Facebook Business Suite atau yang kini menjadi Meta Business Suite, merupakan layanan yang menyediakan beragam fitur untuk menghemat waktu dan mempermudah aktivitas bisnis. Salah satunya yakni fitur penjadwalan unggah Story di Facebook dan Instagram, secara langsung melalui satu platform.
Tak hanya itu, Meta Business Suite juga dapat digunakan oleh pelaku usaha untuk menanggapi pesan dan komentar, membuat iklan, dan melihat performa di Facebook dan Instagram dengan saling terhubung.
Cara Menjadwalkan Posting di Facebook Business Suite
Business Suite memungkinkan pelaku usaha untuk dapat mengunggah Story di Facebook dan Instagram secara otomatis dan bersamaan, melalui satu tampilan. Dengan begitu, pelaku usaha dapat tetap terhubung dengan pengikutnya, di tengah aktivitas bisnis lainnya yang padat.
Berikut langkah-langkah menjadwalkan unggahan Story di Facebook dan Instagram melalui desktop Business Suite:
Masuk ke menu ‘Post & Stories’ di tools tab di sisi kiri layar Anda.
Setelah itu, Anda akan dibawa ke halaman Postingan.
Pilih menu ‘Create Post’ atau buat postingan. Anda dapat memilih platform yang Anda inginkan untuk membuat atau menjadwalkan postingan, baik itu Facebook, Instagram, atau keduanya.
Klik ‘Add Media’ dan tambahkan foto atau video ke cerita Anda.
Sesuaikan cerita Anda dengan memotong media, menambahkan teks atau stiker, menambahkan tautan dan detail-detail lainnya.
Lihat pratinjau tampilan cerita Anda di Facebook dan Instagram di sebelah kanan.
Untuk menerbitkan postingan nanti, klik tanda panah di samping ‘Publish’ atau terbitkan. Kemudian klik ‘Schedule Story’ atau jadwalkan postingan. Sebagai opsi lain, Anda juga dapat memilih ‘Optimal Times’ untuk mengetahui waktu posting yang direkomendasikan oleh Business Suite.
Tambahkan tanggal dan waktu yang Anda inginkan untuk menerbitkan postingan. Lalu, klik ‘Save’ atau simpan.
Klik ‘Schedule Post’ atau jadwalkan di kanan bawah, jika Anda sudah siap menjadwalkan unggahan Story. Anda bisa melihat Story pada tanggal penerbitan yang sudah dijadwalkan atau sudah diterbitkan dengan membuka Story.
Keuntungan Business Suite untuk Penjadwalan Konten Bisnis
Meta Business Suite merupakan layanan yang dirancang untuk mengintegrasikan tugas admin antara Instagram dan halaman bisnis Facebook dalam satu platform. Ini memungkinkan pelaku bisnis dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
Kelola semua komentar, pesan langsung, dan notifikasi dalam satu platform terpusat.
Gunakan fitur ‘insights analitics’ untuk memantau kinerja atau performa kampanye dan demografi audiens.
Cross-posting di kedua platform media sosial.
Kelola commerce dan pusat iklan.
Pengaturan halaman kontrol.
Buat strategi strategi pemasaran konten dengan kalender untuk menjadwalkan posting dan story.
Dengan berbagai layanan yang menguntungkan itu, pelaku usaha dapat mengelola aktivitas bisnis digitalnya di media sosial secara saling terhubung. Pelaku usaha juga dapat menghemat waktu, sehingga dapat fokus menjalankan aktivitas bisnis yang lain. Akhirnya, bisnis yang dijalankan dapat semakin berkembang.
Facebook Business Suite atau Meta Business Suite merupakan salah satu fitur dari Meta, perusahaan induk yang menaungi Facebook, Instagram dan WhatsApp. Business Suite ini menjadi alat yang membantu para pelaku usaha dalam mengelola bisnisnya secara digital.
Sebelumnya, Facebook juga memiliki fitur serupa yakni Facebook Business Manager, yang kemudian diganti dengan Business Suite. Business Suite ini menyediakan beragam layanan, mulai dari tools untuk unggah konten bisnis, kirim pesan kepada pelanggan, analisis performa konten bisnis hingga beriklan.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari penggunaan Business Suite ini, pelaku usaha direkomendasikan untuk menghubungkan laman Facebook bisnis ke Instagram bisnis yang dimiliki. Ada pun langkah-langkahnya akan dijelaskan berikut ini.
Cara Menautkan Facebook Page ke Instagram Bisnis
Dengan Business Suite, pelaku usaha dapat mengelola semua aktivitas bisnis dengan saling terintegerasi. Business Suite ini berupaya menghemat aktivitas pelaku usaha, dengan membantu menghubungkan dua platform, yakni Facebook dan Instagram.
Berikut cara menambahkan akun Instagram bisnis ke akun bisnis milik pelaku usaha di desktop Meta Business Suite.
Pastikan telah memiliki akun Instagram bisnis milik usaha Anda.
Pilih menu ‘Settings’ atau pengaturan di sebelah kiri. Klik aset bisnis, lalu tambah aset. Pilih ‘Instagram’ dan klik ‘Connect Account’ atau hubungkan akun.
Tinjau dan setujui persyaratan untuk menghubungkan akun Instagram, lalu klik ‘Confirm’ atau konfirmasi. Setelah itu, masukkan nama pengguna dan kata sandi Instagram bisnis Anda, dan klik Masuk.
Jika sudah login di Instagram, Anda juga bisa mengklik ‘Continue as [Pemilik Akun]’ jika itu adalah akun yang ingin Anda hubungkan. Jika tidak, pilih ganti akun untuk masuk ke akun lain.
Jika otentikasi dua faktor diaktifkan, Business Suite meminta Anda untuk memasukkan kode keamanan.
Klik ‘Confirm’ atau konfirmasi.
Setelah semua tahapan telah dilalui, maka akun Instagram bisnis telah terhubung ke halaman Facebook milik pelaku usaha. Dengan begitu, pelaku usaha dapat langsung mulai mengelola aktivitas bisnis di Facebook dan Instagram secara terintegrasi.
Keuntungan Facebook Business Suite bagi pelaku UMKM
Aktivitas bisnis yang saling terintegrasi di Business Suite memberi keuntungan bagi pelaku usaha, termasuk UMKM dalam mengelola usahanya. Beberapa keuntungan yang diperoleh, antara lain sebagai berikut:
Segala Aktivitas Saling Terhubung
Pelaku usaha dapat menghubungkan aktivitas bisnis antara halaman Facebook dengan Instagram bisnis. Mulai dari penjadwalan posting, menanggapi pesan dan komentar, membuat iklan, dan melihat wawasan di Facebook dan Instagram.
