Nama game Super Smash Bros mungkin tidak sebegitu banyak dikenal oleh gamers di Indonesia. Namun demikian bukan berarti tidak ada pemain yang memainkan game tersebut di Indonesia. Walau tentu tidak seramai seperti jumlah pemain game mobile, namun para pemain Super Smash Bros Indonesia tersebut memiliki keterikatan yang erat di dalam sebuah komunitas. Mereka kini berkumpul sebagai sekumpulan orang dengan satu hobi ke dalam satu komunitas yaitu Smash Indonesia.
Berawal Sebagai Sarana Mencari Kawan Satu Minat
Kebutuhan untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan manusia lain bisa dibilang menjadi salah satu kebutuhan dasar kita sebagai manusia. Karena itu komunitas Smash Indonesia tercipta, salah satunya adalah karena keinginan mencari kawan dengan satu minat yang sama, yaitu bermain Super Smash Bros.
“Dulu setelah bermain Smash untuk beberapa saat, lama-lama saya jadi merasa kesepian ya… Haha. Karena itu saya jadi berpikir akan menarik apabila saya coba mengumpulkan sesama pemain Smash untuk membuat sebuah komunitas. Saya juga berpikir bahwa inisiatif ini bisa berdampak baik, karena siapa yang tahu kalau ternyata ada orang yang berpikiran serupa seperti saya. Akhirnya komunitas tersebut pun terbentuk seperti yang bisa dilihat saat ini. Kalau sekarang, salah satu tujuan kami sih adalah untuk mendorong genre fighting game (termasuk Smash) agar bisa lebih dikenal oleh lebih banyak orang di Indonesia.” Ucap Yusuf “Movve” selaku Co-Founder serta Community Leader dari komunitas Smash Indonesia.
Jika Anda penasaran bagaimana keadaan komunitas Smash Indonesia saat ini, Anda mungkin bisa sedikit mengintip kolaborasi mereka dengan Hybrid.co.id dalam kompetisi bertajuk Batavia Brawl di awal tahun 2020 kemarin. Walaupun tergolong sebagai salah satu game yang tergolong niche, tapi Anda bisa lihat bagaimana komunitas ini sangat penuh semangat dan penuh persaingan di dalamnya.
“Memang sampai sejauh ini orang-orang yang gabung ke dalam komunitas kami adalah orang-orang enthusiast. Kalau yang saya lihat, beberapa yang gabung adalah mereka dulu sekolah di luar negeri dan main Smash, lalu mencari komunitas serupa saat kembali ke Indonesia. Lalu ada juga beberapa yang mungkin sudah mengikuti skena Smash internasional secara online, lalu gabung komunitas kami untuk mencari pengalaman berkomunitas di ranah lokal.” Ucap Melissa “Lumireis” sebagai Community and Partnership Lead dari komunitas Smash Indonesia.
Tantangan Berkomunitas Secara Online bagi Komunitas Smash
Salah satu isu terbesar dan belum terselesaikan di dalam komunitas gamefighting adalah soal online experience yang terbilang tidak begitu menyenangkan. Saya juga sempat menulis bagaimana Justin Wong selaku salah satu sosok kenamaan di komunitas game fighting protes terhadap masalah netcode Street Fighter VI yang buruk pada bulan Agustus 2020 kemarin.
Komunitas Smash juga mengalami masalah serupa jika kita bicara dari segi game. Namun demikian, hal tersebut tidak menyurutkan semangat komunitas Smash Indonesia untuk terus melakukan kegiatan-kegiatan secara online. “Pemain-pemain Smash dari negara tetangga justru malah banyak mampir dan turut berkomunikasi di dalam Discord komunitas Smash Indonesia selama pandemi ini. Makanya waktu itu kami pun sempat berinisiatif untuk membuat sebuah turnmen online bersama dengan pemain-pemain dari kawasan SEA.” Movve menceritakan.
“Tapi jujur, bertanding Smash secara online itu susah bangetsih. Karena misalnya kami main sama pemain dari Singapura, delay permainan bisa sampai 11 frames itu pun dalam kondisi ping yang ideal. Makanya selama pandemi ini kami terbilang kesulitan juga karena hal tersebut.” Movve melanjutkan ceritanya.
Dalam gamefighting, istilah frame merupakan suatu satuan dalam sebuah gerakan. Satuan tersebut biasanya digunakan untuk menjelaskan seberapa cepat/lambat gerakan dari suatu karakter. Rata-rata gerakan sebuah karakter di dalam gamefighting mungkin sekitar 5-10 frame. Berbagai gamefighting punya satuan frame yang beda-beda, tapi sederhananya mungkin bisa dibilang pukulan Jab adalah 5 frame sementara pukulan Hook keras adalah 10 frame. Dari sana Anda bisa bayangkan sendiri seberapa besar delay 11 frame yang dialami oleh pemain Smash ketika harus bermain secara online.
Bermain, Berkomunitas, Memberi Dampak Positif Kepada Masyarakat
Terlepas dari segala tantangan yang dihadapi, komunitas Smash Indonesia tetap tidak berhenti untuk terus melakukan berbagai kegiatan. Bahkan terakhir kali mereka melakukan kegiatan yang berhubungan dengan aksi sosial.
“Jadi seperti Yusuf juga sudah cerita, komunitas kami jadi serba salah selama pandemi ini. Turnamen online ada masalah lag, turnamen offline pun enggak boleh. Tapi surprisingly komunitas kami sangat aktif di Discord selama pandemi ini. Juga seperti gue cerita sebelumnya, beberapa pemain Smash di luar negeri juga turut mencari komunitas kami karena kami aktif bermain secara kompetitif.” Lumireis menjelaskan bagaimana keadaan komunitas Smash Indonesia selama pandemi.
“Akhirnya kami brainstorm lagi mencari cara agar orang-orang bisa tetap merasakan ‘Smash Experience’ tanpa harus memainkan game-nya. Akhirnya dari sana tercipta ide untuk buat podcast dan beberapa kali juga streaming memainkan game lain. Berbarengan dengan hal tersebut, kami juga berpikir ingin mengadakan sebuah charity. Untuk charityevent tersebut, kami pun coba cari-cari di kitabisa.com sampai akhirnya menemukan dan berkolaborasi dengan Nuklea Movement ini.” Lanjut Lumireis menceritakan.
“Kami banyak terinspirasi dari luar negeri juga ketika ingin melakukan hal ini. Karena kita lihat, ada beberapa streamer yang melakukan streaming sambil melakukan charity. Kenapa Nuklea Movement? Karena kami melihat gerakan mereka juga diinisiasi oleh anak muda, jadi mereka enggak kaget melihat komunitas gaming seperti kami membantu mereka. Selain itu kami juga melihat ada beberapa kemiripan lain antara komunitas mereka dengan komunitas Smash Indonesia, yaitu sama-sama tergolong baru mulai, dan bergerak di bidang pendidikan yang mana banyak anggota kami memang masih berstatus sebagai pelajar.” Tutur Lumireis.
