Tag Archives: Esports Korea Selatan

Biaya Liga Franchise LCK Dikabarkan Mencapai 175 Miliar Rupiah

Tanggal 6 April 2020 kemarin, diumumkan bahwa liga LoL Korea Selatan (LCK) berubah model dari promosi-relegasi menjadi sistem liga tertutup atau franchise model di tahun 2021. Perubahan ini menjadi berita yang cukup besar, karena LCK terbilang sebagai salah satu kiblat skena kompetitif League of Legends internasional.

Ketika diumumkan, besaran harga untuk memasuki liga ini masih belum diinformasikan, tetapi Gen.G sudah memiliki indikasi keingingan untuk masuk ke dalamnya. 17 Juni 2020 kemarin, Esports Observer akhirnya mendapatkan informasi bahwa biaya liga franchise LCK adalah sebesar 10 miliar Won Korea (sekitar 116 miliar Rupiah) untuk tim yang bertanding di LCK sebelumnya.

Untuk tim yang ingin memasuki LCK, biaya investasi yang harus dibayarkan akan lebih besar, yaitu sekitar 12 hingga 15 miliar won Korea (sekitar 140 hingga 175 miliar Rupiah). Namun, Esports Observer mengatakan bahwa besaran biaya tersebut masih dalam diskusi bersama dengan para pemangku kepentingan, yang berpendapat biaya investasi untuk pendatang baru seharusnya lebih tinggi lagi. Secara kasar, biaya ini terbilang lebih murah. Ini mengingat LCS (liga LoL AS) bahkan mematok biaya yang lebih besar, yaitu US$25 juta (sekitar 354 miliar Rupiah) pada tahun 2017.

Dengan perubahan sistem ini, maka LCK akan menghilangkan sistem promosi-relegasi. Sebagai gantinya, LCK akan menghadirkan liga akademi, sistem bagi hasil keuntungan liga kepada tim peserta, dan ketentuan minimal gaji tahunan bagi pemain tim peserta LCK sebesar 60 juta won Korea (sekitar 698 juta Rupiah).

Melihat perubahan sistem dan rekam jejak 10 tim peserta LCK sebelumnya, mungkin setidaknya sudah ada 2 tim yang kemungkinan besar masuk ke dalam liga. Dua tim tersebut adalah T1 yang juga dimiliki oleh Comcast Spectator, dan tentunya Gen.G Esports yang memiliki Dennis Wong dan Silicon Valley Bank sebagai investor.

Sumber: LCK Official
Tim peserta LCK Spring 2020. Sumber: LCK Official

Selain tim dari Korea Selatan sendiri, dikabarkan bahwa tim luar Amerika Serikat juga memiliki ketertarikan untuk masuk ke dalam liga LCK. Masih dari Esports Observer yang mengutip dari media lokal Korea, Fomos, ada dua organisasi esports asal Amerika Utara yang mengirimkan surat tanda ketertarikan. Dua organisasi tersebut adalah NRG Esports dan FaZe Clan.

Kira-kira bagaimana dampak perubahan sistem ini terhadap skena kompetitif League of Legends di Korea Selatan? Satu kemungkinan yang bisa terjadi adalah, kita juga akan melihat organisasi esports asal barat, turut mengikuti liga LoL asal Korea Selatan tersebut.

Gen.G Dikabarkan Masuk ke Dalam Franchise LCK 2021

Awal April lalu, Liga League of Legends Korea Selatan (LCK) mengumumkan akan berganti menjadi franchise model pada tahun 2021. Setelah beberapa saat, Gen.G dikabarkan akan menjadi satu tim yang melamar untuk bergabung ke dalam LCK, mengutip laporan VentureBeat yang terbit senin lalu.

Gen.G merupakan salah satu organisasi esports besar di Korea Selatan. November 2019 lalu, organisasi esports ini juga baru mendapatkan suntikan dana dari akselerator asal New York. Tim mereka di LCK juga merupakan salah satu tim yang disegani. Walau gagal mendapat titel juara LCK 2020 Spring, namun mereka tetap dianggap sebagai satu dari 4 tim terkuat di LCK.

Sumber: Riot Official Media
Sumber: Riot Official Media

Sayangnya belum ada informasi lebih lanjut, terkait biaya investasi franchise model LCK 2021. Sebagai gambaran, biaya investasi Overwatch League adalah 20 juta dolar AS (sekitar Rp309 miliar), Call of Duty League 25 juta dolar AS (sekitar Rp387 miliar), lalu League of Legends Championship Series (LCS Amerika Utara) adalah 10 juta dollar AS (sekitar Rp154 miliar) pada tahun 2017 lalu. Melihat ini, maka bisa jadi harga masuk franchise LCK 2021 akan berada di kisaran tersebut.

Terkait ketertarikan Gen.G terhadap sistem baru LCK di tahun 2021, Chris Park CEO Gen.G memberi komentarnya kepada VentureBeat.

“Kami sedang memikirkan cara untuk membuat struktur agar perusahaan kami bisa terhubung dengan partner strategis. Franchising di esports adalah sesuatu yang baru. League of Legends telah melakukannya di Tiongkok, Eropa, dan Amerika Utara. Korea adalah yang terakhir. Kami berpikir bahwa League of Legends akan menjadi cabang esports yang paling banyak ditonton. Korea Selatan merupakan tempat dengan banyak peluang menarik, mengingat tempat itu adalah tempat lahirnya esports di dunia. Apalagi Korea Selatan memiliki basis pemain nasional terkuat di dunia.”