Menghemat Waktu
Dengan Business Suite, pelaku usaha dapat mengakses segala tools yang digunakan dalam menjalankan bisnis, hanya melalui satu tampilan secara sederhana dan cepat.
Bisnis Berkembang
Dengan fitur seperti ‘Insights’ dan ‘Inbox’ atau kotak masuk, pelaku usaha dapat terbantu dalam menentukan prioritas dan menganalisis dampak bagi bisnis.
Saat ini, aplikasi Facebook merupakan media sosial dengan jumlah pengguna terbesar dan tersebar di seluruh dunia. Layanan berbagi video Facebook memungkinkan pengguna lain untuk melihat dan menyimpan video secara online.
Tentu adakalanya para pengguna enggan terus-menerus menyakalan data internet demi membuka sebuah video yang ada di Facebook. Karena itu beberapa langkah ini dapat membantu pengguna menyimpan video di ponsel.
Namun karena Facebook tidak menyediakannya secara otomatis, diperlukan website maupun aplikasi download tambahan. Berikut ini cara download video Facebook!
Menggunakan Situs Savefrom.net
Buka Facebook melalui browser atau aplikasi.
Copy link URL video Facebook pada titik tiga atas post.
Itulah beberapa langkah yang dapat kamu lakukan saat ingin mengunduh video dari facebook ke dalam perangkat. Hal ini akan membuatmu bebas membuka video tersebut kapanpun tanpa perlu menyalakan data internet.
Eksistensi Facebook masih belum lekang oleh waktu. Fakta menunjukkan bahwa Facebook senantiasa bertengger di posisi pertama untuk kategori ‘Most-used Social Media Worldwide’ dengan pengguna aktif sebanyak 2,74 miliar. Fakta ini pasti sangat bermanfaat untuk Anda yang ingin mengembangkan bisnis di ranah online.
Kini, Facebook telah meluncurkan fitur Facebook Business Manager atau yang diartikan sebagai Facebook Pengelola Bisnis. Fitur ini sangat bermanfaat bagi para pebisnis untuk mengembangkan usaha mereka. Dengan fitur ini, Anda dapat mengiklankan bisnis lebih efektif dari sebelumnya.
Apa itu Facebook Pengelola Bisnis?
Dilansir dari Hootsuite, Facebook Business Manager atau Ads Manager adalah alat untuk membantu bisnis pengelolaan akun ads dan aplikasi Facebook lain dalam satu tempat sekaligus. Dengan tool ini, pemilik bisnis dapat memberikan akses penuh atau sebagian kepada anggota tim berdasarkan peran mereka. Hal ini membuatmu dapat memberikan penugasan kepada anggota tim secara bebas dengan aman.
Apa saja manfaat mengaktifkan Facebook Pengelola Bisnis?
Fitur baru ini tentu saja menawarkan berbagai kelebihan yang sengaja dibuat untuk Anda yang sedang memulai untuk berbisnis. Berikut beberapa diantaranya:
Sangat mudah dikelola, karena fitur Facebook Ads, Facebook Page, Marketplace, dan fitur lainnya dapat diakses dalam satu akun saja.
Tidak perlu menggunakan akun bersama, karena akun dapat disesuaikan dengan kebutuhan manajemen bisnis masing-masing.
Mendapatkan dukungan lebih dari Facebook dengan fitur-fitur yang tidak ada pada akun Facebook biasa.
Cenderung lebih aman digunakan, karena menyediakan Security Center yang memungkinkanmu untuk mengaktifkan autentikasi dua faktor untuk semua social media manager.
Bagaimana langkah untuk mengaktifkan Facebook Pengelola Bisnis?
Riset produk merupakan salah satu tahap yang penting dilakukan setiap pelaku usaha. Tujuannya agar mengetahui tren pasar terkini, mulai dari produk yang paling dibutuhkan, paling disukai hingga paling dicari oleh masyarakat saat ini.
Tak hanya itu, riset produk juga dapat mengetahui seperti apa kualitas suatu produk, penggunaan produk, hingga potensi produk untuk saat ini dan masa mendatang. Sehingga, pelaku usaha dapat memperkirakan prospek keuntungan produk yang akan dijual.
Dalam melakukan riset produk sendiri, terdapat banyak cara yang dapat dilakukan. Paling mudah, pelaku usaha dapat memanfaatkan platform digital saat melakukan riset. Misalnya, memanfaatkan informasi di media sosial, dengan melakukan riset produk di Facebook.
Cara Ketahui Produk Terlaris Facebook
Facebook merupakan salah satu media sosial populer dengan pengguna terbanyak saat ini. Sehingga cocok dijadikan wadah bertukar informasi, termasuk terkait bisnis jual beli secara online.
Terlebih, saat ini Facebook mendukung pelaku usaha melalui fitur jual belinya, Facebook Marketplace. Fitur ini dapat digunakan oleh pengguna Facebook, untuk menawarkan dan menemukan suatu produk.
Lantas, bagaimana cara pelaku usaha agar dapat melakukan riset produk di Facebook?
Miliki Akun Facebook
Pertama-tama, pastikan terlebih dahulu, Anda sudah memiliki akun Facebook. Jika sudah, dapat langsung Login ke akun Facebook yang sudah ada. Selanjutnya, dapat mengikuti langkah-langkah riset produk, sebagai berikut:
Ketahui Target Pasar
Target pasar ini adalah sekelompok konsumen yang akan jadi sasaran pelaku usaha, untuk membeli produknya. Target pasar ini akan saling berkaitan dengan jenis produk yang dijual, hingga platform yang tepat untuk digunakan sebagai wadah berjualan.
Sebagai contoh, platform yang akan menjadi tempat berjualan adalah Facebook Marketplace. Rata-rata pengguna Facebook yang Anda temukan adalah orang dewasa yang sudah berumah tangga. Maka, itulah target pasar Anda.
Dengan begitu, Anda juga akan mendapat gambaran terkait jenis produk yang akan dijual. Misalnya, Anda dapat menjual peralatan rumah tangga, perlengkapan kendaraan, hingga hal-hal lain yang relevan dengan target pasar.
