Tag Archives: esports point blank

Turnamen Point Blank SEA Season 2, Membuka Kesempatan Untuk Umum

Setelah PBWC 2020 gagal diselenggarakan, bulan maret lalu kita melihat sajian perdana dari turnamen Point Blank SEA. Ketika itu Indonesia masih kurang beruntung. Padahal Royal Raftel Sades tinggal satu langkah lagi untuk menuju juara, namun sayang mereka harus mengakui kelihaian tim asal Thailand AAA. Merupakan turnamen skala regional dengan sistem online, Point Blank SEA musim kedua masih mempertandingkan tiga negara, yaitu Indonesia, Thailand, dan Filipina.

Bedanya, musim ini kesempatan terbuka lebih lebar. Nantinya tidak hanya tim undangan saja yang punya kesempatan untuk bertanding menuju ke Point Blank SEA 2020. Akan ada kualifikasi nasional, untuk mencari bibit tersembunyi dari para troopers yang ada di berbagai daerah di Indonesia.

Royal Raftel Sades saat bertanding di dalam turnamen Point Blank SEA 2020
Royal Raftel Sades saat bertanding di gelaran PB SEA 2020. Sumber: Zepetto

Pendaftaran untuk kualifikasi nasional akan dibuka mulai dari tanggal 11 hingga 19 April 2020 mendatang. Perwakilan yang akan dikirimkan untuk bertanding di tingkat Asia Tenggara masih sama, yaitu 2 Men Team dan 2 Women Team.

Kesempatan pada babak kualifikasi terbuka untuk 256 tim dengan komposisi 40 tim undangan yang 32 di antaranya berasal dari pemenang regional gelaran PBIQ dan 8 di antaranya Top 8 PBSL. 216 slot yang tersisa dibuka untuk umum, sehingga siapapun dari Anda diperkenankan untuk mendaftar dan turut berkompetisi.

Untuk divisi Women, kesempatan terbuka untuk 32 tim, dengan 6 di antaranya merupakan tim undangan yang berasal dari gelaran PBLL. Fase kualifikasi sendiri akan berjalan mulai dari 25 April 2020 hingga 28 Juni 2020 mendatang dengan pertandingan dilangsungkan setiap hari Sabtu dan Minggu. Informasi lebih lanjut, Anda dapat menyambangi laman resmi Point Blank Indonesia.

TF2W Esports by SBE dan NOKI Ladies jadi Runner-Up Point Blank SEA 2020
Wakil Women Team Indonesia untuk PB SEA 2020. Sumber: Zepetto

Musim lalu Indonesia diwakili oleh Royal Raftel Sades dan The Prime untuk cabang Men Team. Sementara itu dari cabang Women Team ada TF2W Esports by SBE dan NOKI Ladies. Menariknya, pertandinga PB SEA musim lalu merupakan pengalaman perdana bagi Royal Raftel Sades bertanding selain dari tingkat nasional.

Namun demikian mereka sudah menunjukkan hasil yang terbaik dengan masih bisa mengamankan peringkat 2. Sementara pada divisi Women Team, TF2W Esports by SBE dan NOKI Ladies sebenarnya tampil menawan. Tetapi TokioStriker Lady dari Thailand masih terlalu tangguh, dan berhasil menaklukkan kedua wakil Indonesia.

Pada Point Blank SEA 2020 Season 2, akankah Indonesia bisa membalaskan dendamnya kepada tim-tim asal Thailand?

Konsep Baru Turnamen Point Blank, PB King of Day & Night

Tak hanya skena esports internasional saja, skena esports lokal juga turut terkena dampak pandemi COVID-19. Salah satu yang paling merasakannya mungkin adalah skena esports Point Blank, yang akhirnya terpaksa membatalkan turnamen Point Blank World Challenge 2020, yang tadinya direncanakan hadir di Jakarta.

Namun itu seakan tidak menjadi halangan bagi Zepetto untuk dapat memberi kembali kepada komunitas yang telah setia terhadap salah satu game FPS terpopuler di Indonesia ini. Sebagai pengganti ada gelaran Point Blank SEA, yang diikuti oleh tiga negara di Asia Tenggara dan akhirnya dimenangkan oleh tim asal Thailand.

Royal Raftel Sades dan The Prime jadi Runner-Up Point Blank SEA 2020
Tim Indonesia yang turut bertanding di dalam gelaran PB SEA 2020. Sumber: Zepetto

Kini, mencoba menghadirkan konsep baru turnamen Point Blank, Zepetto menghadirkan sebuah ajang kompetisi yang bertajuk PB King of Day & Night. Turnamen ini terbuka untuk umum, baik kalangan pemula, semi-pro, ataupun para pemain profesional dan diselenggarakan secara online.

Lalu, apa yang beda dari turnamen ini? Adalah waktu penyelenggaraan, yang menjadi pembeda tegas dari turnamen Point Blank ini dengan lainnya. Dalam PB King of Day & Night, pertandingan dibagi menjadi dua jadwal, yaitu jadwal pertandingan siang yang dimulai pukul 13:00 – 15:00 WIB, dan jadwal pertandingan malam yang dimulai pukul 19:00 – 21:00 WIB yang diselenggarakan pada hari Rabu, Kamis, Jumat.

