Tag Archives: ferrari

Premier League Gandeng Tencent untuk Adakan ePremier League China, Red Bull Kumite Digelar di London

Minggu lalu, ada beberapa berita menarik di ranah esports. Salah satunya, Premier League baru saja menggandeng Tencent dan EA untuk menggelar ePremier League China. Sementara itu, Riot Games bekerja sama Uniqlo untuk merilis koleksi kaos bertema League of Legends. Thrustmaster juga baru saja meluncurkan setir replika dari Ferrari F1.

Premier League Gandeng Tencent untuk Gelar ePremier League China

Premier League mengumumkan bahwa mereka akan bekerja sama dengan Tencent Sports, Tencent Esports, dan EA Sport untuk mengadakan ePremier League China. Turnamen itu akan dimulai pada 28 April 2021 sampai 15 Mei 2021. Turnamen tersebut akan menjadi ePremier League pertama yang digelar di luar Inggris. Dalam turnamen itu, masing-masing tim di Premier League akan diwakili oleh dua orang asal Tiongkok: seorang gamer profesional dan seorang kreator konten, lapor The Esports Observer. Kompetisi ePremier League ini akan disiarkan di platform video milik Tencent dan ditayangkan secara live di DouYu dan Huya.

Thrustmaster Meluncurkan Setir Replika Ferrari F1

Minggu lalu, Thrustmaster meluncurkan SF1000 Edition Wheel Add-on, setir replika dari setir yang digunakan oleh Charles Leclerc dan Sebastian Vettel pada 2020 Ferrari F1. SF1000 dilengkapi dengan 11 tombol, 7 encoders, dan 2 thumbwheels, yang fungsinya bisa diatur sesuai selera pengguna. SF1000 juga dilengapi dengan layar sebesar 4,3 inci, yang akan menampilkan berbagai informasi , seperti suhu ban, gears, serta penggunaan bahan bakar dan energi. SF1000 sudah tersedia di Eropa saat ini. Sementara di Asia Pasifik, ia baru akan tersedia pada 18 Mei 2021. Penjualan global akan dimulai pada 26 Agustus 2021.

Setir replika dari Ferrari F1 buatan Thrustmaster. | Sumber: Motor1

Thrustmaster dan Ferrari telah bekerja sama selama 10 tahun terakhir. Dan peluncuran SF1000 akan memperkuat hubungan antara keduanya. Sebelum ini, Thustmaster juga mendukung 2021 Ferrari Esports Series. Kompetisi sim racing itu akan dimulai pada 5 April 2021. Sim racer yang berhasil keluar jadi juara akan mewakili Ferrari dalam kompetisi sim racing, menurut laporan Motor1.

Red Bull Kumite 2021 Bakal Diadakan di London

Red Bull Kumite akan diadakan di London, Inggris. Pada Sabtu, 22 Mei 2021, Guilty Gear Strive akan menjadi game yang diadu. Sementara pada hari Mingu, 23 Mei 2021, Red Bull Kumite akan menampilkan pertandingan antara 16 pemain Street Fighter V terbaik. Red Bull Kumite pertama kali diadakan di Paris, Prancis. Dan selama 3 tahun, pada 2015-2018, turnamen itu selalu digelar di Prancis. Pada 2019, lokasi Red Bull Kumite baru dipindahkan ke Jepang, sebagai penghormatan pada developer di balik Street Fighter, lapor Bleeding Cool. Red Bull Kumite mendapatkan dukungan ASTRO Gaming sebagai peripheral partner dan AOC sebagai monitor partner.

Uniqlo Bakal Rilis Koleksi Kaos Bertema League of Legends

Riot Games baru saja mengumumkan kerja sama dengan Uniqlo. Dengan ini, Uniqlo akan meluncurkan beberapa kaos bertema League of Legends. Kaos-kaos itu akan menampilkan berbagai gambar a la Runeterra, termasuk Poros, Summoners Rift, dan K/DA, girlband virtual yang didasarkan pada karakter di League of Legends, menurut laporan Dot Esports.

Menurut Ryan Crosby, Head of Entertainment Marketing and Consumer Products, Riot Games, alasan Uniqlo terpilih untuk menjadi rekan Riot adalah karena mereka punya dedikasi dalam menciptakan pakaian yang unik. Dalam beberapa tahun belakangan, Riot memang aktif untuk bekerja sama dengan sejumlah merek fashion, termasuk Louis Vuitton dan A Bathing Ape. Selain itu, mereka juga meluncurkan koleksi merchandise mereka sendiri.

