Tag Archives: esports sponsorship

Tren Esports Sponsorship di Asia Tenggara

Industri game di kawasan Asia Tenggara dan Taiwan (GSEA) diperkirakan bernilai US$5 miliar pada 2019. Menurut Niko Partners, pada 2019, jumlah mobile gamers di GSEA mencapai 227 juta orang dan jumlah pemain PC mencapai 154,3 juta orang. Berkembangnya industri game di GSEA juga akan mendorong pertumbuhan industri esports. Alasannya, gamers di GSEA tidak hanya senang bermain game, tapi juga aktif di dunia esports.

Berdasarkan data dari Niko Partners, jumlah penonton di Asia Tenggara mencapai 100 juta orang. Audiens esports di masing-masing negara biasanya dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu populasi dan konektivitas internet. Semakin besar populasi sebuah negara, semakin besar pula jumlah penonton esports di negara itu. Sementara itu, infrastruktur internet yang baik akan mendorong pertumbuhan ekosistem esports di sebuah negara.

Banyaknya jumlah penonton memang bisa menumbuhkan ekosistem competitive gaming. Karena, biasanya, semakin besar jumlah penonton, semakin banyak pula perusahaan yang tertarik untuk menjadi sponsor. Memang, saat ini, sponsorship masih menjadi sumber pemasukan utama di dunia esports. Lalu, bagaimana tren sponsorship di Asia Tenggara?

Industri Endemik Masih Mendominasi Sponsorship untuk Esports

“Perusahaan yang paling sering menjadi sponsor esports adalah perusahaan-perusahaan endemik industri game, seperti produsen komputer, gaming peripherals, maupun ponsel,” kata Darang S. Candra, Director for Southeast Asia Research, Niko Partners ketika ditanya tentang tren esports sponsorship di kawasan Asia Tenggara. Meskipun begitu, perusahaan-perusahaan non-endemik  alias perusahaan yang tidak ada kaitannya dengan dunia game dan esports pun mulai tertarik untuk mendukung pelaku esports. “Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan-perusahaan non-endemik juga mulai masuk ke sponsorship esports di ASEAN,” ujar Darang. Lebih lanjut dia menjelaskan, perusahaan non-endemik tersebut biasanya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang makanan/minuman, perbankan, dan transportasi.

Yamaha jadi salah satu perusahaan otomotif yang mendukung esports.

Di Indonesia, beberapa perusahaan endemik yang menjadi sponsor esports antara lain Acer Predator, ASUS ROG, Logitech, dan Razer. Mengingat di Indonesia mobile esports sangat populer, beberapa perusahaan smartphone juga aktif menjadi sponsor, seperti Xiaomi dan Samsung. Sementara itu, beberapa perusahaan non-endemik yang ikut aktif di kancah esports lokal adalah Red Bull yang menjadi sponsor dari Bigetron Esports dan ONIC Esports serta Sukro yang mendukung RRQ dan EVOS Esports.

BCA menjadi salah satu bank yang aktif mendukung pelaku esports di Indonesia. Salah satu turnamen esports yang BCA dukung adalah Piala Presiden. Mereka menyebutkan, alasan mengapa mereka tertarik untuk masuk ke komunitas esports adalah karena mereka ingin menggaet hati anak-anak muda, yang memang senang dengan competitive gaming. Contoh bank lain yang mendukung esports adalah BNI, yang belum lama ini menjadi sponsor dari Ladies Series MLBB 2021.

Dari segi nilai sponsorship, perusahaan endemik juga masih unggul. Meskipun begitu, Darang menyebutkan, semakin banyak perusahaan non-endemik yang menjadi sponsor esports. Pandemi COVID-19 menjadi salah satu alasan di balik tren tersebut. Pasalnya, kompetisi esports masih bisa diselenggarakan secara online walau pemerintah melakukan lockdown dan masyarakat disarankan untuk melakukan social distancing. Memang, pada awal tahun 2020, ketika pandemi COVID-19 baru dimulai, konten esports bahkan dianggap bisa menjadi pengganti dari siaran olahraga. Karena, ada banyak kompetisi olahraga yang harus ditunda atau bahkan dibatalkan.