Pantau Tren Jual Beli di Facebook
Setelah mengetahui target pasar, gambaran jenis produk yang dijual mungkin masih terlalu luas. Sehingga, Anda perlu gambaran yang lebih fokus terkait produk spesifik yang akan dijual. Untuk mengetahuinya, dapat memantau tren jual beli yang sedang ramai di Facebook.
Caranya dapat dengan bergabung dengan grup yang relevan dengan target pasar. Selain itu, dapat juga memantau kata kunci khusus yang biasa digunakan oleh para penjual di Facebook. Misalnya, kata kunci: promo, beli sekarang, diskon, gratis ongkir, dan sejenisnya.
Validasi Tren dengan Google Trends
Setelah memahami target pasar dan melihat tren produk yang ada di Facebook, pastikan Anda sudah memiliki beberapa opsi produk tren yang akan dijual. Dengan begitu, Anda dapat memvalidasi tren tersebut, melalui Google Trends.
Dengan Google Trends, dapat diketahui sebesar apa frekuensi munculnya produk tersebut di mesin pencari Google, dari waktu ke waktu. Dari sana, Anda dapat menyeleksi produk mana yang paling potensial untuk dijual.
Cek Harga Kompetitor di Facebook Marketplace
Berikutnya, Anda dapat mengecek harga produk kompetitor, sehingga dapat mempertimbangkan harga produk yang akan dijual. Hal ini sangat penting dilakukan untuk menentukan strategi pemasaran ke depannya.
Jika mengetahui harga kompetitor ternyata sama, maka Anda perlu menguatkan brand positioning sehingga konsumen memiliki alasan untuk memilih produk Anda nantinya. Ada pun harga kompetitor ini dapat dicek melalui Facebook Marketplace atau marketplace lainnya.
Cara Kerja Facebook Marketplace
Pada dasarnya, cara kerja Facebook Marketplace serupa dengan marketplace lainnya. Penjual produk cukup mengunggah foto produk beserta deskripsinya, ke halaman Facebook Marketplace. Pembeli dapat langsung menghubungi penjual, melalui Facebook Messenger.
Ketika ingin mulai berjualan di Facebook Marketplace, pengguna cukup klik ikon ‘Marketplace’ pada halaman utama, kemudian pilih ‘Create New Listing’. Ada pun pengguna dapat memilih tipe listing sesuai dengan produk yang akan dijual.
Pembahasan mengenai NFT hampir selalu dikaitkan dengan metaverse. Pasalnya, tidak sedikit yang percaya bahwa NFT merupakan salah satu komponen kunci untuk merealisasikan konsep metaverse secara matang. Bagi Facebook Meta yang tengah berfokus mewujudkan konsep metaverse, ini berarti mereka juga perlu mengekspos NFT kepada publik.
Sejauh ini Meta memang belum menjabarkan rencana-rencananya secara spesifik, namun ada kemungkinan Instagram bakal jadi senjata utamanya dalam memperkenalkan NFT ke hadapan publik. Lewat sebuah story yang diunggah pekan lalu, bos besar Instagram, Adam Mosseri, mengonfirmasi bahwa timnya tengah aktif mendalami soal NFT.
“Belum ada yang bisa diumumkan, tapi pastinya kami secara aktif mengeksplorasi NFT dan bagaimana kami bisa menjadikannya lebih mudah diakses oleh audiens yang lebih luas,” jawab Adam terhadap seseorang yang menanyakan seputar integrasi NFT di Instagram. Menurutnya, keterlibatan Instagram dalam tren NFT juga bisa menjadi alternatif lain untuk membantu kalangan kreator.
Komentar yang terakhir ini pada dasarnya merupakan indikasi kuat bahwa Instagram nantinya juga bakal menghadirkan sejumlah tool yang dapat membantu kreator NFT memamerkan karya-karyanya. Namun seperti yang Adam bilang, sejauh ini mereka belum berani mengumumkan apa-apa, menandakan bahwa semuanya masih eksperimental.
Kabar mengenai ketertarikan Instagram terhadap NFT ini sebenarnya sudah bisa diendus sejak bulan Juni lalu, tepatnya ketika seorang developer bernama Alessando Paluzzi menemukan bahwa Instagram tengah menguji fitur bernama Collectibles secara tertutup. Belum lama ini, Alessandro juga memamerkan sejumlah tangkapan layar yang menunjukkan integrasi beberapa crypto wallet populer seperti MetaMask dan Coinbase di Instagram.
Seperti apa jelasnya integrasi NFT di Instagram ini masih tanda tanya besar. Apakah nantinya Instagram bakal mengakomodasi prosesnya dari awal sampai akhir? Apakah pengguna bisa dengan mudah minting koleksi foto dan videonya di Instagram menjadi aset NFT yang siap dijual? Bagaimana dengan filter AR, apakah ini juga dapat dijadikan NFT untuk digunakan di metaverse ke depannya? Semuanya masih spekulatif dan perlu konfirmasi lebih lanjut.
Menjalin kontrak kerja sama eksklusif dengan streamer kenamaan merupakan salah satu cara bagi platform livestreaming untuk meningkatkan pangsa pasarnya. Platform seperti Twitch atau YouTube tidak segan membayar mahal demi ‘mengamankan’ jutaan follower yang dimiliki streamer-streamer populer. Yang terbaru, giliran Facebook Gaming yang mengambil langkah serupa, akan tetapi sosok yang digandeng mungkin jauh dari ekspektasi Anda.
Adalah Neymar, bintang sepak bola asal Brasil, yang baru-baru ini bergabung dengan Facebook Gaming untuk menyiarkan konten-konten gaming-nya secara eksklusif di platform tersebut. Ya, striker Paris Saint-Germain dengan nilai transfer termahal itu rupanya juga hobi bermain game selagi livestreaming.
Nilai kontraknya tidak disebutkan berapa, tapi yang pasti Neymar bakal menyiarkan sesi gaming-nya di Facebook selama beberapa kali setiap bulannya. Lalu setiap sebulan sekali, ia juga akan berkolaborasi dengan kreator yang berbeda-beda. Livestream resmi perdananya dijadwalkan berlangsung pada 18 Desember 2021 pukul 02.00 WIB di laman Facebook Neymar..
Galera, o pai tá on oficialmente no @FacebookGaming ! 😎🔥
Cola comigo para se divertir e já curte a minha Página lá no Facebook.
A primeira gameplay já é amanhã, 16h horário de Brasília / 20h no horário de Paris.
