Tag Archives: esports mobile games

Esports Players League.

Startup Esports Singapura, Esports Players League Dapat Pendanaan Rp14 Miliar

Esports Players League (ESPL) mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan pendanaan tahap awal sebesar US$1 juta (sekitar Rp14 miliar). Pendanaan tersebut dipimpin oleh perusahaan venture capital 500 Startups. ESPL mengatakan bahwa 500 Startups memberikan sumbangan yang signifikan atas dana investasi yang mereka terima. Sayangnya, mereka tidak menyebutkan jumlah investasi yang diberikan oleh 500 Startups.

Bermarkas di Singapura, ESPL adalah perusahaan yang menyediakan platform esports dan menyelenggarakan turnamen esports. Kucuran dana yang ESPL terima ini akan digunakan untuk menyelenggarakan turnamen pertama mereka. Turnamen tersebut akan diadakan mulai April hingga November 2020. Jika banyak perusahaan esports yang fokus pada scene esports dari game PC, seperti ESL, ESPL ingin fokus untuk mengembangkan scene mobile esports. Memang, di kawasan Asia Tenggara, mobile esports lebih diminati daripada esports dari game PC. Ke depan, ESPL berencana untuk meluaskan sayap mereka hingga ke 16 negara.

“Melalui model franchise nasional yang digunakan ESPL, talenta esports muda dapat dengan mudah berpartisipasi dalam kompetisi tingkat dunia,” kata ESPL dalam pernyataan resmi, dikutip dari GamesBeat. “Dengan memfasilitasi komunitas di tingkat akar rumput dalam industri esports yang berkembang cepat, ESPL akan bisa mendapatkan akses dan eksposur ke segmen dari industri esports yang besar dan bernilai tapi sering tak diperhatikan oleh pelaku industri esports lain.”

esports players league
Esports tengah tumbuh pesat. | Sumber: VY Esports via VentureBeat

Belakangan, esports memang semakin diminati oleh para investor. Menurut pengamatan The Esports Observer, pada 2019, jumlah permodalan ke perusahaan esports naik 24 persen dari tahun sebelumnya, walau total dana investasi yang ditanamkan mengalami penurunan. Sebenarnya ini tidak aneh, mengingat Newzoo memperkirakan, valuasi industri esports akan mencapai US$1,1 miliar (sekitar Rp15,4 triliun) pada tahun 2020.

Ada beberapa alasan para investor percaya esports akan menjadi industri dengan nilai US$1 miliar. Salah satunya, karena esports dipercaya akan menjadi hiburan di masa depan. Memang, organisasi esports biasanya tak hanya fokus pada membuat tim yang tangguh untuk memenangkan turnamen, tapi juga membuat konten untuk disiarkan di berbagai channel digital. Di Indonesia, EVOS menggunakan investasi yang mereka dapatkan untuk mengembangkan divisi entertainment. Begitu juga dengan Tempo Storm.

Sumber header: The Esports Observer

Update: Ada kesalahan atas angka jumlah investasi, harusnya dalam miliar bukan triliun. 

Dapat Investasi, Game.tv Bakal Mudahkan Komunitas Buat Turnamen Amatir di Discord, Facebook, dan Twitter

Di tengah perkembangan pesat esports, semua mata tertuju pada para tim dan pemain superstar yang berlaga di turnamen level dunia. Namun, Rosen Sharma, CEO BlueStacks — software yang memungkinkan Anda untuk menjalankan aplikasi Android di komputer — percaya bahwa turnamen esports di tingkat grassroot penting. Karena itu, pada 2018, dia mendirikan Game.tv yang mengembangkan Tourney, platform turnamen esports untuk game mobile.

Berbeda dari kebanyakan platform turnamen esports lainnya, Tourney tidak memiliki aplikasi sendiri. Sebagai gantinya, platform ini diintegrasikan di media sosial dan aplikasi chatting seperti Facebook, Twitter, dan Discord. Dengan begitu, komunitas dapat mengakses dan menggunakan Tourney dengan lebih mudah. Game.tv mengatakan, Tourney kini telah digunakan oleh ratusan streamer untuk mengadakan turnamen di kalangan para fans mereka. Selain itu, Tourney juga digunakan oleh komunitas game, seperti komunitas dari Animal Tower Battle yang aktif di Discord. Mereka menggunakan Tourney untuk menyelenggarakan turnamen setiap minggu.

“Kami menggunakan Discord seperti pemain basket menggunakan lapangan basket untuk bermain,” kata Yuriy Yaroyov, Vice President of Growth Marketing, Game.tv, seperti dikutip dari VentureBeat. Game.tv tadinya menjadi bagian dari BlueStack. Namun, melihat tingginya minat para pengguna, sekarang mereka telah menjadi perusahaan mandiri dengan markas di California, Amerika Serikat.

“Kami melihat adanya potensi besar untuk pengadaan turnamen esports seiring tumbuhnya komunitas. Jadi, kami membuat perusahaan terpisah,” kata Yaroyov. Setiap hari, Tourney digunakan untuk menyelenggarakan sekitar 300 turnamen. Dan angka ini masih terus naik. “Kami fokus pada esports secara global dan mengembangkan pondasi untuk komunitas esports dan pemain amatir.”

