BOOM Esports akhirnya mendapatkan sosok-sosok berbakat untuk mengisi roster divisi Wild Rift mereka. Proses seleksi roster berjalan dengan cukup panjang. Berawal dari bulan November 2020 lalu dengan mengumumkan perekrutan terbuka melalui media sosial, kemudian bulan Desember 2020 ketika Leonard “OMO” diumumkan sebagai pelatih dan pelaksaan turnamen internal, sampai akhirnya pemain-pemain terbaik dipilih pada bulan Januari 2021 ini.
Cukup menarik melihat roster Wild Rift BOOM Esports. Salah satunya karena roster tersebut berisikan talenta muda yang dikombinasikan dengan pengalaman mantan pemain profesional esports League of Legends Indonesia. Lebih lanjut, simak profil roster terbaru divisi Wild Rift BOOM Esports.
Melalui Proses yang Panjang
Seperti apa saya tulis di awal artikel bahwa proses seleksi roster berlangsung selama kurang lebih 3 bulan lamanya. Prosesnya pun tidak mudah. Kembali kepada ambisi sang CEO yaitu Gary Ongko untuk menjadi tim terkuat di berbagai cabang game esports, tidak heran kalau BOOM Esports sangat selektif dalam mempersiapkan roster Wild Rift.
Langkah pertama mereka adalah merekrut pelatih, yaitu Leonard “OMO”. Pria dengan nama lengkap Leonard Loh memiliki daftar pengalaman yang panjang sebagai pelatih di skena profesional League of Legends. Mengutip dari Leaguepedia, OMO sudah terjun sebagai pelatih tim sejak dari tahun 2017. Kebanyakan pengalamannya adalah melatih tim League of Legends di Singapura seperti Sovereign atau Resurgence yang berlaga di Pacific Championship Series (PCS). Namun OMO juga sempat pindah ke Australia untuk melatih tim Gravitas yang berlaga untuk Oceania Pro League (OPL) pada tahun 2020 kemarin.
Komunitas juga begitu antusias dengan perekrutan yang dilakukan oleh BOOM Esports. Ada 3600 lebih kandidat yang mendaftar berdasarkan dari informasi yang diposting oleh BOOM Esports pada 7 Desember 2020 lalu. Kandidatnya juga tidak hanya dari Indonesia. Ada yang berasal dari negara SEA seperti Thailand, Filipina, Malaysia, Singapura dan Kamboja. Ada juga yang berasal dari luar SEA seperti Mongolia dan Brazil.
Meet the Rosters!
Jadi siapa saja yang akhirnya terpilih menjadi roster utama untuk divisi Wild Rift BOOM Esports? Berikut daftarnya.
- Jurnalis Haikal Pramudya – BOOM.Raymond (Top)
- Faza Emeraldi Bakhri – BOOM.Axxio (JG)
- Gatama Putra Sanjaya – BOOM.Platypus (Mid)
- I Komang Neka Ardana – BOOM.Wezkeyy (ADC)
- Jessen Wijaya Agussalim – BOOM.Zixtean (SP)
Lima pemain tersebut adalah mereka yang terpilih setelah melalui seleksi yang ketat dari BOOM Esports. Menurut cerita Marzarian “Ojan” Sahita selaku General Manager BOOM Esports, kelima pemain terpilih tersebut sempat dipertandingkan dengan pemain-pemain yang lebih punya pengalaman di bidang esports LoL. Tapi pemain-pemain yang ada di roster kini berhasil membuktikan kemampuannya sehingga jadi sosok yang dipilih oleh manajemen tim.
Pemain yang masuk ke dalam roster kebanyakan masih berusia muda. Axxio dan Zixtean masih berusia 15 tahun. Raymond dan Platypus masing-masing berusia 18 dan 17 tahun. Terakhir untuk melengkapi roster ada Wezkeyy yang berusia 25 tahun dan memiliki beberapa pengalaman di ranah esports League of Legends.
