Tag Archives: esports wild rift

Lewat LEAD by IndiHome, Telkom Ingin Bangun Mentalitas Atlet di Kalangan Player Esports

Telkom hari ini (10 September 2021) secara resmi memperkenalkan Limitless Esport Academy (LEAD) by IndiHome. LEAD by IndiHome merupakan program akademi esports yang mengedepankan konsep athlete enablement, yaitu memberdayakan seorang gamer (player) yang semula bermain game sebatas hobi, menjadi professional player yang bermental atlet.

Henov Iqbal Assidiq, Head Coach LEAD by IndiHome, menjelaskan bahwa program ini didesain untuk mengisi kekosongan yang ada di bidang pengembangan esports di Indonesia. Ketimbang hanya berfokus melatih skill set pemain seperti kebanyakan akademi esports lain yang sudah ada di Indonesia, LEAD juga akan berfokus melatih mentalitas pemain.

“Jadi bukan hanya dia berlatih untuk menjadi jago, tapi juga berlatih untuk menjadi seorang atlet. Makanya prinsipnya yang dipakai itu adalah athlete enablement; bagaimana seorang player esports mampu berpikir, bertindak, dan mengambil keputusan layaknya seorang atlet,” tutur pria yang kerap disapa Coach Henov tersebut dalam acara virtual yang digelar via Zoom.

Buat IndiHome sendiri, program ini bisa dilihat sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap jutaan pelanggan yang setiap harinya menggunakan layanan IndiHome untuk bermain game. E. Kurniawan, Vice President Marketing Manager Telkom Indonesia, menjelaskan bahwa sebagai penyedia konektivitas, IndiHome juga ingin mencoba untuk mendidik mereka yang sudah punya passion di game, dan mengarahkannya menjadi profesional.

Untuk angkatan pertama, game yang dipilih adalah League of Legends: Wild Rift. Kenapa Wild Rift? Kalau menurut Coach Henov, karena Wild Rift sudah punya skena esports yang cukup matang meskipun game-nya sendiri masih tergolong baru.

Telkom saat ini sudah membuka pendaftaran untuk LEAD sampai tanggal 1 Oktober 2021. Setelahnya, mereka akan melakukan penyaringan melalui turnamen kualifikasi. Turnamennya sendiri dibagi menjadi dua, yakni Region Barat dan Region Timur.

Dari setiap region, LEAD akan mengambil 4 tim, yang berarti total bakal ada 8 tim terbaik, masing-masing beranggotakan lima orang. Dari situ 8 tim tersebut bakal masuk ke fase pembinaan yang pertama. Fase pertama ini melibatkan materi-materi basic dan akan berlangsung selama sekitar dua setengah minggu.

Setelahnya, semua peserta akan mengikuti ujian, dan dari ujian tersebut akan disaring lagi menjadi 14 awardee terbaik. Yang tidak lolos ujian masih akan tetap diakui sebagai alumni LEAD, sementara 14 awardee yang lolos akan dibagi menjadi dua tim dan lanjut ke fase pembinaan kedua.

Di fase kedua ini, barulah disampaikan materi-materi advanced, termasuk yang menyangkut keatletan itu tadi. Deretan mentor yang bakal dihadirkan juga banyak yang berasal dari cabang olahraga konvensional. Fase kedua ini berlangsung selama sekitar dua bulan sampai menjelang akhir tahun 2021.

Tahap yang terakhir adalah kelulusan, dan ini akan dikemas dalam bentuk turnamen yang bersifat invitational tertutup. Menurut Coach Henov, turnamen ini akan menjadi showcase dari hasil pelatihan yang dijalani masing-masing peserta, sekaligus sebagai ajang bagi tim-tim esport untuk scouting. Lebih lanjut, LEAD juga bakal merilis data progres para pemain dan menyebarkannya ke tim-tim esport, termasuk halnya tim esport internasional.

LEAD by IndiHome sejauh ini baru tersedia untuk para pemain Wild Rift / Riot Games

Apakah Telkom tidak berniat menciptakan tim sendiri yang berisikan para lulusan LEAD? Menurut E. Kurniawan, arahnya memang ke sana, tapi lulusan LEAD dibebaskan untuk membuat keputusan sendiri terkait karier esports profesionalnya.

Ia juga menambahkan bahwa seandainya program ini mendapat respon positif, Telkom tentu bakal terus melanjutkannya. Malahan, bukan tidak mungkin seandainya ke depannya bakal ada LEAD skala regional, yang berarti akan ada lebih banyak program akademi yang dijalankan secara bersamaan di tujuh region yang berbeda.