Vici Gaming yang memenangkan ONE Esports Singapore Major. | Sumber: Talk Esports

Sementara itu, jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, Singapura menjadi negara yang menarik esports sponsorship dengan nilai yang paling besar. Menurut Darang, alasannya sederhana, yaitu karena Singapura sering menjadi tuan rumah dari turnamen esports dengan hadiah besar. Salah satu turnamen esports yang diadakan di Singapura belum lama ini adalah ONE Esports Singapore Major 2021, yang menawarkan hadiah sebesar US$500 ribu. Dan pada Mei 2021, Free Fire World Series 2021 Singapore digelar di Marina Bay Sands. Total hadiah dari kompetisi Free Fire itu mencapai US$2 juta.

Apa yang Membuat Ekosistem Esports Asia Tenggara Unik?

Hampir semua negara-negara di Asia Tenggara merupakan negara mobile first. Karena itu, tidak heran jika industri mobile game berkembang pesat di kawasan ASEAN. Alhasil, ekosistem esports yang berkembang pun merupakan ekosistem mobile game. Darang menyebutkan, hal ini juga terlihat pada kontrak esports sponsorship di kawasan Asia Tenggara. Di ASEAN, mobile esports menjadi minat utama para sponsor. Meskipun begitu, Darang menyebutkan, di Asia Tenggara, tidak ada satu game yang mendominasi kontrak sponsorship.

Mobile game tetap menjadi yang paling diminati oleh para sponsor. Beberapa game yang paling banyak mendapatkan sponsor dalam pergelaran turnamen di seantero Asia Tenggara antara lain Free Fire, Arena of Valor, PUBG Mobile, dan Mobile Legends,” ungkap Darang. Ketika ditanya mengapa mobile game populer, dia menjawab, “Pengguna dan penonton mobile esports merupakan segmen terbesar esports di Asia Tenggara. Game ponsel juga mudah diakses, tidak memerlukan spec dan perlengkapan mahal seperti PC dan konsol, serta keberlanjutan turnamen-turnamennya mampu bertahan di kala pandemi. Hal-hal tersebut menjadikan mobile esports sebagai segmen paling populer di Asia Tenggara.”

 

Esports jadi salah satu cabang olahraga bermedali di SEA Games 2019. | Sumber: Esports Observer

Selain populernya mobile game, satu keunikan lain dari ekosistem esports di Asia Tenggara adalah aktifnya pemerintah dalam mengembangkan industri competitive gaming. Buktinya, esports telah dimasukkan dalam beberapa ajang olahraga bergengsi. Misalnya, di Asian Games 2018, esports dinobatkan sebagai cabang olahraga eksibisi. Sementara di SEA Games 2019, esports bahkan menjdi cabang olahraga bermedali. Esports juga akan kembali menjadi bagian dari SEA Games 2021 dan Asian Games 2022. Di Indonesia, esports juga akan menjadi cabang olahraga eksibisi Pekan Olahraga Nasional (PON) 2021. Pemerintah bahkan memilih Lokapala, mobile MOBA buatan developer lokal, menjadi salah satu game yang diadu.

“Satu hal yang unik dan membedakan Asia Tenggara dengan kawasan lain adalah keterlibatan pemerintah sebagai sponsor atau penyelenggara acara esports,” kata Darang. “Sebagai contoh, pemerintah Indonesia melalui PB Esports dan Kemenparekraf, pemerintah Malaysia melalui MDEC, dan pemerintah Singapura melalui SGGA tercatat cukup terlibat dalam penyelenggaraan turnamen esports di negara masing-masing.”

Sumber header: Dot Esports

razer rekan m2 world

Razer Jadi Rekan Resmi M2 World Championship, PMGC Final Tertunda Karena Masalah Teknis

Pada minggu lalu, ada berbagai berita menarik terkait industri esports. Moonton menetapkan Razer sebagai rekan untuk M2 World Championship, sementara Team Vitality dari Prancis bekerja sama dengan Garmin. Sebanyak 35 pemain CS:GO dilarang bermain karena melanggar kode ESIC dan babak final PMGC harus ditunda karena masalah teknis.

ESIC Tetapkan Larangan Bermain untuk 35 Pemain CS:GO

Esports Integrity Commission (ESIC) mengumumkan bahwa mereka telah menetapkan hukuman larangan bermain pada 35 pemain Counter-Strike: Global Offensive. Durasi larangan bermain yang ditetapkan oleh ESIC beragam. Tergantung pada kesalahan yang pemain buat, mereka bisa mendapatkan ban selama 1 -5 tahun. Alasan para pemain CS:GO ini terkena ban adalah karena mereka membuat taruhan pada tim lain atau tim mereka sendiri, yang merupakan pelanggaran dari Anti-Corruption Code, lapor VP Esports.

