Tag Archives: fiio

FiiO UTWS3 Ubah Earphone dengan Kabel Detachable Menjadi TWS

Terus meningkatnya tren TWS bukan berarti Anda harus langsung melupakan earphone berkabel kesayangan Anda. Kalau memenuhi syarat, earphone tersebut malah bisa Anda sulap menjadi TWS dengan bantuan perangkat yang tepat.

Salah satu perangkat yang saya maksud adalah FiiO UTWS3. Secara teknis, perangkat ini dideskripsikan sebagai sebuah true wireless Bluetooth amplifier, dan tugasnya adalah memberikan konektivitas nirkabel pada earphone yang detachable (yang kabelnya dapat digonta-ganti).

FiiO UTWS3 hadir dalam dua varian; satu yang menggunakan konektor 0,78 mm, satu dengan konektor MMCX, sehingga bisa disesuaikan sendiri dengan konektor kabel milik earphone masing-masing pengguna. Cara menggunakannya pun cukup mudah; tinggal lepas kabel milik earphone, lalu sambungkan earphone-nya ke FiiO UTWS3, dan perangkat siap digunakan sebagai TWS.

Perangkat ini menggunakan chip Bluetooth 5.0 QC3020 besutan Qualcomm yang mendukung codec AAC maupun aptX. Unit kiri dan kanannya memiliki sambungan yang terpisah, yang berarti keduanya akan terhubung ke smartphone atau tablet secara sendiri-sendiri, sehingga suara yang dihasilkan akan identik di antara keduanya, tidak ketinggalan juga koneksi yang lebih stabil secara keseluruhan.

Jika dibandingkan dengan pendahulunya, UTWS3 mencatatkan noise floor yang 70% lebih rendah, sekaligus output daya 400% lebih tinggi. Perangkat turut dibekali sepasang mikrofon di masing-masing unitnya; satu untuk menangkap suara pengguna, satu untuk menangkap suara di sekitar yang kemudian akan difilter oleh teknologi noise cancellation Qualcomm CVC yang tersematkan.

Secara fisik, UTWS3 mengadopsi desain ear hook guna memastikan perangkat tidak mudah terlepas dari telinga meski penggunanya aktif bergerak. Sebuah tombol pengoperasian tersedia di unit kiri maupun kanannya, dan secara keseluruhan ia tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX4.

Dalam posisi terisi penuh, UTWS3 mampu beroperasi sampai sekitar 5,5 jam pemakaian, sedangkan charging case-nya bisa mengisi penuh sampai 4 – 5 kali (total sekitar 30 jam daya baterai jika digabung). Seperti yang bisa kita lihat pada gambarnya, charging case-nya memiliki lubang yang cukup besar untuk mengakomodasi earphone dengan berbagai bentuk.

Di Singapura, FiiO UTWS3 saat ini sudah dipasarkan dengan harga S$139 atau sekitar Rp1,46 jutaan. Harganya memang setara harga TWS itu sendiri, tapi setidaknya dengan ini earphone kesayangan Anda jadi bisa punya kesempatan kedua.

FiiO EM5 Adalah Earbud Berbentuk Klasik untuk Kalangan Audiophile

Jauh sebelum TWS meledak popularitasnya seperti sekarang, manusia lebih dulu mengenal dunia portable audio dengan bantuan earbud. Dewasa ini, earbud memang bisa dikatakan sudah hampir punah, digantikan oleh model in-ear yang dinilai lebih nyaman oleh sebagian besar populasi.

Kalaupun ada, besar kemungkinan earbud tersebut adalah produk kelas entry-level yang tidak bisa berbuat banyak, yang biasanya cuma dijadikan aksesori bawaan feature phone. Tidak demikian untuk FiiO EM5, sebab perangkat ini benar-benar dirancang untuk kalangan audiophile yang lebih menyukai earbud ketimbang yang berbentuk in-ear.

Mengemban status audiophile, EM5 sama sekali tidak mau berkompromi perihal kualitas suara, dan prinsip tersebut diwujudkan lewat penggunaan driver berdiameter 14,2 mm yang dilapisi oleh logam berilium. Hasilnya, menurut FiiO, adalah earbud yang tidak malu-malu soal reproduksi bass, dan di saat yang sama mampu menyajikan treble secara mendetail.

Bass yang kurang terasa memang selama ini menjadi salah satu kelemahan utama earbud. Bentuk earbud yang datar dan tidak menyumbat kanal telinga berujung pada banyaknya suara yang bocor, utamanya suara berfrekuensi rendah. FiiO mengatasi problem ini pada EM5 dengan menyematkan semacam selang atau pipa akustik khusus yang terinspirasi oleh struktur sebuah seruling, dan yang hanya bisa dicapai dengan menggunakan teknik 3D printing.

Lebih lanjut, pengguna dapat menyesuaikan karakter suara EM5 berdasarkan preferensinya masing-masing dengan memanfaatkan tiga macam busa eartip yang termasuk dalam paket penjualannya: balanced, crisp (treble), dan bass.

Agar kinerjanya semakin sempurna, FiiO tak lupa menambatkan kabel dengan bahan utama perak (sterling silver) yang mempunyai konduktivitas tinggi. Bicara soal kabel, EM5 punya keunikan lain, yaitu konektor yang bisa dilepas-pasang. Pada paket penjualannya, FiiO menyertakan jack 2,5 mm, 3,5 mm, dan 4,4 mm, sekali lagi mengindikasikan bahwa perangkat ini ditujukan untuk para audiophile.

FiiO EM5 jelas bukan untuk semua orang, dan saya yakin sebagian besar orang malah mungkin bakal menilainya ketinggalan zaman. Terlepas dari itu, kaum audiophile yang sudah lama mendambakan earbud dengan kualitas suara premium bisa menyediakan budget S$449 (± Rp4,8 jutaan) untuk meminangnya.

