Tag Archives: farmer

Pakan Ikan Otomatis eFishery

Kiat eFishery Menempatkan Nilai dan Tujuan sebagai Pedoman Kolaborasi

Kata-kata seperti “kolaborasi” dan “kemitraan” sering terlontar dari forum-forum bisnis teknologi atau dari para punggawa startup. Namun apa sebenarnya yang menjadi tujuan kolaborasi atau kemitraan dalam bisnis startup? Kami membahas topik ini dalam edisi #SelasaStartup teranyar bersama Founder & CEO eFishery, Gibran Huzaifah.

Dalam bisnis digital, kolaborasi kerap disebut sebagai kunci dalam membuka kemandekan pertumbuhan startup. Dengan fokus dan keahlian yang berbeda-beda, maka kolaborasi menjadi faktor penting dalam membesarkan suatu startup. Tak terkecuali bagi Gibran melalui eFishery. Berikut adalah pandangan Gibran perihal kolaborasi demi menggenjot pertumbuhan perusahaan.

Nilai dan tujuan sebagai landasan

Gibran menceritakan, startup yang ia dirikan selalu melandaskan keputusan berdasarkan kebutuhan petani budidaya ikan dan udang. Dari sana mereka dapat menciptakan inovasi produk yang dapat menciptakan nilai hingga dampak baru.

Begitu pula dengan kolaborasi, prinsip tersebut menjadi pegangan eFishery. Gibran percaya setiap startup punya misi besarnya masing-masing. Namun startup juga punya batas kemampuannya. Itu sebabnya sebelum memutuskan bekerja sama dengan pihak tertentu, ia mementingkan nilai apa yang bisa dilengkapi lewat kerja sama tersebut.

“Di sisi lain ambisi kita besar juga. Itulah pentingnya kolaborasi. Kita bisa bekerja sama dengan orang-orang yang punya value berbeda sehingga nilainya lebih lengkap dan lebih besar,” ujar Gibran.

Menurutnya suatu kolaborasi selalu bermula dari masalah yang dihadapi oleh petani budidaya. Contohnya seperti yang halnya yang mereka wujudkan dalam produk pembiayaan, eFisheryFund. Beberapa petani mengalami kendala untuk mengakses permodalan. Maka eFishery menggandeng fintech untuk mengembangkan fitur pembiayaan itu.

“Kita enggak pernah start dari dengan siapa berkolaborasi. Kita selalu start dari masalahnya,” imbuh Gibran.

Membuka peluang

Fokus terhadap nilai dan tujuan itu terbukti mampu membawa eFishery sebagai salah satu startup terpandang di sektor perikanan. Mereka kini sudah melayani ribuan petani budidaya di 240 kabupaten/kota dari 24 provinsi. Belum lama eFishery juga mengantongi pendanaan seri B yang dipimpin oleh Northstar dan GoVentures.

Gibran menilai pencapaian tersebut tak lepas dari konsistensi mereka melayani kebutuhan pelanggan mereka selama bertahun-tahun.

“Dari dulu kita enggak melakukan apa yang tidak kita lakukan. Baru 1,5 tahun terakhir saja kita eksperimen membesarkan model bisnis yang lain karena kita tahu kita punya scale dan resources untuk itu. Tapi 5 tahun pertama itu kita cuma melakukan satu hal saja,” cetus Gibran.

Selain kepercayaan petani budidaya ikan dan udang, konsistensi layanan eFishery menyebabkan mereka dipandang oleh pemerintah, dari daerah hingga pusat. Sejumlah kerja sama dilakukan untuk mengembangkan potensi ekonomi perikanan.

Begitu pula dari aspek pendanaan. Gibran mengenang begitu sulitnya menggelar babak pendanaan awal. Selain jarangnya startup yang bergerak di perikanan, layanan internet of things (IoT) yang dijual eFishery juga tergolong sangat baru bagi para petani budidaya ikan dan udang.

“Untung masih ada yang mau funding,” ujar Gibran berseloroh.

Melewati krisis pandemi

Meski sudah cukup besar, eFishery masih punya begitu banyak ruang untuk tumbuh. Pasalnya total petani budidaya di Indonesia mencapai 3,5 juta. Terlebih saat ini eFishery sudah melebarkan usahanya hingga pembiayaan dan distribusi.

Perluasan bisnis eFishery tersebut nyatanya jadi alternatif penting bagi petani budidaya di masa pandemi. Gibran bercerita sewaktu kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) terjadi, penyerapan ikan hasil budidaya berkurang drastis. Keadaan itu nyaris menempatkan petani tak bisa menjual ikan sama sekali.

“Nanti ketika kondisi normal lagi, kita justru bisa kesulitan suplai. Malah jangan-jangan kita bisa impor karena pembudidaya ikan mati. Makanya kita coba crafting bangun kemitraan bareng stakeholder untuk bantu mereka,” tukasnya.

