Tag Archives: film adaptasi game

Netflix Umumkan 2 Serial Animasi dari Franchise Far Cry

Keberhasilan beberapa franchise game dalam membawa game mereka menjadi serial animasi kelihatannya juga membuat Ubisoft ingin mengikuti langkah yang sama.

Tidak tanggung-tanggung, Ubisoft langsung mempersiapkan dua serial animasi bersama Netflix dari salah satu franchise andalan mereka yaitu Far Cry.

Serial animasi pertama merupakan adaptasi dari dunia bertema cyberpunk milik Far Cry yaitu Far Cry 3: Blood Dragon. Animasi tersebut berjudul Captain Laserhawk: A Blood Dragon Remix.

Meskipun belum ada banyak detail mengenai plotnya, namun dikabarkan bahwa animasi original ini akan menampilkan alter-ego dari karakter milik Ubisoft yang dikemas sebagai penghormatan terhadap film dan animasi di awal 80-an.

Untungnya kita mendapat sedikit bocoran mengenai seberapa panjang animasi Captain Laserhawk: A Blood Dragon Remix ini nantinya lewat cuitan dari sang Kreator dan Produser Eksekutif, Adi Shankar.

Cerita dari serial animasi dikabarkan akan berating dewasa dan akan memiliki 6 episode. Ceritanya akan berlatar di dunia distopia cyberpunk di tahun 1992. Serta animasinya akan dikerjakan oleh Studio animasi asal Paris, Bobbypils.

https://www.youtube.com/watch?v=BeeyC96RGYY

Teaser perdana dari Captain Laserhawk: A Blood Dragon Remix juga telah diluncurkan pada akhir gelaran acara Netflix Geeked Week. Dalam teaser tersebut diperlihatkan beberapa adegan dari serial animasinya yang memiliki style vapor-wave ala animasi & game tahun 80-an.

Mulai dari aksi sang karakter utama yang mampu mengubah tangannya menjadi blaster seperti Megaman hingga ke balapan mobil terbang lengkap dengan HUD bergaya retronya.

Selain Captain Laserhawk yang lebih mengarah ke spin-off, Netflix juga mengumumkan serial animasi berjudul “Far Cry” yang kelihatannya akan lebih mendekati ke cerita utama dari franchise game ini.

Sayangnya, masih belum ada detail apapun mengenai serial animasi Far Cry ini. Selain Far Cry, Ubisoft dan Netflix juga berkolaborasi untuk mengerjakan animasi adaptasi franchise game mereka yang lain yaitu Splinter Cell dan Assassin’s Creed.

Film Uncharted Akhirnya Tunjukkan Foto Pertamanya

Setelah lama muncul dan hilang, film adaptasi dari game petualangan milik Naughty Dog – Uncharted akhirnya terus menunjukkan progresnya. Sebelumnya, foto dari sang pemeran utama – Tom Holland sebagai Nathan Drake muda sudah mengemuka.

Kali ini, Sony akhirnya menunjukkan Nathan bersama sang mentor Victor “Sully” Sullivan yang diperankan oleh Mark Wahlberg. Kali ini adalah penampakan resmi perdana Wahlberg sejak dirumorkan akan memerankan Sully. Di 2010, ia juga dirumorkan akan memerankan Nathan Drake.

Foto ini diunggah pertama kali oleh New York Time dengan sumber gambar langsung dari Sony Pictures Entertainment. Artikelnya sendiri tidak membahas khusus film adaptasi Uncharted ini namun lebih ke usaha Hollywood untuk kembali membawa adaptasi video game.

Foto perdana Uncharted Movie (Image credit: New York Times)

Dalam foto tersebut terlihat keduanya tengah berada di suatu ruangan di dalam gedung tua (katedral ataupun yang lainnya). Nathan Drake terlihat menggunakan kaos biru yang mirip dengan yang dikenakan dalam game ke-4 Uncharted.

