Tag Archives: fast-charging

8 Smartphone dengan Kecepatan Charging Paling Ngebut yang Bisa Dibeli di Indonesia

Di rentang harga berapapun, baterai yang awet selalu menjadi nilai plus untuk sebuah smartphone. Produsen punya sejumlah trik untuk mewujudkannya; mulai dari menggunakan prosesor yang lebih efisien, sampai menambah ketebalan bodi ponsel agar bisa memuat modul baterai yang lebih besar, seperti yang dilakukan Apple baru-baru ini.

Trik lain yang tidak punya dampak langsung tapi cukup efektif adalah menambah kecepatan charging baterainya. Semakin cepat, berarti semakin singkat waktu charging yang dibutuhkan. Semakin singkat waktu pengisiannya, maka semakin lama waktu penggunaan yang bisa didapat konsumen setiap harinya.

Sebelum ini, dukungan fast charging yang amat cepat merupakan kemewahan yang bisa didapat di smartphone kelas flagship saja. Namun itu tak lagi berlaku di tahun 2021, sebab beberapa ponsel kelas menengah pun kini sudah dibekali teknologi pengisian daya cepat yang sama kencangnya dengan ponsel flagship.

Berikut ini adalah 8 smartphone dengan kecepatan charging paling ngebut yang sudah bisa dibeli secara resmi di Indonesia. Beberapa di antaranya duduk di kelas flagship, dan beberapa merupakan smartphone gaming. Namun seperti yang saya bilang, pemain di kelas menengah pun juga ikut unjuk gigi tahun ini.

1. OPPO Find X3 Pro

OPPO merupakan salah satu pelopor tren fast charging, dan lini flagship mereka tidak pernah melewatkan fitur ini. Find X3 Pro hadir membawa baterai 4.500 mAh dengan dukungan fast charging 65 W (SuperVOOC 2.0). OPPO mengklaim bahwa untuk mengisi baterainya dari kosong hingga benar-benar penuh, pengguna hanya perlu waktu 38 menit saja.

Spesifikasinya adalah yang terbaik yang bisa didapat dari OPPO saat ini: Snapdragon 888, RAM 12 GB, storage 256 GB, serta layar OLED 6,7 inci QHD+ dengan refresh rate maksimum 120 Hz. Find X3 Pro mengemas kamera selfie 32 megapiksel dan empat kamera belakang: kamera utama dan ultra-wide 50 megapiksel (Sony IMX766), kamera telefoto 13 megapiksel dengan 5x hybrid zoom, dan kamera microlens 3 megapiksel.

Harganya? Rp15.999.000.

Link pembelian: OPPO Find X3 Pro

2. OPPO Reno6 5G

Find X3 Pro terlalu mahal? Dengan modal Rp7.999.000, alias setengahnya, Anda bisa melirik Reno6 5G yang dibekali baterai 4.300 mAh dan dukungan fast charging 65 W yang sama persis. Berhubung kapasitas baterainya lebih kecil, otomatis waktu charging-nya lebih singkat: 0-100% dalam waktu 28 menit saja.

Perangkat mengemas layar AMOLED 6,4 inci FHD+ 90 Hz, serta ditenagai chipset MediaTek Dimensity 900, RAM 8 GB, dan penyimpanan 128 GB. Konfigurasi kameranya mencakup kamera utama 64 megapiksel, kamera ultra-wide 8 megapiksel, kamera makro 2 megapiksel, dan kamera depan 32 megapiksel.

Link pembelian: OPPO Reno6 5G

3. Xiaomi Mi 11 Ultra

Flagship lain dengan kecepatan charging di atas rata-rata datang dari kubu Xiaomi, yakni Mi 11 Ultra yang mengusung baterai 5.000 mAh dan dukungan fast charging 67 W. Klaimnya, pengisian 0-100% di ponsel ini bisa selesai dalam waktu 36 menit.

Dengan banderol Rp16.999.000, spesifikasinya jelas tidak main-main: Snapdragon 888, RAM 12 GB, storage 256 GB, dan layar AMOLED 6,81 inci QHD+ dengan refresh rate maksimum 120 Hz. Pada tonjolan berukuran jumbo di belakangnya, tertanam kamera utama 50 megapiksel (ISOCELL GN2), kamera ultra-wide 48 megapiksel (Sony IMX586), dan kamera periskop 48 megapiksel dengan 10x hybrid zoom. Untuk swafoto, Mi 11 Ultra mengandalkan kamera 20 megapiksel.

Link pembelian: Xiaomi Mi 11 Ultra

4. Poco X3 GT

Seperti Mi 11 Ultra, Poco X3 GT turut dibekali baterai 5.000 mAh dengan kecepatan charging 67 W, tapi harganya cuma Rp4.399.000 untuk varian 128 GB, atau Rp4.799.000 untuk varian 256 GB. Menurut Xiaomi, pengguna ponsel ini hanya perlu waktu tidak lebih dari 42 menit untuk mengisi baterainya dari kosong sampai penuh.