Selengkapnya mengenai syarat dan ketentuan LEAD by IndiHome dapat langsung dilihat di situs resminya.

Road to Wild Rift Icon Series: ONIC Esports dan MORPH Team

Pekan lalu kita sudah membahas profil BOOM Esports dan Aerowolf Pro Team dalam menghadapi pertandingan Wild Rift: Icon Series. Dua tim tersebut terlihat sudah banyak berbenah demi memastikan tim mereka siap untuk bertanding. Contohnya seperti merekrut pelatih League of Legends profesional yaitu OMO di BOOM Esports atau melakukan berbagai latih tanding untuk terus belajar seperti pada Aerowolf Pro Team

Bagaimana dengan tim yang lainnya? Pekan lalu yang kita bahas adalah “duo serigala”. Pekan ini kita akan membahas dua tim yang sama-sama punya warna cerah, ONIC Esports dan MORPH Team. Bagaimana kesiapan mereka? Berikut hasil wawancara dari Hybrid.co.id.

 

ONIC Esports – Menanti Aksi Pemain Liga Utama yang Hijrah ke Wild Rift


View this post on Instagram

A post shared by ONIC (@onic.esports)

Si landak kuning adalah salah satu tim pertama yang diumumkan sebagai tim undangan ke dalam pertandingan Wild Rift Icon Series oleh Riot Games. Namun diundangnya ONIC Esports sempat memicu pertanyaan di tengah komunitas karena mereka terlihat belum memiliki divisi Wild Rift. Karenanya saya pun mencoba menanyakan langsung soal persiapan ONIC Esports dalam menghadapi pertandingan tersebut kepada sang CEO yaitu Shawn Liem. Pertama-tama soal roster pemainnya. Sampai saat ini ONIC Esports belum menunjukkan sosok pemain-pemain divisi Wild Rift. Terakhir kali, media sosial resmi mereka baru menampilkan poster Coming Soon dari divisi Wild Rift. Terkait hal tersebut, Shawn pun menjawab. “Kalau soal roster, kami melakukan seleksi terbuka yang melibatkan seleksi administratif dan seleksi kemampuan. Untuk seleksi kemampuan, pemain ditandingkan dalam format turnamen, namun rekan satu tim mereka dicampur-campur. Tujuannya sendiri adalah supaya kami bisa melihat bagaimana konsistensi permainan serta kemampuan pemahaman aspek makro/mikro terhadap game-nya itu sendiri dari sang pemain.” “Terkait pemainnya, divisi Wild Rift kami punya latar belakang yang berbeda-beda, namun pada dasarnya memang pemain yang pernah punya pengalaman atau pencapaian di bidang kompetitif game MOBA. Bahkan salah satu pemain divisi Wild Rift kami adalah mantan pemain MPL di game MLBB.” Shawn Liem melanjutkan pembahasan soal siapa saja pemainnya.

Sumber Gambar - YouTube Channel BRODO
Sumber Gambar – Facebook Page Brodo Footwear

Melanjutkan pembahasan, pertanyaan selanjutnya adalah soal persiapan. “Pastinya latihan rutin, tapi selain itu manajemen juga berusaha sebisa mungkin menjaga kesehatan dan kekompakkan pemain. Dalam hal kesehatan, kami juga rutin mengadakan morning workout untuk para pemain. Salah satu alasannya adalah karena kami percaya bahwa kondisi fisik yang prima akan menunjang performa permainan sang pemain.” Tutur Shawn. Lalu bagaimana dengan hasil latih tanding yang telah berjalan? Shawn Liem pun mengatakan. “Hasil latihan yang didapat sejauh ini sudah cukup baik. Tapi kalau ditanya sesuai harapan atau tidak, saya belum bisa memberi jawaban pasti. Alasannya adalah karena saya merasa hasil latih tanding dengan pertandingan sungguhan itu bisa berbeda hasilnya.” Menghadapi organisasi-organisasi esports ternama Indonesia di pertandingan Wild Rift Icon Series, Shawn Liem mengaku bahwa dirinya dan manajemen lebih fokus kepada sisi internal ketimbang mewaspadai dari sisi eksternal. “Saya pikir lawan terberat tetaplah dari sisi internal. Bagaimanapun, berat/ringan lawan yang dihadapi itu berasal dari perspektif yang tergantung dari seberapa siap kami menghadapi sebuah pertandingan.”  