Gerakan Nuklea Movement sendiri merupakan sebuah gerakan sosial yang diinisiasi oleh mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Nuklea Movement fokus kepada pemberdayaan pendidikan selama masa pandemi dalam bentuk bantuan perangkat kebutuhan belajar online seperti Smartphone ataupun bantuan dalam dana langsung.
Komunitas Smash Indonesia membantu mereka lewat sajian-sajian konten kreatif dari komunitas mereka. Komunitas Smash Indonesia memberi beberapa donation goals yang akan menghadiahi para penonton dengan beberapa hadiah. Contohnya Anda bisa lihat sendiri pada postingan akun Instagram resmi komunitas Super Smash Bros Indonesia yaitu @smashbros.id.
Setelah Street Fighter V Capcom Pro Tour Online SEA selesai diselenggarakan Juni 2020 lalu, kini CPT 2020 Online: SEA berlanjut ke pertandingan jilid ke-2. Dalam pertandingan ini, kontestan asal Indonesia yaitu Aron Manurung, berhasil meraih posisi top 8, setelah bertarung sengit melawan Dixon asal Singapura.
Perjalanan Aron menuju top 8 tidak sepenuhnya mulus. Pada pertandingan top 16, Aron sempat tersandung ketika menghadapi Oswald yang juga berasal dari Singapura. Turun ke lower-bracket, Aron terpaksa menghadapi sesama pemain asal Indonesia, yaitu Abiyoga Candra atau KiteOrca. Bertarung sengit, Aron Manurung berhasil lolos ke top 8 setelah menang 2-1 lawan KiteOrca.
Pada pertandingan lower-bracket top 8, Aron Manurung bertemu dengan Dixon, yang menggunakan M.Bison sebagai karakter andalannya. Aron Manurung dengan menggunakan Nash melakukan perlawanan yang sangat agresif dalam seri pertandingan best-of 5. Sejak ronde pertama, Aron mencoba melakukan perlawanan agresif tersebut. Namun, Dixon dengan M.Bison sabar sekali menunggu peluang menyerang terbuka. Game pertama pun berhasil didapatkan oleh Dixon.
Game kedua Aron mencoba sedikit lebih sabar, membiarkan Dixon menyerang lebih dahulu sambil mempelajari pola gerakannya. Strategi tersebut ternyata berbuah manis, Aron berhasil mendapatkan celah-celah berarti yang dimanfaatkan dengan kombinasi gerakan paling optimal. Akhirnya game kedua bisa didapatkan oleh Aron, sehingga menyeimbangkan keadaan menjadi satu sama.
Game ketiga jadi pertukaran yang sengit antara kedua belah pihak. Baik Aron maupun Dixon sama-sama melakukan serangan agresif yang membuat pertarungan jadi sangat menegangkan. Aron kembali bertanding dengan cermat sehingga ia bisa mendapatkan game tersebut.
Game empat, kesempatan besar bagi Aron untuk melaju ke babak selanjutnya. Namun kini giliran Dixon yang bermain lebih solid. Pertandingan dipaksa sampai ke game lima, yang menjadi kesempatan penting bagi kedua belah pihak. Dixon sempat kalah satu ronde, tapi setelahnya ia berhasil melakukan pola serangan agresif tanpa celah, membuat Aron kelimpungan. Pola serangan tersebut dilanjutkan pada ronde terakhir, dan Aron masih belum memnemukan jawaban terbaik untuk mengatasi hal tersebut. Akhirnya setelah pertarungan sengit, Aron pun tumbang melawan Dixon dengan skor 2-3.
Xian dengan menggunakan Seth keluar sebagai juara setelah pertandingan yang cukup mendominasi melawan Bravery di laga final dari CPT Online SEA #2. Sejauh ini, karakter Seth memang terbilang masih menjadi salah satu karakter kuat dan konsisten di Street Fighter V.
Perjuangan yang luar biasa dari Aron Manurung di Street Fighter V CPT Online SEA #2. Walau hasilnya sedikit menurun jika dibandingkan dengan CPT Online SEA #1, namun ini tetap menjadi konsistensi yang baik dari Aron di seri turnamen CPT Online. Terima kasih atas perjuangannya, semoga bisa Aron bisa mendapat prestasi lebih baik lagi di masa depan.
Dalam komunitas game fighting (biasa disebut FGC) pertandingan first to 100 win atau FT100 terbilang jadi sesuatu yang cukup wajar dilakukan. Seperti namanya, pertandingan tersebut hanya akan rampung jika ada salah satu pemain yang bisa menang sebanyak 100 kali. Dalam komunitas fighting game lokal, MYTH baru-baru ini mencoba melakukan pertandingan tersebut sebagai ajang pembuktian kemampuan serta ketahanan dalam permainan Tekken 7.
Pertandingan tersebut mempertemukan Hanki Widi Cahyadi atau MYTH.Hanki dengan Percik Jernih Riak Telaga atau Derulands. Awal-awal pertandingan Hanki terbilang unggul dengan cukup jauh atas Derulands. Namun mencapai pertengahan, sudah bukan lagi kemampuan yang diuji, melainkan ketahanan fisik.
“Pertandingan sendiri sebenarnya tidak dijalankan terus-menerus. Kami memberikan break bagi siapapun yang mencapai kelipatan 25.” Ucap Reza Sungkar selaku shoutcaster bertugas dalam pertandingan tersebut. Derulands sempat beberapa kali hampir menyusul Hanki. Skor sempat menjadi 51-54, bagi Derulands, namun setelahnya Hanki bisa kembali menjauhkan skor menjadi 62-52 sampai akhirnya Hanki keluar sebagai juara dengan skor 100-63.
“Pertemuan ini cukup menegangkan bagi saya, karena belum pernah bermain FT100 sebelumnya. Pertandingannya bener-bener menguras tenaga dan mental menurut saya. Apalagi waktu break juga cuma sebentar, jadi harus tetap fokus dalam pertandingan ini. Kalau tidak, pastinya akan dibantai. Permainan Hanki sendiri sangatlah agresif. Pressure yang dilakukan hampir enggak pernah berhenti, setiap ada celah pasti akan segera dimanfaatkan.” Derulands menceritakan pengalamannya bermain FT100 melawan Hanki.
“FT100 cukup membuat otak lelah, karena saya harus berusaha melakukan variasi serangan pada setiap match. Untungnya lawan saya tidak bisa menjaga mentalnya. Derulands terlihat beberapa kali agak terlalu sembrono dalam menyerang, sehingga saya bisa memanfaatkan celah tersebut.” ujar Hanki membahas permainan dari Derulands.
Tim MYTH sendiri terbilang sebagai salah satu yang pertama dalam menyiarkan pertandingan fighting game FT100. Leibh lanjut, Hanki yang juga ketua tim MYTH menyatakan keterbukaannya atas tantangan FT100 berikutnya. “Pertandingan FT100 yang MYTH adakan kemarin hanya merupakan pertandingan pembuka saja. Saya menunggu tantangan-tantangan dari kalian yang merasa punya kemampuan dan sanggup menantang saya dalam pertandingan FT100 berikutnya.”
