Tag Archives: FFXV

Terlepas Dari Sejumlah Kekurangan, Mayoritas Reviewer Menyukai Final Fantasy XV

Lamanya masa pengembangan Final Fantasy XV berdampak pada tingginya harapan serta antusiasme para fans, membuatnya jadi salah satu permainan yang paling dinanti di 2016. Tepat di tanggal 29 November ini, Square Enix akhirnya melepas mahakaryanya itu – maka jangan heran jika ada beberapa rekan Anda yang cuti atau tiba-tiba ‘sakit’ dalam satu atau dua hari ini.

Meski FFXV sangat ditunggu-tunggu, aturan main membeli game tetaplah sama: sebelum mengeluarkan uang, Anda sangat direkomendasikan untuk membaca ulasan-ulasannya terlebih dulu. Dan di artikel ini, saya sudah menyiapkan rangkumannya.

Menurut saya, review tanpa skor Eurogamer merupakan yang paling komprehensif. Mereka memuji banyak faktor di FFXV, di antaranya ialah chemistry masing-masing karakter utama, sistem pertempuran, sampai penyajian open world. Sayangnya, ada kelemahan di sisi penyampaian cerita dan plot. Sang reviewer berpendapat, narasi FFXV berpotensi membingungkan para pendatang baru, bahkan potongan-potongan trailer Omen dan adegan di film Kingsglaive tak bisa mengobatinya.

GamesRadar sendiri memberikan skor tinggi, yakni 9 dari 10, mengapresiasi tiga faktor dalam game: epiknya dunia permainan, kekompakan dari empat tokoh utama ala anime-nya, serta cara Square Enix menyuguhkan pertempuran. Meski demikian, GamesRadar juga mengakui bahwa jalan cerita FFXV berantakan serta tak masuk akal. Sang pengulas berpendapat, boleh jadi hal ini adalah dampak dari tercampur aduknya beragam ide dalam lamanya proses penggarapan.

Andrew Reiner dari Game Informer bilang, FFXV tak seperti RPG open world yang pernah ia mainkan. Developer berusaha mati-matian untuk membuatnya unik, dan meski keputusan itu membuat desain game sedikit bermasalah, Final Fantasy XV tetap mampu menyuguhkan pengalaman bermain yang memuaskan. Game Informer berharap, Square Enix berkenan memanfaatkan struktur permainan serupa FFXV di kreasi-kreasi mereka selanjutnya.

Gamespot menyodorkan skor 8 buat FFXV. Sang reviewer tidak menyalahkan jika ada fans ataupun gamer baru yang kecewa dengan permainan ini. Karakter-karakter permainan kurang mengesankan, lalu plot-nya gampang ditebak. Beberapa hal terasa dangkal, namun aspek lainnya terlalu kompleks. Walau demikian, keindahan dunia game serta kontennya membuat Gamespot tetap merekomendasikan Anda menikmati Final Fantasy XV.

Skor paling rendah diberikan oleh ThisGenGaming, hanya 7 dari 10. Di judul ulasan, Charlie Oakley menuliskan bahwa FFXV merupakan pengalaman mengecewakan untuk pemula. Hype tidak sesuai dengan eksekusi. Sang pengulas memang memuji penyampaian karakter, dialog mereka, dan kemampuan permainan menghidangkan sensasi berpetualang. Sayang sekali aspek-aspek negatif menodai hal itu, ditambah lagi game berjalan kurang optimal di Xbox One.

Via situs agregat review OpenCritic, Final Fantasy XV berhasil mengumpulkan skor rata-rata sementara 85.

Pengembangan Final Fantasy XV Rampung, Square Enix Rayakan Dengan Merilis Film Pendek

Setelah masa pengembangan selama kurang lebih 10 tahun, melewati beberapa perubahan konsep sampai pergantian nama, Square Enix akhirnya mengumumkan akan melepas Final Fantasy IV di tahun ini. Seharusnya permainan meluncur September silam, tapi developer ternyata membutuhkan waktu tambahan selama dua bulan untuk memoles permainan agar lebih sempurna.

Di tanggal 27 Oktober kemarin, tim developer mengabari bahwa perjalanan panjang pengembangan Final Fantasy XV telah selesai. Permainan siap dirilis. Merayakan berita gembira itu, Square Enix turut memublikasikan sebuah film pendek konseptual berjudul Omen di YouTube. Video tersebut fokus pada tokoh Noctis Lucis Caelum, dan boleh jadi akan disukai oleh mereka yang menikmati film animasi Kingsglaive: Final Fantasy XV. Simak di bawah.

Film singkat ini merupakan kreasi tim Digic Pictures, studio animasi 3D spesialis CGI asal Hungaria. Mereka sempat membantu Square Enix mengerjakan adegan tempur dalam Kingsglaive, juga berjasa menggarap trailer-trailer sinematik Destiny, Assassin’s Creed, The Witcher 3 sampai Halo. Videonya memang sedikit abstrak – Noctis bahkan tidak mengucapkan satu patah kata pun – tapi tersaji sangat stylish.

Square Enix mendeskripsikannya sebagai gambaran mimpi buruk sang karakter protagonis, indah sekaligus menakutkan. Terinspirasi dari dunia dan narasi permainan FFXV, film pendek ini mengisahkan sebuah ‘pertanda’ yang dirasakan Raja Regis, ayah dari Noctis mengenai masa depan yang harus dihindari. Anda tidak perlu cemas, video ini tidak menyimpan spoiler, malah hanya akan membuat Anda tambah penasaran.

Selain itu, developer juga menginformasikan hal menarik lain. Selepas beresnya proyek Final Fantasy XV , Square Enix kini mengalihkan fokus pada ekspansi konten via downloadable content. Mereka berencana menyuguhkannya lewat Season Pass, berisi tiga episode yang di-setting bersamaan dengan kejadian FFXV, memungkinkan Anda bertualang sebagai teman-teman Noctis: Gladiolus, Ignis, dan Prompto, secara berturut-turut.

Sesudah itu, Square Enix akan meluncurkan expansion pack Comrades (kabarnya juga menjadi DLC terakhir Final Fantasy XV), menghidangkan mode multiplayer co-op empat pemain, di mana Anda bisa bermain bersama kawan sebagai keempat karakter utama. Konten paska-rilis ini dikelola oleh producer Haruyoshi Sawatari sesuai arahan dari game director Hajime Tabata.

Final Fantasy XV akan dirilis pada tanggal 29 November 2016 di console Sony PlayStation 4 dan Microsoft Xbox One. Sesason Pass dijual seharga US$ 25.

Tambahan: PlayStation Lifestyle.