Spesifikasi ponsel ini sangatlah mumpuni, utamanya berkat chipset Dimensity 1100 dan RAM 8 GB. Layarnya merupakan panel IPS 6,6 inci FHD+ dengan refresh rate 120 Hz. Lalu untuk kameranya, X3 GT mengandalkan kamera utama 64 megapiksel, kamera ultra-wide 8 megapiksel, kamera makro 2 megapiksel, dan kamera selfie 16 megapiksel.

Buat yang penasaran dengan ulasan lengkapnya, silakan kunjungi tautan ini.

Link pembelian: Poco X3 GT

5. Realme GT Master Edition

Di kisaran harga yang hampir sama dengan Poco, ada Realme GT Master Edition yang dijual seharga Rp4.999.000 untuk varian 128 GB, atau Rp5.299.000 untuk varian 256 GB. Namun meski duduk di kelas menengah, kecepatan charging baterai 4.300 mAh-nya tetap ngebut di angka 65 W. Untuk mengisi dari 0-100%, pengguna ponsel ini cuma perlu meluangkan waktu 33 menit saja.

Spesifikasinya pun cukup menggiurkan: Snapdragon 778G, RAM 8 GB, dan layar AMOLED 6,43 inci dengan resolusi FHD+ dan refresh rate 120 Hz. Sistem kameranya terdiri dari kamera utama 64 megapiksel, kamera ultra-wide 8 megapiksel, kamera makro 2 megapiksel, dan kamera depan 32 megapiksel.

Kalau Anda tertarik menggunakan ponsel ini untuk gaming, Anda bisa baca dulu review dari tim Hybrid.co.id.

Link pembelian: Realme GT Master Edition

6. Asus ROG Phone 5

Bicara soal gaming, saatnya kita masuk ke kategori yang lebih spesifik, yaitu smartphone gaming. Opsinya dimulai dari ROG Phone 5, yang datang membawa baterai 6.000 mAh dan dukungan fast charging 65 W. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengisi baterai berkapasitas masif tersebut? Sekitar 1 jam kalau menurut hasil pengujian kami sendiri.

Sebagai ponsel gaming dengan harga Rp9.999.000, spesifikasinya tergolong mengesankan: Snapdragon 888, RAM 8 GB, penyimpanan 128 GB, dan layar AMOLED 6,78 inci FHD+ dengan refresh rate 144 Hz. Ia dibekali kamera utama 64 megapiksel (Sony IMX686), kamera ultra-wide 13 megapiksel, kamera makro 2 megapiksel, dan kamera depan 24 megapiksel.

Link pembelian: Asus ROG Phone 5

7. Black Shark 4

Masih di ranah gaming, alternatif lainnya adalah Black Shark 4. Ponsel ini mengemas baterai 4.500 mAh, dan secara teori mendukung kecepatan charging 120 W. Meski begitu, yang disertakan dalam paket penjualannya adalah charger 67 W — ini sebenarnya sudah sangat ngebut karena diklaim mampu mengisi dari 0-100% dalam waktu sekitar 25 menit saja.

Spesifikasinya meliputi chipset Snapdragon 870, RAM 8 GB, penyimpanan 128 GB, dan layar AMOLED 6,67 inci FHD+ 144 Hz. Tipikal ponsel gaming, kameranya bisa dibilang ala kadarnya, dengan kamera utama 48 megapiksel, kamera ultra-wide 8 megapiksel, kamera makro 5 megapiksel, dan kamera depan 20 megapiksel. Black Shark 4 saat ini bisa dibeli seharga Rp8.159.000.

Link pembelian: Black Shark 4

8. Red Magic 6

Terakhir, ada Red Magic 6 yang membawa baterai 5.050 mAh dan kecepatan charging 66 W. Sayang, yang tersedia dalam boksnya adalah charger 30 W. Jadi kalau ingin menikmati performa charging maksimalnya, konsumen harus menyediakan modal ekstra sebesar Rp499.000.

Ponselnya sendiri dihargai Rp9.499.000. Spesifikasinya di atas kertas amat mengesankan: Snapdragon 888, RAM 12 GB, storage 128 GB, dan layar AMOLED 6,8 inci FHD+ dengan refresh rate 165 Hz. Untuk kameranya, Red Magic 6 dibekali kamera utama 64 megapiksel, kamera ultra-wide 8 megapiksel, kamera makro 2 megapiksel, dan kamera selfie 8 megapiksel.

Link pembelian: Red Magic 6

Gambar header: Onur Binay via Unsplash.

