Tag Archives: esports battle royale

AXE dan EVOS Esports Adakan Kompetisi Game Battle Royale Free Fire

AXE bekerja sama dengan EVOS Esports untuk mengadakan Game Battle Royale Free Fire. Diadakan di seluruh Indonesia, kompetisi ini akan dibagi ke dalam empat regional, yaitu Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan, dan Sulawesi-Papua. Kompetisi akan diadakan secara serentak pada tanggal 28 Oktober. Pendaftaran telah dibuka sejak 11 Oktober lalu dan akan ditutup pada 24 Oktober mendatang. Kompetisi ini ditujukan untuk individu dan bersifat terbuka, jadi, siapapun yang tertarik bisa mendaftar. Pendaftaran juga tidak dipungut bayaran. Jika tertarik, Anda bisa mendaftar di sini.

“Kolaborasi ini merupakan bentuk komitmen AXE dalam mendukung cowok-cowok Indonesia menjadi #GantengCaraGue, salah satunya di dunia esports. EVOS Esports merupakan salah satu klub profesional terbesar di Indonesia dan mereka merupakan rekan yang tepat untuk membantu kami menemukan talenta-talenta atlet esports Indonesia untuk mengharumkan nama bangsa bukan hanya di mata nasional, tapi juga di mata dunia. Untuk mengembangkan potensinya, para pemenang terpilih akan mendapatkan kontrak eksklusif sebagai talent di WHIM.” kata Jonathan Locanawan, Digital Manager AXE Indonesia dalam pernyataan resmi yang diterima oleh Hybrid.co.id.

Sumber: EVOS Esports
Sumber: EVOS Esports

Dari seluruh pendaftar, akan terpilih 192 peserta berdasarkan peringkat pemain. Pemain terbaik dengan akumulasi poin tertinggi dari setiap pertandingan akan mendapatkan kesempatan untuk diberangkatkan ke Jakarta untuk mendapatkan grooming dari Jess No Limit, Brand Ambassador AXE Indonesia. Selain itu, para pemenang juga bisa ikut serta dalam coaching clinic dari EVOS. “Kolaborasi ini sudah kami rencanakan sejak lama, karena kami percaya bahwa penampilan seorang atlet juga dapat meningkatkan rasa percaya diri saat bertanding,” kata Hartman Harris, Chief of Business Operation, EVOS. “Kompetisi ini terbuka untuk seluruh wilayah Indonesia, dari ujung timur hingga barat, karena kami percaya, setiap wilayah di Indonesia memiliki talenta terbaik.”

Peserta yang masuk dalam lima besar di masing-masing regional akan mendapatkan hadiah berupa Free Fire diamond senilai Rp1 juta. Sementara peserta yang menduduki peringkat enam sampai sepuluh mendapatkan jersey resmi kolaborasi AXE Indonesia dan EVOS. Tim dengan logo macan putih ini adalah salah satu organisasi esports paling ternama di Indonesia. Mereka memiliki tim untuk berbagai game esports. Salah satunya adalah Free Fire. Pada April, EVOS berhasil memenangkan Free Fire World Cup 2019 di Thailand. Sementara pada September, mereka mendapatkan juara tiga dalam turnamen Free Fire Asia Invitation (FFAI) 2019. Selain itu, mereka juga memiliki divisi Mobile Legends, yang sukses mendominasi Mobile Legends Professional League Season 4. Tak melulu fokus para prestasi tim, EVOS juga berusaha agar namanya dikenal sebagai merek lifestyle. Untuk itu, mereka bekerja sama dengan Thanksinsomnia dan membuka flagship store pertama mereka pada Agustus lalu.

Epic Umumkan Rincian Fortnite World Cup dengan Total Hadiah US$100 juta

Sampai saat ini genre battle royale sudah berhasil buktikan diri menjadi genre game yang bisa diterima oleh kebanyakan gamers. Contoh nyata pernyataan di atas adalah Apex Legends, yang bisa tembus 10 juta player cuma dalam kurun waktu 3 hari saja. Walau demikian, satu hal yang masih belum bisa dibuktikan oleh genre Battle Royale, adalah nilai layak jual genre ini untuk esports.

Terlepas dari hal tersebut, Epic Games melakukan langkah berani dan tetap selenggarakan Fortnite World Cup sesuai rencana awal. Epic Games sudah mempersiapkan total hadiah sebesar US$100 juta (sekitar Rp1,4 triliun) yang nantinya akan dibagi ke dalam beberapa bagian kompetisi pada tahun 2019 ini. Lewat laman resmi Epic Games, mereka mengatakan perjalanan menuju Fortnite World Cup akan dimulai dengan sepuluh kompetisi mingguan yang digelar secara online.