Sedangkan Sully  tampil sedikit kontroversial karena dalam foto tersebut Mark Wahlberg tampil tanpa kumis khas milik Sully. Padahal dalam video game-nya Sully tidak pernah ditampilkan tanpa kumis.

Mark Wahlberg dengan kumis lebat ikonik milik Sullyb (Image credit: Push Square)

Hal ini langsung memancing perdebatan para fans apalagi sebelumnya Mark Wahlberg sempat menunjukkan dirinya yang sudah memiliki kumis lebat khas Sully. Tidak sedikit fans yang langsung khawatir bahwa film ini nantinya akan melenceng dari game-nya.

Namun beberapa fans juga memberikan teori bahwa adegan tersebut terjadi di waktu sebelum Sully menumbuhkan kumis ikoniknya. Dan hal tersebut akan menjadi bagian dari “character development” bagi Sully di film tersebut.

Foto Tom Holland sebagai Nathan Drake tahun kemarin (Image Credit: Sony)

Selain Uncharted, PlayStation Productions juga dikabarkan tengah mengerjakan film adaptasi dari game mereka lainnya yaitu The Last of Us bersama HBO dan juga film adaptasi Ghost of Tsushima yang akan dikerjakan oleh sutradara dari film John Wick, Chad Stahelski.

Film adaptasi Uncharted ini dikerjakan oleh Ruben Fleischer yang sebelumnya mengerjakan Venom dan Zombieland. Filmnya direncanakan untuk dirilis pada 18 Februari 2022 mendatang, tentunya bila tidak ada penundaan.

10 Film Adaptasi Video Game Terbaik yang Bisa Anda Tonton Sekarang

Keinginan Hollywood untuk dapat membawa franchise-franchise terbaik dari industri game seakan memang tidak pernah padam. Berbagai sutradara juga telah mencoba berbagai macam pendekatan untuk mengolah materi yang ada di dalam video game menjadi sebuah tontonan yang bisa dinikmati oleh para pecinta film.

Memang tidak semua usaha untuk mengadaptasi video game ke dalam film tersebut berhasil. Bahkan, bisa dibilang mayoritas berakhir dengan kegagalan. Pasalnya, memang tidak mudah untuk mengubah sebuah media interaktif seperti video game menjadi sebuah media satu arah seperti film. Belum lagi beberapa sutradara yang diberi tanggung jawab untuk mengerjakan filmnya tidak paham dengan konsep-konsep fundamental dari game-nya yang membuat filmnya berakhir dengan “terinspirasi” ketimbang benar-benar diadaptasi dari video game-nya.

Tetapi, bukan berarti semua film adaptasi video game tersebut buruk. Beberapa film adaptasi juga bisa terbilang bagus dan dapat dinikmati baik untuk para penikmat film dan bahkan untuk para fans dari game-nya. Dan di sini kami sudah merangkum 10 film adaptasi video game terbaik yang bisa Anda nikmati sekarang.

10. Prince of Persia

https://www.youtube.com/watch?v=bZ7Li5w2I-k

Muncul terlalu dini, mungkin adalah ungkapan yang tepat untuk film adaptasi game yang satu ini. Dirilis pada tahun 2010, Prince of Persia sebenarnya muncul di puncak seri game-nya (sebelum Ubisoft akhirnya beralih ke Assassinś Creed). Namun di sisi lain film ini muncul di masa ketika mayoritas orang tidak terlalu peduli dengan video game, apalagi dengan film adaptasinya.

Ditambah dengan cara adaptasi filmnya yang masih terpengaruh dengan sistem “terinspirasi” ketimbang adaptasi yang membuat beberapa aspek dalam filmnya dipertanyakan oleh para fans game-nya karena tidak sesuai. Meskipun begitu, film Prince of Persia masih menyuguhkan film adaptasi yang mumpuni, dengan aksi yang berlimpah, dan tentunya masih seru untuk dinikmati.

9. Resident Evil Series

Adaptasi Resident Evil ke dalam film memang memecah fansnya menjadi dua kubu. Kubu yang pertama tentu adalah yang membenci film adaptasinya karena melenceng jauh dari cerita di dalam game-nya, serta adanya tambahan karakter Alice (Milla Jovovich) yang tidak ada di dalam game-nya namun menjadi sentral dari film-nya.