Bagi Anda yang penasaran dengan pertandingan tersebut, Anda bisa mengintip tayangan pertandingannya di channel YouTube MYTH Station. Bagaimana? Apakah Anda merasa punya kemampuan dan stamina untuk menantang Hanki dalam pertandingan FT100 di Tekken 7?
1 Juli 2020 kemarin, terdapat sebuah turnamen online terbuka yang diselenggarakan oleh VERSUS Asia. Bertajuk Street Fighter V Versus Community, turnamen ini terbuka untuk pemain yang berasal dari 5 negara di Asia Tenggara yaitu, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Indonesia. Dalam turnamen ini, tak hanya Aron berhasil menjadi juara, tetapi juga menampilkan permainan gemilang pemain-pemain Indonesia secara keseluruhan. Bahkan turnamen ini menampilkan pertarungan All-Indonesian Final, yang mana ini jarang terjadi di kancah kompetitif Street Fighter V Asia Tenggara. Pertandingan mempertemukan Aron Manurung dengan Abiyoga Candra yang tampil dengan nama in-game Kiteorca.
Penasaran dengan sepak terjang mereka berdua, Hybrid mewawancara singkat Aron dan Kiteorca. Selain soal penampilan dua pemain Indonesia di babak final turnamen komunitas ini, hal menarik yang perlu disorot sebenarnya adalah kebangkitan pemain-pemain asal Indonesia, mengingat turnamen ini juga diikuti oleh pemain Street Fighter kelas kakap kawasan Asia Tenggara. Selain SKZ, juara CPT Online SEA 1 kemarin, ada juga Xian, yang beberapa kali jadi juara dalam turnamen Street Fighter tingkat Asia Tenggara. Menariknya, dua pemain tersebut tumbang oleh pemain Indonesia.
SKZ tumbang di bracket awal oleh bearp0p, darah muda berbakat asal Indonesia. Sementara Xian tumbang oleh Kiteorca pada babak perempat-final. “Sebenarnya ini karena faktor saya sudah pernah sempat ketemu Xian di Versus Weekly tanggal 10 Juni lalu. Ketika itu dia pakai Ibuki dan saya juga menang tipis dengan skor 3-2.” Jawab Abiyoga membahas soal kemenangannya melawan Xian di babak perempat final.
Put Kiteorca on the map! He's not just throwing hands. Watch his pressure & good offensive sequences. Watch Xian adapt against his full screen headbutts. & THEN watch Kiteorca clutch the W on the last match against @XianMSG
“Selain itu kami sudah beberapa kali bertemu di ranked match juga. Terus ditambah lagi, beberapa waktu terakhir saya memang kerap berlatih tanding dengan pemain muda SF Indo bernama Roxas. Dia pemain Ibuki yang bagus, alhasil, saya jadi lebih siap ketika menghadapi Ibuki milik Xian. Karena melihat saya yang lebih siap menghadapi Ibuki, akhirnya kemarin Xian memaksa menggunakan Seth, padahal dia belum sepenuhnya menguasai karakter tersebut. Lalu saya juga kebetulan pakai Honda, karakter yang cukup bisa mengatasi gerakan milik Seth, terutama Dive Kick yang bisa dibalas dengan gerakan Headbutt yang merupakan gerakan Anti-Air.” Abi menceritakan lebih lanjut.
Selain itu, terkait All-Indonesian Final, Aron lalu menceritakan apa yang menjadi penyebab terjadinya hal tersebut. “Menurut saya ini bisa dibilang juga ada sisi bracket blessing, sehingga kami berdua bisa mengambil advantage dari hal tersebut. Walau demikian, jujur saya sendiri juga struggle saat lawan SMB_SG. Saya sempat bertemu dia di CPT SEA, dan Poison miliknya sudah beradaptasi dengan Nash milik saya. Ini juga tentu tanpa melupakan perjuangan Kiteorca, yang bermain solid lawan Fubarduck dan Xian.”
Berhadapan dengan sesama pemain Indonesia, Aron mengakui kehebatan Kiteorca dalam menggunakan Honda. “Menurut saya, dia lawan terberat selama turnamen ini. Honda memang punya sedikit keuntungan ketika menghadapi Nash, karena Vskill miliknya bisa menangkal Sonic Boom dan dia jadi build-up Vtrigger juga. Akhirnya saya memutuskan pakai Vega dan bermain poking. Kiteorca juga punya playstyle yang agak sulit dibaca, karena dia bisa tiba-tiba melakukan command grab, dan bisa tiba-tiba command dash-in.” Masih membahas ini, Kiteorca juga menambahkan. “Jujur mengakui, saya memang lebih siap menghadapi Nash daripada Vega yang dipakai Aron untuk babak final kemarin sih.”
Belakangan, komunitas Street Fighter di Indonesia sedang menjadi sorotan di skena Asia Tenggara. Kemarin kita sempat melihat bagaimana sepak terjang Aron Manurung, petarung asal Indonesia yang berhasil raih peringkat 5 dalam turnamen Capcom Pro Tour Online SEA 1. Melihat fenomena ini, saya menanyakan pendapat Kiteorca. Sebenarnya apa yang terjadi di dalam komunitas Street Fighter Indonesia?
What a slobberknocker of a Grand Finals! It was a long time coming but finally, arONEMANroe has won Versus Weekly!
Huge shoutouts to kiteorca for once again reaching Grand Finals.
“Saya juga sangat gembira melihat keadaan ini.” jawab Abi membuka pembahasan. “SF Indo sebenarnya memang punya beberapa pemain muda berbakat seperti Roxas, Bearpop, yang sebenarnya tinggal butuh lebih banyak pengalaman supaya lebih matang.”
“Kalau soal pemain SF Indo yang unjuk gigi belakangan, menurut saya salah satunya mungkin karena situasi pandemi ini. Gara-gara itu, sekarang turnamen online jadi lebih banyak, alhasil peluang untuk tampil juga jadi lebih besar. Juga kebetulan saya baru bergabung ke komunitas IndoSF beberapa bulan kemarin. Jadi mungkin, semangat dari saya jadi menular, jadi memacu semangat teman-teman untuk bermain dan berlatih lagi.” tukasnya.
Dalam Street Fighter V Versus Community sendiri, akhirnya Aron berhasil keluar menjadi juara. Bertarung sengit melawan Kiteorca dalam seri best-of-5 dengan skor 3-2. Jika Anda penasaran dengan jalannya pertandingan kemarin, Anda bisa menyaksikan siaran ulang pertandingan di laman Twitch @xianmsg.
Ini tentu menjadi berita yang membahagiakan bagi komunitas Street Fighter Indonesia. Semoga saja, prestasi ini bisa dipertahankan sampai menuju CPT Online SEA 2 yang dikabarkan akan hadir bulan September nanti.