Sumber: VentureBeat
Sumber: VentureBeat

Yaroyov menambahkan, sekarang, komunitas esports sangat fokus pada para pemain profesional yang berlaga di turnamen bergengsi seperti The International atau League of Legends World Championship. “Tidak ada orang yang mempertanyakan bagaimana para pemain itu bisa menjadi profesional. Kami berusaha untuk membangun jalan ke sana. Kami menghilangkan halangan yang ada,” ujarnya. Memang, berbeda dengan olahraga tradisional yang sudah memiliki struktur yang jelas untuk mengembangkan atlet amatir menjadi atlet profesional, esports belum memiliki struktur yang jelas.

Game.tv baru saja mendapatkan kucuran dana sebesar US$25 juta. Pengumpulan dana kali ini dipimpin oleh Intel Capital. Arun Chetty, Managing Director, Intel Capital berkata, “Ketika platform milik Game.tv menembus 10 ribu turnamen dalam waktu singkat, kami merasa bahwa ini memiliki potensi besar. Sebagai pendukung dari esports dan teknologi baru, Intel selalu mencari cara untuk meningkatkan adopsi esports. Kami percaya, Game.tv memiliki visi dan teknologi yang unik. Dan dengan pedanaan ini, mereka akan bisa memberikan kontribusi besar untuk pasar esports.”

Dana ini akan digunakan untuk mengembangkan Tourney. Dengan investasi ini, keberadaan bot Discord, dan aplikasi web, Game.tv berharap mereka akan bisa terus mengembangkan komunitas gaming mereka melalui sponsorship untuk turnamen dan plugin ekstra lainnya.

Tencent dan Garena akan Gelar Arena of Valor World Cup 2019 di Vietnam

Tencent dan Garena mengumumkan bahwa Arena of Valor World Cup 2019 (AWC 2019) akan diadakan di Vietnam. Tahun lalu, event esports AOV tahunan ini diadakan di Los Angeles, Amerika Serika dengan tujuan untuk memikat peminat mobile gaming di barat. Namun sepertinya tahun ini Tencent dan Garena memilih untuk fokus memanjakan penggemar mobile gamers di Asia.

Pemilihan Vietnam sebagai tuan rumah AWC 2019 sebenarnya bisa dibilang langkah masuk akal bagi Tencent dan Garena, mengingat negara tersebut merupakan salah satu regional dengan jumlah pemain Arena of Valor terbanyak. Diterbitkan dengan nama Liên Quân Mobile, Esports Charts mencatat bahwa tayangan liga AOV lokal Vietnam sudah ditonton total selama 5.097.486 jam, dengan jumlah penonton terbanyak secara bersamaan adalah 213.301 penonton.

Dengan diadakannya AWC di Vietnam, tahun 2019 jadi tahun pesta esports bagi negara Vietnam. Pasalnya, selain menjadi tuan rumah event internasional Arena of Valor, Vietnam juga menjadi tuan rumah dari salah satu event kompetisi tengah musim League of Legends terbesar, Mid-Season Invitational.

Sumber:
Sumber: Garena Lien Quan Vietnam

Mengutip sebuah bocoran informasi dari Esports Observer, kompetisi AWC 2019 kabarnya akan membawa sebuah format baru yang membuat pertandingan jadi lebih menarik ditonton. Format tersebut diberi nama “Global Ban Pick”, format yang dirancang agar tim peserta tidak menggunakan hero yang sama secara terus menerus selama kompetisi. 

Jadi semisal kedua tim bertanding dalam seri pertandingan best-of-5, setiap tim hanya boleh menggunakan satu hero sebanyak satu kali dari empat kali permainan yang dijalani; dengan pengecualian jika permainan mencapai ke game 5.

Entah bagaimana format ini akan berdampak kepada para pemain, namun satu hal yang pasti ini akan membuat permainan jadi lebih menghibur. Selama ini baik AOV atau League of Legends menghadapi masalah yang sama, yaitu sedikitnya variasi hero yang kuat untuk bisa digunakan dalam pertandingan kompetitif.

Sumber:
Penjelasan soal apa itu Global Ban Pick mengutip dari laman resmi Lien Quan Mobile. Sumber: Garena Lien Quan Vietnam

Hal ini kadang membuat pertandingan jadi terasa membosankan, apalagi dalam seri-seri panjang seperti best-of-5 atau best-of-7. Para peserta biasanya akan terus mengulang menggunakan hero dan gaya permainan yang sama demi memenangkan pertandingan.

Lalu bagaimana wakil Indonesia untuk AWC 2019? Tahun lalu juara Arena of Valor Star League Season 1, EVOS AOV, langsung dipastikan untuk mewakili Indonesia dalam gelaran AWC 2018. Namun tahun ini, informasi seputar hal tersebut masih belum jelas. Mengingat Garena tidak menyebut apapun tentang AWC 2019, pada saat penganugerahan EVOS AOV sebagai juara ASL Season 2.

Terkait AWC 2019, selain negara tempat diadakan, belum ada pengumuman lebih lanjut seputar tempat, tanggal acara, serta total hadiah yang diperebutkan. AWC tahun lalu memperebutkan total hadiah sebesar US$550 ribu (Sekitar Rp7,7 miliar). Kalau melihat hadiah AoV International Championship 2018 yang meningkat, bukan tidak mungkin hadiah AWC 2019 juga akan meningkat.