Tag Archives: event virtual

Google Luncurkan Fundo, Platform Untuk Memudahkan Kreator Mengadakan Event Online Berbayar

Inkubator eksperimental Google, Area 120, baru saja memperkenalkan proyek terbaru mereka yang bernama Fundo. Fundo pada dasarnya merupakan sebuah platform yang dapat dimanfaatkan para kreator konten untuk mengadakan beragam event virtual yang berbayar.

Setelah menjalani masa pengujian selama kurang lebih satu tahun, Fundo kini sudah bisa diakses secara luas oleh kreator di Amerika Serikat dan Kanada. Melihat semakin banyaknya acara yang dihelat secara online selama pandemi ini, kita tidak perlu terkejut melihat timing peluncuran Fundo.

Fundo merupakan sebuah platform yang lengkap. Artinya, kreator tidak perlu repot menentukan layanan video chat yang ingin digunakan, dan mereka juga tidak perlu bingung memikirkan bagaimana cara memproses pembayaran dari para peserta acara. Sebagai gantinya, Fundo mengambil 20% dari total keuntungan yang diperoleh masing-masing kreator.

Sejauh ini Fundo sudah memikirkan setidaknya tiga jenis event virtual yang bisa diadakan: workshop, meet-and-greet, dan sesi video chat 1 lawan 1 plus sesi foto bersama. Kreator tinggal memilih jenis acara yang diinginkan, menentukan jadwal dan jumlah maksimum pesertanya, serta menentukan harga jual tiketnya.

Sesudahnya, acara-acara online itu bisa langsung ditemukan lewat situs Fundo – sejauh ini Fundo belum punya aplikasi mobile. Untuk bisa membeli tiket, peserta harus mendaftarkan diri dulu menggunakan akun Google atau nomor ponsel.

Fundo bukanlah satu-satunya opsi yang bisa dimanfaatkan kreator untuk mengadakan acara online berbayar. Belum lama ini, Facebook juga sempat meluncurkan fitur serupa, akan tetapi yang sepenuhnya menggunakan platform Facebook sendiri.

Beberapa bulan lalu, Airbnb juga memperkenalkan Airbnb Online Experiences dengan konsep yang cukup mirip. Perbedaan utamanya, Airbnb hanya memfasilitasi keperluan promosi dan pembayaran acara saja, sebab sang penggagas acara masih harus menggunakan platform eksternal seperti Zoom.

Fundo hingga kini masih berstatus eksperimental, dan tidak ada yang berani menjamin akan masa depannya. Bisa saja Fundo ditelantarkan begitu saja dan pada akhirnya ditutup saat pandemi telah usai, atau bisa saja Fundo dimasukkan sebagai salah satu fasilitas yang kreator tawarkan pada program membership di channel YouTube mereka masing-masing.

Sumber: Variety.

Event virtual menjadi makin diminati, meski tidak bisa 100% menggantikan pengalaman event offline

Potensi Event Virtual Jadi Salah Satu Kegiatan “New Normal”

Banyak hal terdampak pandemi Covid-19 ini. Salah satunya adalah industri berbasis event. Bagi penggiat di sektor ini, mencari cara beradaptasi agar tetap relevan adalah kunci melewati ini semua. Tidak mudah, tapi diupayakan.

Salah satu yang mulai beradaptasi dengan cara tersebut adalah Loket / GoTix. VP of Commercial Loket Mohamad Ario Adimas (Dimas) menjelaskan, kondisi tetap di rumah saja dalam waktu lama membuat masyarakat butuh hiburan. Di sisi lain, musisi dan semacamnya butuh tetap berkarya dan menyapa penggemarnya. Akhirnya event virtual menjadi salah satu solusi.

“Adaptasi ke event online pun menjadi salah satu jawaban. Melalui event online, Loket berupaya untuk mendorong agar industri event dan hiburan tetap hidup, para musisi dan kru event tetap dapat berkarya, serta masyarakat dapat terus memperoleh akses hiburan ke beragam event. Kondisi ini juga yang akhirnya memicu Loket untuk berkolaborasi dengan para event creator dalam menemukan solusi terbaik di tengah krisis ini,” terang Dimas.