Team Vitality Kena Denda Karena Lakukan Stream-Sniping

Selain menetapkan hukuman pada 35 pemain CS:GO, ESIC juga memberikan denda sebesar US$10 ribu pada pemain-pemain CS:GO dari Team Vitality. Pasalnya, mereka melakukan stream-sniping di BLAST Premier Global Final. Sebuah tim dianggap melakukan stream-sniping ketika mereka menonton siaran pertandingan untuk mengetahui posisi atau strategi musuh mereka. Di babak final BLAST Premier Global, Vitality dapat mengalahkan Team Liquid dengan skor 2-1, menurut laporan Talk Esport.

Babak Final PMGC Tertunda Karena Masalah Teknis

Babak final dari PUBG Mobile Global Championship sempat tertunda karena sebagian pemain mengalami masalah jaringan internet. Pada awalnya, pertandingan akhir dari PMGC hendak diadakan secara offline di Coca Cola Arena di Dubai. Namun, karena ada tiga pemain PUBG Mobile yang terbukti positif COVID-19, pihak penyelenggara akhirnya memutuskan untuk mengadakan PMGC Finals secara online, lapor Talk Esport. Perubahan mendadak ini menyebabkan pihak penyelenggara tidak siap untuk menghadapi sejumlah masalah yang muncul, termasuk jaringan internet yang buruk bagi sebagian pemain.

VSPN Dapatkan Investasi US$60 Juta

Versus Programming Network (VSPN), perusahaan penyedia solusi esports asal Tiongkok, mengumumkan bahwa mereka mendapatkan investasi Seri B sebesar US$60 juta. Ronde pendanaan ini dipimpin oleh Prospect Avenue Capital (PAC) dan diikuti oleh Guotai Junan International dan Nan Fung Group. Sementara itu, Lighthouse Capital menjadi satu-satunya penasehat finansial dalam pendanaan kali ini.

Berdasarkan pengumuman dari VSPN, mereka akan menggunakan dana ini untuk mengembangkan “teknologi inovatif” demi membuat produk dan konten esports baru. Investasi itu juga akan digunakan untuk ekspansi bisnis ke luar Tiongkok. Menurut laporan The Esports Observer, Dino Ying, Co-founder dan CEO VSPN, mengatakan bahwa saat ini, VSPN ingin memperkaya tipe produk dan konten esports yang mereka bisa mereka tawarkan pada rekan bisnis serta fans esports di dunia.

Razer Jadi Rekan Moonton di M2 World Championship 2021

Moonton menyambut Razer sebagai rekan peripheral resmi untuk turnamen Mobile Legends: Bang Bang, M2 World Championship 2021. Salah satu bentuk kerja sama ini adalah Razer akan membuat versi khusus dari gaming headset BlackShark V2. Dalam versi khusus M2 itu, BlackShark V2 akan menampilkan ilustrasi dari salah satu karakter Mobile Legends, yaitu Miya. Gambar Miya pada BlackShark V2 menjadi tanggung jawab dari Shane Tortilla, seniman asal Indonesia, lapor Esports Insider.

razer sponsor m2
Moonton gandeng Razer untuk M2 World Championship.

Team Vitality Bekerja Sama dengan Garmin

Team Vitality, organisasi esports asal Prancis, mengumumkan kerja sama dengan Garmin. Melalui kerja sama ini, Garmin akan menyediakan Instinct Esports Edition untuk Team Vitality. Selain itu, Garmin juga akan berkolaborasi dengan Team Vitality untuk melakukan riset dan mengembangkan produk esports dari Garmin.

“Setiap perusahaan punya keahlian mereka masing-masing. Garmin adalah perusahaan yang punya tim riset dan pengembangan yang berbakat,” kata CEO Team Vitality, Nicolas Maurer, seperti dikutip dari Esports Insider. “Sementara itu, kami punya para pemain profesional berpengalaman.”

Sumber header: ONE Esports

esl kontes musik

ESL Adakan Kontes Musik di ESL One Cologne

ESL mengumumkan, Warsteiner akan menjadi rekan resmi dalam ESL One Cologne. Turnamen esports online tersebut akan mempertemukan 12 tim Counter-Strike: Global Offensive terbaik untuk memperebutkan total hadiah sebesar US$500 ribu. Kompetisi itu akan diadakan pada 18-30 Agustus 2020. ESL memperkirakan, mreeka akan mendapatkan 70 juta penonton sepanjang turnamen.