Bora jogar ! pic.twitter.com/1pSNrRpDLQ
“Saya sangat senang bermitra dengan Facebook Gaming untuk livestream saya!” ucap Neymar dalam blog Facebook. “Dunia gaming selalu menjadi salah satu passion terbesar saya setelah sepak bola, dan saya tidak sabar untuk nongkrong dan bersenang-senang dengan siapapun yang memiliki passion yang sama,” imbuhnya.
Yang mungkin jadi pertanyaan adalah, game apa yang kerap dimainkan oleh Neymar? Menurut Variety, Neymar sebelumnya sempat beberapa kali streaming CS:GO dan Call of Duty di Twitch. Bagaimana dengan FIFA 22? Entahlah, lagipula saya ragu skill bermain FIFA-nya bisa lebih jago daripada skill sepak bolanya yang sebenarnya. Kemungkinan malah Fortnite yang jadi salah satunya, apalagi mengingat Neymar sempat nongol di game tersebut pada bulan April lalu.
Kalau Anda masih heran kenapa Neymar, Anda mungkin belum benar-benar menyadari seberapa populer orang ini di media sosial. Di Facebook, Neymar punya sekitar 88 juta pengikut, sementara di Instagram, jumlah follower-nya malah mencapai angka 166 juta. Memang tidak semua dari total 254 juta orang itu tertarik dengan hobi gaming Neymar, tapi Facebook tentu tidak mau melewatkan kesempatannya. Di Twitch, Neymar tercatat memiliki 1,8 juta follower meski livestream terakhirnya berlangsung sekitar tujuh bulan lalu.
Gaya berjualan pada dasarnya berbeda-beda, Facebook juga sering menjadi tempat berjualan yang paling banyak digunakan, dengan menggunakan Facebook banyak pihak yang merasa memiliki keuntungan karena banyaknya pengguna, tak perlu risau apalagi kalau target jualan Anda adalah para orang tua, karena mereka pada dasarnya masih menggunakan Facebook untuk menggunakan sosial media.
Di Facebook sendiri ada fitur bernama Facebook Grup yang bisa Anda gunakan untuk meingkatkan persentase keuntungan, tak susah untuk bergabung dalam Facebook grup, Inilah dia Cara Posting Jualan di Facebook Grup untuk Anda
Cara Posting Jualan di Facebook Grup
Cara Posting jualan Anda di Facebook sangatlah mudah, dan Anda diharuskan untuk memposting foto produk barang atau juga jasa yang Anda tawarkan diberbagai fitur Facebook, salah satunya adalah fitur grup, berikut ini langkah-langkah posting produk barang atau jasa yang Anda jual melalui Facebook Grup :
Kemudian bukalah Grup yang terdapat di Kabar Beranda Anda di sebelah kiri.
Pilihlah Grup jual beli yang diinginkan untuk mempromosikan produk yang Anda Jual.
Setelah itu klik tombol jual sesuatu yang Ada pada layar Anda.
Tulislah Informasi dan deskripsi produk yang ingin Anda jual.
Pilihlah tipe atau calon pembeli yang diinginkan oleh Anda.
Pilih lingkaran di samping menu Marketplace dengan produk yang Anda dijual.
Tips Jualan di Facebook Grup
Carilah Friend tertarget
Untuk menambah jaringan jualan Anda, Anda bisa mencari grup-grup yang berkaitan dengan produk yang Anda jual seperti apabila Anda menjual produk baju, cobalah untuk bergabung ke dalam grup Facebook yang bertema fashion.
Interaksi adalah hal penting!
Coba untuk luangkan waktu Anda selama 15 menit untuk bisa membalas like maupun komentar dari teman-teman di Facebook Anda, dengan perilaku ini akan membuat teman di Facebook Anda menjadi lebih terasa dekat dan mengenal bisnis Anda secara tidak langsung.
Seringlah Update Status!
Update status haruslah Anda lakukan agar akun bisnis Anda merasa tidak membosankan atau sepi, maka dari itu status adalah sesuatu yang bisa membawa kedekatan antara Anda dengan calon pembeli, tak perlu terlalu banyak hanya saja lakukan upload status yang tidak langsung menunjukkan penjualan secara soft selling tentang produk Anda.
Itulah cara dan tips posting jualan Anda di Facebook, meski terbilang mudah, cara jualan di Facebook sebenarnya berangkat dari sikap penjual yang seharusnya baik dan responsif, Anda juga perlu untuk menyusun strategi digital marketing yang benar dan tepat untuk membuat produk Anda cepat laku dan laris manis di Facebook.
Untuk lebih memudahkan Anda, berikut ini hadir video tips cara berjualan di Facebook dari Kang Dewa Eka Prayoga!
Ketika ingin menjalankan marketing di Facebook, Anda harus menggunakan beberapa cara untuk memanfaatkan fasilitas sosial media, salah satunya adalah Fan page, dengan penggunaan Fan page akan membuat Anda untuk memasarkan barang anda dengan pemasaran secara konvensional, berikut ini cara jualan di Facebook Fan page.
Cara Jualan di Facebook Fan Page
Memiliki banyak penggemar merupakan langkah penting agar bisnis online Anda berhasil, berikut ini tata cara agar Fanpage di Facebook Anda jadi lebih dikenal banyak orang dan Anda bisa menggunakan Fanspage Facebook untuk memasarkan produk Anda sendiri.
Kombinasikan akun Facebook dan Bisnis Anda.
Sebagai pengelola FB page, lebih baik apabila Anda memiliki hubungan personil yang baik dengan pengikut Anda, dengan begitu Anda bisa menunjukan sisi profesional bisnis yang dimiliki oleh Anda. Contoh misalnya Anda memposting sesuatu yang lucu dan menyenangkan seperti kartun, Anda juga bisa mengupdate mengenai peluang usaha dari konten yang Anda bagikan.
Gambar Profil yang Menarik
Di Fanpage Facebook Anda, jangan lupa untuk memperhatikan foto profil dan gambar cover pada akun Anda. Karena dengan foto tersebut akan membuat pemilik akun seakan akan bisa mewakili brand reputation yang dimilikinya. Menggunakan gambar yang membahagiakan ataupun seperti orang yang tertawa sebenarnya juga bisa membantu Anda menambahkan kesan bahagia di akun bisnis Anda.