Sumber:
Sumber: Laman Resmi Epic Games

Kualifikasi online terbuka akan diadakan mulai dari 13 April sampai 16 Juni 2019, dengan hadiah sebesar US$1 juta (Sekitar Rp14 milyar) setiap pekan. Nantinya 100 pemain solo dan 50 pasukan duo terbaik dari seluruh dunia yang terpilih akan dikumpulkan dalam gelaran Fortnite World Cup Finals, yang digelar di kota New York, memperebutkan total hadiah US$30 juta (sekitar Rp420 milyar), pada 26-28 Juli 2019 mendatang, .

Format permainan Battle Royale yang berbeda dari kebanyakan game kompetitif tradisional, membuat eksekusi esports Fortnite jadi lebih menantang untuk dilakukan. Eksperimen pertama Epic Games dalam melakukan hal ini adalah lewat gelaran kompetisi Fortnite Celebrity Pro-AM, yang diikuti oleh DJ ternama Marshmello.

Fortnite Pro-AM sukses besar secara angka. Mengutip Esports Charts kompetisi ini sudah ditonton oleh sebanyak 5.301.306 kali di Twitch, dengan jumlah penonton terbanyak pada saat bersamaan adalah 2.174.818 penonton. Sayangnya kesuksesan angka tersebut tidak diiringi dengan kesuksesan eksekusi program esports Fortnite.

Sumber:
Duet Ninja dan Marshmello, juara kompetisi Fortnite Pro-AM yang berhasil menarik perhatian para gamers dari seluruh dunia. Sumber: The Verge – Nick Statt

Setelah Fortnite Pro-AM, rangkaian kompetisi Fortnite dilanjutkan dengan turnamen online bernama skirmish. Mengutip artikel The Verge, eksekusi Skirmish sebagai salah satu bagian dari rencana besar esports Fortnite ini ternyata mengalami banyak masalah.

Beberapa di antaranya seperti jadwal kompetisi yang bertabrakan dengan kompetisi yang sudah ada, kualitas tayangan Epic Games yang terkesan amatir, kamera spectator in-game yang buruk, sampai kontroversi juara Skrimish yang dituduh sebagai cheater.

Dengan Fortnite World Cup di depan mata, serta liga esports PUBG Amerika Serikat yang sedang berjalan, sejujurnya saya sedikit pesimis dengan esports Battle Royale. Alasannya adalah soal format kompetisi Battle Royale dirasa kurang baik dalam membangun hype dari sebuah rangkaian acara esports.

Selama ini kita sudah terbiasa melihat ada dua entitas tim berhadapan dalam satu pertandingan, baik itu dalam kompetisi esports atau olahraga tradisional. Keseruan pertandingan dua tim tersebut terus meningkat seiring fase kompetisi berlanjut, dengan kedua tim mempertaruhkan hal yang besar dalam pertarungan mereka; entah itu kebanggaan jadi juara dunia atau kesuksesan mendapat hadiah uang yang besar.

Sumber:
Kemenangan OMG di PUBG Global Invitational 2018 kemarin salah satu contoh ketika esports Battle Royale jadi tidak menghibur ketika sudah ada satu tim yang cukup mendominasi dan konsisten. Sumber: Twitter @PUBG

Sementara format kompetisi Battle Royale, berbeda dari MOBA ataupun FPS. Bukan dua tim berhadapan dalam satu pertandingan, melainkan 80 sampai 100 orang yang dibagi menjadi 16 sampai 20 tim, bertanding ronde demi ronde, mengumpulkan poin untuk mencapai peringkat pertama.

Format tersebut tidak menciptakan konsep pertarungan dengan pertaruhan yang tinggi. Satu tim bisa saja kumpulkan banyak poin di awal sampai tengah fase kompetisi. Dengan banyaknya poin yang dikumpulkan, harapannya adalah tim tersebut bisa main santai di fase terakhir tanpa perlu khawatir poinnya dikejar tim lain.

Pada akhirnya, penonton bisa saja menyimpulkan siapa pemenang kompetisi esports Battle Royale tanpa harus menunggu rangkaian acara mencapai hari terakhir. Tetapi itu hanya sedikit opini dari saya saja. Siapa yang tahu kalau ternyata Fortnite World Cup berhasil menyajikan format hiburan yang lebih menarik dan berhasil membuktikan nilai jual game Battle Royale sebagai industri esports.