Kubu kedua tentu adalah para fans yang mampu menerima arah yang diambil oleh sutradara Paul W. S. Anderson dan menikmati film Resident Evil ini selayaknya film aksi – horor dengan sentuhan tipis dari dunia Resident Evil. Formula ini sendiri terbilang berhasil untuk Resident Evil yang membuat film-nya dibuat kelanjutannya hingga 6 sekuel.

8. Angry Birds 1-2

Siapa yang menyangka bahwa sebuah game puzzle bisa diadaptasikan ke dalam sebuah film layar lebar. Itulah yang dibuktikan oleh game buatan Rovio Entertainment – Angry Birds. Game yang meledak di awal era smartphone ini sendiri ternyata dengan cerdik menerjemahkan karakter-karakter yang hanya memiliki kekuatan unik dalam game-nya menjadi memiliki kepribadian untuk membawakan narasi film-nya.

Harus diakui, bahwa film adaptasi ini terasa sangat datar atau bahkan cheesy bagi para penikmat film. Ia tidak menawarkan sebuah film animasi dengan cerita sedalam Pixar, namun setidaknya mereka menawarkan sebuah film animasi ringan yang memberikan karakter-karakter Angry Birds sebuah wadah sinematik untuk memperluas dunianya.

7. Tomb Raider

Film adaptasi Tomb Raider memang pernah dikerjakan sebelumnya pada 2001, dengan daya tarik utamanya adalah Angelina Jolie yang memerankan Lara Croft. Namun filmnya sendiri kurang terasa relevan dengan video game-nya. Hal itulah yang akhirnya membuat film Tomb Raider ini di-reboot pada 2018 lalu dengan pendekatan yang lebih kuat terhadap game-nya.

Hasilnya, adalah sebuah film liveaction yang seakan diambil langsung dari video game-nya. Berbagai adegan ikonik dalam game-nya direalisasikan ke dalam filmnya. Sayangnya, sang sutradara lebih mengedepankan untuk mengambil aspek aksi ketimbang kedalaman cerita dari game-nya yang akhirnya membuat beberapa penonton merasa filmnya menjadi terlalu biasa.

6. Assassin’s Creed

Setelah gagal dengan Prince of Persia, Ubisoft kembali berusaha membawa franchise game-nya ke layar lebar. Kali ini dengan seri original terpopulernya yaitu Assassin’s Creed. Kini mereka mengambil langkah yang lebih percaya diri untuk benar-benar mengadaptasi game-nya ke dalam film. Apalagi Ubisoft memberikan sebuah cerita yang segar dan sudut pandang baru terhadap pertarungan antara assassin dan templar ini.

Namun, dengan semua formula terbaik yang coba ditawarkan oleh Ubisoft lewat Assassin’s Creed, mulai dari cerita yang original, karakter yang diperankan oleh aktor dan aktris ternama, serta bujet besar agar filmnya tampil maksimal ternyata masih belum mampu memuaskan para penikmat film terhadap film adaptasi ini. Namun setidaknya sebagai gamer, Anda masih bisa menikmati film adaptasi ini.

5. Warcraft

World of Warcraft atau yang dikenal dengan WoW memang harus menanti cukup lama hingga akhirnya film adaptasinya berani dibuat oleh Blizzard. Namun semua penantian yang harus dialami oleh para fans Warcraft akhirnya terbayar ketika akhirnya film adaptasinya ini dibuat pada 2016. Film ini sendiri dipersiapkan untuk menjadi trilogi. Sehingga, di film pertamanya ini tidak banyak plot yang dibahas, hanya berfokus pada bangsa orc yang harus kabur menggunakan portal dan menyerbu ke dunia manusia yang berarti manusia juga harus bertahan dari serbuan para orcs.