Berikan Tanggapan
Di Fanpage Facebook Anda, janganlah pelit untuk memberikan balasan komentar dari calon pembeli yang dilakukan di salah satu konten Anda, dengan memberikan tanda Jempol dan tanggapan pengunjung yang baik, akun Anda bisa memberikan kesan seolah perhatian terhadap pengunjung di Facebook Fanpage Anda.
Tanyakan Ide Kepada Penggemarmu!
Cara jualan laris di Facebook dilakukan dengan Anda meminta ide atau saran dari mereka untuk menilai seberapa besar perhatikan followers Anda terhadap bisnis yang dijalankan. Dengan Cara ini juga secara tidak langsung akan membantu Anda untuk menyiapkan strategi konten yang berkaitan dengan bisnis Anda.
Buatlah sebuah Event!
Facebook Fanpage pada dasarnya membantu Anda untuk mendapatkan sesuatu yang menyenangkan dari rasa bosan. Dengan membuat Event yang melibatkan banyak partisipan, akan membuat Anda juga membantu menambah teman, aktivitas dan komentar, dengan cara ini akan membantu Anda juga sekaligus mendapatkan pengikut dan juga calon transaksi pembelian produk Anda.
Demikianlah cara agar Fan page Anda memiliki banyak pengikut dan juga membuat Jualan Anda di Facebook menjadi lebih laris, diharapkan setelah membaca artikel ini Anda dapat mengerti cara berjualan di Facebook Fan page! Selamat Mencoba!
Metaverse kini tengah naik daun. Ada banyak perusahaan yang tertarik untuk menjajaki metaverse, walaupun definisi dari metaverse itu sendiri masih rancu. Salah satu perusahaan besar yang menunjukkan ketertarikan dengan metaverse adalah Facebook. Perusahaan media sosial tersebut bahkan mengubah namanya menjadi Meta. Bersamaan dengan perubahan nama perusahaan, Mark Zuckerberg mengumumkan rencananya untuk membangun metaverse, yang dia artikan sebagai dunia digital yang dibangun di atas dunia fisik.
Menariknya, tidak semua orang yang bekerja untuk Meta setuju dengan rencana Zuckerberg. Ialah John Carmack, Consulting Chief Technology Officer dari Oculus. Selama ini, dia selalu menentang usaha perusahaan untuk membangun metaverse, walau dia mengaku bahwa dia punya ketertarikan akan metaverse itu sendiri.
“Saya ingin metaverse ada, tapi saya punya alasan kuat untuk percaya bahwa mencoba membangun metaverse bukanlah cara terbaik untuk menemukan metaverse,” ujar Carmack, seperti dikutip dari GamesIndustry. Dia juga menyebut metaverse sebagai “jebakan” untuk orang-orang yang hanya peduli akan sebuah konsep secara luas, tanpa peduli akan bagaimana cara merealisasikan konsep tersebut.
“Tapi, Mark Zuckerberg telah memutuskan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk membangun metaverse. Jadi sumber daya pun digelontorkan untuk itu. Sekarang, tantangan terbesar yang harus dihadapi adalah memastikan semua energi dan sumber daya ini bisa disalurkan ke sesuatu yang positif agar kita bisa membangun sesuatu yang bisa memberikan manfaat dalam waktu dekat,” kata Carmack.
Di tengah booming metaverse, bukan hal yang aneh jika ada orang-orang yang justru merasa skeptis. Sebelum ini, ada beberapa teknologi yang juga sangat hype, tapi gagal merealisasikan ekspektasi masyarakat. Contohnya adalah virtual reality alias VR.
Industri AR/VR, Kini dan Enam Tahun Lalu
Pada 2015, Digi-Capital memperkirakan, nilai industri AR/VR bakal mencapai US$150 miliar pada 2020, dengan pembagian US$120 miliar untuk industri AR dan US$30 miliar sisanya untuk industri VR. Ketika itu, mereka mengatakan, industri VR akan disokong oleh game dan film 3D, menurut laporan TechCrunch. Sementara harga headset VR diperkirakan akan sama seperti harga konsol.
Enam tahun lalu, Digi-Capital memperkirakan, pasar Augmented Reality (AR) akan lebih besar daripada pasar VR. Karena, pasar AR akan mirip dengan pasar smartphone/tablet. Jika jumlah pengguna VR diperkirakan akan mencapai puluhan juta orang, jumlah pengguna diduga bakal menembus angka ratusan juta orang.
Dua tahun kemudian, pada 2017, nilai industri AR/VR diperkirakan mencapai US$11 miliar. Dengan total belanja sebesar US$3 miliar, Amerika Serikat menjadi negara yang memberikan kontribusi terbesar ke pasar AR/VR. Dalam beberapa tahun ke depan, pada 2021, BI Intelligence memperkirakan bahwa nilai industri AR/VR akan mencapai US$215 miliar. Setiap tahunnya, industri AR/VR diduga akan mengalami pertumbuhan sebesar 113%. Saat itu, industri AR/VR diperkirakan akan tumbuh pesat karena perusahaan-perusahaan teknologi besar — seperti Apple, Facebook, dan Google — menanamkan investasi yang tidak kecil di bidang AR/VR.
Pada 2017, AR/VR diperkirakan akan banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan retail. Industri retail diperkirakan mengeluarkan US$422 untuk investasi di ranah AR dan VR. Selain retail, bidang manufaktur juga diperkirakan akan menanamkan investasi besar — sekitar US$309 juta — untuk AR dan VR.
Sekarang, mari bandingkan estimasi nilai industri AR/VR dari beberapa tahun lalu dengan nilai industri AR/VR yang sebenarnya pada 2021. Berdasarkan data dari Statista, nilai industri AR/VR di tahun ini hanya mencapai US$30,7 miliar, jauh lebih kecil daripada perkiraan sebelumnya. Meskipun begitu, seperti yang Anda bisa lihat pada gambar di bawah, nilai industri AR/VR diperkirakan masih akan naik dalam beberapa tahun ke depan. Pada 2023, industri AR/VR diperkirakan akan menembus US$100 miliar dan pada 2024, angka itu akan naik menjadi hampir US$300 miliar.
Per April 2021, eMarketer mengungkap bahwa paling sedikit, ada 58,9 juta orang yang menggunakan VR setidaknya satu kali dalam satu bulan sepanjang 2021. Angka itu naik menjadi 93,3 juta orang untuk penggunaan AR. Mereka juga memperkirakan, pandemi akan membuat jumlah pengguna AR/VR bertambah. Karena, selama pandemi, orang-orang harus bekerja, belajar, berbelanja, dan melakukan berbagai kegiatan lainnya dari rumah. Selain pandemi, beberapa hal lain yang akan mendorong tingkat adopsi AR/VR adalah jaringan 5G, kecerdasan buatan (AI), dan edge cloud processing.