OPPO: Teknologi Fast Charging Bukan Cuma Soal Kecepatan, Tapi Juga Keamanan dan Kecerdasan

Perkembangan pesat teknologi pengisian daya cepat membuat kita bertanya-tanya mengenai apa yang bisa ditingkatkan lebih jauh lagi ke depannya. Kecepatannya sudah pasti bakal terus bertambah, tapi apakah semuanya cuma sebatas soal kecepatan?

Tidak. Kalau menurut OPPO, ada banyak aspek yang masih bisa disempurnakan, dan itu mereka jabarkan dalam acara OPPO Flash Charge Open Day bertajuk “What’s Next for Flash Charging?” Berikut adalah ringkasan poin-poin menarik yang diangkat.

Peningkatan dari segi keamanan

Lebih cepat tapi rentan rusak tentu bukan skenario yang ideal. Sejak awal mengembangkan teknologi Flash Charge, OPPO selalu mengutamakan efisiensi dan keamanan, dan itu mereka wujudkan dalam bentuk sistem perlindungan keselamatan lima tingkatan sebagai berikut:

  • Sekering pintar dengan impedansi lebih rendah: komponen sekering rancangan OPPO dapat langsung putus jika terjadi kelebihan arus listrik atau kelainan lainnya demi melindungi baterai dengan cara mengisolasinya secara fisik dari pasokan listrik. Resistansi internal yang lebih rendah plus peningkatan kinerja tentu juga membantu meningkatkan keamanan sistem pengisian daya.
  • Sakelar Gallium Nitride (GaN): sakelar GaN tak hanya mampu mencapai fungsi yang sama seperti sakelar MOSFET silikon tradisional di area yang lebih kecil — sehingga mengurangi ruang yang dibutuhkan — tetapi juga membantu mengurangi panas berlebih dan meningkatkan efisiensi berkat angka impedansi yang rendah dan tegangan yang tinggi.
  • Desain baterai seri bi-sel: desain semacam ini memungkinkan daya yang sama dikirimkan sambil menurunkan arus listrik dan mengurangi panas berlebih. Dengan menggabungkan sel baterai ganda dalam struktur yang sama, OPPO bisa menghemat ruang selagi masih menyajikan kinerja keselamatan yang sama. Desain baru ini memungkinkan setidaknya 5% peningkatan kapasitas baterai meski ukurannya sama.
  • Chip deteksi keamanan baterai: Dibantu algoritma AI, chip ini mampu mendeteksi apabila baterai mengalami kerusakan eksternal dengan mengenali penurunan tegangan secara real-time berdasarkan berbagai skenario. Jika itu terjadi, perangkat bakal memperingkatkan pengguna untuk mengambil tindakan guna mencegah bahaya lebih lanjut.
  • Kolektor arus komposit: OPPO menerapkan rancangan baterai baru yang menggunakan bahan komposit yang diapit di antara dua lapisan aluminium untuk menggantikan desain baterai smartphone tradisional. Struktur ‘sandwich‘ ini selanjutnya dilapisi dengan bahan pelindung tambahan untuk membentuk struktur kolektor arus komposit lima lapis, sehingga dapat melindunginya dari korsleting yang disebabkan oleh kerusakan eksternal. Berdasarkan pengujian di OPPO Lab, baterai baru ini mampu melewati uji tusukan dan benturan dengan tingkat keberhasilan 100%, tanpa mengorbankan kinerja.

Baterai lebih awet

Selain meningkatkan kecepatan dan keamanan teknologi Flash Charge, OPPO juga menerapkan sejumlah optimasi untuk membantu mengurangi terjadinya penuaan baterai, sehingga pengguna dapat menikmati masa pakai baterai yang optimal dalam jangka waktu yang lebih lama.

OPPO mencontohkan bahwa teknologi SuperVOOC 65W mampu mempertahankan kapasitas baterai hingga 80% dari kapasitas aslinya setelah menyelesaikan sebanyak 1.500 siklus pengisian daya. OPPO turut mengembangkan teknologi yang mampu secara cerdas menemukan keseimbangan terbaik antara arus pengisian dan kenaikan suhu pada skenario penggunaan yang berbeda.

Pengisian daya ekstrem

Inovasi lain yang tak kalah menarik adalah untuk mewujudkan teknologi pengisian daya cepat dalam situasi yang lebih ekstrem dari biasanya. Contohnya, mengisi baterai perangkat selagi berada di tempat yang sangat dingin, yang bisa berakibat pada timbulnya korsleting.

Solusi yang OPPO terapkan adalah memanfaatkan algoritma cerdas untuk menentukan suhu pengisian baterai yang optimal, sekaligus meningkatkan suhu sebelum pengisian dimulai. Hasil pengujian OPPO menunjukkan bahwa baterai mampu meningkatkan suhu dari -20° C menjadi 10° C hanya dalam waktu puluihan detik, sehingga baterai akhirnya dapat diisi ulang seperti biasa.