Acer Bakal Gelar Predator Sim Racing Cup 2021

Acer mengumumkan rencana mereka untuk menggelar turnamen sim racing baru, yaitu Predator Sim Racing Cup 2021. Kompetisi itu dibuka untuk umum, dengan tujuan mencari sim racer berbakat dan membuat semakin banyak orang kenal dengan sim racing. Secara total Predator Sim Racing akan menawarkan total hadiah sebesar US$50 ribu.

Menurut laporan The Esports Observer, Predator Sim Racing Cup akan diadakan di Arab Saudi, Belanda, Denmark, Inggris, Irak, Italia, Jerman, Kuwait, Mesir, Norwegia, Oman, Polandia, Prancis, Qatar, Rusia, Republik Ceko, Slovakia, Spanyol, Swedia, Turki, Ukraina, dan Uni Emirat Arab. Para pemenang kompetisi nasional akan bisa melaju ke turnamen tingkat internasional.

Kenapa Ferrari Mau ke Esports Meski Komunitasnya Tak Punya Banyak Uang?

Kebanyakan fans esports masih muda. Di Eropa, sebagian besar penonton esports ada di rentang umur 21-25 tahun. Umur penonton yang cenderung muda menjadi salah hal yang membuat banyak perusahaan tertarik untuk masuk ke dunia esports, termasuk merek barang mewah seperti Louis Vuitton. Tak hanya Louis Vuitton, perusahaan mobil mewah seperti Ferrari dan Lamborghini pun tertarik untuk ikut terjun ke dunia competitive gaming. Padahal, kecil kemungkinan fans esports sanggup untuk membeli produk mereka.

 

Tanya Kenapa?

Pada 2014, Bernie Ecclestone, yang ketika itu menjabat sebagai CEO dari Formula 1, membuat pernyataan kontroversial. Dia mengatakan tidak tertarik untuk menyasar generasi muda. Alasannya adalah karena generasi muda dianggap bukan target konsumen F1.

“Ketika anak muda melihat jam Rolex, apakah mereka akan membelinya?” kata Ecclestone ketika itu, seperti dikutip dari AutoSport. “Mereka tidak akan sanggup untuk membeli jam Rolex. Sementara sponsor kami yang lain adalah bank, UBS. Anak muda tidak peduli soal bank. Mereka bahkan tidak punya cukup uang untuk disimpan di bank. Begitulah menurut saya. Saya tidak mengerti mengapa banyak perusahaan tertarik untuk menargetkan para ‘generasi muda’ ini. Kenapa mereka melakukan hal itu? Apakah mereka ingin menawarkan sesuatu pada anak-anak muda? Padahal, kebanyakan anak-anak itu tidak punya uang.”

Formula 1 kini juga memerhatikan skena esports. | Sumber: Formula 1
Formula 1 kini juga memerhatikan skena esports. | Sumber: Formula 1

Memang, pernyataan Ecclestone tidak salah. Daya beli konsumen yang masih muda biasanya tidak besar. Dan mereka memang bukan target pasar dari merek-merek mobil yang berlaga di F1, seperti Mercedes atau McLaren. Namun, hal itu bukan berarti generasi muda bisa diacuhkan begitu saja. Jika sebuah perusahaan ingin bertahan, maka mereka tidak hanya harus peduli pada konsumen mereka saat ini, tapi juga potensial konsumen di masa depan.

Formula 1 mengubah strateginya dan mulai memerhatikan generasi muda ketika Chase Carey ditunjuk sebagai CEO, menggantikan Eccleestone pada 2017. Di tahun yang sama, Formula 1 langsung menjajaki esports dengan mengadakan kompetisi F1 Esports. Kompetisi sim racing itu berlanjut hingga sekarang. Tak hanya itu, pada 2020, F1 bahkan mengadakan kompetisi esports baru, yaitu F1 Mobile Racing Esports Series. Dua kompetisi sim racing ini punya tujuan yang sama, yaitu mendekatkan diri dengan generasi milenial dan gen Z.