Pada 2018, Global World Index merilis laporan tentang persepsi konsumen di Amerika Serikat dan Inggris akan teknologi AR dan VR. Berdasarkan survei itu, sebanyak 53% responden percaya, VR akan digunakan secara massal terlebih dulu dari AR. Sementara itu, hanya 34% responden yang menganggap, AR akan digunakan oleh masyarakat banyak terlebih dulu. Menariknya, bagi orang-orang yang sudah mencoba teknologi AR/VR, sebanyak 50% percaya akan potensi AR dan 47% percaya akan potensi VR. Ketika itu, GWI sendiri juga menyebutkan, mereka percaya, AR punya kemungkinan lebih besar untuk membuktikan bahwa teknologi AR bisa memberikan manfaat dalam kehidupan sehari-hari para konsumen.
Tentang penggunaan teknologi AR/VR, kebanyakan konsumen masih menganggap, teknologi AR/VR akan digunakan di industri game. Selain game, beberapa industri lain yang dianggap akan bisa memanfaatkan teknologi AR/VR adalah film dan TV, siaran olahraga, edukasi, dan media sosial.
Dari survei yang mereka lakukan, GWI juga mengetahui bahwa masalah terbesar untuk membuat VR diterima oleh masyarakat luas adalah harga perangkat VR yang mahal. Jika Anda mengecek situs e-commerce, Anda akan tahu bahwa HTC Vive dihargai sekitar Rp16-Rp24 juta. Tak hanya itu, Anda juga harus membeli PC yang cukup powerful untuk bisa menggunakan headset VR tersebut.
GWI mengungkap, menumbuhkan pasar VR, maka pelaku industri VR harus bisa menunjukkan manfaat yang bisa konsumen dapat dari teknologi VR. Selain itu, mereka juga punya pekerjaan rumah untuk menurunkan harga dari perangkat VR agar menjadi lebih terjangkau. Kabar baiknya, saat ini, sudah ada perangkat VR yang harganya lebih murah dari HTC Vive atau perangkat VR kelas atas lainnya. Salah satunya adalah Oculus Quest, yang ada di rentang harga Rp5 juta-an. Masalahnya, headset VR murah meriah biasanya tidak akan memberikan pengalaman semulus headset VR mahal. Buktinya, orang-orang yang menggunakan headset VR kelas bawah atau menengah biasanya mengeluhkan bahwa mereka mengalami motion sickness. Pengalaman yang buruk saat menggunakan teknologi VR justru bisa membuat konsumen mempertanyakan legitimasi teknologi VR.
Selain harga headset yang mahal, masalah lain yang menghambat industri VR tumbuh adalah konten. Jika dibandingkan dengan konten biasa, konten VR masih jauh lebih sedikit. Padahal, salah satu cara untuk menarik konsumen untuk membeli headset VR adalah dengan mengiming-imingi mereka dengan konten. Memang, jumlah konten VR akan bertambah dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna VR. Hanya saja, pasar VR tidak akan bisa tumbuh jika tidak ada konten yang membuat konsumen tertarik untuk membeli VR.
Kabar baik untuk pelaku industri AR, harga perangkat yang mahal bukanlah masalah di industri AR. Karena, untuk mencoba menggunakan teknologi AR, Anda tidak perlu mengeluarkan uang banyak. Hanya dengan smartphone, Anda sudah bisa merasakan pengalaman menggunakan AR. Pokemon Go adalah contoh penggunaan teknologi AR yang sangat sukses.
Kenapa VR Tidak Bisa Merealisasikan Hype?
Google pertama kali meluncurkan headset VR Daydream View pada 2016. Tiga tahun kemudian, pada 2019, mereka memutuskan untuk berhenti memproduksi Daydream. Google mengatakan, mereka memulai proyek Daydream karena mereka melihat potensi besar untuk smartphone VR. Namun, mereka kemudian menyadari berbagai keterbatasan dalam smartphone VR. Dan hal ini membuat mereka percaya, smartphone VR tidak akan bisa bertahan lama.
Alasan lain Google memutuskan untuk menghentikan proyek Daydream adalah karena jumlah orang yang membeli headset VR itu tidak sebanyak harapan mereka. Seolah hal itu tidak cukup buruk, seiring dengan berjalannya waktu, waktu penggunaan Daydream View oleh orang-orang yang headset VR itu pun terus turun, lapor BBC.
Terkait keputusan Google untuk menghentikan proyek Daydream, James Gautrey, Portfolio Manager di Schroders — perusahaan yang mengkhususkan diri untuk menganalisa saham perusahaan teknologi — mengatakan bahwa salah satu masalah yang menghambat pertumbuhan industri VR adalah harga headset VR yang mahal.
“Menurut saya, hambatan dari adopsi VR secara massal adalah karena VR memerlukan hardware yang mumpuni,” kata Gautrey, dikutip dari BBC. “Ambil game sebagai contoh; Anda akan memerlukan PC yang powerful, tempat yang luas, Anda juga harus memasang sensor yang diperlukan, dan tentu saja, headset VR itu sendiri. Biaya yang harus Anda keluarkan bisa mencapai ribuan dollar. Selain itu, memasang sistem VR juga merepotkan.”
Lebih lanjut, Gautrey mengatakan, berbagai tantangan untuk mengadopsi teknologi VR bukan berarti VR tidak berguna. Selain game, teknologi VR menawarkan sejumlah manfaat. Misalnya, VR bisa digunakan untuk melatih orang-orang yang punya pekerjaa berbahaya, seperti pilot, ahli bedah, atau penyelam. “Namun, selain itu dan game, saya tidak melihat bagaimana VR bisa digunakan oleh banyak orang,” ujarnya.
Untuk mengetahui tentang masalah lain yang menghambat pertumbuhan industri VR, Andreea-Anamaria Mureesan, murid Ph.D jurusan Human-Centered Computing di University of Copenhagen mencoba untuk menganalisa lebih dari 200 video VR fails di YouTube. Dia berusaha mencari tahu masalah apa yang merusak pengalaman VR seseorang dan apa yang bisa developer lakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk membuat laporan ini, Mureesan bekerja sama dengan Emily Dao dari Monash University, Jarrod Knibbe dari University of Melbourned, dan Kasper Hornbæk dari University of Copenhagen.