Fiio Luncurkan Headphone dan Portable Amplifier Wireless Kelas Hi-Fi

Fiio meluncurkan dua perangkat audio wireless baru yang menarik. Yang pertama adalah headphone Bluetooth bernama Fiio EH3 NC, dan seperti yang sudah bisa ditebak dari namanya, perangkat ini mengemas active noise cancelling (ANC) sebagai salah satu fitur unggulannya.

Fiio bilang sistem ANC yang diusung sekelas dengan yang terdapat pada headphone kelas atas. Kemampuannya mengeliminasi suara luar ini diwujudkan oleh empat buah mikrofon yang bertugas menangkap suara ambient, sebelum akhirnya suara tersebut dibuat sirna oleh chip DSP (digital signal processing) terpisah.

Fiio EH3 NC

Kualitas suaranya sendiri dijamin oleh sepasang driver yang berukuran sedikit lebih besar daripada biasanya (45 mm). Desain driver yang mengandalkan diaphragm dua sisi berlapis titanium ini diyakini mampu menyajikan bass yang menendang. Hal ini turut didukung oleh fakta bahwa EH3 NC telah mengantongi sertifikasi Hi-Res Audio dan Hi-Res Audio Wireless.

Wireless? Ya, Fiio dengan bangga menyebut bahwa headphone noise cancelling pertamanya ini mengemas chip Bluetooth 5.0 unggulan Qualcomm, CSR8675. Codec yang didukung pun beragam, mulai dari aptX, aptX Low Latency, aptX-HD, sampai SBC dan LDAC. Juga mengesankan adalah daya tahan baterainya: hingga 50 jam pemakaian, atau hingga 30 jam kalau ANC-nya terus diaktifkan.

Fiio BTR5

Perangkat yang kedua adalah Fiio BTR5, portable amplifier sekaligus DAC (digital-to-analog converter) yang juga dibekali konektivitas Bluetooth 5.0 dari chip Qualcomm CSR8675 yang sama. Codec yang didukung pun identik, dan perangkat ini mampu memproses file audio dengan resolusi maksimum 24-bit/96kHz meski sedang tersambung via Bluetooth.

Sambungkan sebagai DAC biasa via USB-C, maka resolusi yang didukung bisa mencapai angka 384kHz sekaligus format native DSD. Untuk memantau formatnya, BTR5 mengemas layar OLED kecil yang dapat menampilkan beragam indikator, termasuk indikator baterainya, yang diklaim tahan sampai 9 jam penggunaan.

Di Singapura, kedua perangkat ini sekarang sudah dipasarkan seharga S$329 (Fiio EH3 NC) dan S$179 (Fiio BTR5).

Fiio M7 Adalah Portable Music Player yang Mengedepankan Fitur-Fitur Modern

Pasar portable music player (PMP) premium kembali dibuat meriah oleh kehadiran dua produk terbaru Astell & Kern. Dengan banderol $699 dan $1.699, keduanya mungkin hanya bakal dilirik oleh kalangan audiophile yang benar-benar hardcore. Buat kalangan yang lebih luas, penawaran terbaru Fiio mungkin terkesan lebih masuk akal.

Namanya Fiio M7, dan ia merupakan PMP yang benar-benar dirancang untuk tahun 2018. Indikasinya adalah port USB-C yang tertanam di bawahnya, yang berarti ia bisa digunakan bersama headphone USB-C, meski menurut saya skenario ini tidak begitu ideal.

Alasannya, headphone USB-C mengemas DAC-nya (digital-analog converter) sendiri, sedangkan M7 sebagai pemutar musik dedicated juga sudah pasti mengusung DAC yang lebih istimewa, spesifiknya chip ESS Sabre 9018. Jadi, port USB-C miliknya mungkin lebih baik digunakan untuk charging dan mengisi lagu saja, sebab perangkat juga masih dibekali jack 3,5 mm standar.

Fiio M7

Modernitasnya tidak berhenti sampai di situ saja. Fiio juga sudah membenamkan SoC (system-on-chip) Exynos 7270 buatan Samsung, yang diklaim dapat membantu mengoptimalkan daya tahan baterai perangkat. Benar saja, dalam satu kali pengisian, M7 bisa beroperasi sampai 20 jam nonstop, atau 40 hari dalam posisi standby.

Pemutaran format lossless sudah pasti menjadi hal yang diunggulkan perangkat semacam ini, dan M7 pun mendukung format PCM 24-bit/192kHz. Namun bagi yang memprioritaskan kepraktisan, M7 juga bisa disambungkan ke headphone Bluetooth, serta kompatibel dengan codec hi-res macam aptX-HD maupun LDAC besutan Sony.

Fiio M7

Penyimpanan internalnya tidak banyak, hanya 2 GB, tapi pengguna masih bisa menancapkan microSD sampai sebesar 512 GB. Yang cukup unik, M7 ternyata juga bisa dipakai untuk memutar radio FM, dan ini bisa dioperasikan via layar sentuh 3,2 incinya, dengan resolusi 800 x 480 pixel.

Satu-satunya fitur modern yang absen di Fiio M7 adalah Wi-Fi, yang berarti Anda tidak bisa memakainya untuk streaming. Terlepas dari itu, harganya yang cuma $200 membuatnya terkesan jauh lebih masuk akal bagi konsumen yang ingin ‘naik kelas’ dari sekadar menikmati musik bersama ponselnya. Konsumen tanah air juga dapat membeli M7 melalui AliExpress seharga $260, tanpa biaya pengiriman tambahan.

Sumber: SlashGear dan Fiio.