Banyak yang bilang bahwa ciri khas ekosistem ini adalah hubungan emosional komunitas yang begitu erat. Itu juga yang mungkin membuat pecinta fighting game, walau berbeda permainan, tetap bersatu di bawah bendera fighting game community atau FGC.
Skena Indonesia punya ceritanya sendiri. Advanced Guard bisa dibilang adalah salah satu sosok besar dalam perkembangan FGC Indonesia. Seiring waktu, FGC Indonesia terus berkembang. Berawal dari satu komunitas, kini FGC Indonesia jadi punya ragam komunitas dengan tujuannya masing-masing.
Beberapa waktu lalu kita sudah sempat menyorot DRivals, komunitas Tekken yang berkembang pesat secara prestasi di skena kompetitif Jabodetabek dan sekitarnya. Tetapi selain dari mereka, ada juga komunitas lain yang juga bergeliat lincah di skena Tekken Jabodetabek, yaitu UwU Gaming.
Siapa mereka? Apa yang ingin mereka capai? Saya berbincang dengan Simeon Handi Kurniadi, Co-Founder UwU Gaming mencoba mengetahui cerita di balik komunitas ini, dan perjalanannya menjadi tim esports. Simak hasil perbincangan saya berikut
Terbentuk dari Kelakar Pertemanan
Anda penggemar pop culture Jepang mungkin akan memandang kata ‘UwU’ dengan cara berbeda. Ini karena ‘UwU’ kerap kali digunakan di dalam lingkungan pergaulan, terutama pop culutre Jepang, sebagai emoticon. Pertama kali muncul di forum, UwU biasanya digunakan untuk mengekspresikan perasaan senang atau kebanggaan dengan wajah gemas ala anime.
Simeon Handi Kurniadi, Co-Founder UwU Gaming juga mengatakan bahwa emoticon tersebut menjadi inspirasi dari nama komunitas ini. Tetapi selain itu, nama UwU Gaming sebenarnya juga berasal dari plesetan organisasi esports yang bergeliat di FGC internasional yaitu UYU.
“Dulu alasan memberi nama UwU karena teringat emoticon yang lucu, terus juga karena ada tim profesional bernama UYU. Akhirnya nama UwU dipilih karena niat awal bikin tim ini sebetulnya hanya untuk iseng dan tidak berniat menjadi serius.” Ucap sosok yang kerap dipanggil Handikurr di dalam komunitas.
Menariknya, meski UwU punya konotasi yang imut, tim mereka menggunakan Serigala yang garang sebagai logo tim. Handikurr lalu menceritakan selayang pandang asal usul logo tersebut.
“Kalau ditanya kenapa logonya serigala, awalnya juga karena kelakar teman-teman saja. Pertama, emoticon wajah UwU kadang ditempatkan pada wajah serigala. Kedua, karena ‘uwu’ terdengar seperti suara auman serigala. Dari situ kami lalu membahas lebih jauh lagi alasan kenapa logonya harus serigala. Saya dan kawan-kawan terpikir bahwa Serigala adalah simbol keberanian bagi orang romawi dan mesir kuno. Jadi serigala dipilih jadi simbol komunitas kami sebagai doa, agar komunitas kami memiliki jiwa keberanian.” Tuturnya.
Orang tua kita kerap berkata bahwa nama adalah doa. Doa UwU Gaming menjadi komunitas yang berani pada akhirnya benar terpancar kepada mental anggota komunitas UwU Gaming. Mereka selalu dengan berani menantang siapapun di skena Tekken 7 Jabodetabek dan sekitarnya.
Dengan umurnya yang masih muda belia, UwU Gaming bergeliat begitu lincah di tengah komunitas FGC Jabodetabek. Namun, itu mungkin tidak tercapai jika Handikurr tidak pernah mengenal Tekken ataupun komunitas fighting game sebelumnya.
Handikurr lalu menceritakan awal ia mengenal Tekken dan FGC saat masih tinggal di Yogyakarta.
“Dulu saya pertama kali kenal FGC di Jogja, karena suka berkumpul dengan komunitas pop culture Jepang, yang kebetulan banyak pemain Tekken. Saya akhirnya ikut main dan buat komunitas fighting game di sana. Dulu komunitasnya bernama FAIJO (Fighting Games Jogja). Dari situ mulai kenal teman-teman yang sudah berkecimpung di FGC.” Cerita Handikur.
“Lalu setelah itu saya pindah ke BSD karena pekerjaan. Semenjak di sana, akses turnamen lebih dekat, jadi saya lebih sering berusaha untuk kumpul dengan teman-teman FGC yang ada di Jakarta. Sampai suatu hari saya ikut turnamen tag team DRivals di suatu kafe di Jakarta Barat pada tahun 2018. Pada saat itulah saya bertemu dengan Zul (V4NZER), Faris (JUST_FRS) dan Roku (Mitsuky). Mereka bisa dibilang pencetus lebih awal dari saya, karena ikut turnamen dengan nama tim uwu.” Handikurr menjelaskan awal alasan ia membentuk UwU.
Nama UwU sebenarnya sudah terlebih dahulu digunakan oleh tiga pemain tersebut. Tetapi Handikurr bisa dibilang menjadi sosok yang membuat UwU Gaming menjadi lebih serius, bukan hanya tim untuk kelakar, tapi menjadi komunitas dan rumah bagi para pemain Tekken 7 ataupun FGC secara keseluruhan.
“Waktu itu gara-gara saya lawan mereka di turnamen tersebut. Saat melawan mereka, saya tidak merasakan tekanan, malah enjoy dan merasa fun. Dari sana saya muncul ide, dan ajak mereka obrol-obrol. Dari obrolan tersebut, muncul angan-angan membuat tim esports, bikin jersey, konten-konten menarik, dan lain sebagainya. Lucunya adalah ternyata semua andai-andai saya dan kawan-kawan yang dipikirkan saat itu ternyata sudah hampir tercapai semua.. Hahaha.” Ucap Handikurr menceritakan pengalamannya membentuk UwU.
Mulai serius di tahun 2019, perkembangan UwU Gaming sebagai komunitas terbilang cukup cepat. Konten menjadi sarana mereka memperkenalkan FGC ke khalayak umum. Walau belum belum punya ribuan follower, tapi saya akui kanal media sosial UwU Gaming yang aktif dan punya desain grafis mumpuni jadi nilai jual tersendiri bagi komunitas mereka.
Selain media sosial, modal berikutnya UwU Gaming adalah markas yang jadi pusat aktivitas mereka. Markas ini juga tercipta secara tidak sengaja, karena salah satu anggota mereka dengan baik hati menawarkan menggunakan rumahnya yang sudah lama tidak dihuni, sebagai gaming house UwU Gaming.