Namun, kali ini, ESL tidak hanya akan mengadakan turnamen esports. Mereka juga akan mengadakan kontes musik, yang diberi nama Warsteiner Music Contest. ESL dan Warsteiner juga akan menggandeng Enter Records untuk mengadakan kompetisi musik itu.

“Kami senang karena kami dapat kembali bekerja sama dengan Warsteiner,” kata Stephan Schroeder, SVP Global Brand Partnership EMEA, ESL, menurut laporan Esports Insider. “Kami telah sukses menjalin kerja sama dalam waktu lama. Melanjutkan hal itu, kami akan memperkenalkan sesuatu yang sama sekali baru, yaitu Warsteiner Music Contest. Kompetisi ini akan memperkaya pengalaman menonton para audiens. Tak hanya itu, kontes musik itu juga akan menjadi hiburan tersendiri.”

esl kontes musik
ESL One Cologne tahun ini akan diadakan secara online.

Band dan musisi yang mendaftarkan diri dalam Warsteiner Music Contest akan diminta untuk mengirimkan lagu yang hendak mereka sertakan dalam lomba. Kontes musik itu akan memiliki tiga juri yang merupakan perwakilan dari ESL, Warsteiner, dan Enter Records. Sepanjang ESL One Cologne berlangsung, ketiga juri akan memilih lima lagu terbaik sebelum memutuskan satu lagu yang akan keluar sebagai juara. Lagu pemenang akan disertakan sebagai soundtrack ESL One Cologne oleh Enter Records.

“Kami senang karena kolaborasi kami dengan ESL kini semakin berkembang,” ujar Nadja Gaertner, Head of Music and Lifestyle Sponsoring, Warsteiner. “Music Contest menggabungkan dua industri yang unik, yaitu gaming dan musik.” Warsteiner pertama kali bekerja sama dengan ESL dalam ESL Meisterschaft pada 2017 di Jerman. Sejak saat itu, mereka terus berkolaborasi. Pada 2019, Warsteiner mensponsori acara musik dalam ESL One Cologne. Mereka melihat, penyelenggaraan kontes musik ini merupakan evolusi dari kolaborasi tersebut.

Memang, sejak pandemi virus corona mewabah, banyak turnamen esports yang harus ditunda atau bahkan dibatalkan. Untungnya, sebagian turnamen esports masih bisa diadakan secara online, seperti ESL One Thailand 2020.

iklan dan sponsorship esports

2020, Nilai Iklan dan Sponsorship Esports Naik 9,9 Persen Jadi Rp12,3 Triliun

Total nilai iklan dan sponsorship esports pada tahun 2020 diperkirakan akan naik 9,9 presen menjadi US$844 juta (sekitar Rp12,3 triliun), menurut WARC, perusahaan intelijen market. Namun, tingkat pertumbuhan pada tahun ini kurang dari setengah dari tingkat pertumbuhan pada tahun lalu.

Dari total investasi tersebut, sekitar US$615 juta (sekitar Rp9 triliun) akan digunakan untuk mensponsori turnamen esports. Sementara sebesar US$229 juta (sekitar Rp3,3 triliiun) akan dihabiskan untuk memasang iklan dalam siaran turnamen esports. Berdasarkan data ini, total pemasukan dari iklan di industri esports naik 1,7 persen. Tingkat pertumbuhan itu memang kecil. Namun, sebagai perbandingan, pemasukan dari iklan di televisi mengalami penurunan sebesar 13,8 persen.

Dari segi audiens, jumlah penonton esports telah menembus 900 juta orang: 554 juta laki-laki dan 349 juta perempuan. Asia menjadi kawasan dengan penetrasi penonton esports paling tinggi. Di Asia, 30 persen masyarakatnya merupakan fans esports. Sementara di Amerika Latin, tingkat penetrasi mencapai 30 persen, di Eropa dan Timur Tengah 14 presen, dan Amerika Utara 13 persen.

iklan dan sponsorship esports
Streaming game jadi tontonan favorit Gen Z. | Sumber: The Loadout

Sementara itu, dari segi umur, 20 persen generasi milenial merupakan fans esports. Di kalangan Gen Z, angka ini naik menjadi 27 persen. Data dari Limelight Networks menunjukkan bahwa gamer Gen Z menghabiskan 6 jam 19 menit setiap minggu untuk menonton konten esports.