Ingin mencoba kenal dengan roster BOOM Esports, saya lalu berbincang dengan Platypus dan Wezkeyy sebagai perwakilan. Dua orang tersebut saya wawancara karena keunikan pribadi mereka masing-masing. Platypus saya anggap sebagai perwakilan dari generasi muda. Wezkeyy saya pilih karena dia adalah satu-satunya pemain tertua di roster dan sempat memiliki pengalaman beberapa skena kompetisi LoL bahkan termasuk LoL Garuda Series. Keduanya juga datang dari domisili yang berbeda. Platypus adalah anak Jakarta sementara Wezkeyy berdomisili di Bali
Bicara soal pengalaman, Wezkeyy lalu bercerita. “Pengalaman gue di esports sudah dari sejak tahun 2016. Dulu sempat ikut gelaran LoL Indonesia Championship walaupun cuma berhasil finish di peringkat 9. Tahun 2017 sempat gabung bersama tim Kamikaze Gaming untuk bermain di tingkat profesional yaitu League of Legends Garuda Series (LGS). Kalau soal siapa gue, nama gue adalah I Komang Neka Ardana. Asal dari Provinsi Bali, Kota Denpasar, Desa Renon. ”
Lalu bagaimana dengan Platypus? “Kalau bicara pengalaman, gue baru sempat coba-coba terjun di dunia kompetitif PUBG Mobile saja. Belum pernah masuk tim besar juga. Karena itu, BOOM Esports adalah tim profesional pertama saja. Kalau soal siapa gue, nama gue Gatama Putra Sanjaya, lahir dan besar di Jakarta, bersekolah di Trinity International School, dan yaa… I’m just your average teenage boy.”
Keduanya memang punya latar belakang yang berbeda, tapi satu hal yang pasti adalah keduanya punya passion besar terhadap gaming. “Kalau untuk game lain, dulu gue sempat main Mobile Legends sampai rank Mythical Glory. Tapi waktu itu sebenarnya cuma iseng aja sih, kepingin tahu gimana rasanya main MOBA di HP… Haha. Lalu untuk Wild Rift gue sempat mencapai Rank Diamond IV. Bisa main semua role tapi lebih pede main pakai ADC dengan champion andalan berupa Kai’Sa, Jhin, Miss Fortune, dan Ezreal. Kalau ditanya dalam satu hari main berapa jam, mungkin bisa 10 jam lebih… Haha. Pokoknya never surrender push rank lah! ” Ucap Wezkeyy.
“Kalau gue dulu di Mobile Legends sempat mencapai rank Mythic dan di PUBG Mobile pernah mencapai rank Ace (satu tahap sebelum Conqueror). Ucap Platypus. “Untuk Wild Rift rank tertinggi gue itu Diamond 2. Waktu push rank juga memang selalu main mid dengan champion andalan Zed dan sambil adaptasi beberapa Champion yang sedang meta. Soal sehari main berapa jam, kalau jaringan internet lagi lancar, gue bisa main 8 – 10 jam.”
Dari jawaban tersebut, kita bisa melihat bagaimana kedua pemain tersebut memang selalu haus akan kompetisi. Walaupun begitu, keduanya mengakui bahwa mereka mengikuti seleksi pemain BOOM Esports hanya sebagai percobaan peruntungan saja.
“Untuk seleksi, tujuan awal gue sebenernya mencoba adu nasib aja sih… Haha. Eh tapi ternyata terpilih, mungkin memang sudah rezeki Tuhan.” Kata Wezkeyy. “Gue juga sebenarnya coba peruntungan saja untuk daftar. Tapi gue memang ingin memberanikan diri dan daftar sendiri saja karena ingin mengambil next step demi mencapai mimpi gue menjadi seorang pemain esports.” Kata Platypus.
Lalu bagaimana dengan proses seleksinya sendiri? Apa yang menjadi proses terberat selama seleksi?
“Kalau menurut gue tantangan terberatnya adalah ketika kami disatukan dalam tim dengan metode random shuffle. Karena hal tersebut jadi ada beberapa masalah dengan role, chemistry team, dan juga tentunya fakta bahwa timnya baru banget dibuat. Waktu seleksi juga ada satu lawan yang sangat tangguh, bahkan membuat gue sampai merasa tidak berdaya. Awalnya gue merasa ketinggalan skill dibanding sang rival, tapi sekarang gue berani bilang bahwa kami setara di dalam game.” Platypus menceritakan.