Setelah menganalisa lebih dari 200 video VR fails, Mureesan dan rekan-rekannya menemukan bahwa hal yang paling sering terjadi dalam video-video itu adalah pengguna menabrak tembok, furnitur, atau orang lain saat menggunakan headset VR. Hal itu berarti, ruang menjadi salah satu faktor yang membuat pengalaman menggunakan headset VR menjadi tidak menyenangkan, seperti yang disebutkan oleh Digital Trends.
Memang, jika Anda ingin bisa menjelajah dunia virtual atau memainkan game VR dengan leluasa, Anda membutuhkan tempat yang luas. Masalahnya, tidak semua orang memiliki ruang yang cukup luas untuk memainkan VR. Di Indonesia, jangankan ruang bermain, 20% warganya masih tidak punya rumah. Sementara di Amerika Serikat, pada 2020, jumlah orang yang memiliki rumah hanya mencapai 65,8% dari total populasi.
Tidak habis sampai di sana, masalah ketersediaan ruang juga mencakup orang-orang yang punya tempat tinggal, tapi tidak punya ruang yang cukup luas untuk bermain. Sebagai contoh, orang-orang yang tinggal di apartemen mikro, tren yang mulai populer di kalangan warga kota yang tinggal di kota yang padat dan punya biaya hidup tinggi.
Kabar baiknya, ada cara bagi developer aplikasi/game VR untuk memanfaatkan ruang yang terbatas. Para peneliti asal Jepang berhasil menemukan cara untuk “mengecoh” otak pengguna VR, membuat mereka berpikir bahwa mereka terus berjalan lurus walau sebenarnya mereka sedang berjalan memutar. Dengan begitu, seseorang bisa terus berjalan tanpa henti di dunia VR tanpa harus khawatir akan menabrak tembok. Hanya saja, ruang yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan metode ini tetap cukup besar, yaitu 5×7 meter.
Sementara itu, solusi yang ditawarkan oleh Muresan dan rekan-rekannya sedikit berbeda. Daripada mencoba untuk mengubah persepsi pengguna akan ruang, mereka menyarankan developer perangkat VR untuk memungkinkan pengguna membuat batasan ruang yang lebih fleksibel.
Sekarang, jika Anda ingin menggunakan perangkat VR seperti HTC Vive atau Oculus Quest, Anda harus menentukan batas “ruang bermain” terlebih dulu. Jadi, ketika Anda sudah masuk ke dunia VR, Anda akan mendapatkan peringatan saat Anda berada terlalu dekat dengan batas yang sudah Anda tentukan sebelumnya. Dengan menentukan batas ruang, pengguna diharapkan tidak tidak menabrak tembok atau furnitur lainnya ketika mereka sedang di dalam dunia virtual.
“Kami menyarankan developer untuk membiarkan pengguna membuat batas ruang yang lebih kompleks untuk mencegah pengguna menabrak sesuatu. Misalnya, dengan mempertimbangkan objek yang ada di atas kepala pengguna,” ujar Muresan. “Pendekatan lain yang kami sarankan adalah mengubah elemen dalam game sesuai dengan situasi pemain.”
Contoh skenario yang Muresan berikan adalah ketika seorang pemain berada dekat dengan batas ruang yang dia tentukan, senjata yang dipegang oleh pemain akan secara otomatis berubah. Daripada membiarkan pengguna memegang pedang — yang mengharuskan pengguna untuk membuat gerakan melebar — senjata yang pengguna pegang akan secara otomatis berubah menjadi perisai, sehingga dia tidak harus membuat gerakan lebar.
Apa yang Membuat Teknologi Populer?
Setelah membahas tentang hype dari teknologi VR dan bagaimana VR tidak bisa memenuhi ekspektasi dari konsumen, sekarang, mari membahas teknologi yang memang sukses menjadi populer dan diadopsi oleh banyak orang. Salah satunya adalah Universal Serial Bus (USB).
Sekarang, Anda bisa memasang berbagai aksesori komputer — mulai dari mouse, keyboard, headphone, sampai game controller — melalui port USB. One port to rule them all. Namun, pada awal tahun 1990-an, PC punya inpu port yang beragam, seperti serial ports, parallel ports, mouse dan keyboard ports, dan lain sebagainya. Tak hanya itu, saat Anda menghubungkan sebuah aksesori ke komputer, terkadang Anda harus memasang software khusus atau bahkan melakukan reboot. Dengan kata lain, ketika itu, proses memasang peripheral komputer jauh lebih rumit dari sekarang.
Ajay Bhatt, seorang Computer Architect yang ketika itu bekerja di Intel, menyadari hal ini, bahwa komputer terlalu rumit untuk digunakan, bahkan oleh dirinya sendiri, yang mengerti teknologi. Dia lalu mendapat ide untuk menyederhanakan penggunaan komputer, dengan cara membuat satu port standar yang bisa digunakan untuk menghubungkan berbagai aksesori ke komputer.
“Pada awalnya, tujuan saya adalah untuk menarik pengguna baru untuk komputer,” kata Bhatt pada Fast Company. “Semua berawal pada 1992. Saya mengajukan ide port terstandar pada beberapa manajer, tapi mereka tidak tertarik. Mereka tidak mengerti betapa pentingnya keberadaan Universal Serial Bus (USB), tapi saya tidak patah semangat. Saya tahu bahwa pengoperasian komputer bisa dibuat menjadi jauh lebih mudah. Anda seharusnya tidak memerlukan orang IT untuk memasang printer atau mengonfigurasi mouse atau keyboard.”
Lebih lanjut, Bhatt bercerita, karena keinginannya untuk membuat port eksternal universal mendapat respons yang kurang baik, dia memutuskan untuk pindah ke sister company dari Intel. Di sana, dia bertemu dengan Fred Pollock, seorang Intell Fellows, yaitu orang-orang yang dianggap memang sangat ahli dalam teknologi. Ketika Bhatt meminta pendapat Pollock akan idenya, Pollock mengatakan bahwa dia tidak tahu dan mendorong Bhatt untuk mencoba untuk merealisasikan idenya sendiri. Sejak saat itu, Bhatt mulai menggaungkan idenya akan port universal ke banyak grup di Intel.