Sekarang, Gen Z lebih suka menonton streaming game daripada siaran televisi tradisional. Data menunjukkan, streaming game menjadi konten pilihan bagi Gen Z selama prime time. Setiap harinya, Twitch mendapatkan penonton sebanyak 1,9 juta orang. Sebagian besar audiens menonton Twitch di sekitar jam 7 malam Kategori paling populer di Twitch saat ini adalah “Just Chatting”. Sesuai namanya, dalam kategori itu, para streamer biasanya hanya mengobrol dengan fans mereka.

“Dunia konten gaming berevolusi dengan sangat cepat,” kata Managing Director WARC Data, seperti dikutip dari B and T. “Streaming game menjadi konten favorit bagi banyak Gen Z. Dan tutupnya Mixer bulan ini menunjukkan betapa kuatnya dominasi Twitch di pasar streaming game. Tencent mungkin akan bisa menantang dominasi Twitch di Amerika Serikat dengan Trovo. Namun, sama seperti Facebook dan YouTube, mereka harus bisa mengejar ketertinggalan mereka.”

Sepanjang pandemi virus corona, esports memang menjadi semakin populer. Buktinya, viewership dari berbagai platform streaming game terus naik, termasuk Twitch dan Facebook Gaming. Pada Q2 2020, total hours watched di Twitch bahkan mencapai 5 miliar jam, yang merupakan rekor baru.

Sumber header: Business Insider

T1 hana bank

T1 Kerja Sama dengan Hana Bank, Buat Produk Finansial untuk Fans Esports

T1 Entertainment & Sports, organisasi esports joint venture dari SK Telecom dan Comcast, mengumumkan bahwa mereka telah menjalin kerja sama dengan Hana Bank. Melalui kerja sama ini, keduanya akan mengembangkan produk finansial untuk fans esports yang masih relatif muda. Selain itu, T1 juga akan mempromosikan aplikasi dari Hana Bank, Hana 1Q, pada jersey mereka.

“Dengan melakukan kolaborasi bersama T1, Hana Bank berusaha untuk menjangkau konsumen muda, meningkatkan kesadaran masyarakat akan keberadaan aplikasi Hana 1Q, dan memperluas cakupan industri finansial melalui esports,” kata Head of Future Finance Projects, Hana Bank, Yeom Jeong-ho, seperti dikutip dari Esports Insider.

t1 hana bank
Hana Bank boleh menamai lantai pertama dari markas T1 di Seoul.

Dari kerja sama dengan T1, Hana Bank juga mendapatkan hak untuk menamai lantai pertama dari markas T1 di Gangnam, Seoul. Mereka memutuskan untuk menggunakan nama Hana 1Q-T1 Hall of Fame. Terakhir, para pemain T1 akan mendapatkan layanan finansial dan asuransi untuk cedera dari Hana Bank.

“Saya senang karena saya dan teman-teman pemain profesional di T1 mendapatkan kesempatan untuk mempersiapkan masa depan kami melalui kerja sama dengan Hana Bank ini,” kata Lee “Faker” Sang-hyeok, pemain League of Legends dari T1. Faker dianggap sebagai salah satu pemain League of Legends terbaik dunia. Dia memperpanjang kontraknya dengan T1 selama tiga tahun pada Februari 2020. Setelah dia pensiun sebagai pemain profesional, dia akan langsung masuk menjadi bagian tim eksekutif dari T1.

Beberapa tahun belakangan, semakin banyak perusahaan non-endemik yang tertarik untuk menjadi sponsor esports. Misalnya, perusahaan otomotif BMW yang menjadi sponsor dari T1 dan beberapa organisasi esports lainnya. Sama seperti Hana Bank, tujuan BMW bekerja sama dengan T1 adalah untuk meningkatkan kesadaran generasi muda akan merek mereka.

Tim League of Legends T1 dianggap sebagai salah satu tim terbaik dunia. Pasalnya, mereka telah memenangkan tiga League of Legends World Championships. Selain itu, mereka juga telah memenangkan League of Legends Champions Korea sebanyak delapan kali. Tak hanya di League of Legends, T1 juga memiliki tim yang bertanding di StarCraft II, PUBG, dan Fortnite.

Merek Sportswear Kini Semakin Minati Esports

Rudolf Dassler dan Adolf Dassler adalah dua bersaudara asal Jerman yang mendirikan pabrik sepatu bersama. Sayangnya, pada 1948, keduanya memutuskan untuk berpisah dan mendirikan perusahaan masing-masing. Rudolf Dassler membuat Puma dan Adolf Dassler Adidas. Meskipun Adidas dan Puma tak lagi dipimpin oleh seorang Dassler, persaingan kedua perusahaan sportswear tersebut masih kental. Pada 1964, Nike didirikan dan menjadi pesaing baru dari Adidas dan Puma.

