Tag Archives: Euforia

Euforia Music Ecosystem Resmi Meluncur

Euforia Music Ecosystem (Euforia) yang sempat kami bahas beberapa waktu silam, per tanggal 16 Januari 2016 kemarin telah resmi mengudara. Layanan yang hadir atas kerja sama band Endank Soekamti dan Infinys System Indonesia ini memiliki visi untuk merevolusi industri musik Indonesia dengan pendekatan digital. Di awal kehadirannya, Euforia ingin mengajak sebanyak mungkin pelaku-pelaku industri musik Indonesia untuk bergabung dan melakukan gerakan perubahan.

“Tidak ada perayaan, tidak ada launching, tidak ada hal-hal resmi atau formal untuk memulai pergerakan ini [revolusi musik Indonesia lewat Euforia], karena pergerakan ini akan kita mulai melalui apa yang kita punya, apa yang kita bisa,” ujar Erix Soekamti dari grup band Endank Soekamti  dalam video hariannya.

Sederhananya, Euforia berupaya untuk menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan oleh para pelaku-pelaku industri musik dalam ekosistem industri musik Indonesia. Mulai dari fungsi produksi, distribusi, promosi, ruang apresiasi, komunitas, dan support. Elemen-elemen tersebut lah yang coba ditonjolkan oleh Euforia melalui pendekatan digital, baik secara online maupun offline.

Saat ini tersedia lima kotak kategori yang dapat dipilih oleh para pelaku industri musik yang ingin bergabung dalam platform Euforia. Lima kategori tersebut adalah Music untuk para musisi, Store untuk pihak yang ingin berkontribusi melalui penjualan karya musisi, Promotion untuk pihak media, Sponsor, dan Video/Photography untuk para video dan fotografi enthusiast.

Nantinya, pihak yang menyatakan ingin bergabung pun akan diberikan misi yang berbeda sesuai dengan peran masing-masing. Misi tersebut baru akan diberikan setelah pihak-pihak yang bersangkutan mengisi identitas pribadi.

“Di sini intinya, sebuah band harus bergerak untuk mempromosikan apa yang dia buat dan mengelola komunitas yang ada. […] Dalam sebulan ini kami akan mendata semua volunteer atau para penggerak yang ikut dalam menggerakan movement yang kita [pelaku industri musik] bangun bersama ini di Euforia Music Ecosystem. Dari situ akan kami mapping semuanya, lalu website ini akan berevolusi menjadi Euforia yang benar-benar menjadi sebuah infrastruktur yang bisa dipakai bersama,” ujar Erix.

Erix juga menyadari adanya peluang layanan Euforia dapat ditiru dengan mudah oleh pihak lain, apalagi yang memiliki modal besar. Pun demikian, Erix tetap optimis ada nilai yang tidak bisa sembarangan ditiru oleh mereka, yakni menggerakan kesadaran secara besar-besaran untuk membuat sebuah perubahan di industri musik Indonesia.

Erix mengatakan, “Ini adalah ekosistem musik kita [pelaku industri musik]. Mari kita mulai revolusi musik Indonesia dengan apa yang kita bisa, dengan apa yang kita punya.”

“Bayangkan bila ini terjadi. Kita [pelaku industri musik Indonesia] akan punya banyak aset, rekanan untuk promosi, toko-toko untuk distribusi, kreator, dan komunitas. Kita akan sangat powerful. Kita akan sangat sangat seksi. Kita bisa bergerak mandiri. Mandiri dalam bekerja, merdeka dalam berkarya,” tandasnya.

“Euforia” Segera Diluncurkan untuk Revolusi Digital Ekosistem Musik Indonesia

Jargon tentang “mati surinya” musik Indonesia hingga kini masih sering terdengar, dan yang sering menjadi kambing hitam adalah isu pembajakan karya. Namun lesunya pasar musik tersebut tak serta merta membuat para pelaku di dalamnya berpangku tangan. Di tengah kencangnya laju perkembangan teknologi, Euforia Music Ecosystem hadir sebagai bentuk kerja sama antara Cloud Kilat dan Endank Soekamti. Insiatif tersebut memiliki visi merevolusi ekosistem musik Indonesia melalui pendekatan digital.

“Cita-citanya [Euforia] adalah merevolusi industri musik Indonesia. Revolusi itu bisa dibangun bila bersama-sama [komunitas-komunitas musik yang bergabung dalam satu ekosistem]. Yang mendasari ini adalah keinginan akan sebuah perubahan di industri musik Tanah Air,” ujar Erix Soekamti dari grup band Endank Soekamti.

Dalam Video Blog miliknya, Erix juga menggambarkan dengan singkat bahwa nantinya Euforia ini diharapkan akan menjadi wadah berkumpulnya pelaku industri musik Indonesia, mulai dari musisi, record label, media, event organizer, hingga investor.

Cara kerjanya secara sederhana Euforia akan menjadi infrastruktur dalam merevolusi industri musik dengan tujuan mengangkat mental “Merdeka Dalam Berkarya, Mandiri Dalam Bekerja”. Nantinya komunitas musik dapat memanfaatkan Euforia untuk mendukung kegiatan online maupun offline. Seperti promosi, distribusi album, hingga komunikasi dengan label rekaman.

“Produk utamanya adalah si artisnya sendiri, bagaimana mereka bisa berkembang [dengan memberdayakan Euforia]. […] Ini adalah langkah kecil buat kami untuk revolusi industri [musik],” ungkap General Manager Infinys System Indonesia Dondy Bappedyanto.

Erix menambahkan bahwa kerja sama yang terjalin merupakan kemitraan yang saling melengkapi. Infinys System Indonesia berperan sebagai penyedia infrastruktur [CloudKilat] dan lengkap dengan pengalamannya di bidang teknologi, sedangkan Endank Soekamti akan membawa pengalamannya di industri musik dan mengoptimalkan jaringan komunitas yang dimiliki.

Gaung mati surinya industri musik Indonesia merupakan salah satu bentuk dari kegelisahan para pelaku industri musik sejak beberapa tahun silam. Maraknya pembajakan dan laju pertumbuhan teknologi digital yang belum mampu dioptimasi industri pun semakin memperparah lesunya industri musik Tanah Air.

Belum lagi kondisi “Jakarta-Centric” yang juga berimbas pada industri musik Tanah Air. Sentralisasi tersebut membuat musisi daerah sering kali tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk dapat terbang tinggi lewat karya yang dihasilkannya.

Euforia direncanakan resmi meluncur pada 16 Januari 2016 ini. Di awal peluncurannya, menurut Erix, fokus utamanya ialah untuk memperkenalkan platform Euforia itu sendiri dengan menyuarakan moto “Do It Together”.