“Markas atau gaming house kami sebenarnya adalah rumah kosong milik salah satu anggota kami, Hanifrexxx, yang berlokasi di Gaharu, Cipete, Jakarta Selatan. Kebetulan dia bersedia meminjamkan tempat tersebut untuk jadi tempat kumpul-kumpul. Akhirnya tempat itu kami resmikan menjadi markas komunitas UwU Gaming. Sebelumnya GH kami gunakan untuk main bareng dan membuat konten. Namun saat ini segala aktivitas kami hentikan lebih dulu, karena mengikuti anjuran pemerintah untuk mengisolasi diri selagi wabah COVID-19 sedang menyeruak.”
Handikurr mengaku merasa tidak sangka dengan semua pencapaian yang mereka capai lewat komunitas ini dalam waktu yang singkat. “Karena ini semua berawal sebagai bercandaan dan ide iseng saja, jadi saya dan teman-teman kadang kaget kenapa UwU Gaming tiba-tiba sudah sampai di titik ini.” Ucapnya.
Perjalanan UwU Gaming Sampai Saat Ini
Walau masih seumur jagung, UwU Gaming terbilang aktif secara kompetitif dan giat berjibaku dalam berbagai ajang adu jotos Tekken 7 di Jabodetabek. Pengalaman bertanding para anggota UwU Gaming mungkin tidak gahar seperti para anggota DRivals, yang salah satunya sempat bertanding di Rev Major. Juga tidak galak seperti Muhammad Adriansyah Jusuf (MEAT), yang sudah dipercaya mewakili Indonesia untuk cabang esports Tekken 7 di SEA Games 2019.
Akan tetapi, passion mereka terhadap Tekken memunculkan sikap berani yang patut diacungi jempol. Seperti sempat saya sebut di awal artikel, ada tiga pemain UwU Gaming yang nekat adu nasib ikut Last Chance Qualifier TWT Finals 2019 di Bangkok, Thailand. Mereka adalah Clice.L, Nafilo, dan Ar’Fear. Hasilnya tentu bukan kemenangan karena yang dicari memang pengalaman saja.
Nafilo yang punya nama lengkap Olifan Okto Pradana sempat bercerita soal pertandingannya di LCQ TWT Finals 2019. Ia mengaku mendapat banyak sekali pengalaman selama bertanding di sana, terutama saat menghadapi pemain-pemain Pakistan yang tanggap merespon kesalahan gerakan yang ia lakukan.
“Selama perjalanan di sana, gue belajar bahwa ada kesalahan dari metode permainan gue selama ini, seperti memilih gerakan yang berisiko ketimbang gerakan yang lebih pasti. Walau cuma bermain selama 6 menit, tetapi gue mendapat pengalaman berharga yang bisa mengubah cara pandang gue terhadap cara main Tekken.” Ucapnya.
Untuk saat ini UwU Gaming tercatat sudah memiliki 16 anggota, dengan 2 di antaranya berdomisili di Yogyakarta. Prestasi yang anggota mereka kumpulkan juga lumayan banyak. Eka Widarma (Lazt) misalnya, sudah memenangkan beberapa turnamen di skena lokal Yogyakarta. Salah satu yang paling bergengsi adalah ketika ia menjuarai kompetisi Tekken di acara KAI Esports Exhibition pada tahun 2019 lalu.
UwU Gaming juga sempat beberapa kali mengikuti gelaran Hybrid Cup. Saat Hybrid Cup hadir dengan format tim, UwU Gaming turut bertanding dan mengirimkan dua timnya. Ketika itu ada UwU Sunflower yang berisikan Ar’Fear, Nafilo, dan JUST_FRS, dan UwU Melancholy yang berisikan Davai, Astha, dan Dipicu_Ikan. Tapi UwU Gaming sayangnya mendapat hasil yang kurang memuaskan dalam turnamen yang dimenangkan oleh DRivals on Air tersebut.
Tak hanya aktif berkompetisi, UwU Gaming juga kerap kali mengadakan beberapa kegiatan komunitas. Layaknya Hybrid IDN yang memiliki dojo, UwU Gaming juga sempat sempat mengadakan dojo mereka sendiri. Ketika itu mereka baru sempat mengadakan dua kali dojo yang ternyata disambut antusias oleh FGC Jakarta.
Handikur mengatakan bahwa open dojo pertama dihadiri oleh 25 orang, sementara yang kedua dihadiri oleh 32 orang. Tak hanya itu, open dojo yang dilakukan oleh UwU Gaming juga dihadiri oleh berbagai sosok, termasuk cosplayer yang cukup ternama dalam komunitas pop culture Jepang, yaitu MamaBear.
“Kejadian mengundang MamaBear itu karena dulu saya pernah ketemu dia di event pop culture Jepang. Ketika itu dia cosplay sambil turnamen Tekken. Terus setelah itu saya ajak obrol-obrol. Sudah gitu kebetulan PapaBear juga kenalan saya dan keduanya main Tekken. Akhirnya saya ajak untuk hadir, dan mereka pun setuju untuk ikut meramaikan gejolak perjalanan UwU Gaming… Hehe.” Handikurr menceritakan asal usul kehadiran sosok cosplayer pada open dojo yang mereka selenggarakan.
Angan-Angan UwU Gaming Menjadi Organisasi Esports
Walau Handikurr mengaku hampir membuat semua ide gila yang ia bayangkan jadi nyata, tetapi ia masih punya mimpi lebih besar untuk UwU Gaming. Untuk saat ini, UwU Gaming sebenarnya bisa dibilang sudah berstatus sebagai tim esports, walau belum sebesar para raksasa seperti EVOS ataupun RRQ.
“Bersamaan dengan peresmian GH beberapa waktu lalu kami juga membagikan perubahan UwU dari komunitas menjadi tim esport. Hal ini kami ambil supaya kami bisa fokus dengan target kami di dunia bisnis. Seperti beberapa bisnis startup lain, kami memulai dengan ‘bakar duit’ dulu. Walaupun belum bisa menggaji para anggota, namun kami mulai membuka peluang bisnis di bidang esport, seperti menjadi caster game atau tawaran kontrak livestreaming.” Tukas Handikurr membeberkan status UwU Gaming saat ini.
Untuk masa depan Handikurr bercita-cita untuk membuat UwU Gaming jadi lebih berkembang. Tak hanya jadi wadah berkegiatan saja, tapi juga menjadi wadah agar para gamers bisa bekerja profesional dari hobi yang mereka suka. “Lebih jauh, saya ingin UwU Gaming tidak hanya menjadi tim saja tapi juga manajemen esports. Tujuannya adalah untuk memberi peluang gamers bisa berkarir secara profesional.”
“Makanya, apa yang ada di bayangan saya, nantinya para gamers yang berada di UwU Gaming tidak hanya mendapat peluang untuk menjadi pemain kompetitif saja, tetapi juga memberi peluang untuk menjadi talenta seperti caster, content creator, streamer, ataupun bidang-bidang lain yang bisa menyokong ekosistem esports, sesuai dengan passion dari masing-masing.” Handikurr menceritakan mimpinya.
