Tag Archives: Extremesland

Perjalanan Duo Pemain CS:GO Indonesia di Paper Rex Hingga Juara eXTREMESLAND Festival 2020: Southeast Asia

2020 menjadi tahun yang tidak mudah, apalagi bagi komunitas CS:GO di Asia Tenggara. Tidak hanya turnamen offline yang kian jarang karena pandemi COVID-19 yang merebak di seluruh dunia namun juga kehadiran VALORANT, game FPS dari Riot Games yang mengadakan rangkaian turnamen esports resmi lewat kehadiran First Strike.

Meski begitu, masih ada beberapa pemain yang masih bertahan di CS:GO walau hampir semua pemain yang eksis saat ini berada di tim luar Indonesia. Sebut saja Hansel “BnTeT” Ferdinand yang baru saja resmi berseragam EXTREMUM (tim esports asal Rusia) dan Kevin “xccurate” Susanto yang diumumkan menjadi pemain terbaru dari NG Esports, tim CS:GO asal Thailand.

CSGO IEG
Mindfreak dan f0rsakeN saat meraih juara IEG 2018 bersama BOOM Esports. Sumber: BOOM Esports

Namun, baru-baru ini komunitas CS:GO Indonesia patut berbangga akan pencapaian duo pemain Indonesia yakni Aaron “Mindfreak” Leonhart dan Jason “f0rsakeN” Susanto yang berhasil meraih gelar juara eXTREMESLAND Festival 2020: Southeast Asia bersama Paper Rex, tim CS:GO yang berada di Singapura. Kedua pemain ini sebelumnya pernah bermain di tim yang sama yakni BOOM Esports.

Bersama Hybrid, mereka menceritakan mengenai perjalanan mereka menjadi juara di eXTREMESLAND, CS:GO Asia Tenggara di 2020, tantangan bermain CS:GO secara kompetitif saat ini dan pendapat mereka akan BOOM Esports yang baru saja melepas tim CS:GO mereka ke MIBR.

 

Bisa diceritakan awal mula perjalanan kalian sebagai pemain professional di CS:GO?

Mindfreak: “Awalnya gua bermain CS:GO sejak Desember 2012 dan di tahun selanjutnya mulai bermain secara kompetitif. Di 2015 mulai berkarir di BDGS dan pindah ke Jakarta Juggernaut. Sempat bermain di Fortius bersama xccurate dan BnTeT, gua akhirnya menjadi stand-in di Kanaya Gaming hingga bergabung ke BOOM Esports di akhir 2016 sampai berpisah di Januari 2020.

f0rsakeN: “Awal karir saya waktu itu bermain bersama Recca Academy dan berhasil meraih juara 3 di turnamen LAN di Supernova Jakarta. Setelah berpisah dengan Recca dan bergabung ke Aerowolf Pro Team. Akhirnya saya dipinjamkan ke BOOM Esports hingga dikontrak secara permanen. Setelah dari BOOM, saya ditarik ke tim JMT dari China namun karena ada permasalahan organisasi, JMT diumumkan bubar dan akhirnya saya memutuskan pindah ke Paper Rex.

 

Bagaimana cerita kalian bisa bergabung ke Paper Rex?

paper rex
Skuad pertama Paper Rex Kiri ke kanan: Aequitas (pelatih Paper Rex), Bobosaur, d4v4i, Alecks, Mindfreak, Subbey, dan dsn (Co-Founder Paper Rex) (Sumber: Paper Rex)

Mindfreak: Gua bergabung ke Paper Rex setelah GeForce Pacific bersama BOOM. Setelah trial di bulan Januari, bulan selanjutnya bergabung sebagai pemain resmi. Sebelumnya, sudah mendapat tawaran lain dari Team Aster dan bahkan sempat trial di sana. Namun karena Team Aster ada 4 pemain China, saya memutuskan untuk menolak karena kendala bahasa dan memutuskan ke Paper Rex karena saya bisa menguasai bahasa Inggris.

f0rsakeN: “Saya dikontak secara langsung oleh DSN (pelatih Paper Rex) untuk menawarkan saya untuk menjadi pemain. Tanpa pikir panjang, saya menerima tawaran tersebut karena juga sudah keluar dari JMT saat itu.

 

Bagaimana perjalanan kalian selama turnamen eXTREMESLAND Festival 2020: SEA?

Mindfreak: “Sebelum turnamen ini, kami memutuskan untuk meningkatkan porsi latihan menjadi 8 jam sehari mengingat kami tidak latihan seusai liburan tahun baru. Kami juga lebih ke arah melihat tim lain bermain dan di waktu yang sama kami yakin dengan strategi kami yang lebih bagus hingga akhirnya menjadi juara.

ForsakeN: “Persiapan di turnamen ini, kami melakukan latihan, scrim, dan membahas kesalahan di latihan ataupun menonton demo dari tim luar negeri seperti Astralis, Vitality, dll.

 

Apa pendapat kalian mengenai CS:GO di Asia Tenggara?

Mindfreak: “Sebenarnya CS:GO SEA terbilang membosankan karena hanya bertemu tim itu-itu saja saat turnamen. Bahkan tim CS:GO SEA saat ini cukup sering membuat perubahan pemain termasuk kami di Paper Rex yang membuat tim CS:GO di SEA harus melakukan penyesuaian tim.

F0rsakeN: “Menurut saya CS:GO di Asia Tenggara untuk saat ini agak mundur untuk beberapa langkah karena game VALORANT yang sedang naik daun sehingga banyak para pemain CS:GO banyak berpindah ke VALORANT. Tapi saya berharap tim CS:GO Asia Tenggara bisa tetap eksis sampai sekarang.”