Meski sempat ada rumor eFishery akan ekspansi ke luar negeri, sepertinya sejauh ini mereka masih tetap menargetkan menggali potensi perikanan domestik. Gibran menyebut mereka saat ini menargetkan bisa menjangkau satu juta petani budidaya ikan dan udang di 34 provinsi Indonesia.

Membesarkan keempat produk yang mereka miliki saat ini jadi prioritas mereka. Dengan pendanaan yang belum lama mereka terima bertekad menjadi penyedia layanan end to end bagi ekosistem perikanan budidaya.

“Jadi fokusnya ke pengembangan unit bisnisnya dan ekspansinya,” pungkas Gibran.

Application Information Will Show Up Here
Mengenal FishOn

Mengenal Lebih Jauh FishOn, Startup yang Coba Digitalisasi Ekosistem Nelayan

Mencoba mengubah sektor perikanan menjadi lebih baik, FishOn menyediakan solusi lengkap untuk kebutuhan nelayan dan ekosistem perikanan di dalamnya. Sebagai sebuah startup FishOn mengembangkan ekosistem digital untuk nelayan yang terdiri dari perangkat, konektivitas, aplikasi, dan platform.

FishOn berusaha memberikan solusi mulai dari lokasi untuk menangkap ikan, menjaga kualitas tangkapan, hingga memberikan akses permodalan ke para nelayan.

“Kami membantu nelayan mulai dari memberikan petunjuk lokasi ikan, memberi teknologi agar ikan tidak mudah membusuk tanpa bahan kimia dan mesin pembeku, membantu menjual hasil tangkapan nelayan, hingga membantu akses pemodalan nelayan melalui skema Kredit Usaha Rakyat dan Program Kemitraan dengan BUMN,” ujar CEO FishOn Fajar Widisasono ketika dihubungi DailySocial.

Dijelaskan Fajar, nelayan yang ingin bergabung dengan FishOn harus mendaftarkan diri melalui aplikasi dengan melengkapi berkas dan dokumen yang diperlukan seperti KTP, KK, dan SKU Nelayan.

Selanjutnya pihaknya akan melakukan verifikasi data bekerja sama dengan koperasi nelayan setempat. Setelah semua proses selesai nelayan akan disahkan menjadi anggota baru dan mendapat starter kit FishOn dan saldo FishPay sebesesar 1 juta Rupiah sebagai modal melaut.

Modal awal yang diberikan tersebut tidak dapat ditarik tunai, namun bisa digunakan untuk membeli beberapa perbekalan melaut seberti bahan bakar, es batu, larutan fishFresher, beras, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Untuk menjaga kualitas tangkapan ikan yang sudah ditangkap harus dilakukan treatment di atas kapal dengan merendam ikan ke larutan fishFreasher selama 5 menit. Baru disimpan di cooler box.

Pihak FishOn juga melakukan sosialisasi agar nelayan mengisi log book di setiap daerah tangkapan untuk memudahkan FishOn menjaga kelestarian ikan dan menghindari over fishing.

“Setelah di darat, ikan di terima oleh koperasi nelayan, kami sebut sebagai gerai FishMart, ikan dipisah dan ditimbang sesuai jenis dan beratnya lalu dimasukkan ke sistem lelang (Tempat Pelelangan Ikan online). Jadi pedagang ikan di luar ekosistem FishOn bisa ikut membeli ikan member FishOn dengan harga yang fair bagi nelayan,” imbuh Fajar.

Dalam proses lelang FishOn melalui FishMart.id juga akan bertindak sebagai salah satu peserta lelang. Skema lelang ini diharapkan akan menguntungkan semua pihak, terutama nelayan karena bisa mencapai harga yang terbaik. Semua dilakukan secara online dengan transaksi menggunakan FishPay.

Acara FishOn

Menilik seputar teknologi dan dukungan dari pemerintah

Untuk menjadi penyedia solusi yang lengkap untuk ekosistem digital bagi nelayan tentu tidak mudah. Startup yang digawangi Fajar Widiasasono, Ibrahim Aghythara, dan Muhammad Ikramullah ini menggunakan beberapa teknologi mutakhir dan yang paling penting mendapat restu dan dukungan dari pemerintah.

Menjalankan operasinya dari modal sendiri FishOn sejauh ini sudah beroperasi di Sukabumi dan berencana membuka layanan di tempat selanjutnya, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara.

Berbekal 2 satelit (oceanography dan connectivity) untuk forecasting posisi ikan dan menjaga konektivitas nelayan di tengah laut,  teknologi pengawet alami dari bahan herbal (daun kesemek, selada air dan garam) laut hasil kerja sama dengan guru besar ITB dan FishPay yang menggunakan digital banking dari BNI FishOn secara terbuka telah didukung oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan mutu sektor kemaritiman.

“Bekerja sama dengan pemerintah kami inisiasi karena kami merasa permasalahan nelayan ini begitu kompleks, tidak mungkin kami bisa menyelesaikannya sendiri sehingga kami harus menggandeng regulator. Alhamdulillah Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman melalui Deputi 1 Bidang Kedaulatan Maritim menyambut baik konsep kami dan menjagikan ini sebagai program unggulan/prioritas untuk menuju kedaulatan maritim dan menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia,” jelas Fajar.