Merek sportswear biasanya mengajak kerja sama atlet olahraga ternama. Misalnya, Nike dengan Cristiano Ronaldo. Seiring dengan berkembangnya esports, merek-merek sportswear seperti Adidas, Nike, dan Puma juga mulai tertarik untuk berkolaborasi dengan organisasi esports. Pada 2019, Adidas membuat sneaker khusus untuk Team Vitality. Sementara Nike menjadi sponsor dari liga League of Legends di Tiongkok. Tak mau kalah, Puma bekerja sama dengan Cloud9 untuk membuat koleksi pakaian bagi gamer.

“Bukan hal yang aneh jika kami memasuki ranah esports,” kaat Matt Shaw, Team Head of Digital Marketing and Esports, Puma, seperti dikutip dari Esports Insider. “Kami memang perusahaan olahraga, tapi kami juga peduli pada tren budaya di masyarakat. Karena itu, kami memerhatikan apa yang konsumen kami sukai. Salah satu hal yang konsumen kami paling skai adalah bermain game.”

Pandemi pada 2020 tidak menghentikan Adidas, Nike, maupun Puma untuk menyelami dunia esports lebih dalam. Pada tahun ini, Nike menandatangani kerja sama dengan T1 Sports & Entertainment serta SK Gaming. Sementara Puma menggandeng Gen.G, yang merupakan rival lama dari T1 di liga League of Legends Korea Selatan.

“Definisi dari kata ‘olahraga’ terus berubah,” ujar Shaw. “Merek olahraga tidak lagi harus membatasi diri mereka ke olahraga tradisional. Kelebihan Puma sebagai merek adalah karena kami juga terlibat dalam budaya musik, hiburan, dan internet.”

Merek sportswear biasanya peduli akan tren budaya di masyarakat. Sekarang, semakin banyak atlet dan organisasi olahraga yang terjun ke dunia esports, seperti Gareth Bale yang membentuk organisasi esports Ellevens Esports atau Juventus yang bekerja sama dengan Astralis Group. Jadi, tidak heran jika merek-merek sportswear seperti Adidas, Nike, dan Puma juga serius dalam memasuki ranah esports.

sportswear esports
Puma bekerja sama dengan Cloud9 untuk membuat koleksi pakaian.

“Saat ini, industri esports punya ruang yang cukup besar sehingga merek-merek sportswear besar tidak saling bertabrakan dengan satu sama lain,” kata Shaw. Dia merasa, esports masih memerlukan investasi dari semua merek sportswear untuk dapat berkembang. “Salah satu tantangan terbesar bagi merek sportswear adalah untuk meyakinkan masyarakat awam bahwa esports merupakan olahraga.”

Untungnya, esports memang semakin diakui sebagai olahraga. Tak hanya itu, esports juga semakin dikenal oleh masyarakat umum. Pasalnya, selama pandemi, banyak kompetisi olahraga yang dibatalkan dan digantikan oleh pertandingan esports.

“Sejak pandemi, masyarakat semakin menerima esports dan gaming,” kata Gina Chung Lee, VP of Brand, Gen.G. “Tren yang muncul akan tumbuh semakin cepat karena semua orang harus tetap di rumah akibat pandemi. Dan banyak dari tren itu yang akan bertahan, termasuk kolaborasi antara industri gaming, esports, musik, dan fashion. Akan semakin banyak kerja sama tak terduga yang muncul antara pelaku keempat industri itu saat orang-orang menyadari kesamaan antara industri-industri tersebut.”

dignitas expressvpn

ExpressVPN Jadi Rekan Terbaru Dignitas

Dignitas baru saja mengumumkan kerja sama dengan ExpressVPN, penyedia layanan Virtual Private Network (VPN). Melalui kerja sama ini, ExpressVPN akan menyediakan layanan keamanan siber bagi para pemain Dignitas. Selain mengamankan jaringan internet para pemain Dignitas, ExprsesVPN juga akan menyiapkan sistem perlindungan dari serangan Distributed Denial of Service (DDoS).