MORPH Team – Tak Gentar Dengan Segala Tantangan

 

 

 

View this post on Instagram

 

A post shared by 1st Beyond Esports team 🇮🇩 (@morph.team)

Selanjutnya adalah MORPH Team. Diundangnya tim ini ke dalam Wild Rift Icon Series mungkin memang mengejutkan, mengingat MORPH Team yang jarang terlihat di skena kompetitif MOBA. Lalu, apakah MORPH Team mampu untuk mengubah semua hal tersebut dan menjadi yang terbaik di Wild Rift Icon Series?

Untuk membahas berbagai persiapan MORPH Team dalam mengahadapi Wild Rift Icon Series, saya pun mewawancara Yohanes Putra atau “Yohapets” yang merupakan Mobile Divisions Manager dari MORPH Team. Pertama-tama soal perekrutan. Metode yang dilakukan MORPH Team tergolong mirip dengan tim-tim lainnya, yaitu melalui seleksi terbuka.

“Untuk mencari pemain, kami melakukan seleksi terbuka. Ada dua gelombang seleksi. Pertama-tama kami meminta pemain-pemain tersebut mengirimkan portfolio pengalamannya. Dari portfolio tersebut saya saring siapa saja yang lolos untuk lanjut ke tahap kedua. Pada tahap kedua saya pertandingkan semua pemain tersebut. Kebetulan divisi Wild Rift MORPH Team saat ini adalah mereka yang jadi juara di tahap kedua.” Tutur Yohanes.

Lalu siapa saja pemain-pemain tersebut? “Kalau ditanya siapa, saya belum bisa ungkap jelas, tunggu saja pengumumannya di media sosial kami. Tapi sebagai petunjuk, 4 pemain Wild Rift yang lolos itu dulunya pernah menjadi pemain top 100 di MOBA Vainglory. Mereka juga sudah ikut beberapa turnamen komunitas saat dalam masa open trials dan berhasil mendapatkan peringkat top 3 di turnamen-turnamen tersebut.” Jawab Yohanes.

Yohanes Putra atau Yohapets, sosok Mobile Divisions Manager dari MORPH Team.
Yohanes Putra atau Yohapets, sosok Mobile Divisions Manager dari MORPH Team.

Soal persiapan, Yohanes mengaku bahwa para pemain Wild Rift MORPH Team saat ini sudah dikumpulkan ke dalam satu gaming house. Sama seperti tim lainnya, scrim (latih tanding) menjadi salah satu menu utama dalam mempersiapkan tim.

Lalu apakah hasil scrim yang didapatkan sudah memuaskan? Yohanes pun menjawab. “Kalau dibilang memuaskan, menurut gue sudah cukup memuaskan. Seperti tadi gue bilang, mereka juga tergolong sebagai tim top 3 yang kuat di Indonesia. Di luar dari itu, gue sih tetap menekankan pola pikir tidak pernah puas kepada pemain. Gue berusaha menekankan kepada pemain supaya mentarget juara dunia dan terus belajar supaya bisa terus menang.”

Terkait lawan-lawannya, Yohanes memberikan sebuah pernyataan yang cukup berani. “Kalau lawan berat spesifik dari Indoesia, sejauh ini gue merasa enggak ada tim yang perlu ditakutin. Begitu juga dengan tim luar negeri, enggak ada yang jadi ancaman karena semuanya sama. Tetapi gue tetap berpikir respect lawan itu adalah hal yang perlu, karena semua tim pasti sama-sama ingin jadi juara di pertandingan ini.”

 

Pertandingan Wild Rift Icon Series Indonesia akan diselenggarakan pada tanggal 19 – 21 Maret 2021 mendatang. Pertandingan Wild Rift Icon Series sendiri sudah dimulai sejak akhir pekan lalu (27-28 Februari 2021) dimulai dengan pertandingan tim-tim Vietnam. Pertandingan masih berlanjut pada akhir pekan ini dengan giliran tim-tim asal Malaysia yang berlaga.

Sumber Gambar Utama – Instagram @morph.team

Pendapat Victim Esports Atas Ekosistem Esports Wild Rift

Mengusung kepopuleran League of Legends, Wild Rift resmi hadir di perangkat mobile dan Indonesia menjadi salah satu negara yang beruntung bisa mencoba game besutan Riot Games ini pada bulan September 2020. Antusiasme dari para pemain tanah air membuat berbagai tim esports Indonesia mulai mengumumkan roster mereka untuk bertarung di turnamen Wild Rift.