 

Lantas, bagaimana untuk wilayah lain di Asia seperti China dan Mongolia?

Mindfreak: “Mongolia justru malah semakin banyak tim CS:GO meski VALORANT merebak di Asia terlihat dari tim di turnamen ESEA yang didominasi tim Mongolia. Sama dengan China yang masih tetap aktif dan ramai tim Cs:GOnya karena gua sendiri jarang melihat pemain China di VALORANT.

f0rsakeN: “Justru sebaliknya dari Asia Tenggara, China dan Mongolia sedang berkembang pesat karena sedang menunjukkan dominasinya di berbagai turnamen CS:GO kancah Asia.

 

Menurut kalian apa tantangan bermain CS:GO sebagai pemain profesional untuk saat ini?

Mindfreak: “Turnamennya lagi jarang, tidak sebanyak dulu buat Asia. Ditambah lagi adanya COVID membuat terkadang bosan bermain CS. Ditambah lagi seperti yang gua bilang sebelumnya, lawan-lawannya yang itu-itu saja.

F0rsakeN: “Tetap bertahan dengan tujuan saya secara pribadi untuk bisa menembus turnamen major CS:GO dan menjadi tim nomor satu Asia.”

Sumber: BOOM Esports
Sumber: BOOM Esports

 

BOOM Esports baru saja melepas roster CS:GO mereka ke MIBR. Apa saran kalian terhadap manajemen BOOM, apakah lebih baik melanjutkan di Brazil, Asia, atau kembali ke ranah Indonesia?

Mindfreak: “Kalau saran gua sih tetap bertahan di scene Brazil ya buat CS:GO BOOM. Selain scene yang terbilang jauh lebih sehat secara kompetitif, komunitas mereka juga terbilang sangat aktif. Dibandingkan kembali membuat CS:GO di Asia, itu hanya membuang uang saja. Selain CS:GO yang meredup di Asia, pesaing CS:GO saat ini yaitu VALORANT juga memiliki roadmap yang lebih jelas terutama di kawasan Asia Tenggara

F0rsakeN: “BOOM Esports harus tetap eksis di CS:GO karena game ini masih jadi tolak ukur esports skena internasional. Mungkin saat ini pemain CS:GO Indonesia yang bersinar sedang berkarir di luar negeri namun tidak menutup kemungkinan bila saatnya tiba mereka akan kembali berkarir di Indonesia.

 

Perjalanan NXL ke Grand Final Extremesland Terancam Gagal Karena Perubahan Aturan Mendadak

Keberhasilan NXL menjuarai kualifikasi Zowie Extremesland Asia CS:GO 2016 memberikan kesempatan bagi jawara eSport lokal ini untuk mewakili Indonesia dalam sesi grand final yang akan dilangsungkan di Shanghai bulan September besok. Sayang sekali, belum lama ini terdengar kabar kurang baik yang mengancam perjalanan NXL menuju laga internasional tersebut.

Lewat sosial media, minggu lalu NXL mengabarkan bahwa dua anggota mereka yakni Albert Gionvanni dan pemain cadangan Steven, kesulitan mendapatkan visa karena permohonan mereka di-cancel. Jika Albert dan Steven tak bisa berangkat, seluruh tim NXL kemungkinan akan gagal tanding di final. Perlu Anda tahu, pembatalan visa berbeda dari penolakan, sebab dengan begitu mereka baru diizinkan terbang di bulan Oktober, saat kompetisi sudah selesai.

Penyebabnya sangat sepele, dan melihat krusialnya event ini bagi NXL, sangat membuat mereka frustasi: visa tertahan karena peraturan baru terkait akan dilaksanakannya pertemuan G20 di Tiongkok bulan September 2016 serta alasan ‘masalah keamanan’. Regulasi tersebut berlaku secara sementara (mulai 10 Agustus sampai G20 rampung), penjabarannya ialah sebagai berikut:

  • Pemohon harus menyertakan paspor lama mereka.
  • Pemohon yang paspornya kosong tidak akan mendapatkan visa.
  • Paspor yang mempunyai visa Arab tidak akan diberi visa Tiongkok.
  • Pemohon yang tidak mempunyai paspor lama tidak akan memperoleh visa.

Peraturan tersebut menjadi kendala bagi dua anggota tim NXL. Albert tidak punya paspor lama karena paspor miliknya sekarang merupakan paspor pertama dan satu-satunya. Sedangkan Steven menggunakan paspor anak-anak dan sama sekali belum mendapatkan visa karena ia memang belum pernah pergi ke luar negeri. Petugas Kedutaan China ‘khawatir’, Steven menyimpan paspor lain.

NXL sudah mencoba memberikan penjelasan pada petugas consulate general, tapi tidak menghasilkan jalan keluar. Probabilitas selanjutnya adalah visa keempat anggota tim akan ditangguhkan dan baru bisa diperoleh di bulan Oktober. Kabar gembiranya, IeSPA mendukung penuh agenda NXL buat berangkat ke final di Shanghai dan telah mengeluarkan surat permohonan pengajuan rekomendasi pada Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga RI.

Tentu saja kita berharap semua masalah ini bisa segera teratasi, memberikan NXL kesempatan untuk bertanding di grand final Extremesland Asia CS:GO 2016.

Ada kabar bahwa perubahan regulasi mendadak karena konferensi G20 juga menyusahkan para pemohon visa beasiswa, dan juga menyebabkan ratusan pabrik di Tiongkok tutup.