Infinix Concept Phone 2021 Demonstrasikan Teknologi Fast Charging 160W

Teknologi fast charging merupakan solusi alternatif terhadap terus meningkatnya ketergantungan manusia terhadap smartphone. Ketimbang menggunakan smartphone tebal dengan baterai besar, alternatifnya kita bisa menggunakan smartphone berbodi normal, tapi yang dibekali teknologi fast charging sehingga waktu pengisian ulang baterai yang dibutuhkan dapat dipersingkat.

Fast charging dengan output 30W, 45W, dan 65W saat ini sudah umum kita dapati, namun pabrikan smartphone tentu tidak akan puas dan berhenti sampai di situ saja. Mereka tentu akan terus memutar otak dan mengeksplorasi teknik-teknik baru agar baterai smartphone bikinannya bisa diisi ulang dengan lebih cepat lagi. Contoh terbarunya adalah Infinix.

Di ajang MWC 2021, pabrikan asal Hong Kong tersebut memamerkan Infinix Concept Phone 2021. Keunggulannya? Fast charging 160W. Dengan output sebesar itu, Infinix mengklaim baterai 4.000 mAh yang tertanam dapat terisi penuh dalam waktu hanya 10 menit, dan mereka pun tidak lupa menyertakan video demonstrasinya.

Menurut Infinix, teknologi fast charging 160W ini dapat terwujud berkat penggunaan baterai 8C, yang diklaim mempunyai resistansi internal 18% lebih rendah daripada baterai 6C. Infinix menjelaskan bahwa angka-angka C tersebut mengindikasikan kecepatan charging sekaligus discharging suatu baterai lithium, sedangkan resistansi internal merujuk pada intensitas panas yang dihasilkan.

Juga penting adalah teknologi Super Charge Pump, yang bertugas mengonversi voltase dari port USB-C menjadi voltase yang diterima langsung oleh baterai. Infinix mengklaim tingkat efisiensi konversi sebesar 98,6%. Lebih tinggi angkanya lebih baik, sebab itu berarti sisa daya yang tidak terkonversi — yang berupa panas — bakal lebih sedikit.

Infinix pada dasarnya ingin memastikan bahwa perangkat tetap adem meski menerima output daya listrik yang sangat tinggi. Total ada 20 sensor suhu yang disematkan ke perangkat ini. Semuanya demi menjamin agar suhu perangkat tetap berada di bawah 40° C selama proses charging berlangsung.

Seandainya perangkat melewati suhu tersebut, atau ada interferensi elektromagnetik maupun lonjakan voltase yang berlebih, perangkat bakal mengaktifkan mekanisme perlindungannya secara otomatis guna mencegah terjadinya kerusakan. Secara total, Infinix mengklaim ada 60 mekanisme perlindungan yang mereka tanamkan di perangkat ini.

Tidak kalah menarik adalah kepala charger 160W yang disertakan, yang ukurannya tergolong sangat ringkas berkat penggunaan material semikonduktor Gallium Nitrite (GaN) dan Silicon Carbide (SiC). Alternatifnya, perangkat juga bisa di-charge secara nirkabel dengan output maksimum 50W menggunakan charging pad yang kompatibel.

Infinix tentu bukan satu-satunya yang sibuk mengembangkan teknologi fast charging dengan kecepatan ekstrem. Tahun lalu, OPPO sudah lebih dulu memamerkan teknologi fast charging 125W. Kemudian belum lama ini, Xiaomi juga sempat mendemonstrasikan fast charging 200W. Meski begitu, semuanya belum ada yang bisa dinikmati oleh konsumen secara luas. Infinix bahkan secara terang-terangan menamai perangkat ini Concept Phone.

Namanya perangkat konsep, tentu tersedia pula sejumlah fitur eksperimental lainnya. Yang paling mencuri perhatian mungkin adalah panel belakangnya yang bisa berganti-ganti warna antara silver dan biru dengan memanfaatkan teknik electrochromic dan electroluminescent. Lalu ketika perangkat sedang di-charge, huruf “O”-nya pun akan menyala dalam warna hijau.

Ini juga pertama kalinya Infinix menyematkan kamera periskop pada ponsel bikinannya, dengan opsi optical zoom hingga 10x, atau digital zoom hingga 60x. Perangkat turut dibekali layar AMOLED dengan bagian tepi yang melengkung sampai hampir menutupi seluruh sisi kiri dan kanan ponsel, menyisakan hanya secuil ruang untuk tombol power dan volumenya.

Sumber: GSM Arena.

Qualcomm Umumkan Quick Charge 5, Mampu Mengisi Penuh Perangkat dalam Waktu 15 Menit

Teknologi pengisian daya cepat terus berkembang pesat setiap tahunnya. Dari kubu OPPO, kita telah melihat 125W SuperVOOC flash charge inovasi terbaru mereka yang diyakini cuma butuh waktu 20 menit saja untuk mengisi baterai 4.000 mAh dari kosong hingga penuh.