Setelah sukses mengadakan Wild Rift SEA Pentaboom 2020, Riot Games resmi mengadakan pertandingan pra-musim Wild Rift Icon Series. 8 tim esports Indonesia akan saling bertarung satu sama lain pada tanggal 19-21 Maret 2021. Berbagai event organizer mulai mengadakan turnamen untuk Wild Rift di Indonesia. Salah satunya adalah JD.ID Battlefield League of Legends Wild Rift 2021 yang diselenggarakan oleh ESID.

Bertarung sejak 16 hingga 19 Februari 2021, JD.ID Battlefield League of Legends Wild Rift 2021 mempertemukan lebih dari 250 tim Wild Rift dengan menobatkan Victim Esports sebagai juaranya. Selama babak kualifikasi hingga semifinal, Victim sukses menumbangkan 2 tim yang akan menjadi lawan mereka di Wild Rift Icon Series yakni ONIC Esports dan Bigetron Infinity. Sedangkan untuk semifinal, mereka sukses mengalahkan Celestial Dragons, 2-0 dan Aerowolf di grand final dengan skor 3-1.

Berikut roster dari Victim Esports:

  • Handaru Hardiyanto – Han (Support / Captain)
  • Arie Al Shidiq – Ares (Mid)
  • Muhammad Hamzah – Saanji (ADC)
  • Adrian Gunawan – Kyu (Top)
  • Fernanda Subekti – Ily (Jungle)
  • Muhammad Rifqi – Exacto (ADC)

Sore teman-teman semua 😃sebelumnya mimin minta maaf nih untuk yang kemaren udah isi form trial LOL : Wild Rift. Karena…

Posted by Victim Esports on Friday, October 30, 2020

Victim Esports sendiri membentuk rosternya melalui proses seleksi. Menariknya, beberapa pemain yang hadir sebelumnya berpengalaman di game MOBA mobile yakni Saanji yang dikenal sebagai pemain Mobile Legends di Victim Esports dan Ily yang menjadi pemain Vainglory di Elite8 Esports. Kami melakukan wawancara bersama Saanji dan Ily untuk menanyakan alasan mereka pindah ke ranah Wild Rift dan prediksi mereka untuk Wild Rift di Indonesia.

 

Sebelumnya kalian pernah menjadi pemain pro di game MOBA mobile, Apa yang membuat kalian memutuskan pindah ke Wild Rift?

Saanji : Alasan saya memutuskan pindah ke Wild Rift adalah mekaniknya yang lebih kompleks dan seru untuk dimainkan. Selain itu game-nya yang lebih tidak membosankan karena lebih susah, dan sebelumnya saya belum pernah menyentuh LoL di PC.

Ily: Saya melihat scene kompetitif Wild Rift yang cukup jelas ke depannya dan juga gameplay yang tidak jauh beda dengan Vainglory dari segi Ward dan pembelian item. Hal ini yang membuat saya memutuskan untuk pindah ke Wild Rift dibanding game sejenisnya.

aa3e1c5295a9fc29438523f3eb0f77e1
Muhammad “Saanji” Hamzah, pemain Victim Esports Wild Rift Sumber: Kincir

Bagaimana pendapatnya akan scene esports Wild Rift saat ini dari Riot Games?

Saanji : Kalau soal pendapat scene esports Wild Rift, menurut saya, sudah mulai terlihat karena sebentar lagi SEA Icon Series akan diadakan. Hal ini menjadi kesempatan besar bagi tim esports untuk unjuk kebolehan masing-masing tim dan menjadi pembukaan yang sangat tepat untuk Wild Rift khususnya di Indonesia karena menurut gua lagi panas-panasnya.

Ily: Untuk saat ini belum terlalu terlihat scene esports namun Riot Games saat ini sedang mempersiapkan scene kompetitif yang jelas buat Wild Rift seperti di LOL PC dan itu bakal buat penonton dan pemain Wild Rift bertambah

Apakah menurut kalian Wild Rift bisa bersaing dengan game mobile esports MOBA lain yang sudah eksis di Indonesia?

Saanji : “Untuk sisi esports di Indonesia saya yakin masih bisa bersaing dengan game MOBA lain namun semua bergantung dari tim esports Indonesia sendiri apakah bisa bersaing di kancah luar seperti tim di MOBA sebelah atau tidak.”