Sayangnya, beberapa hal yang membuat game-nya sangat dicintai oleh para fansnya tidak dibawa ke dalam filmnya. Film Warcraft ini menjadi terlalu serius dan terasa tidak fun seperti game-nya. Visualisasi beberapa karakter yang berbeda mungkin juga akan mengganggu. Sebagai sebuah film yang didedikasikan untuk para fans, film adaptasi ini mungkin menjadi terasa kurang ramah bagi yang tidak mengetahui game-nya sebelumnya. Banyak easter egg, ataupun reference yang hanya diketahui oleh para pemainnya saja.

4. Final Fantasy VII: Advent Children

Jauh sebelum judul-judul di atas dibuat, Square Enix sudah berani mempertaruhkan uangnya untuk membawa seri game RPG terlaris mereka – Final Fantasy ke layar lebar. Setelah kesuksesan Final Fantasy 7, Square Enix akhirnya membuat sekuel kelanjutan cerita dalam gamenya dalam bentuk film layar lebar. Keputusan untuk menggunakan animasi 3D seperti pada cutscenes game-nya membuat film ini terasa sangat mendekati game-nya.

Meskipun bisa dibilang Square Enix telah mengombinasikan beragam formula yang harusnya tidak bisa gagal untuk sebuah film adaptasi dari video game yang mereka buat, namun nyatanya ada beberapa hal yang kurang dari film ini. Pertama, banyak hal yang tidak akan dipahami bagi mereka yang tidak memainkan game-nya terlebih dahulu. Serta karakter-karakter selain Cloud dan Sephiroth sayangnya menjadi terasa tidak penting di film ini.

3. Sonic the Hedgehog

Masih menjadi misteri apakah kontroversi yang muncul ketika desain awal dari Sonic ini diperkenalkan merupakan strategi marketing atau memang ketidaksengajaan. Namun, keputusan untuk segera merombak desain dari sang karakter utama sebelum filmnya keluar adalah keputusan terbaik yang diambil oleh Paramount Pictures dan SEGA. Karena, ketika mereka akhirnya mengembalikan desain Sonic mendekati karakter originalnya di game, film ini jadi lebih bisa dinikmati.

Film ini cukup pintar memberikan sedikit porsi perkenalan di awal film tentang alien biru super cepat ini yang membuat kita dapat memahami mengapa ia harus berada di bumi. Hal ini membuat kelanjutan ceritanya bersama para karakter manusia, termasuk sang musuh bebuyutan Dr. Robotnik, menjadi lebih masuk akal. Sonic sendiri menjadi salah satu film yang berhasil keluar dari zona film adaptasi buruk, meskipun terbilang menggunakan cerita yang sedikit melenceng dari game-nya.

2. Mortal Kombat 2021

Menjadi yang paling baru di antara yang lain, Mortal Kombat memang dibuat dari pembelajaran dari sekian banyak film adaptasi video game yang telah gagal. Jarak 24 tahun dari film live-action terakhirnya, serta berbagai seri game yang sukses menjadikan film ini lebih matang hampir di semua aspek. Hasilnya, sebuah film adaptasi yang mayoritas mampu membawa segala yang dicintai para fans dari game-nya.

Namun, bukan berarti Mortal Kombat 2021 merupakan film adaptasi game yang sempurna. Keputusan untuk memperkenalkan karakter baru, Cole Young, dan membuat cerita berjalan di sekitarnya dianggap menyebalkan bagi para fans. Karena karakter-karakter ikonik dari game-nya seakan malah menjadi karakter pendukung saja. Ditambah dengan dialog yang mungkin masih terasa canggung dan aneh di beberapa adegan. Namun tentunya secara keseluruhan, Mortal Kombat 2021 masih tetap menjadi salah satu film adaptasi game terbaik untuk sekarang.

1. Detective Pikachu

Di posisi pertama ditempati oleh petualangan detektif kuning beraliran listrik ini. Film ini sendiri bisa dibilang berhasil menyeimbangkan antara apa saja yang dicintai oleh para fans Pokemon dan juga apa saja yang harus dimasukkan untuk dapat menyenangkan para pecinta film. Hasilnya, sebuah film adaptasi game dengan dunia, karakter, dan juga beragam adegan yang dicintai para fans terhadap game-nya.