Selain Formula 1, beberapa perusahaan otomotif juga menunjukkan ketertarikan pada dunia game dan esports. Masing-masing perusahaan pembuat mobil ini juga punya pendekatan yang berbeda. Misalnya, Audi dan Mercedes memilih untuk menjadi sponsor dari organisasi esports besar, seperti Astralis dan SK Gaming. Sementara Ferrari dan Lamborghini lebih memilih untuk mengadakan kompetisi sim racing. Selain itu, Ferrari juga menjual lisensi mobil mereka ke developer game balapan. Dengan begitu, mobil-mobil Ferrari bisa muncul di game racing seperti Gran Turismo dan Assetto Corsa.

Ferrari mulai tertarik dengan esports pada 2020. | Sumber: Ferrari
Ferrari mulai tertarik dengan esports pada 2020. | Sumber: Ferrari

Chief Communications Officer, Ferrari, Jane Reve, menjelaskan bahwa ada dua alasan mengapa Ferrari tertarik dengan competitive gaming walau kebanyakan sim racers dan fans esports tidak akan sanggup untuk membeli mobil Ferrari.

“Pertama, kami ingin menumbuhkan fanbase kami, agar semakin banyak oarng yang menjadi bagian dari dunia Ferrari,” kata Reve. “Kami ingin membuka pintu ke semua orang yang tertarik untuk menjadi bagian dari dunia kami.” Lebih lanjut dia menjelaskan, “Alasan lainnya adalah kami ingin mencari orang-orang berbakat. Kita semua tahu bahwa kompetisi dan olahraga sangat dihargai di Ferrari. Karena itu, kami ingin bisa mendapatkan talenta terbaik.”

Tahun lalu, ekosistem sim racing tumbuh pesat berkat virus corona. Lockdown yang ditetapkan oleh pemerintah dari berbagai negara berarti ada banyak kompetisi balapan yang harus dibatalkan. Alhasil, para penyelenggara memilih untuk mengganti balapan itu dengan kompetisi sim racing. Pada tahun ini, diperkirakan, ekosistem sim racing masih akan tumbuh berkat momentum dari tahun lalu.

 

Apa Untungnya Menargetkan Konsumen Muda?

Nicola Boeri, Chief Brand Diversification Ferrari menjelaskan mengapa memenangkan hati konsumen muda juga penting bagi Ferrari sebagai perusahaan. “Kami tidak bisa hanya fokus pada penjualan. Kami juga harus membangun reputasi merek, meningkatkan brand awareness dan menumbuhkan merek Ferrari,” ujarnya. “Kami tahu, dengan mensponsori dan mendukung program seperti Esports Series, hal ini memungkinkan kami untuk menjangkau konsumen muda yang sulit untuk dijangkau.”

Memang, generasi milenial dan gen Z punya reputasi sulit untuk dijangkau iklan. Untungnya, bukan berarti memenangkan hati para milenial dan gen Z adalah hal yang mustahil. Perusahaan hanya harus menyesuaikan strategi marketing mereka. Salah satu cara untuk bisa memenangkan hati generasi milenial dan gen Z adalah dengan peduli dengan hal-hal yang mereka anggap penting. Berdasarkan survei, 37% milenial rela membeli produk dengan harga yang lebih mahal selama perusahaan itu mendukung gerakan sosial yang mereka dukung.

Masing-masing platform media sosial punya karakteristik yang berbeda-beda. | Sumber: Deposit Photos
Masing-masing platform media sosial punya karakteristik yang berbeda-beda. | Sumber: Deposit Photos

Cara lain untuk menjangkau generasi milenial dan gen Z adalah menggunakan media sosial. Masing-masing platform media sosial punya ciri khasnya masing-masing. Jadi, perusahaan sebaiknya menyesuaikan konten yang diunggah ke berbagai platform media sosial mereka. Selain itu, perusahaan juga bisa bekerja sama dengan influencers. Di sinilah peran game streamers dan atlet esports. Jika sebuah perusahaan ingin menargetkan generasi muda, khususnya gamers, maka mereka bisa bekerja sama dengan streamers atau organisasi esports untuk menarik hati para fans. Bagi Ferrari, membuat kompetisi esports merupakan cara mereka untuk menjangkau generasi muda serta berinteraksi dengan mereka.