Dimas melanjutkan, Loket menyediakan halaman khusus yang bisa memudahkan para event creator untuk membuat sebuah event virtual. Loket juga mengklaim telah berinovasi dengan menggabungkan layanan sistem manajemen tiket dengan streaming video, sehingga mulai dari perencanaan, pengaturan, produksi, hingga komunikasi dengan audiens yang berbentuk website atau yang disebut dengan virtual venue.

“[Kami] menerapkan analogi sebagaimana tiket dalam event offline. Penjualan dan distribusi tiket juga dibuat secara eksklusif, di mana satu link URL hanya bisa digunakan pada satu ​device konsumen. Hal ini menjadi salah satu cara agar para event creator tetap mendapatkan apresiasi yang sepatutnya atas apa yang mereka lakukan,” imbuh Dimas.

Adaptasi serupa juga dilakukan Goers. Dengan layanan Goers Experience Manager (GEM), mereka mencoba beradaptasi dengan perubahan pola event yang ada seperti sekarang ini.

GEM resmi diluncurkan oleh Goers pada tahun lalu. Tujuannya memberikan pengalaman bagi para pemilik acara maupun pengguna yang ingin mengikuti acara. Kini, di tengah situasi pandemi, GEM menjadi salah satu layanan penting yang bisa membantu penyelenggaraan event online.

“Goers Experience Manager adalah sebuah platform bagi experience creators untuk membuat experience, mendigitalisasi penjualan tiket secara online dan offline, dan terhubung dengan lebih dari 450 ribu pengguna Goers,” ujar Co-Founder dan COO Goers Niki Tsuraya Yaumi.

Ia menambahkan, melalui GEM para pemilik acara disediakan berbagai macam fitur untuk pengelolaan acara, mulai dari email blast, laporan dan settlement, kustomisasi URL, hingga penggunaan kode voucher.

Event virtual jadi salah satu new normal

Event online atau virtual mulai ramai sejak pandemi memaksa semua kegiatan offline batal dan pemerintah menghimbau untuk tinggal di rumah saja. Beragam bentuk kegiatan diselenggarakan, mulai dari konser musik, workshop atau pelatihan, webinar, dan semacamnya.

Dimas percaya ke depannya event online akan menjadi new normal yang terus diminati meskipun seandainya pandemi ini berakhir. Ia berkaca pada lonjakan pembuatan event online di Loket. Sejauh ini ada 2.000 event dalam kurun waktu satu bulan terakhir, di antaranya konser online yang berhasil menjual hingga 5000 tiket.

“Angka yang cukup tinggi untuk penjualan tiket event online di Indonesia. Ke depan, kami berkomitmen untuk terus berupaya meluncurkan inovasi-inovasi baru bagi industri event dan hiburan, dan tak henti untuk terus giat berkontribusi. Loket berharap para event creator dan audiens dapat memaksimalkan fitur event online ini dan menjadikannya sebagai solusi untuk tetap produktif,” jelas Dimas.

Hal senada disampaikan Niki. Ia menilai meski suatu saat pandemi usai, perkembangan teknologi dan kebiasaan melakukan banyak hal dari tempat lain secara fleksibel akan membuat event online akan terus tumbuh dan tetap memiliki peminat. Di sanalah GEM mengambil posisi sebagai platform yang memudahkan bagi pembuat event.

“Event offline terbatas oleh jarak dan waktu, sedangkan event online tidak. Kami melihat masa depan online event sangat cerah. Sebagai perbandingan, beberapa partner kami ada yang merasakan kenaikan jumlah peserta sebesar 50% karena mengadakan acara secara online,” imbuh Niki.

Kendati tidak 100% bisa menggantikan pengalaman acara secara langsung, penyelenggaraan secara online akan menjadi salah satu pilihan penyelenggaraan acara saat ini. Fleksibilitas yang ditawarkan di dalamnya menjadi daya tarik tersendiri bagi para penontonnya. Momok terbesarnya saat ini, khususnya di Indonesia, adalah kestabilan jaringan internet dan ketersediaan infrastruktur secara nasional.