Sedangkan para penikmat film sendiri dibuat bersemangat dengan kehadiran aktor terkenal Ryan Reynolds yang akan menjadi pengisi suara dari sang Pokemon ikonik – Pikachu. Di samping alur cerita, dialog, serta nilai yang diangkat oleh film ini sendiri membuatnya menjadi tidak hanya sekedar film popcorn adaptasi video game, namun sebuah film yang mendefinisikan makna film adaptasi video game sekaligus sebagai pembuka bagi film-film Pokemon lainnya di masa depan.

Penutup

Dan itulah tadi 10 film adaptasi video game terbaik yang bisa Anda tonton sekarang. Film adaptasi video game memang telah melalui proses panjang untuk sampai ke titik ini. Di luar daftar ini, memang ada puluhan film-film adaptasi game yang berakhir buruk karena berbagai hal. Masalah utamanya ada pada bagaimana menerjemahkan materi game menjadi film tetap utuh meski dengan segala keterbatasannya — yang pernah kami bahas panjang lebar sebelumnya.

Mencari formula terbaik untuk membawa franchise video game ke layar lebar mungkin memang satu PR besar buat Hollywood — selama mereka memang peduli dengan kualitas filmnya, tak hanya sekadar mengeruk keuntungan dari popularitas game-nya. Namun setidaknya, 10 film di atas sudah berhasil menyajikan pengalaman baru untuk menikmati judul-judul video game yang para fans cintai dalam format yang berbeda. Dan saya optimis, film-film adaptasi video game akan terus membaik seiring berjalannya waktu.

Film Adaptasi Game Ni no Kuni Akan Tayang di Layar Lebar Tahun Ini

Sebelum tiba di console, Ni no Kuni telah lebih dulu dikenal oleh gamer di Nintendo DS serta memantik rasa penasaran penikmat anime Jepang. Alasannya, game kreasi Level-5 ini bukan hanya mengadopsi artwork dari karya-karya Studio Ghibli, namun developer juga berkolaborasi langsung bersama studio film legendaris itu dalam menggarap aspek animasi serta sinematiknya.

Belum lama, Level-5 juga baru menikmati kesuksesan sekuel terbaru Ni no Kuni, Revenant Kingdom. Ia menjadi salah satu game yang berhasil memukau gamer serta media di tahun 2018, dan berhasil masuk di daftar finalis di sejumlah ajang gaming award bergensi. Hal paling menarik dari Revenant Kingdom ialah, Studio Ghibli malah tidak berpartisipasi dalam pengerjaannya. Developer sendiri tampak tak buru-buru untuk mengembangkan penerusnya karena perhatian mereka sedang tertuju pada proyek berbeda.

Proyek tersebut terungkap minggu lalu. Level-5 mengumumkan rencana penayangan film animasi Ni no Kuni di layar lebar. Sebagian besar pengerjaan film ditangani oleh tim developer sendiri, meski beberapa bagian dibantu pula oleh beberapa talenta punya hubungan dengan Studio Ghibli. Selanjutnya, Level-5 memberikan kepercayaan pada Warner Brothers untuk menekel proses distribusi.

Ninokuni 1

Level-5 sepertinya sedikit memodifikasi penulisan judul film ini – dari Ni no Kuni di game menjadi Ninokuni. Anda tak perlu memainkan game-game-nya aga bisa menikmati film tersebut. Ninokuni kabarnya akan menyajikan karakter dan jalan cerita baru, mengisahkan petualangan anak laki-laki bernama Yu di dunia magis, meski sebetulnya ia berasal dari dunia yang kita tinggali ini.

Eksistensi dua dunia yang berbeda merupakan tema utama Ni no Kuni, dan kembali diangkat di sana. Judul film/game itu punya arti ‘negeri kedua’, ‘dunia kedua’, atau ‘realita kedua’.