“Kami tidak hanya ingin bisa menjangkau generasi muda, tapi juga berinteraksi dengan mereka,” kata Boeri. “Jika ada 20 ribu orang yang mendaftarkan diri untuk ikut kompetisi yang kami adakan, seperti tahun lalu — dan kemungkinan, jumlah peserta tahun ini justru bertambah — hal itu berarti, puluhan ribu orang ini telah mengadopsi DNA kami.”

Namun, masuk ke dunia esports bukan berarti Ferrari akan mengacuhkan channel marketing lain yang lebih konvensional. Boeri menyebutkan, esports memang memberikan kesempatan unik. Meskipun begitu, mereka juga akan tetap melakukan kegiatan marketing lain, termasuk balapan F1.

Feat Image credit: Martin Juul via Fotonify

Ferrari Hublot Esports Series

Adakan Ferrari Hublot Esports Series, Ferrari Cari Talenta Muda

Ferrari mengumumkan bahwa mereka akan membuat turnamen esports sendiri, yaitu Ferrari Hublot Esports Series. Pada awalnya, turnamen simulasi balapan ini hanya terbuka untuk warga Eropa yang berumur 18 tahun ke atas. Namun, ke depan, Ferrari berencana untuk mengadakan kompetisi tersebut di kawasan lain. Pendaftaran untuk Ferrari Hublot Esports Series akan dibuka pada 7 Agustus 2020. Pemenang dari turnamen tersebut akan bisa bergabung dengan tim akademi Ferrari.

Ferrari Hublot Esports Series terbagi dalam dua kategori, yaitu AM Series untuk sim racer amatir dan Pro Series untuk sim racer profesional. Balapan pertama untuk kategori amatir dan profesional akan diadakan pada September 2020. Sebanyak 12 pemain tercepat dari masing-masing kategori akan ikut serta dalam 4 balapan yang diadakan pada Oktober 2020. Sementara itu, babak final akan diadakan pada November 2020. Dalam babak final, para finalis harus mengikuti tiga balapan.

Ferrari Hublot Esports Series
Ferrari memutuskan untuk mengadakan turnamen esports sendiri. | Sumber: Ferrari

Dalam Ferrari Hublot Esports Series, para peserta akan beradu menggunakan platform simulasi racing Assetto Corsa. Sementara mobil yang harus mereka gunakan adalah Ferrari 488 Challenge Evo. Perusahaan pembuat jam asal Swiss, Hublot, menjadi title sponsor dari turnamen esports ini. Selain itu, Ferrari juga akan bekerja sama dengan perusahaan aksesori gaming, Thrustmaster, yang menjadi rekan teknis Ferrari dalam kompetisi simulasi balapan ini.

Ferrari cukup lambat untuk memasuki dunia esports. Mereka menjadi tim F1 terakhir yang memutuskan untuk mengikuti F1 Esports Series pada 2019. Meskipun begitu, mereka berhasil memenangkan turnamen tersebut berkat sim racer David Tonizza, menurut laporan ESPN.

“Setelah ikut serta dalam F1 Esports Series, masuk akal jika kami maju ke langkah berikutnya dan menyelenggarakan turnamen esports sendiri, yaitu Ferrari Hublot Esports Series,” kata Nicola Boari, Chief Brand Diversification Officer, Ferrari, seperti dikutip dari Esports Insider. “Turnamen ini ditujukan untuk para penonton muda. Kompetisi tersebut juga membuka kesempatan bagi para sim racer untuk menjadi pembalap simulasi profesional.”

Ferrari bukanlah perusahaan otomotif pertama yang memutuskan untuk membuat turnamen esports sendiri. Pada Juni 2020, Lamborghini bekerja sama dengan Assetto Corsa Competizione untuk mengadakan kompetisi simulasi balapan The Real Race. Memang, selama pandemi virus corona, esports balapan tumbuh dengan pesat. Semakin banyak turnamen simulasi balapan yang diadakan. Sebagian dari kompetisi itu juga disiarkan di televisi.

Ferrari Turut Meriahkan New Balance Esports Series di 2019

F1 New Balance Esports Series adalah ajang esports balap simulasi tahunan hasil kerjasama antara Codemasters dan F1. Tahun ini, ajang balap ini punya durasi musim yang lebih panjang dan total hadiah yang lebih besar dari tahun sebelumnya.

Untuk Ferrari sendiri, tahun lalu mereka absen dari ajang ini. Namun sekarang, 10 pembuat mobil F1, semuanya turut berpartisipasi.