Mimpi tersebut mungkin terdengar sederhana, tetapi terasa seperti bukan sesuatu yang mudah untuk dicapai. Apalagi mengingat persaingan ranah gaming dan esports Indonesia yang jadi semakin ketat belakangan ini. Jika bicara soal bisnis tim esports, sepanjang 2020 yang baru berjalan 4 bulan, kita sudah melihat 5 tim esports baru, hadir dan meramaikan persaingan dalam ekosistem.
Maka untuk memuluskan mimpinya, Handikurr berusaha memulai dari sesuatu yang dekat dengan dirinya, FGC dan konten. “Itu memang bukan hal mudah, tapi bukan tidak mungkin. Maka untuk tahun ini kamu mulai dengan langkah kecil berani dengan menghadirkan konten lebih dahulu. Topiknya juga dimulai dari sesuatu yang dekat dengan kami, yaitu fighting game dan komunitasnya.”
“Nanti kalau sudah ada modal, saya ingin investasi alat multimedia lebih dulu, supaya proses pembuatan konten bisa berjalan dengan baik dan menciptakan konten yang lebih bagus. Hal lain mungkin yang terpikir di kepala saya berikutnya mungkin adalah untuk aktivasi event online ataupun melakukan promosi, agar UwU Gaming bisa dikenal lebih banyak orang.” Tuturnya.
Lalu, dengan mimpi yang besar, tentu UwU Gaming harus punya visi, agar komunitas ini bisa naik tingkat dan menjadi apa yang diimpikan Handikurr dan para anggotanya. Terkait ini, Pria asal Yogya tersebut memberikan pandangannya. “Untuk jangka pendek di tahun 2020, dengan fokus kepada konten, kami punya target mencapai 50 ribu follower terlebih dahulu di Instagram. Bagaimanapun, menurut saya, angka adalah sesuatu yang penting di dunia digital. Karena dunia digital tanpa digit (angka) hanya akan menjadi ‘al’ saja nantinya… Hehehe.” Ucapnya seraya berkelakar.
“Untuk jangka panjang, seperti yang tadi saya bilang, kami ingin UwU Gaming bisa menjadi manajemen talenta di bidang esports. Saya ingin UwU Gaming nantinya bisa memberi gaji dan kesempatan karir yang sesuai passion para gamers. Selain itu, karena saya memulai ini dari dunia fighting game, saya ingin UwU Gaming menjadi manajemen esportstop-of-mind di dalam skena. Realistisnya tentu terbaik di Indonesia, tapi kalau mau muluk saya juga ingin UwU Gaming bisa jadi yang terbaik di dunia.” Handikurr menjelaskan mimpi dan cita-citanya.
—
Bagaimanapun, skena game apapun mungkin bisa jadi mati suri tanpa kehadiran tim seperti UwU Gaming. Nyatanya gamers datang dengan berbagai latar belakang dan tujuan. Mungkin ada yang hanya main game untuk mengisi waktu sengan, atau mencari hiburan, atau mencari teman, atau berkompetisi, atau mungkin mencari karir.
Kehadiran entitas seperti UwU Gaming sedikit banyak bisa mewadahi kegiatan bagi para gamers, terutama pecinta fighting game, untuk mencapai tujuan mereka, apapun itu. Semoga cita-cita yang diinginkan sang founder terhadap UwU Gaming bisa tercapai sehingga FGC Indonesia bisa dikenal dunia!
Pagi ini (21 Februari 2020), Bandai Namco mengumumkan daftar kompetisi yang masuk ke dalam rangkaian Tekken World Tour 2020 (TWT 2020). Menariknya, dari jajaran kompetisi yang ada di dalamnya, terselip satu kompetisi di Indonesia. Gelaran tersebut adalah IFGC MAX (Indonesia Fighting Game Championship), sebuah kompetisi Fighting Game yang dibesut oleh salah satu dedengkot tournament organizer Fighting Game di Indonesia, Advanced Guard.
Gelaran tersebut termasuk ke dalam Challengger Tournaments, yang artinya gelaran ini merupakan salah satu gelaran besar di dalam rangkaian Tekken World Tour. Dalam Challengger Tournaments ada juga gelaran besar seperti Thaiger Uppercut atau TGU yang diadakan di Thailand, atau Summer Jam yang diadakan di Amerika Serikat.
Satu hal menarik lainnya, gelaran Challenger Tournament tidak hanya diadakan di Indonesia, tapi juga di beberapa negara yang jarang terdengar menjadi lokasi gelaran esports. Contohnya seperti Cape Town Showdown yang diadakan di Afrika Selatan, Clash of the Olympians yang diadakan di Yunani, Takra Cup yang diadakan di Pakistan, atau Tekken Round Pro yang diadakan di Columbia.
Menurut pengumuman, IFGC MAX akan diadakan pada 4 – 5 Juli 2020 mendatang di Indonesia. Terkait ini, Bram Arman co-founder Advanced Guard memberikan komentarnya. “Saya sangat excited bisa kembali menjadi bagian dari TWT 2020. Saya berharap bisa memberikan yang terbaik, dan semoga gelaran ini akan menjadi persembahan terbaik bagi komunitas Tekken di Indonesia.”.
Memang, gelaran IFGC MAX tergolong sebagai “Returning Location” di dalam pengumuman ini. Hal ini mengingat, IFGC Indonesia memang sudah pernah diadakan sebelumnya, tepatnya delapan tahun yang lalu, pada tahun 2012. “EVO memang kiblat kita sedari dulu. Pada mulanya niatan bikin EVO lokal saat tahun 2012 dan akhirnya terciptalah IFGC. Setelah IFGC 2012 selesai, Advanced Guard baru dibuat yang berisikan teman-teman dengan visi yang sama untuk mengembangkan FGC di Indonesia.”. Bram menceritakan.
Tak hanya itu, sejak dulu, IFGC juga bisa dibilang sudah memahat namanya menjadi turnamen Fighting Game bergengsi di Indonesia. “Pada tahun itu, ada semacam Road to EVO, kita apply dan dapet. Berkat itu, IFGC jadi kompetisi bergengsi. Ada player Malaysia datang. Belum lagi kita dari komunitas juga mengundang 5 pemain dari Singapura ketika itu.”. Bram melanjutkan ceritanya.
IFGC lalu terselenggara secara konsisten sejak itu, dan kerap menjadi bagian dari sirkuit kompetisi Fighting Game seperti sirkuit Capcom Pro Tour untuk Street Fighter, atau sirkuit Tekken World Tour untuk Tekken 7.
Selain itu, Bandai Namco juga mengumumkan bahwa TWT Finals 2020 akan diadakan 12 – 13 Desember 2020 mendatang di New Orleans Amerika Serikat.
Kehadiran kembali IFGC tentu akan menjadi angin segar bagi para petarung Tekken 7 di Indonesia. Apalagi dengan pesatnya pertumbuhan ekosistem esports kini, IFGC bisa menjadi ajang unjuk gigi FGC Indonesia kepada para pegiat esports ataupun khalayak umum.