Para peserta nantinya dapat memilih, ingin bertanding di siang atau malam hari. Jika sudah memilih, kontestan akan terus bertanding di jadwal yang sama (siang/malam hari) sampai gelaran puncak nanti. Sementara itu, Grand Final nantinya akan mempertemukan tim terbaik dari para kontestan jadwal siang hari, dengan kontestan jadwal malam hari.

Turnamen terbuka untuk total 256 peserta (128 peserta jadwal siang hari dan jadwal malam hari). Pendaftaran dibuka mulai dari hari ini (8 April 2020) sampai 19 April 2020 mendatang. Bagi kalian yang ingin menjajal kemampuan dalam ajang kompetitif Point Blank, Anda dapat melakukan pendaftaran pada tautan berikut ini: bit.ly/RegistDayNight.

Memperebutkan total hadiah sebesar Rp20 juta rupiah, pertandingan dari kualifikasi hingga babak Grand Final akan diselenggarakan selama kurang lebih empat pekan, mulai dari 22 April sampai 17 Juni 2020. Kira-kira, siapakah tim terbaik yang akan muncul dari kompetisi ini? Apakah para gamers Early Bird yang langganan paket pagi? atau gamers Night Owl yang hobi ngalong dan langganan paket malam untuk main Point Blank?

Tim Brazil Black Dragons Menangkan PBIC 2019

Zepetto menggelar empat acara Point Blank sekaligus pada 11-13 Oktober 2019 di Gelora Bung Karno, yaitu Grand Final Point Blank National Championship (PBNC) 2019 Season 2, Grand Final Point Blank Ladies Championship (PBLC) 2019, Grand Final Point Blank Junior League (PBJL) Season 2, dan Point Blank International Championship (PBIC) 2019. Evos Galaxy Sades MRN berhasil memenangkan PBLC sementara PBJL dimenangkan oleh Raftel Youth. Dalam PBIC 2019, Indonesia akan diwakilkan oleh dua tim yang masuk ke babak final dari PBNC 2019. Pada turnamen tingkat nasionla tersebut, RRQ Epic berhasil memenangkan PBNC setelah mengalahkan The Prime di babak final. Dengan begitu, RRQ Epic dan The Prime mewakilkan Indonesia di PBIC.

Ada delapan tim dari tujuh negara yang bertanding di PBIC. Delapan tim tersebut dibagi dalam dua grup. RRQ Epic masuk ke dalam grup A bersama Rascal Gaming dari Filipina, SKRUM dari Turki, dan AoeXe dari Rusia. Sementara The Prime ada di grup B bersama Attack All Around dari Thailand, Black Dragons dari Brazil, dan We Going Well dari Venezuela. Dari masing-masing grup, dua tim akan lolos ke babak semi final. Dari grup A, RRQ Epic dan AoeXe berhasil maju ke semi final. Sementara dari grup B, dua tim yang lolos ke babak semi final adalah Attack All Around dan Black Dragons.

Saat RRQ Epic juara PBNC 2019 | Sumber: Facebook
Saat RRQ Epic juara PBNC 2019 | Sumber: Facebook

Di babak semi final pertama, Black Dragons harus bertanding dengan AoeXe. Pertandingan ini dimenangkan oleh Black Dragons. Sementara pada babak semi final kedua, RRQ Epic melawan juara tahun lalu, Attack All Around. RRQ Epic berhasil mengalahkan Attack All Around dan maju ke babak final. Sebelum pertandingan final, AoeXe dan Attack All Around bertanding dengan satu sama lain untuk memperebutkan gelar juara ketiga. Setelah bertanding overtime, AoeXe berhasil menjadi juara tiga dan membawa pulang US$10 ribu. Sementara dalam pertandingan final, RRQ Epic beradu dengan Black Dragons. Setelah pertarungan sengit, RRQ Epic harus mengaku kalah dari tim asal Brazil tersebut. Sebagai juara dua, RRQ Epic memenangkan US$20 ribu sementara Black Dragons memenangkan US$55 ribu.

Saat diwawancara setelah pertandingan, tim Black Dragons mengatakan, mereka sangat senang karena mereka berhasil memenangkan PBIC. “Kami masih tidak percaya kami menang,” kata mereka. “Sebelum ini, Brazil belum pernah memenangkan PBIC. Jadi, kemenangan ini sangat berarti bagi kami.” Untuk mempersiapkan diri menghadapi PBIC, anggota tim Black Dragons berlatih selama 9-10 jam setiap hari selama 4 bulan. Setelah memenangkan PBIC, mereka mengincar gelar juara Point Blank World Championship. PBWC 2019 diadakan di Rusia pada 25-26 Mei. Turnamen tersebut berhasil dimenangkan oleh RRQ TCN dari Indonesia.