F1 New Balance Esports Series 2019 ini sebenarnya sudah menjalankan kualifikasinya sejak tanggal 8 April 2019 untuk 3 platform berbeda: PS4, Xbox One, dan PC. Pembalap-pembalap terbaik di kualifikasi tersebut akan mendapatkan undangan untuk berlaga di babak Pro Draft pada bulan Juli tahun ini sebagai event terakhir untuk menentukan siapa para pembalap yang berhak turut serta.

Sumber: F1 Esports.
Sumber: F1 Esports.

Musim 2019 ini akan terbagi jadi 4 live events (naik dari 3 di 2018). Sedangkan hadiahnya naik 2x lipat lebih dari US$200K jadi US$500K (sekitar Rp7 miliar).

New Balance kembali menjadi sponsor utama ajang ini. Sedangkan Fanatec akan menjadi penyedia hardware dan DHL akan menjadi sponsor untuk Fastest Lap Award.

“Kami sangat bergembira menyambut kesepuluh tim yang berpartisipasi di F1 New Balance Esports Series 2019.” Ujar Julian Tan, Head of Growth untuk F1 Esports yang kami kutip dari laman resmi F1 Esports.

“Tahun lalu, kita melihat pertumbuhan besar untuk seri ini dan, dengan melihat komitmen Ferrari turut berlaga di ajang virtual ini, kami akan terus meningkatkan seri ini ke tingkat yang lebih tinggi sembari terus menyelaraskan olahraga virtual dan real-world; menciptakan suguhan esports paling inovatif yang ada di dunia, baik di ajang balap ataupun di luar itu. Dengan 10 tim yang akan bertarung untuk memperebutkan US$500K, musim ini akan menjadi yang terbesar sepanjang sejarah.” Lanjut Julian.

Buat yang belum terlalu familiar dengan esports balap simulasi, cabang esports inilah yang mungkin memang paling dekat dengan olahraga ‘tradisional’. Pasalnya, esports balap virtual saat ini sudah menjadi ajang pencarian bakat buat tim-tim balap real world untuk mencari bibit-bibit baru.

Di Indonesia sendiri, esports balap virtual juga bahkan telah mendapatkan dukungan dari Ikatan Motor Indonesia (IMI). Mereka mendukung esports balap simulasi dengan tujuan menciptakan pembalap-pembalap simulasi baru agar nantinya mampu menjadi pembalap real world, seperti Rama Maulana.

HP dan Movado Perkenalkan Smartwatch dari 5 Brand Kenamaan: Hugo Boss, Tommy Hilfiger, Coach, Ferrari dan Juicy Couture

Hampir setahun sejak Movado mengumumkan buah kolaborasinya dengan HP; kini di bawah naungan Movado Group, perusahaan asal Swiss tersebut sudah siap melanjutkan kerja samanya dengan HP di ranah smartwatch lewat beberapa brand kenamaan sekaligus. Sebut saja Hugo Boss, Tommy Hilfiger, Coach, Ferrari dan Juicy Couture.

Kelima smartwatch ini memanfaatkan platform buatan HP yang kompatibel dengan perangkat iOS maupun Android. Interface-nya hanya mengandalkan sebuah layar OLED kecil di tengah-tengah wajah analognya, terkecuali model milik Juicy Couture yang hanya mengandalkan indikator LED.

Tidak kalah stylish dibanding arloji tradisional, kelima smartwatch ini menawarkan beragam fitur, baik itu notifikasi smartphone via layar dan getaran serta activity tracking. Yang menarik, kelimanya bisa terus berfungsi sebagai jam tangan biasa ketika baterai rechargeable-nya kehabisan daya. Jadi selain ditenagai baterai lithium dengan daya tahan sekitar 5 hari, mereka juga mengemas baterai kancing standar.

Semua bodi smartwatch ini terbuat dari material stainless steel, serta tahan air hingga kedalaman 50 meter. Strap-nya bervariasi antara yang berbahan kulit dan stainless steel, sedangkan diameternya berkisar 46 mm. Kendati demikian, diduga bakal ada variasi ukuran untuk memenuhi selera konsumen laki-laki dan perempuan.