“Gue juga sama, yaitu ketika disatukan sebagai tim shuffle. Waktu itu tim gue kebanyakan main Baron Lane, jadi akhirnya kami memutuskan untuk mengisi kekosongan role tersebut. Terus waktu itu tim gue juga ada satu orang dari Filipina jadi lumayan menantang dari segi komunikasi. Tapi untungnya kami punya satu visi untuk percaya sama tim, percaya untuk membuat 5 menjadi 1.” Wezzkey menambahkan cerita dari sisi dirinya.
Terakhir, saya lalu menanyakan mimpi yang ingin mereka capai di skena esports Wild Rift nantinya.
“Gue ingin bisa menjadi juara dunia nantinya di skena Wild Rift bersama BOOM Esports. Gue ingin menjadi figur yang dikenal sebagai pemain terbaik di dunia karena inspirasi gue sendiri adalah Faker, sosok yang ingin bisa gue kalahkan dari segi kemampuan dan juga pencapaian. Gue jadi bersemangat ketika membayangkan orang-orang meneriakkan nama gue saat bertanding di panggung dunia. Karena hal tersebut gue jadi termotivasi untuk mencapai mimpi saya yaitu untuk menjadi pemain terbaik dunia dan bukan hanya di Indonesia saja.” Tutur Gatama.
“Soal apa yang ingin dicapai bersama rekan tim, sudah tentu sih juara. Selain itu cita-cita gue sedari dulu memang kepingin bisa angkat piala karena dulu waktu berkarir di League of Legends belum mendapat kesempatan. Selain itu gue juga ingin bisa membanggakan orang tua yang selalu support. Gue juga terima kasih banget kepada ko Gary dan Ojan yang sudah memberi kesempatan untuk gabung roster Wild Rift BOOM Esports. Gue akan berusaha sebisa mungkin untuk mengharumkan nama BOOM Esports dan memberikan pencapaian yang terbaik.” Komang menceritakan mimpinya.
Visi Gary Ongko Untuk Mendapatkan Prestasi Dunia
Pada beberapa perbincangan sebelumnya, Gary Ongko selaku Founder juga CEO BOOM Esports konsisten dengan pernyataan dirinya soal keinginannya untuk bisa mendapat prestasi di tingkat internasional. Visi tersebut masih bertahan dan juga jadi alasan BOOM Esports melakukan proses seleksi yang intensif untuk mempersiapkan divisi Wild Rift.
Pada kesempatan lain saya sempat menanyakan pandangan seorang Gary Ongko terhadap esports Wild Rift nanti. “Saya yakin Wild Rift akan memiliki pertandingan World Championship seperti yang ada di PC. Juga seperti biasanya, target kami adalah untuk menjadi tim yang berada di tingkat tertinggi dari suatu cabang game esports.” Ketika membicarakan harapan dirinya terhadap BOOM Esports untuk esports Wild Rift nantinya. “Kalau harapan pasti adalah untuk menjadi salah satu tim terkuat di Wild Rift.”
Esports Wild Rift masih belum memiliki jadwal yang pasti hingga saat ini. Informasi terakhir diungkap oleh John Needham, Global Head of Esports Riot Games dalam acara League of Legends Season 2021 Opening Days. Dalam kesempatan tersebut, John hanya memastikan bahwa Riot Games akan mempersiapkan ekosistem esports Wild Rift di tahun 2021 tanpa tambahan detil apapun.
Akankah para pemain serta manajemen BOOM Esports mampu mencapai cita-citanya untuk menjadi salah satu tim terbaik di kancah esports Wild Rift internasional nantinya? Saya sendiri sebenarnya sudah tidak sabar untuk menyaksikan perjalanan dari roster terbaru ini. Namun sepertinya kita masih harus bersabar sampai ada pengumuman lebih lanjut soal lanskap esports Wild Rift di tahun 2021 ini dari Riot Games.
Disclosure: Artikel ini merupakan hasil kolaborasi BOOM Esports dengan Hybrid.co.id.