Film Ninokuni disutradarai oleh Yoshiyuki Momose. Ia adalah director of animation di Wrath of the White Witch dan Revenant Kingdom, dahulu pernah bekerja sebagai desainer karakter di Studio Ghibli. Kemudian, bagian musik dipercayakan pada talenta yang juga akrab di telinga fans Ghibli, yakni Joe Hisaishi – komposer film Spirited Away dan Princess Mononoke. Yang terakhir, CEO Level-5 Akihiro Hino turun tangan langsung untuk membuat screenplay dan jadi produser.

Ninokuni rencananya akan tayang secara terbatas di wilayah Jepang pada ‘musim panas’ tahun ini. Belum ada informasi soal apakah film juga akan didistribusikan secara global atau tidak.

Via Polygon.

Dikonfirmasi Langsung Oleh Sang Aktor, Film Adaptasi Game Sleeping Dogs Sedang Diproduksi

Mencoba mengadopsi material dari medium hiburan interaktif ke film tidaklah mudah. Buktinya, ada banyak adaptasi game ke film yang gagal memuaskan fans. Dan kini, mereka melihat upaya pembuatan The Secret World, The Witcher dan Mega Man dengan penuh rasa cemas. Namun sineas Hollywood tampak tidak kapok meski banyak film adaptasi yang merugi.

Di bulan Maret 2017 silam, produser Neal Moritz diketahui punya rencana untuk menggarap film Sleeping Dogs yang diangkat dari permainan action-adventure open world milik Square Enix. Saat itu dikabarkan pula bahwa Moritz menunjuk aktor sekaligus ahli bela diri asal Hong Kong, Donnie Yen sebagai bintang utamanya. Namun sudah hampir setahun tidak ada kabar mengenainya, hingga kesunyian itu dipecahkan oleh Donnie Yen sendiri.

Melalui akun Instagram-nya, sang pakar mixed martial art itu mengabarkan bahwa proses produksi film Sleeping Dogs telah dimulai, sembari memublikasikan sebuah foto yang memperlihatkan Yen sebagai tokoh protagonis Wei Shen. Produksinya ditangani oleh Original Film milik Moritz, perusahaan yang menghasilkan film-film action seperti seri xXx serta Fast & Furious.

Donnie Yen.

Sempat mendapatkan peran kecil di Drunken Tai Chi dan Once Upon a Time in China II, saat ini Donnie Yen merupakan bintang papan atas Hong Kong. Kesuksesan seri film Ip Man melambungkan ketenarannya, dan berkat partisipasi Yendalam Rogue One: A Star Wars Story dan xXx: Return of Xander Cage, ia memperoleh perhatian dari penikmat film global.

Permainan Sleeping Dogs memiliki cukup banyak kesamaan dengan Grand Theft Auto, namun game sedikit lebih menitikberatkan elemen parkour dan pertarungan tangan kosong. Sleeping Dogs mengisahkan petualangan polisi Hong Kong bernama Wei Shen yang ditugaskan untuk menyusup dalam organisasi Triad.

Saat dilepas pertama kali, penjualan game tergolong cukup baik dan mendorong Square Enix menggarap versi remaster-nya untuk PlayStation 4 dan Xbox One. Namun sayang hal tersebut tidak bisa menyelamatkan studio United Front Games dari kebangkrutan, serta memaksa menghentikan proyek pengembangan spin-off Sleeping Dogs, Triad Wars.

Belum diketahui kapan film Sleeping Dogs akan tayang di layar lebar. Buat saya, jalan cerita permainan ini sangat menarik, mengingatkan pada film-film action Hong Kong di tahun 80-90-an. Jika penasaran, saya sangat menyarankan Anda untuk menikmati game-nya terlebih dulu.

Paras Donnie Yen memang berbeda dari penampilan Wei Shen di game (diperankan oleh Will Yun Lee), namun saya menyukai arahan baru ini. Shen versi film tampak jauh lebih tangguh.

Via IGN.