Sumber: GameReactor
Chris Park, CEO Gen.G. Sumber: GameReactor

Hingga saat ini, liga franchise memang sedang menjadi buah bibir dalam ekosistem esports. Overwatch League bisa dibilang pionir yang menerapkan sistem ini. Setelah kejadian tersebut, beberapa esports game lain pun mulai mencoba menjajakinya.

Dalam konteks lokal ada Mobile Legends Professional League (MPL), yang mulai menerapkan model franchise pada musim ke-4. Tak hanya itu, CS:GO yang bertahan selama bertahun-tahun dengan model kompetisi terbuka, mulai coba gunakan model franchise lewat gelaran Flashpoint. Ini membuat pelaku industri menerka bahwa model ini akan menjadi masa depan bagi esports.

Jika melihat bagaimana model liga ini banyak diterapkan di banyak tempat, dan diterima banyak elemen ekosistem, sepertinya memang model ini punya potensi untuk menjadi lebih umum lagi di masa depan.

Gen.G Keluar Sebagai Juara PUBG Global Championship 2019

Tanggal 27 November 2019 lalu menjadi akhir dari gelaran PUBG Global Championship 2019. Setelah 12 ronde pertandingan dengan persaingan yang ketat pada babak Grand Finals, Gen.G keluar sebagai juara, menundukkan 15 tim kontestan lainnya.

Tetapi, dari total 15 tim kontestan yang bertanding, FaZe Clan, 4AM, dan OGN Entus Force menjadi penantang terberat bagi Gen.G. Pada hari pertama babak Grand Final, mereka berhasil menyelesaikan pertandingan dengan 56 poin, hanya terpaut 5 poin saja dengan peringkat kedua, tim 4AM. Untungnya mereka bermain dengan stabil pada hari berikutnya, walau beberapa kali juga sempat terhenti di peringkat bawah dalam beberapa rode pertandingan.

Jelang babak akhir, persaingan berjalan dengan semakin ketat. Tiga tim, FaZe Clan, 4AM, dan Gen.G memiliki perbedaan poin yang tipis-tipis. Ditambah lagi, Circle pada ronde keenam semakin membuat penonton gigit kuku karena ketegangan. Circle bergerak ke arah barat map Erangel, menyisakan proporsi daratan yang sangat sempit, memaksa semua tim untuk bertarung lebih dini.

Pada pertandingan terakhir, di ronde 15, kesempatan terbuka lebar bagi tim Gen.G. 4AM tertunduk di awal permainan, sementara FaZe Clan dipaksa bermain defensif yang membuat mereka kesulitan mendapatkan kill.

Gen.G segera mengambil kesempatan terseubt, melibas CJ Entus Force serta kontestan lainnya, dan mengamankan kill dua digit. Walau Gen.G arus terhenti di peringkat 4, namun FaZe Clan terhenti tepat setelahnya. Dengan perolehan kill yang jauh lebih banyak, Gen.G berhasil menjadi juara dengan total perolehan 111 poin, terpaut sangat tipis dengan sang runner-up yang berhasil memperoleh 101 poin.

Kemenangan yang tertunda

Gen.G sebenarnya bisa dibilang sebagai salah satu tim terkuat di kancah kompetitif PUBG PC sejak lama. Sayangnya tahun lalu mereka gagal mendapatkan tahta juara, dan menutup perjuangannya di peringkat 11 pada PUBG Global Championship 2018.

Tahun itu, format kompetisi PUBG memang agak sedikit berbeda, dan Gen.G mengirimkan dua wakil. PGC 2018 membagi pertandingan menjadi dua bagian, pertandingan dalam format third person perspective (TPP) dan format first person perspective (FPP). Gen.G Gold keluar menjadi juara pada format TPP, sementara Gen.G Black menyelesaikan perjuangannya di peringkat 11 dalam format FPP.

Kini, dengan format FPP yang menjadi standar kompetisi PUBG PC, Gen.G yang berisikan Kim Chelator” Min-ki, Park “Loki” Jung-young
Go “Esther” Jeong-wan, Kang “taemin” Tae-min, Cha “Pio” Seung Hoon, berhasil merengkuh tahta tim terkuat dan menunjukkan posisi Korea Selatan sebagai regional PUBG terkuat sejauh ini.

Sebagai juara, Gen.G berhak menerima total hadiah sebesar US$2 juta atau sekitar Rp28 miliar. Berikut 4 besar gelaran PUBG Global Championship 2019:

Sumber: PUBG Esports official media
Sumber: PUBG Esports official media
  • 1st – Gen.G esports – $2,000,000 (sekitar Rp28 miliar)
  • 2nd – FaZe Clan – $600,000 (sekitar Rp8 miliar)
  • 3rd – Four Angry Men – $300,000 (sekitar Rp4 miliar)
  • 4th – OGN Entus Force – $200,000 (sekitar Rp3 miliar)

Lagi-lagi Korea Selatan menunjukkan dominasinya sebagai regional esports terkuat. Ini menambah panjang portfolio dominasi Korea Selatan di berbagai cabang esports, mulai dari League of Legends, StarCraft II, dan kini PUBG PC.