Ily: Menurut saya, bisa bersaing dengan game mobile MOBA lain, namun sepertinya tidak sebesar Mobile Legend yang sangat besar di Indonesia. Karena scene kompetitif MLBB di indonesia sudah terlalu kuat dan besar jadi sudah punya penggemarnya sendiri. Untuk Wild Rift bisa bersaing jika ada tim esport Indonesia yang bisa bersaing dengan tim luar negeri.

elite8animesaveme
Fernanda “Ily” Subekti saat masih di Elite8 Esports Sumber: YouTube Tesseract Esports

Sejauh ini bagaimana dengan Wild Rift Victim Esports menurut kalian?

Saanji : “Untuk tim Victim Esports sendiri saat ini sudah siap sejak jauh-jauh hari seperti menjalani latihan dan mengikuti berbagai turnamen. Saat ini kami masih ada yang harus diperbaiki meski baru saja menjuarai turnamen JD.ID dan karena itu bukan hal yang layak bagi kami untuk berpuas diri. Masih banyak turnamen-turnamen lainnya dan pastinya banyak tim lain yang mulai mengejar untuk menjadi tim Wild Rift terbaik.

Ily : Menurut saya Victim bakal jadi salah satu tim yang sangat kuat dan bakal menjuarai turnamen-turnamen lainnya selain JD.ID namun di ranah SEA kami masih harus tryhard untuk setara dengan tim-tim lain karena makro dan mikro tim luar sudah high level banget. Tapi kalau terus berproses Victim bisa setara dengan tim-tim tersebut.

Apa harapannya untuk scene esports Wild Rift di Indonesia dan dunia?

Saanji: Harapan untuk Wild Rift di Indonesia bisa mendominasi sebagai MOBA besutan dari LoL PC dan secara pribadi gua berharap agar kita sebagai player dan tim Indonesia bisa bersaing dengan tim luar negeri.

Ily: Untuk harapannya semoga Riot peduli terhadap game Wild Rift ini dengan cara mengadakan turnamen resmi seperti di LOL PC supaya game ini dapat bertahan lama di industri esports.

BOOM Esports Ungkap Roster Utama Wild Rift

BOOM Esports akhirnya mendapatkan sosok-sosok berbakat untuk mengisi roster divisi Wild Rift mereka. Proses seleksi roster berjalan dengan cukup panjang. Berawal dari bulan November 2020 lalu dengan mengumumkan perekrutan terbuka melalui media sosial,  kemudian bulan Desember 2020 ketika Leonard “OMO” diumumkan sebagai pelatih dan pelaksaan turnamen internal, sampai akhirnya pemain-pemain terbaik dipilih pada bulan Januari 2021 ini.

Cukup menarik melihat roster Wild Rift BOOM Esports. Salah satunya karena roster tersebut berisikan talenta muda yang dikombinasikan dengan pengalaman mantan pemain profesional esports League of Legends Indonesia. Lebih lanjut, simak profil roster terbaru divisi Wild Rift BOOM Esports.

 

Melalui Proses yang Panjang

Seperti apa saya tulis di awal artikel bahwa proses seleksi roster berlangsung selama kurang lebih 3 bulan lamanya. Prosesnya pun tidak mudah. Kembali kepada ambisi sang CEO yaitu Gary Ongko untuk menjadi tim terkuat di berbagai cabang game esports, tidak heran kalau BOOM Esports sangat selektif dalam mempersiapkan roster Wild Rift.

Langkah pertama mereka adalah merekrut pelatih, yaitu Leonard “OMO”. Pria dengan nama lengkap Leonard Loh memiliki daftar pengalaman yang panjang sebagai pelatih di skena profesional League of Legends. Mengutip dari Leaguepedia, OMO sudah terjun sebagai pelatih tim sejak dari tahun 2017. Kebanyakan pengalamannya adalah melatih tim League of Legends di Singapura seperti Sovereign atau Resurgence yang berlaga di Pacific Championship Series (PCS). Namun OMO juga sempat pindah ke Australia untuk melatih tim Gravitas yang berlaga untuk Oceania Pro League (OPL) pada tahun 2020 kemarin.

Komunitas juga begitu antusias dengan perekrutan yang dilakukan oleh BOOM Esports. Ada 3600 lebih kandidat yang mendaftar berdasarkan dari informasi yang diposting oleh BOOM Esports pada 7 Desember 2020 lalu. Kandidatnya juga tidak hanya dari Indonesia. Ada yang berasal dari negara SEA seperti Thailand, Filipina, Malaysia, Singapura dan Kamboja. Ada juga yang berasal dari luar SEA seperti Mongolia dan Brazil.

 

Meet the Rosters!