“Saya berbicara dengan divisi bisnis, saya bicara dengan ahli tenkologi lainnya. Dan saya juga pergi dan berbicara dengan Microsoft,” kata Bhatt. “Kami juga pergi untuk bicara pada perusahaan-perusahaan yang akhirnya menjadi rekan kami, seperti Compaq, DEC, IBM, NEC, dan lain sebagainya.” Dia mengatakan, untuk merealisasikan idenya, dia tidak hanya harus membangun jaringan di dalam perusahaan Intel, tapi juga bekerja sama dengan orang-orang dari perusahaan lain.
Bhatt akhirnya berhasil meyakinkan orang-orang di dalam Intel akan legitimasi idenya. Pada 1993, Intel setuju untuk membuat port universal. Bhatt mengungkap, proses untuk meyakinkan orang-orang Intel akan legitimasi idenya membutuhkan waktu sekitar satu sampai satu setengah tahun. “Pada akhir 1993 atau awal 1994, saya sudah punya tim kecil,” kata Bhatt. “Kami punya grup internal untuk menciptakan ide baru di Intel dan juga melakukan analisa dan menuliskan spesifikasi yang diperlukan. Setelah itu, kami juga bekerja sama dengan rekan di luar perusahaan.”
Standar USB akhirnya resmi dirilis resmi dirilis pada 1996. Dari sini, kita bisa menyimpulkan bahwa dalam membuat teknologi terstandarisasi, kerja sama antara pelaku industri sangat penting.
Selain UBS, mari kita mengambil contoh teknologi lain yang sukses diadopsi banyak orang, yaitu VHS. Format kaset video itu diluncurkan oleh JVC. Sebenarnya, sebelum JVC memperkenalkan VHS, Sony telah terlebih dulu meluncurkan format kaset video bernama Betamax. Sony bahkan sempat mendapat dukungan dari pemerintah Jepang. Karena, pada 1974, pemerintah Jepang ingin melindungi konsumen dengan mengharuskan perusahaan manufaktur elektronik untuk membuat satu format standar dan tidak lagi menggunakan format-format berlainan yang tidak kompatibel dengan satu sama lain.
Meskipun Sony hadir dengan Betamax terlebih dulu, JVC tidak mau kalah. Mereka berhasil meyakinkan Matsushita — manufaktur elektronik terbesar di Jepang, bertanggung jawab atas produk Panasonic dan National — untuk mendukung format buatan mereka, VHS. Tak berhenti sampai di situ, JVC juga mencari dukungan dari perusahaan-perusahaan lain, seperti Hitachi, Mitsubishi, dan Sharp. Dukungan dari ketiga perusahaan tersebut hadir dalam bentuk peluncuran VHS player pada 1976. Alhasil, pemerintah Jepang terpaksa membatalkan rencana mereka untuk memaksa manufaktur elekronik dalam menggunakan satu format standar. Dan perang antara Sony dan JVC pun dimulai, lapor The Guardian.
Jika dibandingkan dengan VHS, Betamax tidak hanya hadir terlebih dulu, tapi juga menawarkan kualitas yang lebih baik. Namun, VHS digunakan oleh lebih banyak orang. Dengan begitu, JVC bisa memproduksi kaset VHS dalam jumlha lebih banyak dan menawarkan kaset tersebut dengan harga yang lebih murah. Pornografi jadi salah satu industri yang menggunakan VHS. Karena harganya yang murah, banyak pelaku industri pornografi yang menjadikan VHS sebagai format untuk video mereka. Penggunaan VHS oleh industri pornografi merupakan titik tolak balik yang membuat VHS bisa mengalahkan Betamax.
Pada 1988, Sony membuat VHS recorder pertama mereka. Hal ini menjadi penanda bahwa mereka telah mengaku kalah dari JVC dalam perang format kaset video. Pada 2002, Sony meluncurkan recorder Betamax terakhir dan pada 2016, mereka berhenti memproduksi kaset video berformat Betamax.
Dari perang antara Sony dan JVC terkait format kaset, kita bisa menarik kesimpulan bahwa teknologi yang hadir pertama kali tidak melulu akan diadopsi secara massal. Kualitas yang lebih baik juga tidak menjamin bahwa sebuah teknologi akan digunakan oleh banyak orang. Buktinya, walau Sony meluncurkan Betamax — yang punya kualitas lebih baik dari VHS — lebih dulu, pada akhirnya, VHS-lah yang keluar sebagai pemenang.
Berbicara soal teknologi yang digunakan banyak orang, smartphone merupakan salah satu teknologi terpopuler saat ini. Tidak heran, mengingat jumlah pengguna smartphone diperkirakan mencapai 6,4 miliar orang, menurut Statista. Lalu, kenapa smartphone bisa menjadi sangat populer? Salah satunya adalah karena smartphone punya daya komputas yang cukup memadai, walau ukurannya kecil, menurut laporan Business Insider.
Jika Anda menghubungkan smartphone dengan internet, ada banyak hal yang bisa Anda lakukan melalui smartphone, mulai dari membuka email, chatting, dan menjelajah internet. Melalui smartphone, Anda sekarang bahkan bisa mencari pacar atau membeli saham. Dan hal ini tidak lepas dari peran para developer aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk melakukan banyak hal melalui smartphone mereka.
Selain ukurannya yang lebih kecil — sehingga bisa dibawa kemana saja — smartphone juga punya keunggulan lain dari PC, yaitu harga yang lebih murah. Faktanya, ada banyak orang yang mengenal internet pertama kali melalui smartphone dan bukannya PC. Indonesia merupakan salah satu negara yang kebanyakan warganya mengenal internet melalui smartphone.
Kesimpulan
Dalam marketing, hype memang bisa mendorong penjualan sebuah produk. Hal yang sama juga berlaku untuk teknologi baru. Teknologi yang dibicarakan oleh banyak orang berpotensi untuk digunakan oleh banyak orang. Sayangnya, hype saja tidak menjamin sebuah teknologi sukses. Buktinya, walau punya hype yang besar, industri VR belum menjadi sebesar yang diperkirakan pada beberapa tahun lalu. Sebaliknya, terkadang, teknologi baru yang pada awalnya kurang diminati, justru bisa jadi sesuatu yang mengubah sebuah industri. Contohnya, USB.
Apakah hal itu berarti kita tidak boleh mengikuti teknologi yang sedang tren? Tidak juga. Memperhatikan dan mencoba teknologi baru yang sedang berkembang, tidak ada yang salah dengan hal itu. Namun, ada baiknya jika kita juga tidak menelan informasi yang didapat bulat-bulat.