Setelah hadir di komunitas Surabaya lewat kerja sama dengan komunitas Drop the Cap, kali ini Hybrid Cup akan hadir di Sulawesi Utara, Kota Manado, lewat komunitas Sulut Iron Fist (SIF)! Gelaran SIF x Hybrid Cup menjadi turnamen pertama dari Hybrid yang hadir di luar pulau jawa, sekaligus menjadi penanda usaha Hybrid untuk mengembangkan komunitas Fighting Game di luar Jakarta.
Komunitas Sulut Iron Fist sendiri berdiri sejak 28 Januari 2018 lalu. Mengawali perjalanan dengan nama Tekken Center Sulut, komunitas ini hadir untuk memajukkan skena Tekken 7, terutama untuk daerah Sulawesi Utara dan sekitarnya.
“Dulu kita terbentuk karena sering main Tekken bareng aja. Terus akhirnya muncul inisiatif untuk membuat komunitas karena kita punya hobi yang sama. Awalnya ini berjalan hanya untuk have fun saja. Mulai 208 kita mulai lebih aktif dan serius di komunitas ini, sampai akhirnya berubah nama menjadi Sulut Iron Fist di pertengahan tahun 2019.” Cerita Vincentius Vinky Fransiscus Ong Ketua Komunitas Sulut Iron Fist.
“Antusiasme Fighting Game di Sulut terbilang cukup tinggi dan memang pemainnya paling banyak adalah Tekken 7. Sejauh pengalaman saya mengadakan beberapa turnamen, antusiasme FGC di Sulut terbilang cukup lumayan dengan jumlah peserta di kisaran 11 sampai 20 orang.” Lanjut Vincent.
Memperebutkan total hadiah sebesar Rp2.000.000, SIF x Hybrid Cup akan diselenggarakan pada tanggal 8 Maret 2020 mendatang. Kompetisi akan diadakan di IT Center Lt.5, Sparta Rental, kota Manado. Untuk mendaftar, Anda bisa melaju ke tautan di bawah ini, dengan biaya registrasi sebesar Rp50.000.
“Terkait kerja sama ini, kami sangat senang sekali, dan komunitas menyambut dengan baik, karena ini adalah pertama kalinya Hybrid Cup ada di Sulut. Alhasil banyak pemain hebat di Sulut yang turut mendaftarkan diri, salah satunya adalah Umaumalele pemenang SIF TWT Dojo Tournament tahun lalu. Harapannya ini bisa memperkuat hubungan kerja sama antara SIF dengan Hybrid, dan dengan kerja sama ini bisa membuat skena kompetitif Tekken 7 semakin maju terutama untuk di daera luar Jabodetabek.” tutup Vincent.
Tak hanya diikuti oleh banyak peserta, Hybrid Cup kali ini bahkan kedatangan peserta dari luar daerah, seperti Semarang, Bandung, bahkan juga ada yang dari Batam. Dengan jumlah peserta sebanyak itu, pertandingan pada cabang Tekken 7 Rookie dibagi menjadi 4 pool bracket untuk fase awal.
Setelah persaingan ketat dari 122 peserta, babak top 8 menyisakan Sansan_san, DRivals X | Grizz, DRivals X | Zwei, OFNIR, DRivals X | RipeDog, MYTH | Z-BLAY, UwU | dipicu.ikan, dan DRivals | Downfall. Pada akhinrya, babak Grand Final mempertemukan OFNIR dengan MYTH | Z-BLAY.
Babak final bikin penonton jadi geregetan, karena OFNIR yang menggunakan Marduk harus melawan karakter musuh bersama pemain Tekken, yaitu Leroy yang digunakan oleh MYTH | Z-BLAY. Setelah poin kemenangan jadi 2-1, pertarungan jadi makin sengit. Memaksa pertandingan ke-4 mencapai ronde 5, untungnya Marduk dari OFNIR masih cukup tajam dan berhasil mengalahkan MYTH | Z-BLAY.
Cabang Soulcalibur V juga tak kalah seru. Pertandingan antara Wahon dengan Sinarkimigasuki jadi sangat ketat. Kedunya saling mencuri poin sampai keadaan menjadi 2-1. Ketika itu Wahon dengan Siegfried sudah memaksa pertarungan mencapai ronde 5 di pertandingan ke-4. Sayangnya permainan Mitsurugi dari Sinarkimigasuki masih terlalu solid, membuat ia jadi pemenang dari cabang Soulcalibur V.
Terakhir dari cabang Street Fighter V: Arcade Edition. Babak final mempertemukan arONEMANroe yang menggunakan Zeku dengan Shamwow yang menggunakan Chun-Li. Hampir seperti dua cabang lainnya, pertarungan berjalan begitu sengit di cabang ini. Sama-sama menggunakan seri best-of-5, Shamwow dan arONEMANroe bahkan bertanding mencapai pertandingan ke-5.
Shamwow sudah tinggal satu langkah lagi menuju bracket reset, namun arONEMANroe menunjukkan ketenangan di dalam permainannya. Pada babak penentuan, keduanya bermain dengan sangat hati-hati, Shamwow berhasil menjaga jarak yang membuat arONEMANroe ragu untuk mendekat. Momentumn muncul ketika Zeku menemukan celah untuk mendekat ke arah Chun-Li. arONEMANroe pun tidak ragu memanfaatkan momen tersebut, segera membanting dan melakukan satu low-kick untuk menutup pertandingan. Dengan ini, berikut daftar pemenang Hybrid Cup Series – Play on PC Fighting Game Tournament.
Tekken 7 Rookie
1st Place – OFNIR
2nd Place – MYTH | Z-BLAY
3rd Place – DRivals X | Grizz
Soul Calibur VI
1st Place – Sinarkimigasuki
2nd Place – Wahon
3rd Place – Illusion
Street Fighter V: Arcade Edition
1st Place – arONEMANroe
2nd Place – Shamwow
3rd Place – KapitanWibu
“Ini adalah salah satu Hybrid Cup terseru yang pernah diadakan oleh Hybrid.” Ucap Wiku Baskoro Co-Founder Hybrid.co.id. “Antusias peminat FH memang tidak lagi diragukan untuk ranah lokal. Semoga Hybrid Cup bisa menjadi salah satu ‘rumah’ bagi komunitas FG untuk mengasah kemampuan dan tempat berkumpul komunitas. Terima kasih Advanced Guard sebagai rekan acara, para sponsor, dan terutama semua peserta yang telah berpartisipasi.”
Terkait dengan gelaran ini, Bram Arman Co-Founder Advanced Guard selaku rekan Hybrid dalam menyelenggarakan Hybrid Cup Fighting Game Tournament juga memberikan komentarnya. “Saya senang sekali melihat gelaran ini. Ada sedikit kendala cuaca yang menghambat peserta, tapi pada akhirnya acara berjalan dengan meriah dan sangat ramai. Bahkan pemain non-rookie juga mampir demi mendukung teman dan rekan satu timnya. Saya akui masih banyak yang bisa diperbaiki dari acara ini, namun kebanyakan peserta memberikan feedback positif. Kebanyakan mereka merasa enjoy, happy, dan sangat mengapresiasi acara ini. Berkat itu juga, keletihan saya jadi terlupakan sejenak, pokoknya, FGC is the best!”