Sebagai bagian dari kolaborasi ini, Dignitas dan ExpressVPN juga akan membuat konten YouTube yang menjelaskan tentang manfaat layanan VPN. Video tersebut akan diunggah ke channel milik Dignitas serta channel streamer dan pemain organisasi esports tersebut. ExpressVPN bukan satu-satunya penyedia layanan VPN yang memasuki ranah esports. Sebelum ini, penyedia layanan VPN HideMyAss juga menjalin kerja sama dengan tim League of Legends Fnatic. Tak hanya itu, mereka juga memperbarui kerja sama dengan Warthox Esports.

“Sekarang adalah waktu yang tepat untuk memastikan bahwa kami memiliki jaringan internet yang tidak hanya stabil tapi juga aman karena saat ini, semua kompetisi yang kami ikuti diadakan secara online,” kata James Baker, General Manager Dignitas, seperti dikutip dari Esports Insider. “Kami bangga bisa bekerja sama dengan ExpressVPN, yang akan melindungi tim kami dari lonjakan ping atau terputusnya koneksi dan menjamin setiap anggota kami dapat menggunakan bandwidth maksimal.”

Sementara itu, Vice President, ExpressVPN, Harold Li berkata, “Sekarang, keamanan siber sangat penting, tak peduli apakah Anda sekedar menjelajah internet, bekerja dari rumah, menonton video streaming, atau bertanding di kompetisi esports. Kami senang dapat bekerja sama dengan Dignitas untuk memastikan semakin banyak orang yang sadar betapa pentingnya perlindungan siber saat ini.”

Dignitas merupakan organisasi esports asal Amerika Utara. Pada September 2019, Dignitas selesai melakukan merger dengan Clutch Gaming, menghasilkan perusahaan induk bernama New Meta Entertainment (NME). Ketika itu, CEO Dignitas, Michael Prindiville diangkat menjadi CEO dari NME. Pada saat yang sama, Dignitas juga baru saja mendapatkan investasi senilai US$30 juta.

BLAST Premier Kerja Sama Dengan KitKat Untuk Turnamen Dota 2 Bounty Hunt

Para penggemar esports Dota sepertinya tidak akan kehabisan tontonan selama bulan Juni ini. Pekan lalu kita melihat pertandingan ESL One Birmingham Online: Europe & CIS, yang dimenangkan oleh Team Secret. Pekan ini akan ada BLAST Bounty Hunt, kompetisi online yang diikuti oleh 6 tim undangan asal Eropa.

Mulai bertanding 9 Juni 2020 nanti, BLAST Bounty Hunt baru-baru ini mendapatkan sponsor dari salah satu kudapan manis terpopuler di dunia, KitKat. Dalam kerja sama sponsorship ini, KitKat akan mendapatkan berbagai bentuk branding serta aktivasi konten selama pertandingan berlangsung.

https://twitter.com/BLASTDota/status/1269917230290132993

Terkait sponsorship ini, Leo Matlcok, Commercial Director untuk BLAST mengatakan dalam rilis. “Kami senang sekali dapat menambahkan brand yang sangat dikenal seperti KitKat ke dalam salah satu dari jajaran partner kami kedalam turnamen Dota 2 pertama yang diselenggarakan oleh BLAST. KitKat adalah brand kelas dunia, dan kami merasa sangat bangga karena telah memilih BLAST sebagai rekan untuk memperluas jangkauan mereka di ranah esports, yang tentunya dapat dicapai dengan maksimal lewat gelaran kami yang menjangkau banyak penonton dan punya format yang inovatif.”

Georg Fischer, KitKat Marketing Manager Europe, Middle East & North Africa menambahkan. “Kesan tentang KitKat adalah selalu tentang senyuman di tengah waktu senggang dan perspektif baru, yang mana hal ini sangat relevan pada ranah gaming dan esports yang sangat kompetitif. Kami membuat langkah pertama kami di esports pada awal tahun ini dan itu membuat kami kebanjiran banyak timbal balik positif, entah dari fans, tim, ataupun rekan. Ini mengkonfirmasi bahwa ada hubungan yang erat antara KitKat dengan komunitas gaming/esports. Kami tidak sabar untuk melakukan kolaborasi hebat dengan BLAST demi bisa membawa konten yang menyenangkan dan juga berarti, lewat gelaran Dota 2 Bounty Hunt.”

Berdiri sejak awal tahun 2020, BLAST Premier kerap kali mengadakan turnamen untuk skena CS:GO. Merupakan bagian dari RFRSH Entertainment yang juga mengelola tim Astralis, BLAST Bounty Hunt adalah percobaan perdana sang penyelenggara turnamen asal Denmark dalam membuat turnamen Dota 2.

https://twitter.com/BLASTDota/status/1270018645427699714

Menariknya, mereka menyajikan konsep yang segar dalam BLAST Bounty Hunt, berupa hadiah tambahan yang akan diperebutkan peserta dengan cara mengalahkan lawan dan melakukan tugas tertentu yang sudah dipersiapkan.