Jadi siapa saja yang akhirnya terpilih menjadi roster utama untuk divisi Wild Rift BOOM Esports? Berikut daftarnya.

Roster Wild Rift BOOM Esports

  • Jurnalis Haikal Pramudya – BOOM.Raymond (Top)
  • Faza Emeraldi Bakhri – BOOM.Axxio (JG)
  • Gatama Putra Sanjaya – BOOM.Platypus (Mid)
  • I Komang Neka Ardana – BOOM.Wezkeyy (ADC)
  • Jessen Wijaya Agussalim – BOOM.Zixtean (SP)

Lima pemain tersebut adalah mereka yang terpilih setelah melalui seleksi yang ketat dari BOOM Esports. Menurut cerita Marzarian “Ojan” Sahita selaku General Manager BOOM Esports, kelima pemain terpilih tersebut sempat dipertandingkan dengan pemain-pemain yang lebih punya pengalaman di bidang esports LoL. Tapi pemain-pemain yang ada di roster kini berhasil membuktikan kemampuannya sehingga jadi sosok yang dipilih oleh manajemen tim.

Pemain yang masuk ke dalam roster kebanyakan masih berusia muda. Axxio dan Zixtean masih berusia 15 tahun. Raymond dan Platypus masing-masing berusia 18 dan 17 tahun. Terakhir untuk melengkapi roster ada Wezkeyy yang berusia 25 tahun dan memiliki beberapa pengalaman di ranah esports League of Legends.

Ingin mencoba kenal dengan roster BOOM Esports, saya lalu berbincang dengan Platypus dan Wezkeyy sebagai perwakilan. Dua orang tersebut saya wawancara karena keunikan pribadi mereka masing-masing. Platypus saya anggap sebagai perwakilan dari generasi muda. Wezkeyy saya pilih karena dia adalah satu-satunya pemain tertua di roster dan sempat memiliki pengalaman beberapa skena kompetisi LoL bahkan termasuk LoL Garuda Series. Keduanya juga datang dari domisili yang berbeda. Platypus adalah anak Jakarta sementara Wezkeyy berdomisili di Bali

Bicara soal pengalaman, Wezkeyy lalu bercerita. “Pengalaman gue di esports sudah dari sejak tahun 2016. Dulu sempat ikut gelaran LoL Indonesia Championship walaupun cuma berhasil finish di peringkat 9. Tahun 2017 sempat gabung bersama tim Kamikaze Gaming untuk bermain di tingkat profesional yaitu League of Legends Garuda Series (LGS). Kalau soal siapa gue, nama gue adalah I Komang Neka Ardana. Asal dari Provinsi Bali, Kota Denpasar, Desa Renon. ”

I Komang
I Komang Neka Ardana, pria asal Bali dengan nickname BOOM.Wezkeyy yang merupakan ADC dari divisi Wild Rift BOOM Esports.

Lalu bagaimana dengan Platypus? “Kalau bicara pengalaman, gue baru sempat coba-coba terjun di dunia kompetitif PUBG Mobile saja. Belum pernah masuk tim besar juga. Karena itu, BOOM Esports adalah tim profesional pertama saja. Kalau soal siapa gue, nama gue Gatama Putra Sanjaya, lahir dan besar di Jakarta, bersekolah di Trinity International School, dan yaa… I’m just your average teenage boy.”

Keduanya memang punya latar belakang yang berbeda, tapi satu hal yang pasti adalah keduanya punya passion besar terhadap gaming. “Kalau untuk game lain, dulu gue sempat main Mobile Legends sampai rank Mythical Glory. Tapi waktu itu sebenarnya cuma iseng aja sih, kepingin tahu gimana rasanya main MOBA di HP… Haha. Lalu untuk Wild Rift gue sempat mencapai Rank Diamond IV. Bisa main semua role tapi lebih pede main pakai ADC dengan champion andalan berupa Kai’Sa, Jhin, Miss Fortune, dan Ezreal. Kalau ditanya dalam satu hari main berapa jam, mungkin bisa 10 jam lebih… Haha. Pokoknya never surrender push rank lah! ” Ucap Wezkeyy.

“Kalau gue dulu di Mobile Legends sempat mencapai rank Mythic dan di PUBG Mobile pernah mencapai rank Ace (satu tahap sebelum Conqueror). Ucap Platypus. “Untuk Wild Rift rank tertinggi gue itu Diamond 2. Waktu push rank juga memang selalu main mid dengan champion andalan Zed dan sambil adaptasi beberapa Champion yang sedang meta. Soal sehari main berapa jam, kalau jaringan internet lagi lancar, gue bisa main 8 – 10 jam.”