Kelima smartwatch akan dipasarkan mulai 27 Oktober mendatang. Harganya masing-masing adalah sebagai berikut:

  • Boss Classic Smartwatch $295 dan $325
  • Tommy Hilfiger TH 24/7 $195 dan $225
  • Coach Bleecker Smart $295
  • Scuderia XX Ultraveloce $295
  • Couture Connect $295

Tentu saja Anda tidak boleh membandingkan smartwatchsmartwatch ini dengan Apple Watch Series 2 maupun Samsung Gear S3 perihal fitur. Target pasarnya saja sudah sangat berbeda, di sini Movado Group dan HP lebih mengincar konsumen yang lebih nyaman mengenakan jam tangan tradisional, tapi di saat yang sama ingin menikmati fungsi pintar ala smartwatch.

Sumber: 1, 2, 3.

Gandeng Bullitt Group, Land Rover Rilis Smartphone Android Tahan Banting

Sebagian dari Anda mungkin berpikir jika nama Jaguar Land Rover (JLR) sangat identik dengan pabrikan mobil mewah asal Inggris, namun kini perusahaan itupun telah ikut meramaikan ranah smartphone dengan menelurkan sejumlah produk smartphone besutannya.

Seperti yang kami rangkum dari TechTimes, kini JLR telah berencana untuk menelurkan kembali produk smartphone Android teranyarnya.

Untuk merampungkan niatan tersebut, JLR tidak sendirian, Mereka telah menggandeng perusahaan consumer electronic yang juga berasal dari Inggris bernama Bullitt Group, perusahaan yang sebelumnya telah bekerja sama dengan Caterpillar, JCB dan Ministry of Sound.

Sayangnya, tidak dijelaskan smartphone seperti apa yang nantinya akan dirilis oleh JLR tersebut, namun seperti yang dilansir oleh Livemint, smartphone itu akan berjalan dengan sistem operasi Android yang hadir dengan kemampuan tahan banting sehingga smartphone ini akan lebih menyasar konsumen yang lebih spesifik, seperti para pekerja bangunan, militer atau mereka yang sering melakukan aktivitas di luar ruang.

Langkah ini telah membuat JLR sejajar dengan pabrikan otomotif mewah lain seperti Ferrari, Lamborghini, Aston Martin dan Bentley yang juga telah merilis produk smartphone di bawah trademark mereka masing-masing.

Lindsay Weaver, eksekutif yang menangani perizinan dan nama merek dari JLR mengatakan bahwa “Memasukkan ikon desain dan teknologi inovatif Land Rover ke dalam ponsel merupakan sebuah tantangan sekaligus juga kesempatan yang menarik juga fantastis karena akan membawa merek tersebut ke dimensi baru.”

Dia juga sedikit menjelaskan bahwa tim desain dari JLR bersama Bullitt Group akan bekerja sama untuk melahirkan produk lain dari Land Rover yang akan memberikan nilai lebih bagi penggunanya.

Dikabarkan juga bahwa pabrikan otomotif asal Inggris ini telah berencana untuk memasarkan produk smartphone dan aksesorinya ini pada tahun 2017 mendatang.

Sumber: TechTimes | Gambar Header: Land Rover

Aplikasi Ferrari Augmented Reality Showroom Memungkinkan Anda untuk Membongkar Supercar Secara Virtual

Jika Anda punya dana miliaran rupiah, apa yang Anda lakukan pertama kali? Bagi sebagian orang, khususnya penggemar otomotif, mungkin mereka akan langsung mengunjungi dealer Ferrari terdekat untuk memboyong supercar berlambang kuda jingkrak tersebut. Continue reading Aplikasi Ferrari Augmented Reality Showroom Memungkinkan Anda untuk Membongkar Supercar Secara Virtual

Vertu Ti Ferrari, Smartphone Inspirasi dari Supercar Terbaik

Hal apa sebenarnya yang memotivasi Anda untuk memiliki sebuah smartphone? Beberapa orang akan langsung menjawab, “Tentu saja untuk fungsinya, kami membeli smartphone tersebut karena ia akan mempermudah kami dalam bersosialisasi dan melakukan bisnis.” Sebagian lagi akan berpendapat, “Kami memilihnya untuk life-style, smartphone kini telah berubah esensi dari sekedar alat komunikasi menjadi sebuah media pendukung tren.”

Continue reading Vertu Ti Ferrari, Smartphone Inspirasi dari Supercar Terbaik