menggunakan model bisnis offline,” aku Lau. Memang, belakangan, beberapa turnamen esports mengadopsi model bisnis yang digunakan di olahraga tradisional. Misalnya, Overwatch League dan Call of Duty League yang menetapkan sistem kandang-tandang. Harapannya, tim yang menjadi tuan rumah akan bisa mendapatkan pemasukan ekstra dari penjualan tiket.

CEO ESPL Michael Broada (kiri) serta Co-founder dan President ESPL Lau Kin Wai (kanan).
CEO ESPL Michael Broada (kiri) serta Co-founder dan President ESPL Lau Kin Wai (kanan).

Meskipun begitu, model franchise yang digunakan oleh Activision Blizzard dalam OWL dan CODL juga memiliki kelemahan tersendiri. Salah satunya, tidak semua orang bisa ikut serta dalam turnamen tersebut. Sebaliknya, ESPL ingin mengadakan turnamen esports terbuka yang bisa diikuti oleh para pemain amatir. Dengan begitu, gamer amatir ini diharapkan akan bisa menjadi pemain profesional.

Lau bercerita, salah satu tantangan ESPL pada awal mereka beroperasi adalah mendorong para pemain amatir untuk membentuk tim. “Kami juga harus memberanikan mereka agar tim bisa bertahan cukup lama. Sebagian tim amatir, mereka membubarkan diri dalam waktu singkat,” katanya. Dia mengaku, ada banyak pihak yang tertarik untuk mengikut turnamen esports amatir. Sayangnya, manajemen tim amatir tidak serapi tim profesional. “Kami mencoba untuk melakukan bootcamp, edukasi online, tentang bagaimana mereka bisa mengatur tim,” dia menjelaskan.

Hanya saja, menyelenggarakan turnamen esports online juga memiliki masalah tersendiri. Misalnya, koneksi internet. Terutama karena ESPL menyasar pasar negara berkembang di kawasan Asia Tenggara dan Amerika Latin. Terkait hal ini, Lau berkata, “Jaringan internet, khususnya di kota-kota besar, berkembang pesat. Mereka bisa langsung menggunakan jaringan 5G.” Lebih lanjut dia menjelaskan, mobile game kini juga didesain untuk tidak menggunakan bandwidth besar. Dia juga percaya, infrastruktur internet di kawasan Asia Tenggara dan Amerika Latin akan terus membaik.

Asia Tenggara dan Amerika Latin menjadi target pasar ESPL. Alasannya adalah karena keduanya merupakan pasar game dengan pertumbuhan paling cepat selain Tiongkok. Selain itu, kebanyakan negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan Amerika Latin juga merupakan negara mobile-first. Perangkat mobile menjadi alat utama bagi gamer untuk bermain game. Selain Amerika Latin dan Asia Tenggara, belum lama ini, ESPL juga memasuki pasar India melalui kerja samanya dengan Paytm.

Lau sangat optimistis akan masa depan esports. Dia berkata, “Kami percaya, esports akan menjadi olahraga paling besar dengan jumlah penonton paling banyak.”

ESPL esports india

Gandeng Paytm First Games, ESPL Masuki Pasar Esports India

Esports Players League (ESPL), perusahaan penyedia platform turnamen esports, mengumumkan perjanjian kerja samanya dengan Paytm First Games (PFG), platform gaming asal India. Dengan bantuan PFG, ESPL yang bermarkas di Singapura, akan dapat memasuki pasar esports India.

“India memiliki lebih dari 1,2 miliar mobile gamer dan akan menggelar jaringan 5G pada 2020. Ini menjadikan India sebagai salah satu negara yang ESPL incar, mengingat kami ingin mengembangkan jaringan esports amatir,” ujar CEO ESPL, Michael Broda dalam pernyataan resmi yang diterima oleh Hybrid.co.id. “Paytm adalah rekan ideal bagi kami dalam melakukan ekspansi ke pasar mobile game di India yang tengah berkembang pesat.”

PFG diklaim sebagai platform gaming dengan pertumbuhan paling besar di India. Pada bulan lalu, pertumbuhan jumlah pengguna PFG mencapai 200 persen. Setiap harinya, PFG mendapatkan 75 ribu pemain baru. Saat ini, mereka memiliki lebih dari 500 ribu pengguna aktif harian yang menghabiskan waktu sekitar 30-45 menit untuk bermain di platform PFG.

espl esports india
Paytm First Games menawarkan berbagai game di situsnya.

Melalui kerja sama ini, PFG akan memperkenalkan platform ESPL di India. PFG akan bertanggung jawab untuk menyelenggarakan turnamen esports, mengakuisisi pengguna, mencari sponsor, dan membuat konten. Sementara ESPL akan menyediakan teknologi, sponsorship di tingkat global, serta strategi terkait esports.