Dari jawaban tersebut, kita bisa melihat bagaimana kedua pemain tersebut memang selalu haus akan kompetisi. Walaupun begitu, keduanya mengakui bahwa mereka mengikuti seleksi pemain BOOM Esports hanya sebagai percobaan peruntungan saja.

“Untuk seleksi, tujuan awal gue sebenernya mencoba adu nasib aja sih… Haha. Eh tapi ternyata terpilih, mungkin memang sudah rezeki Tuhan.” Kata Wezkeyy. “Gue juga sebenarnya coba peruntungan saja untuk daftar. Tapi gue memang ingin memberanikan diri dan daftar sendiri saja karena ingin mengambil next step demi mencapai mimpi gue menjadi seorang pemain esports.” Kata Platypus.

Lalu bagaimana dengan proses seleksinya sendiri? Apa yang menjadi proses terberat selama seleksi?

“Kalau menurut gue tantangan terberatnya adalah ketika kami disatukan dalam tim dengan metode random shuffle. Karena hal tersebut jadi ada beberapa masalah dengan role, chemistry team, dan juga tentunya fakta bahwa timnya baru banget dibuat. Waktu seleksi juga ada satu lawan yang sangat tangguh, bahkan membuat gue sampai merasa tidak berdaya. Awalnya gue merasa ketinggalan skill dibanding sang rival, tapi sekarang gue berani bilang bahwa kami setara di dalam game.” Platypus menceritakan.

“Gue juga sama, yaitu ketika disatukan sebagai tim shuffle. Waktu itu tim gue kebanyakan main Baron Lane, jadi akhirnya kami memutuskan untuk mengisi kekosongan role tersebut. Terus waktu itu tim gue juga ada satu orang dari Filipina jadi lumayan menantang dari segi komunikasi. Tapi untungnya kami punya satu visi untuk percaya sama tim, percaya untuk membuat 5 menjadi 1.” Wezzkey menambahkan cerita dari sisi dirinya.

Gatama
Gatama Putra Sanjaya, remaja Jakarta dengan nickname BOOM.Platypus yang merupakan pemain midlaner dari divisi Wild Rift BOOM.Esports.

Terakhir, saya lalu menanyakan mimpi yang ingin mereka capai di skena esports Wild Rift nantinya.

“Gue ingin bisa menjadi juara dunia nantinya di skena Wild Rift bersama BOOM Esports. Gue ingin menjadi figur yang dikenal sebagai pemain terbaik di dunia karena inspirasi gue sendiri adalah Faker, sosok yang ingin bisa gue kalahkan dari segi kemampuan dan juga pencapaian. Gue jadi bersemangat ketika membayangkan orang-orang meneriakkan nama gue saat bertanding di panggung dunia. Karena hal tersebut gue jadi termotivasi untuk mencapai mimpi saya yaitu untuk menjadi pemain terbaik dunia dan bukan hanya di Indonesia saja.” Tutur Gatama.

“Soal apa yang ingin dicapai bersama rekan tim, sudah tentu sih juara. Selain itu cita-cita gue sedari dulu memang kepingin bisa angkat piala karena dulu waktu berkarir di League of Legends belum mendapat kesempatan. Selain itu gue juga ingin bisa membanggakan orang tua yang selalu support. Gue juga terima kasih banget kepada ko Gary dan Ojan yang sudah memberi kesempatan untuk gabung roster Wild Rift BOOM Esports. Gue akan berusaha sebisa mungkin untuk mengharumkan nama BOOM Esports dan memberikan pencapaian yang terbaik.” Komang menceritakan mimpinya.

 

Visi Gary Ongko Untuk Mendapatkan Prestasi Dunia

Pada beberapa perbincangan sebelumnya, Gary Ongko selaku Founder juga CEO BOOM Esports konsisten dengan pernyataan dirinya soal keinginannya untuk bisa mendapat prestasi di tingkat internasional. Visi tersebut masih bertahan dan juga jadi alasan BOOM Esports melakukan proses seleksi yang intensif untuk mempersiapkan divisi Wild Rift.

Pada kesempatan lain saya sempat menanyakan pandangan seorang Gary Ongko terhadap esports Wild Rift nanti. “Saya yakin Wild Rift akan memiliki pertandingan World Championship seperti yang ada di PC. Juga seperti biasanya, target kami adalah untuk menjadi tim yang berada di tingkat tertinggi dari suatu cabang game esports.” Ketika membicarakan harapan dirinya terhadap BOOM Esports untuk esports Wild Rift nantinya. “Kalau harapan pasti adalah untuk menjadi salah satu tim terkuat di Wild Rift.”