Salah satu contoh, tugas yang dipersiapkan bernama “Something Something Feeder”, yang akan memberi tambahan US$20.000 kepada tim peserta jika mereka bisa membungkam satu orang pemain sebanyak 20 kali, dalam satu pertandingan sebagai tim.

Memiliki total hadiah US$100.000, tim peserta bisa mendapatkan tambahan hadiah sampai dengan US$45.000 dengan mengalahkan tim atau menyelesaikan tugas tersebut. Ada Team Nigma, Team Secret, OG, Team Liquid, Alliance, dan Ninja in Pyjamas, yang bertanding dalam turnamen ini. Akankah Team Secret kembali dominasi pertandingan?

T1 Kerja Sama Dengan Samsung Sebagai Official Display Partner

T1 atau yang dahulu dikenal sebagai SKT T1, menjadi salah satu organisasi esports paling aktif belakangan. Dari sisi esports, mereka cepat menanggapi FPS baru besutan Riot, Valorant, yang akan rilis 2 Juni 2020 ini. Digadang-gadang akan menjadi tren, Mereka segera buat tim dengan mantan pemain CS:GO sebagai salah satu anggotanya. Mereka juga mengadakan turnamen Valorant, walau akhirnya dimenangkan oleh Gen.G.

Secara bisnis, mereka juga aktif menjalin kerja sama, bahkan melakukan investasi walau ekonomi sedang melambat selama masa pandemi. Terakhir, mereka melakukan investasi ke startup analitik esports, mobalytic. Selain dari itu, yang terbaru ada Samsung, yang secara resmi menjadi display partner bagi organisasi esports asal Korea Selatan tersebut.

T1 turnamen valorant
T1 mengadakan turnamen Valorant.

Dalam kerja sama ini, semua anggota T1 yang berbasis di Korea Selatan akan menggunakan monitor curved terbaru milik Samsung. Tak hanya itu, dalam kerja sama ini, Samsung dan T1 akan melakukan berbagai aktivitas yang melibatkan tim League of Legends milik T1. Aktivitas tersebut termasuk acara meet-and-greet, yang juga menjadi ajang pameran ragam monitor milik konglomerat elektronik asal Korea Selatan tersebut.

Mengutip Esports Insider, Lee Sang-Hyeok (Faker), Part-owner T1 yang juga merupakan pemain League of Legends untuk T1 mengatakan. “Saya sangat gembira Samsung mensponsori T1, dan menyediakan tim kami monitor terbaik di kelasnya. Saya tidak sabar untuk berlatih menggunakan monitor Samsung seri Odyssey saat pindah ke markas baru T1 nanti.”

LCK kembali diadakan.
Faker, pemain League of Legends andalan T1, sekaligus part-owner dari organisasi esports tersebut.

Lebih lanjut Hyesung Ha, Senior Vice President of Visual Display Business Samsung menambahkan. “Kami bangga telah menjalin kerja sama dengan T1 yang merupakan jenama papan atas di kancah esports, dan kerja sama ini memungkinkan kami membantu melanjutkan kesuksesan mereka dan perkembangan bisnis kami secara global sebagai official display partner. Lini monitor Odyssey kami yang punya teknologi terbaru dengan respon berkecepatan tinggi, lengkungan yang nyaman dan rancangan yang apik, pastinya akan membantu para gamers profesional mencapai puncak performa yang mereka butuhkan, ketika setiap detik momen sangat berarti.”

Ini menjadi kerja sama T1 dengan brand untuk yang kesekian kali sepanjang tahun 2020 ini. Sebelumnya pada awal Januari, mereka mengamankan sponsorship dengan brand olahraga ternama asal Amerika Serikat, Nike. Lalu, satu bulan setelahnya mereka mengamankan sponsorship dengan salah satu brand peripheral komputer ternama, Logitech G.

Melihat ini, sepertinya terbukti, bahwa prestasi yang didapat T1 membuat brand memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap organisasi esports yang satu ini. Sebagai tim League of Legends kelas satu di Korea maupun dunia, tak heran jika T1 menjadi magnet bagi brand yang ingin mensponsori esports, baik itu endemik maupun non-endemik.