Saat ini di tahun 2019 FishOn tengah fokus pada kerja samanya dengan pemerintah, bahu-membahu untuk mensukseskan program Satu Juta Nelayan Berdaulat dengan target membantu 300.000 nelayan hingga akhir tahun ini.

Application Information Will Show Up Here
Aplikasi RegoPantes

Mudahkan Komunikasi dengan Petani, RegoPantes Luncurkan Aplikasi untuk Pengguna

RegoPantes merupakan salah satu lini bisnis 8villages yang berfokus pada transaksi langsung antara petani ke konsumen. Untuk mudahkan akses pengguna, belum lama ini RegoPantes resmi meluncurkan aplikasi di platform Android.

Kepada DailySocial CEO & Co-Founder 8villages Sanny Gaddafi mengungkapkan, dengan diluncurkannya aplikasi ini diharapkan konsumen menjadi lebih mudah dalam bertransaksi dan berinteraksi langsung dengan petani mitra RegoPantes.

“Berbagai fitur di aplikasi RegoPantes saat ini sangat mudah digunakan dan hal ini berarti menunjukkan ada kesempatan besar untuk dapat sama-sama berpartisipasi dalam bertransaksi langsung dan membantu petani.”

Setelah mulai beroperasi akhir September 2017 lalu, RegoPantes sebagai marketplace yang menyasar sektor pertanian telah memperluas layanannya ke area Bodetabek. Sebelumnya RegoPantes hanya melayani wilayah Jakarta saja. Melalui situs resminya, RegoPantes mengklaim telah mendapatkan lebih dari 38.000 pengguna.

Dalam satu tahun berjalan, RegoPantes berfokus pada pengembangan produk, termasuk di dalamnya pengembangan aplikasi untuk petani dan situs untuk konsumen, serta menjangkau calon petani mitra yang memiliki kesiapan dan mampu untuk menggunakan teknologi informasi sebagai saluran pemasaran.

Cara kerja aplikasi RegoPantes

Serupa dengan aplikasi layanan e-commerce lainnya, aplikasi RegoPantes untuk konsumen memiliki berbagai fitur yang memudahkan pembeli berbelanja. Mulai dari kategori produk, notifikasi yang lebih terintegrasi untuk mengetahui promo, hingga sistem pembayaran menggunakan virtual account.

Beberapa keunggulan aplikasi RegoPantes adalah memudahkan konsumen menjangkau tiga value yang ditawarkan. Pertama adalah “Harga Pantas”, membandingkan harga di tingkat petani dan tingkat konsumen. Di setiap produk yang ditampilkan di aplikasi akan ada informasi mengenai social impact petani, yaitu seberapa besar pembelian yang dilakukan konsumen dapat membantu meningkatkan pendapatan petani.

Kedua adalah “Product Traceability”, memungkinkan konsumen mengetahui informasi produk mulai dari siapa petani yang membudidayakannya, ditanam dengan kualitas seperti apa (organik, khusus, atau kualitas biasa), hingga informasi detail mengenai budi daya produk yang dibeli seperti ketinggian tanah, jenis tanah dll.

Value ketiga adalah “Transparansi Proses”, memungkinkan konsumen mengetahui proses pengiriman produk yang dibeli, berapa biaya operasional yang ditanggung petani dan konsumen, serta berapa nilai bersih nominal yang didapatkan petani dari setiap pembelian yang dilakukan.

“Dengan adanya aplikasi RegoPantes untuk konsumen ini diharapkan semakin banyak konsumen yang dapat bertransaksi langsung dengan petani. Dengan semakin banyaknya konsumen yang bertransaksi, semakin banyak petani yang akan berdaya,” kata Sanny.

Fokus 8villages akuisisi konsumen

Hingga saat ini 8villages sedang fokus untuk menjangkau lebih banyak konsumen, dengan berbagai kampanye media sosial yang dibuat agar terasa lebih dekat dengan konsumen. Dengan semakin banyaknya konsumen yang terjangkau, diharapkan jumlah petani yang berdaya juga akan semakin bertambah.

Selain itu 8villages juga ingin mensosialisasikan platform teknologi informasi yang telah dibuat untuk lebih banyak dikenal oleh masyarakat pedesaan. Sesuai dengan komitmen mereka sejak awal, 8villages tetap dengan visinya ingin mempercepat modernisasi desa dengan teknologi informasi agar pemerataan informasi juga dirasakan petani, nelayan, peternak dan masyarakat desa pada umumnya. Dengan keterbukaan jaringan informasi yang luas, kesempatan masyarakat desa untuk lebih berdaya jadi terbuka lebih baik lagi.

“Saat ini dalam upaya untuk mengembangkan produk dan menjalankan visinya 8villages memang membutuhkan fundraising, namun masih belum berfokus pada sisi ini. Fokus 8villages saat ini sedang tertuju pada jangkauan konsumen yang lebih banyak,” tutup Sanny.

Application Information Will Show Up Here