Esports Wild Rift masih belum memiliki jadwal yang pasti hingga saat ini. Informasi terakhir diungkap oleh John Needham, Global Head of Esports Riot Games dalam acara League of Legends Season 2021 Opening Days. Dalam kesempatan tersebut, John hanya memastikan bahwa Riot Games akan mempersiapkan ekosistem esports Wild Rift di tahun 2021 tanpa tambahan detil apapun.

Akankah para pemain serta manajemen BOOM Esports mampu mencapai cita-citanya untuk menjadi salah satu tim terbaik di kancah esports Wild Rift internasional nantinya? Saya sendiri sebenarnya sudah tidak sabar untuk menyaksikan perjalanan dari roster terbaru ini. Namun sepertinya kita masih harus bersabar sampai ada pengumuman lebih lanjut soal lanskap esports Wild Rift di tahun 2021 ini dari Riot Games.

Disclosure: Artikel ini merupakan hasil kolaborasi BOOM Esports dengan Hybrid.co.id.

Riot Games Beri Petunjuk Soal Esports Wild Rift di Indonesia

Tanggal 21 September 2020, redaksi Hybrid.co.id menghadiri preview event khusus media terkait penyelenggaraan League of Legends World Championship 2020. Dalam acara yang diselenggarakan secara online tersebut, Riot Games memberi petunjuk soal esports Wild Rift di Indonesia.

Acara dibuka dengan sesi tanya jawab yang dibawakan oleh David Higdon, Head of Communication LoL Esports, dengan John Needham selaku Global Head of Esports dari Riot Games sebagai narasumber. Kebetulan, saya mewakili redaksi Hybrid cukup beruntung, karena pertanyaan saya dibacakan dalam acara tersebut. Saya menanyakan soal apa rencana Riot di Indonesia, melihat antusiasme komunitas lokal terhadap League of Legends dan tentunya Wild Rift.

Sumber: Riot Games
Sumber: Riot Games

Menjawab hal tersebut, John Needham mengatakan, “Asia Tenggara adalah pasar yang berkembang pesat bagi (game-game) kami. Saya sendiri sangat bersemangat untuk membawa LoL Esports, dan tentunya Wild Rift yang baru rilis (closed-beta) di Indonesia. Menurut saya, Wild Rift akan menjadi game yang akan diterima dengan sangat baik di sana. Sangat tidak sabar untuk bisa membawa esports ke sana (Indonesia). Jadi untuk esports LoL PC kami ada PCS, dan esports Wild Rift mungkin akan ada untuk lokal Indonesia. Pastinya kami akan melakukan sesuatu yang besar dengan Wild Rift untuk Indonesia.”

Sayangnya, John Needham tidak menjelaskan lebih lanjut lagi terkait soal apa yang akan dilakukan Riot Games dalam hal LoL Esports di Indonesia, terutama segi Wild Rift. Memang belakangan ini, Riot Games terbilang begitu aktif mendekati komunitas lokal indonesia.

Presensi Riot Games sudah mulai terasa sejak kehadiran Legends of Runeterra. Kebetulan, saya juga mendapat kesempatan mewawancara Jennifer Poulson selaku Head of Publishing and Product for South East Asia, untuk membicarakan soal Legends of Runeterra dan rencana Riot Games di Indonesia.

Kehadiran Riot Games di komunitas lokal juga terasa ketika mereka merilis game FPS, VALORANT. Selain menghadirkan bahasa Indonesia di dalam game, kebetulan ketika itu Justin Hulog juga sempat membagikan sedikit rencana kasarnya terkait esports VALORANT di Asia Tenggara dan Indonesia.

Sementara itu untuk Wild Rift, walau mungkin sempat sedikit dikecewakan ketika tidak kebagian fase Alpha Test, namun Indonesia mendapat kesempatan eksklusif closed-beta yang diselenggarakan tanggal 16 September 2020 lalu. Tak hanya itu, Riot Games juga kembali menyajikan bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa in-game di dalam Wild Rift.

Wild Rift sepertinya tidak sekadar menjadi pelengkap dari League of Legends saja, jika kita melihat dari apa yang dijelaskan oleh John. Semoga saja apa yang dikatakan oleh Riot tersebut benar, dan esports Wild Rift di Indonesia bisa menjadi kenyataan nantinya.