Tag Archives: farming marketplace

KopiTani Hubungkan Pecinta Kopi dengan Petani Kopi Nusantara

Industri perdagangan kopi Indonesia dinilai cukup menarik bagi KopiTani untuk menyediakan solusi berupa platform penjualan. Secara sederhana solusi KopiTani merupakan tempat jual beli kopi asli Indonesia secara online, termasuk memberdayakan petani kopi dengan fitur DokterKopi yang ada di dalamnya. Sejauh ini ada dua produk yang ditawarkan, yakni greenbeans dan roasted beans.

Green beans merupakan biji kopi yang diambil langsung dari petani binaan KopiTani. Di sana tidak ada peran tengkulak sehingga harga lebih layak. Sedangkan roasted beans, yang saat ini masih dalam tahap pengembangan, akan diambilkan dari para roaster independen untuk kemudian di-rebranding KopiTani sehingga bisa langsung dipasarkan melalui platform yang ada. Untuk pembelian roasted beans ini ke depan akan disediakan model pembayaran berlangganan sehingga nanti para pencinta kopi tanah air bisa langsung memesan dan berlanggan.

“Untuk yang berlangganan itu kami masih dalam pengembangan, itu untuk produk roasted beans yang langsung B2C. Jadi nanti para pencinta kopi jika berlangganan bisa kami kirimkan per bulan sesuai kebutuhan konsumsinya dengan kopi nusantara. Kami akan acak, misalkan bulan pertama kami akan kirimkan kopi Toraja kualitas bagus, kemudian bulan kedua kami akan kirimkan kopi Flores Bajawa dari beberapa roaster independen yang sudah kami kurasi,” terang CEO KopiTani Arif Rahmat.

CEO KopiTani

Sejauh ini KopiTani lebih fokus ke lapangan untuk pendampingan sambil terus melakukan sosialisasi terhadap aplikasi DokterKopi sebagai bagian dari platform KopiTani. Melalui aplikasi DokterKopi nantinya petani bisa langsung berkonsultasi mengenai penanganan masalah yang ditemui sebelum dan sesudah panen. Saat ini KopiTani sudah memiliki 50 mitra petani aktif dan tengah dalam masa penjajakan dengan Gapperindo Sulawesi Selatan yang memiliki jaringan 5000 petani.

Dan dalam upayanya terus melengkapi layanan KopiTani, pihaknya tengah melakukan penjajakan kolaborasi dengan Habibie Garden, startup yang menyuguhkan solusi IoT (Internet of Things) untuk perawatan tanaman.

“Ke depannya kami juga akan melakukan penjajakan kolaborasi dengan Habibie Garden untuk menerapkan sistem teknologi IoT di perkebunan kopi, karena salah satu masalah petani kopi yaitu biaya produksi yang tinggi karena saat ini masih menggunakan perkebunan konvensional. Di samping itu kami juga akan menyisihkan keuntungan yang didapat untuk donasi bibit kopi untuk replanting pohon kopi. Data dari kementerian pertanian sekitar 300 ribu hektar sudah tidak produktif lagi karena sudah terlalu tua,” papar Arif.

Marketplace Agromaret Bertahan dengan Menjual Barang Kebutuhan Industri Pertanian

Indonesia sebagai negara yang dikenal dengan pertaniannya memang menjadi salah satu alasan valid banyak orang yang mengembangkan startup di sektor pertanian. Baik yang membantu proses investasi sampai dengan marketplace yang menjual produk dan barang kebutuhan industri pertanian. Satu dari banyak layanan marketplace yang menyediakan barang-barang kebutuhan pertanian ini adalah Agromaret.

Beroperasi sejak tahun 2009, Agromaret awalnya beroperasi sebagai platform iklan baris di bidang pertanian. Seiring berjalannya waktu dan menimbang kebutuhan dan masukan pengguna, akhirnya Agromaret berkembang sebagai sebuah perusahaan startup di medio akhir 2016. Fokusnya menjual barang-barang kebutuhan pertanian dan peternakan mulai dari bibit, peralatan pertanian dan peternakan hingga pupuk kandang.

“Agromaret merupakan marketplace yang fokus kepada komoditi pertanian / agribisnis. Sehingga produk-produknya pun lebih segmented ke arah agribisnis dan produk pendukung lainnya. Dari tahun 2009 hingga juli lalu. Agromaret lebih mengarah kepada iklan baris seperti OLX. Namun di bulan Juli kami me-release fitur rekening bersama sehingga proses pembayaran akan ditengahi oleh Agromaret. Jika transaksi selesai, uang dari customer baru bisa dicairkan oleh Agromaret ke supplier,” terang CEO Agromaret Setia Darmawan Afandi.

Konsep marketplace yang diusung Agromaret memberikan kewenangan bagi setiap penggunanya untuk mengiklankan komoditas mereka sehingga pelanggan bebas memilih dan bernegosiasi dengan supplier sesuai dengan spesifikasi yang mereka butuhkan.

Sebagai salah satu startup dengan niche yang khusus, Agromaret menghadapi tantangan-tantangan yang serupa dengan marketplace niche lainnya dalam hal mengedukasi pelanggan yang disasar, termasuk masalah branding dan sistem kerja Agromaret.

Sebagai salah satu negara agraris yang memiliki banyak lahan pertanian dan peternakan, peluang startup di sektor ini untuk berkembang cukup besar. Pun demikian dengan tantangan-tantangan yang ada perlu usaha dan proses untuk bisa dikenal dan digunakan dengan baik oleh masyarakat.

Disinggung mengenai target dan tujuan tahun ini, Afandi lebih jauh menjelaskan bahwa dirinya ingin membawa Agromaret menjadi salah satu marketplace nomor satu untuk urusan pertanian.

“Kami ingin menjadikan Agromaret sebagai sebuah startup yang mampu membantu sebanyak mungkin petani dan pelaku agribisnis di Indonesia serta menjadikan Agromaret sebagai market leader di bidang pertanian dan mampu dikenal masyarakat secara luas hingga ke pelosok negeri. Di samping itu, dengan bekerja sama dengan IPB, kami berharap dapat menghadirkan sebuah platform yang sinergi antara pemerintah, para pakar pertanian (IPB), dan masyarakat luas,” tutup Afandi.