Sekarang, giliran Qualcomm yang unjuk gigi dengan teknologi serupa. Mereka secara resmi memperkenalkan Quick Charge 5, dan kinerjanya pun tak kalah mengesankan dibanding penawaran OPPO tadi.

Secara teknis, Quick Charge 5 mendukung output 100W atau bahkan lebih, dan berdasarkan hasil pengujian internal Qualcomm, teknologi ini diklaim sanggup mengisi baterai 4.500 mAh dari 0 – 100% dalam waktu 15 menit. Kalau cuma 0 – 50%, waktu yang diperlukan malah cuma sekitar 5 menit saja.

Bisa dibayangkan betapa praktisnya teknologi pengisian daya cepat semacam ini. Andai perangkat kita charge di pagi hari lalu kita tinggal mandi dan menyeduh kopi, setelahnya baterai perangkat mungkin sudah hampir penuh saat kita mulai menyeruput kopinya.

Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, kinerja Quick Charge 5 dipercaya empat kali lebih kencang dan 70% lebih efisien. Yang istimewa, semua ini dicapai selagi mencatatkan suhu 10° C lebih dingin, dan ukuran fisik adaptor Quick Charge 5 kurang lebih sama seperti charger Quick Charge 4/4+.

Tabel kompatibilitas Quick Charge 5 / Qualcomm
Tabel kompatibilitas Quick Charge 5 / Qualcomm

Satu hal yang perlu dicatat adalah, performa Quick Charge 5 baru bisa maksimal apabila smartphone yang mendukung dibekali dua modul baterai yang identik, yang keduanya dapat di-charge secara simultan dengan output yang sama besarnya. Kalau modul baterainya cuma satu, maka Quick Charge 5 cuma bisa menghasilkan output sebesar 45W.

Terkait backwards compatibility, Qualcomm bilang adaptor Quick Charge 5 masih bisa dipakai untuk mengisi ulang perangkat yang hanya mendukung Quick Charge 2, tapi tentu kecepatannya jadi menyesuaikan dengan standar Quick Charge 2, begitu juga sebaliknya. Untuk perangkat yang mendukung standar USB Power Delivery (PD) seperti iPhone misalnya (mulai iPhone 8), adaptor Quick Charge 5 tetap bisa digunakan, tapi output-nya cuma terbatas di kisaran 20 – 30W.

Pada kenyataannya, Qualcomm merancang Quick Charge 5 ini menggunakan standar USB Power Delivery Programmable Power Supply (PD-PPS) sebagai basisnya. Jadi kalau menurut AnandTech, secara teori ini berarti konsumen bisa saja menggunakan adaptor USB PD-PPS untuk mengisi ulang perangkat yang mendukung Quick Charge 5 di kecepatan maksimumnya.

Quick Charge 5 dapat diaplikasikan ke perangkat yang menggunakan chipset Snapdragon 865 atau 865+, dan Qualcomm memprediksi perangkat yang mendukung Quick Charge 5 bakal mulai dipasarkan pada kuartal ketiga tahun ini juga.

Sumber: Android Central dan Qualcomm.

OPPO Resmi Perkenalkan Teknologi 125W SuperVOOC Flash Charge dan 65W AirVOOC

Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, OPPO akhirnya memperkenalkan secara resmi teknologi pengisian ulang terbarunya, yakni 125W SuperVOOC flash charge. Tidak main-main, teknologi itu diklaim mampu mengisi baterai 4.000 mAh hingga 41% dalam waktu 5 menit, atau sekitar 20 menit sampai benar-benar penuh.

Output sebesar itu didapat dari kombinasi tegangan 20V dan arus 6,25A yang disalurkan melalui tiga charge pump paralel, dan OPPO memastikan bahwa suhu perangkat yang sedang di-charge tidak akan pernah melebihi 40° C dengan menyematkan 10 sensor suhu ekstra. 20 menit baterai penuh, berarti konsumen mungkin hanya perlu mengisi ulang perangkat setiap kali mandi di pagi hari.

Istimewanya, OPPO telah merancang agar adaptor 125W ini kompatibel dengan beragam protokol charging. Konsumen bisa memakainya untuk mengisi ulang baterai laptop jika mau, akan tetapi output maksimumnya semua tergantung yang didukung masing-masing perangkat; sebuah chip microcontroller di dalam adaptor akan mendeteksi secara otomatis protokol apa yang didukung.

OPPO 65W AirVOOC

Namun 125W SuperVOOC flash charge rupanya bukan satu-satunya inovasi yang OPPO pamerkan hari ini. Kejutan lainnya datang dalam bentuk 65W AirVOOC, yang mampu mengisi ulang baterai 4.000 mAh hingga penuh dalam waktu 30 menit secara wireless. Ya, kecepatannya sama persis seperti 65W SuperVOOC 2.0 yang sekarang bisa konsumen nikmati pada OPPO Find X2 dan Find X2 Pro.