Setelah gelaran Hybrid Cup Series Play on PC Fighting Game Tournament, pertanyaan berikutnya mungkin adalah soal rencana Hybrid berikutnya dalam usahanya untuk terus membantu mengembangkan FGC di Indonesia. “Ada beberapa rencana yang sedang disusun Hybrid dan rekan. Setelah percobaan Tekken Rookie kemarin berhasil, semoga nanti konsep Hybrid Cup Tekken Series yang lebih seru bisa terwujud di Hybrid Dojo.” ucap Wiku.
Hybrid Cup Series – Play on PC disponsori oleh AMD dan Corsair, dengan dukungan dari Aerocool, ThunderX3, Tecware, RapooVPRO, ViewSonic, dan ASRock.
Terima kasih atas partisipasi para peserta di dalam gelaran Hybrid Cup Series – Play on PC Fighting Game Tournament! Jangan lupa untuk memantau situs Hybrid.co.id dan follow akun media sosial Hybrid di Twitter, Facebook, dan YouTube.
Mengawali tahun 2020, Hybrid mencoba hadir dengan berbagai variasi baru lewat gelaran yang diadakan. Contohnya kemarin, Hybrid sempat bekerja sama dengan komunitas Smash lewat Batavia Gamers untuk mengadakan Batavia Brawl: Pre-Season. Selain itu, ada juga Road to Hybrid Cup, yang menjadi gelaran turnamen sebagai bentuk persembahan Hybrid bagi komunitas Rainbow Six Siege Indonesia, R6 IDN.
Rentetan gelaran ini tentu tidak berhenti sampai di situ saja, karena untuk selanjutnya akan ada Hybrid Cup Series – Play on PC bertemakan Fighting Game Tournament. Untuk kali ini, Hybrid bekerja sama dengan salah satu dedengkot di dunia esports fighting game Indonesia, Advanced Guard.
Hybrid Cup Series – Play on PC: Fighting Game Tournament menghadirkan 3 cabang game, yaitu Tekken 7, Street Fighter: V, dan Soul Calibur VI sebagai pendatang baru. Selain itu, dalam hal Tekken 7, Hybrid Cup Series kali ini hadir sedikit beda karena mempertandingkan para petarung tingkat rookie.
Untuk itu, Hybrid Cup kali ini akan menggunakan daftar Advanced Player Tekken 7 milik Advanced Guard untuk menentukan kelas pemain. Pemain yang masuk dalam daftar tersebut adalah pemain-pemain yang aktif mengikuti berbagai turnamen yang diselenggarakan oleh Advance Guard selama tahun 2019 di regional Jabodetabek, dan tidak boleh mengikuti Hybrid Cup Series – Play on PC Fighting Game Tournament. Pemain yang masuk daftar tersebut adalah pemain yang berhasil mendapatkan peringkat 16 besar pada turnamen dengan partisipasi 64 orang, atau pernah masuk 32 besar di turnamen dengan partisipasi 128 orang.
Wiku Baskoro selaku Co-Founder Hybrid.co.id memberikan pandangannya terkait hal ini. “Tekken untuk rookie diadakan pada Hybrid Cup kali ini karena kerja sama dengan Advanced Guard yang punya rank list untuk Tekken. Rencananya Tekken rookie ini akan jadi babak awal untuk turnamen Tekken yang berkelanjutan. Ke depan, semoga akan ada turnamen Tekken lainnya dengan kategori yang berbeda-beda.”.
Bram Arman selaku Co-Founder Advanced Guard juga menambahkan. “Berhubung Hybrid Cup kali ini adalah hasil kerja sama antara Advanced Guard dengan Hybrid, jadi saya usulkan untuk bikin multiple turnamen. Bicara soal pilihan game, kalau Tekken sudah jelas, pemain-pemaninya banyak yang haus kompetisi. Tapi, berhubung Tekken sudah banyak kompetisi, makanya saya dan mas Wiku setuju untuk membuat Tekken rookie di kompetisi ini dan berharap nantinya bisa berjalan secara berkelanjutan dengan kategori yang lain.”.
“Kalau Street Fighter dan Soul Calibur dipilih karena saya sendiri kepingin perkembangan FGC bisa lebih merata di Indonesia. Soul Calibur mungkin terbilang baru muncul di Hybrid Cup. Namun demikian, saya dan mas Wiku sepakat memilih game ini karena sejak awal rilis, saya lihat pergerakan komunitas cukup solid. Maka dari itu saya juga dengan senang hati membantu komunitas Soul Calibur.” Bram melanjutkan.
“Untuk Hybrid, saya sendiri berharap semoga Hybrid Dojo semakin dikenal banyak pihak. Supaya nantinya kompetisi seperti Hybrid Cup Series ini bisa jadi lebhi heboh lagi, lebih besar lagi.” Bram menutup komentarnya sambil mengatakan harapannya terhadap Hybrid Dojo.
Pendaftaran Hybrid Cup Play on PC dibuka sejak tanggal 15 Januari 2020 kemarin sampai 31 Januari 2020 mendatang. Untuk mendaftar, Anda dapat langsung pergi ke tautan bit.ly/hybridfight. Informasi lebih lanjut seputar Hybrid Cup Series – Play on PC: Fighting Game Tournament, Anda dapat mengunjungi tautan yang satu ini.
Pertandingan Hybrid Cup Series – Play on PC: Fighting Game Tournament akan diadakan pada 8 Februari 2020 mendatang di Hybrid Dojo, Kemang, Jakarta Selatan. Persiapkan diri, dan tunjukkan kemampuan Anda di Hybrid Dojo!
Beberapa pekan lalu, Hybrid kedatangan sosok yang bisa dibilang dedengkot dari komunitas game fighting (yang biasa disebut FGC) Indonesia, Bram Arman.
Selain terkenal sebagai ketua tidak tertulis dari komunitas FGC Indonesia, Bram juga merupakan co-founder dari Advance Guard. Advance Guard sendiri bisa dibilang sebagai ikon esportsfighting game di Indonesia. Didirikan sejak tahun 2012 lalu, Advance Guard terbilang sebagai salah satu motor penggerak esports game fighting di Indonesia.
Dalam sesi #HybridTalk kali ini, saya berbincang perkembangan komunitas game fighting di Indonesia sejak dulu hingga kini. Bram juga berbagi pengalamannya saat masih aktif bermain, sampai-sampai sempat pernah mewakili Indonesia dalam gelaran WCG, lewat game Dead or Alive.
Ingin tahu lebih lanjutnya? Langsung saja simak sesi #HybridTalk terbaru kami.
Anda juga dapat mengunjungi youtube channel resmi milik Hybrid, yaitu HybridIDN untuk sesi #HybridTalk lainnya dan juga berbagai video menarik lain seputar esports.