“Di tengah pandemik COVID-19, pusat perbelanjaan, bioskop, dan tempat berkumpul lainnya ditutup. Ini membuat banyak orang bermain game online sebagai hiburan,” kata COO Paytm First Games, Sudhanshu Gupta. “Fans esports di India juga terus bertambah. Kerja sama kami dengan ESPL fokus pada liga amatir dan juga esports mobile. Dengan kerja sama ini, kami akan dapat menyelenggarakan turnamen esports yang unik di India sehingga ekosistem game online lokal akan semakin berkembang.”

ESPL fokus untuk membuat liga esports amatir. Tujuannya untuk memudahkan pemain esports amatir menjadi pemain profesional. Saat ini, fokus mereka adalah pada mobile game. Bulan lalu, mereka baru saja mendapatkan investasi dari 500 Startups. Pendanaan tersebut akan mereka gunakan untuk menyelenggarakan turnamen esports pertama mereka. Rencananya, turnamen esports ini akan diadakan pada April sampai November 2020.

Sumber header: The Esports Observer

Tahun Depan, ESPL Buat Turnamen Esports untuk Gamer Amatir

Sekarang, esports tak lagi menjadi industri yang dipandang sebelah mata. Hadiah yang didapatkan pemenang dari turnamen esports kini bisa menyaingi hadiah dari turnamen olahraga tradisional paling bergengsi. Namun, menjadi atlet esports bukanlah hal yang mudah. Ketika Anda hendak meniti karir sebagai atlet esports, ada pengorbanan yang harus Anda lakukan, seperti risiko masalah kesehatan akibat stres dan burnout. Itu tidak menghentikan para gamer amatir untuk bercita-cita menjadi pemain profesional. Perusahaan Singapura, eSports Pro League (ESPL) mengumumkan bahwa mereka berencana membuat turnamen esports global untuk gamer amatir yang mau naik level dan menjadi pemain profesional.

“Kami menyiapkan beberapa liga esports nasional,” kata CEO ESPL, Michael Broda pada VentureBeat. “Kami menyediakan platform teknologi global bagi gamer yang ingin menjadi profesional.” ESPL berencana untuk beroperasi di 16 negara di Asia, Eropa, dan Amerika, dengan Asia sebagai fokus pertama mereka. Mereka tidak hanya ingin membuat turnamen esports, tapi juga mengembangkan keseluruhan ekosistem esports dengan melibatkan media, publisher, tim dan pemain profesional, serta sponsor. Tujuan mereka adalah membuat komunitas yang terbuka dan interaktif.

Meskipun program ESPL ini memiliki skala global, mereka akan bekerja sama dengan perusahaan dan penyelenggara turnamen lokal. Dalam menjalin kerja sama dengan perusahaan lokal, ESPL akan menggunakan model lisensi. Di setiap negara, mereka akan bekerja sama secara eksklusif dengan satu penyelenggara turnamen yang berpengalaman. Dengan bekerja sama dengan perusahaan lokal, ESPL berharap mereka akan bisa menerapkan sistem turnamen yang menggabungkan model online dan offline. Ini juga menjadi cara mereka untuk menjadi lebih unggul dari pesaing mereka.

CEO ESPL dan Chairman | Sumber: VentureBeat / Dean Takahashi
CEO ESPL, Michael Broda dan Chairman Kin Wai Lau | Sumber: VentureBeat / Dean Takahashi

Sementara terkait game yang hendak diadu, ESPL mengatakan mereka ingin membuat turnamen dari beberapa game, misalnya dua game mobile dan satu game PC. Kemungkinan, salah satu game yang akan diadu dalam turnamen adalah Mobile Legends: Bang Bang. Namun, Broda mengatakan, mereka tidak akan terikat dengan game atau publisher tertentu. “Kami melihat, ada infrastruktur yang belum ada dan kami merasa game mobile kini tengah populer,” kata Broda.

Saat ini, ESPL telah mendapatkan dana sebesar US$2 juta dari para investornya, termasuk iCandy Interactive, perusahaan software asal Malaysia, Sedania Innovator Berhad, dan mantan CEO eSports.com Group, Broda. Turnamen pertama ESPL akan diadakan pada Februari 2020. Musim turnamen akan berlangsung hingga Desember 2020. ESPL berharap, mereka bisa menjadikan esports sebagai hiburan untuk penonton global. Untuk merealisasikan itu, Broda mengatakan, ESPL mungkin akan mengakuisisi perusahaan lain.

“Kami ingin membuat struktur yang lebih jelas, misalnya, bermain di tingkat nasional, menjadi pemain terbaik, lalu naik level,” kata Broda. “Kita ada di lingkungan digital, jadi, kita harus menggunakan solusi digital. Kita akan memulai dengan membuat turnamen dan menjadi perusahaan media.”