Tidak seperti wireless charger pada umumnya, 65W AirVOOC mengadopsi desain koil ganda yang beroperasi secara paralel; satu koil 40W, satu lagi koil 25W, yang keduanya menyalurkan energi secara bersamaan. Meski begitu, OPPO bilang mereka juga sedang bereksperimen dengan desain koil tunggal untuk mewujudkan pencapaian yang sama.

Terkait keamanan, sekali lagi OPPO ingin menjadikan ini sebagai prioritas. Prototipe charger 65W AirVOOC tak hanya dilengkapi sistem pendingin berbasis semiconductor, melainkan juga kipas pendingin yang akan membuang panas berlebih ke luar.

Dua charger imut-imut

OPPO 50W Mini SuperVOOC

Dalam kesempatan yang sama, OPPO turut menyingkap dua charger mungil yang sangat menarik: 50W Mini SuperVOOC dan 110W Mini SuperVOOC flash charge. Dimensi charger 50W ini kurang lebih seperti biskuit atau modem portable, dan bobotnya pun cuma 60 gram. Tebalnya hanya 10,05 mm, dan ini sangat istimewa mengingat komponen transformer yang ada di dalam sebuah adaptor biasanya punya tebal lebih dari 20 mm sendiri.

OPPO pun pada akhirnya harus merancang sendiri komponen transformer tersebut, dan hasilnya memiliki tebal tak lebih dari 8 mm. Tentu saja pemanfaatan material Gallium nitride (GaN) juga sangat krusial dalam proses miniaturisasi charger yang OPPO terapkan ini. Untuk charger 110W-nya, OPPO mengklaim ukurannya kurang lebih setara dengan charger 18W pada umumnya.

Sama seperti charger 125W tadi, charger 50W mungil ini juga kompatibel dengan banyak protokol charging, termasuk halnya VOOC generasi sebelumnya maupun USB-PD 27W. Ini berarti mereka yang bukan konsumen OPPO pun nantinya dapat membeli charger yang ideal untuk menemani kegiatan travelling ini.

OPPO 110W Mini SuperVOOC flash charge

Pertanyaan terpentingnya, kapan semua ini bisa konsumen nikmati? Tidak lama lagi kalau kata Aryo Meidianto selaku PR Manager OPPO Indonesia dalam sesi tanya jawab online yang saya ikuti. Paling lambat tahun depan, dan antusiasme ini berdasar pada pengalaman OPPO mengembangkan teknologi VOOC sejak tahun 2014.

Juni lalu, OPPO mengajukan lebih dari 2.800 paten terkait teknologi pengisian daya cepat. Dari perspektif sederhana, OPPO sendiri yang mengembangkan teknologi ini tanpa bantuan pihak luar, jadi wajar kalau mereka tidak perlu waktu lama untuk memproduksinya secara massal. Pada kenyataannya, beberapa perusahaan lain malah melisensikan teknologi VOOC dari OPPO, seperti misalnya OnePlus.

Kalau mau menebak, kemungkinan besar teknologi 125W SuperVOOC flash charge ini bakal datang bersama seri OPPO Find X baru di awal tahun depan, sedangkan 65W AirVOOC bersama Reno Ace generasi anyar. Intinya, semua ini bukan lagi sebatas proof of concept, melainkan sudah ada prototipenya dan bisa segera diproduksi secara massal.

OPPO Segera Ungkap Teknologi Pengisian Baterai dengan Output 125W

OPPO Find X2 dan Find X2 Pro saat ini merupakan salah satu smartphone dengan dukungan teknologi pengisian baterai tercepat di pasaran. Teknologi yang saya maksud persisnya adalah SuperVOOC 2.0, yang menawarkan output maksimal sebesar 65W dan mampu mengisi ulang baterai perangkat hingga penuh dalam waktu 38 menit saja.

Tipikal OPPO, tentu saja mereka belum puas dengan pencapaian tersebut. Sebuah video singkat yang mereka unggah ke Twitter baru-baru ini menunjukkan bahwa mereka akan segera memperkenalkan teknologi charging yang lebih baru dan lebih ekstrem lagi dengan output daya sebesar 125W, nyaris dua kali lipat SuperVOOC 2.0.

Sebagai konteks, charger MacBook termahal yang Apple jual saat ini punya daya sebesar 96W. Yup, ini berarti smartphone flagship OPPO yang akan datang bakal mendukung kecepatan pengisian ulang yang lebih kencang ketimbang sebuah laptop.

Apakah ini berarti ukuran fisik charger-nya bakal dua kali lebih besar ketimbang charger SuperVOOC 2.0? Semestinya tidak, sebab OPPO sudah memanfaatkan material Gallium nitride (GaN) guna meningkatkan efisiensi charger tanpa menambah volumenya secara drastis. Sebelum ini OPPO juga sudah membuktikannya; ukuran adaptor SuperVOOC 2.0 tidak berbeda jauh dari adaptor SuperVOOC generasi pertama, padahal selisih output-nya mencapai 15W.