Black Dragons memenangkan PBIC 2019 | Dokumentasi Hybrid
Black Dragons memenangkan PBIC 2019 | Dokumentasi Hybrid

Bertanding di Indonesia, tim Black Dragons mengatakan, perjalan jauh merupakan salah satu masalah yang harus mereka hadapi. Mereka bercerita, perjalanan dari Brazil ke Indonesia membutuhkan waktu sekitar 13 jam. Ketika sampai di Indonesia, mereka mengaku lelah karena jetlag. Selain itu, masalah lain yang mereka hadapi adalah makanan, karena mereka tidak terbiasa dengan makanan Indonesia. Meskipun begitu, ini tidak menghalangi mereka untuk memenangkan PBIC 2019.

Anggota Black Dragons, Michel “foox” Felype bahkan terpilih sebagai MVP dan memenangkan hadiah sebesar US$1 ribu. Dia merasa bangga dengan gelar ini, tapi dia mengaku, dia tidak mengincar gelar tersebut ketika bertanding. “Prioritas saya adalah menang, bukan mendapatkan gelar MVP,” katanya dalam wawancara setelah pertandingan.

Meski menjadi tuan rumah, Indonesia tampaknya harus puas dengan posisi runner up. Namun, itu bukan berarti tim Point Blank Indonesia harus patah semangat. Saat hadir dalam penyerahan hadiah, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, mengaku bangga dengan tim Indonesia. Walau kalah di babak final dari Black Dragons, tapi RRQ Epic berhasil menunjukkan bahwa tim Indonesia masih mampu mengalahkan tim-tim asal Asia lainnya.

Jelang PBNC 2019, BOOM.ID Secara Mendadak Melepas divisi Point Blank

Kemarin malam (10 April 2019) berita mengejutkan datang dari salah satu organisasi esports di Indonesia. Lewat sebuah postingan media sosial, BOOM.ID secara resmi berpisah jalan dengan divisi Point Blank, yaitu tim Guardian Force. Hal ini jadi mengejutkan karena gelaran Point Blank National Championship yang benar-benar sudah di depan mata, tepatnya tanggal 27-28 April 2019 mendatang.

Postingan perpisahan antara BOOM.ID dengan Guardian Force tersebut terbilang cukup tajam. Kalau Anda adalah penggemar esports garis keras, Anda mungkin sudah awam dengan postingan perpisahan dengan pemain/suatu divisi. Biasanya yang jadi alasan perpisahan tak jauh soal perbedaan visi atau si pemain yang memiliki urusan keluarga tertentu.

Dalam postingan tersebut, BOOM.ID menyebutkan perpisahan ini terjadi karena masalah internal yang tidak dapat diselesaikan, tidak termaafkan, dan menyangkut nama baik BOOM.ID.

Sumber: Instagram @boomesportsid
Sumber: Instagram @boomesportsid

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut soal ini, Hybrid mencoba menghubungi Marzarian “Ojan” Sahita selaku General Manager tim BOOM.ID. Namun sayang, baik Ojan ataupun manajemen BOOM.ID masih belum mau memberi komentar apapun, terkait apa yang terjadi di balik perpisahan antara BOOM.ID dengan tim Guardian Force.

Selain RRQ.Endeavour, Guardian Force merupakan salah satu tim yang juga berprestasi dan cukup konsisten di kancah Point Blank lokal. Guardian Force pertama kali bergabung dengan BOOM.ID pada Mei 2018 lalu, ketika BOOM.ID sedang gencar melakukan ekspansi ke berbagai cabang, termasuk Hearthstone dan FIFA Online.

Berdiri sejak sekitar tahun 2012 lalu, tim Guardian Force sudah mengumpulkan banyak sekali prestasi dan juga gelar juara. Salah satu pencapaian terbesar mereka adalah memenangkan PBNC pada musim kompetisi tahun 2014 dan tahun 2016.

Pada postingan Instagram soal perpisahan ini, Gary Ongko Putera, CEO dari BOOM.ID, juga mengakui kehebatan Guardian Force. Pada kolom komentar, Ia bahkan mengatakan bahwa ia yakin kalau tim GF kemungkinan besar akan menjadi juara PBNC dan mewakili Indonesia di gelaran PBWC. Tetapi lebih lanjut Gary menjelaskan dan menyayangkan soal attitude dari para pemain, yang sudah melewati batas dan tidak bisa lagi ditolerir oleh manajemen BOOM.ID.

Gary (kiri) dan Owljan (kanan). Sumber: Owljan
Gary (kiri) dan Owljan (kanan). Sumber: Owljan

Terkait soal attitude Ojan memang sempat berbagi hal tersebut di dalam acara Hybrid Day. Sebagai salah satu tim esports yang kerap menegaskan perilaku tidak disiplin, Ojan menceritakan bahwa manajemen BOOM.ID menganggap attitude sebagai faktor penting yang dipertimbangkan dalam merekrut seorang atlet esports.

Dengan perpisahan ini, dan PBNC yang sudah sangat dekat, apakah BOOM.ID akan mencoba merekrut tim Point Blank lain yang masih belum memiliki klub organisasi esports? Satu hal yang pasti, mari kita berharap agar masalah ini berhenti sampai di sini dan tidak diperpanjang sampai berlarut-larut. Good luck untuk tim Guardian Force! Semoga tetap berprestasi dan terus membanggakan nama besar Indonesia di kancah Point Blank.