Detail lengkap mengenai teknologi SuperVOOC generasi terbaru ini akan diungkap pada tanggal 15 Juli. Selain mendemonstrasikan secepat apa proses pengisian yang bisa dilakukan dengan output sebesar 125W, OPPO seharusnya juga akan menjelaskan sejumlah inovasi yang mereka terapkan agar teknologi ini tidak berisiko membahayakan.

Kira-kira apa nama yang bakal OPPO gunakan? Apakah SuperVOOC 3.0? Atau malah UltraVOOC karena lompatannya sedemikian jauh? Kita tunggu saja pengumumannya tidak lama lagi.

Sumber: GSM Arena.

Qualcomm Umumkan Quick Charge 3+, Secepat Quick Charge 4+ tapi dengan Kabel USB-A

Qualcomm baru-baru ini mengumumkan versi anyar dari teknologi fast charging rancangan mereka, yaitu Quick Charge 3+. Dibandingkan Quick Charge 4+, kecepatan pengisiannya sebenarnya sama, akan tetapi Quick Charge 3+ kompatibel dengan kabel USB-A yang lebih terjangkau ketimbang USB-C.

Secepat apa? 35% lebih cepat dari sebelumnya (Quick Charge 3.0), sanggup mengisi ulang 0 – 50% dalam waktu 15 menit. Bukan cuma lebih menghemat waktu, Quick Charge 3+ juga bisa menjaga suhu perangkat hingga 9° Celsius lebih rendah.

Sekali lagi, kinerjanya tidak berbeda dari yang ditawarkan Quick Charge 4+, akan tetapi bedanya Quick Charge 3+ bisa melakukan tugasnya dengan kabel USB-A ke USB-C yang ujung masing-masing konektornya berbeda, tidak harus kabel USB-C ke USB-C.

Untuk sekarang, perangkat yang mendukung Quick Charge 3+ barulah perangkat yang ditenagai chipset Snapdragon 765 atau 765G, yang sendirinya sebenarnya sudah kompatibel dengan Quick Charge 4+. Ke depannya, Qualcomm menjanjikan kompatibilitas dengan lebih banyak varian Snapdragon.

Qualcomm tidak lupa memastikan bahwa Quick Charge 3+ bersifat backward compatible. Artinya, charger dengan teknologi Quick Charge 3+ tetap bisa digunakan untuk mengisi ulang perangkat yang hanya mendukung Quick Charge 3.0 atau sebelumnya, namun tentu dalam kecepatan yang lebih rendah ketimbang yang didukung Quick Charge 3+.

Sumber: Qualcomm.

Stasiun Fast Charging Mobil Milik Porsche Sudah Resmi Beroperasi

Porsche Mission E telah resmi berganti nama menjadi Porsche Taycan, dan dijadwalkan siap mengaspal paling cepat mulai tahun depan. Berhubung ini Porsche yang kita bicarakan, larinya sudah pasti sangat kencang, akan tetapi yang lebih inovatif justru adalah efisiensi baterai dan teknologi charging-nya.

Tepat setahun lalu, Porsche menyingkap charger yang mereka siapkan secara khusus untuk Taycan ke hadapan publik. Ukurannya lebih bongsor ketimbang charger mobil elektrik standar, sebab daya yang dapat diteruskannya pun juga jauh lebih besar: 350 kW, pada tegangan 800 volt.

Siapapun dipersilakan menggunakan charger tersebut secara cuma-cuma, bukan cuma konsumen Porsche saja. Namun seperti yang saya bilang, satu-satunya mobil yang bisa menerima daya sebesar dan pada tegangan setinggi itu barulah Porsche Taycan, di mana mobil dapat menempuh jarak sekitar 400 km meski dicolokkan selama 20 menit saja.

Porsche charging app

Selama mobil di-charge, pemilik mobil dapat memantau prosesnya melalui aplikasi pendamping yang disiapkan Porsche. Di situ informasi yang ditampilkan sangat lengkap, termasuk arus listrik dan estimasi biaya listrik yang dihabiskan untuk mengisi ulang baterai mobil.

Untuk sekarang baru ada sepasang charger turbo ini di Porsche Centre Berlin-Adlershof, namun tentu saja Porsche sudah menyiapkan lokasi-lokasi lain guna mengantisipasi peluncuran Taycan nanti. Pun begitu, yang patut diapresiasi adalah bagaimana Porsche tidak egois dan membuat teknologi charging-nya ini proprietary; konsumen Tesla pun bebas mampir kalau mau asalkan mereka membawa adaptor yang cocok.

Sumber: Porsche via SlashGear.

BMW, Daimler, Ford dan VW Bersekutu Kembangkan Charger Mobil Elektrik Berdesain Anggun Sekaligus Canggih

Di titik ini, menurut saya lebih mudah menyebutkan nama pabrikan mobil yang belum mengembangkan mobil elektrik ketimbang yang sudah, sebab jumlah yang mengikuti jejak Tesla sudah sangat banyak. Namun mengapa Tesla masih merupakan yang terpopuler di segmen ini, terlepas dari statusnya sebagai pionir?

Salah satu jawabannya adalah terkait infrastruktur. Tesla memiliki jaringan pengisian Supercharger yang tersebar di ribuan titik di dunia. Situasinya jelas akan berubah seiring waktu, apalagi mengingat nama-nama besar di industri otomotif; spesifiknya BMW, Daimler, Ford dan Volkswagen Group, tengah mempersiapkan jaringannya sendiri.

Ketimbang bekerja sendiri-sendiri, keempat grup besar itu memutuskan untuk bersekutu dan membentuk joint venture bernama Ionity. Tidak tanggung-tanggung, Ionity menargetkan 400 stasiun pengisian yang tersebar di dataran Eropa pada tahun 2020 nanti. Stasiun pengisiannya pun bukan sembarangan, melainkan yang mengedepankan teknologi fast charging.

Ionity EV charger

Memangnya secepat apa? Charger besutan Ionity bisa menyalurkan daya sebesar 350 kW per unitnya, jauh lebih tinggi dibanding Tesla Supercharger yang ‘hanya’ 145 kW. Untuk sekarang memang belum ada mobil elektrik yang sanggup menerima daya sebesar itu, tapi ke depannya, mobil macam Porsche Mission E dapat menerima daya yang cukup untuk menempuh jarak 400 km dengan durasi pengisian sekitar 20 menit saja.

Sebagai bonus, stasiun pengisian milik Ionity ini tampaknya juga bakal menjadi lokasi favorit untuk mengambil selfie berkat desain unitnya yang begitu manis di mata. Adalah BMW Designworks yang dipercaya menjadi desainernya, dan hasil karyanya tampak sangat menarik meski baru sebatas gambar render.

Sumber: CNET.

5 Smartphone Android dengan Teknologi Fast Charging

Ponsel pintar saat ini memang banyak membantu karena berbagai fitur canggih yang dibawanya. Namun, untuk dapat melakukan semua itu, baterai yang dimiliki menjadi relatif lebih boros dibandingkan dengan ponsel zaman dahulu.

Untuk mengatasi permasalahan baterai, selain mendongkrak kapasitasnya, kini para pabrikan pun menyematkan teknologi fast charging agar pengguna dapat mengisi baterai ponsel dalam waktu yang lebih singkat. Di antara perangkat yang bertebaran di pasaran, berikut adalah 5 smartphone Android dengan teknologi fast charging yang sudah bisa Anda peroleh di Indonesia tentunya.

LG G5

Smartphone LG G5

LG G5 menggunakan baterai Li-ion berkapasitas 2.800 mAh dan teknologi Quick Charge 3.0. Baterai ponsel ini dapat terisi hingga 83% dari kondisi 0% hanya dalam waktu 30 menit. Sementara untuk terisi hingga penuh, dibutuhkan waktu 1 jam 16 menit.

Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge

Samsung Galaxy S7 edge| S7

Ponsel pintar flagship Samsung ini didesain dengan chipset berbeda, Snapdragon 821 dan Exynos 8890. Pada varian Exynos, Galaxy S7 membutuhkan 86 menit untuk terisi hingga penuh, sedangkan Galaxy S7 Edge membutuhkan waktu 95 menit.

HTC 10

HTC 10_1

HTC 10 yang didesain dengan baterai non-removable berkapasitas 3.000 mAh ini dapat mengisi daya hingga 50% hanya dalam waktu 30 menit karena dukungan teknologi Quick Charge 3.0.

Oppo F1 Plus

Oppo F1 Plus 11

Oppo membekali F1 Plus dengan teknologi fast charging, VOOC, di mana ponsel ini membutuhkan waktu 82 menit untuk dapat terisi hingga penuh. Sedangkan dengan pengisian 5 menit saja, anda bisa menggunakannya selama 2 jam waktu bicara. Hebat kan?

Asus ZenFone 2 dan ZenFone 3

Asus ZenFone 3 Max Launch 9

Seluruh tipe Asus ZenFone 2 dan ZenFone 3 dibekali teknologi bernama BoostMaster untuk mengisi daya lebih cepat dari prosedur konvensional. Ponsel ini dapat mengisi daya dari 0% ke 60% hanya dalam 39 menit.

Itu dia 5 smartphone Android yang dibekali fitur fast charging yang bisa Anda masukkan ke dalam daftar smartphone buruan. Selamat memilih, semoga mendapatkan yang terbaik.

Sumber gambar header Veloxity.