Tag Archives: FinAccel Finance

Bank Sampoerna dan Kredivo berupaya memperluas akses layanan keuangan, terutama bagi segmen underbanked, di Indonesia / Kredivo

Kredivo dan Bank Sampoerna Meluncurkan Kartu “Paylater” Flexi Card

PT FinAccel Finance Indonesia melalui Kredivo dan PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) berkolaborasi meluncurkan kartu fisik paylater Flexi Card. Kartu ini dapat digunakan untuk bertransaksi secara offline melalu jaringan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) di jutaan gerai di seluruh Indonesia.

CEO Kredivo Indonesia Umang Rustagi mengatakan kolaborasi ini menunjukkan upaya pelaku fintech dan perbankan dalam bersinergi memberikan layanan keuangan yang cepat, mudah, dan terjangkau di tengah meningkatnya penetrasi digital saat ini.

“Flexi Card akan memberikan manfaat bagi segmen underbanked dalam merasakan kemudahan akses produk keuangan. Di saat yang sama, Flexi Card menjadi wujud komitmen Bank Sampoerna untuk bertransformasi digital dan berkolaborasi dengan pelaku fintech di Indonesia,” ujar Umang dalam keterangan resminya.

Sementara, Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra menambahkan, komitmen Bank Sampoerna untuk bertransformasi digital juga terefleksi melalui upaya penambahan modal inti yang meningkat lebih dari Rp2 triliun per akhir November 2021, sebagaimana sesuai ketentuan modal minimum yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Flexi Card disebut memiliki biaya pengiriman kartu dan biaya tahunan secara gratis tanpa batas waktu. Adapun bunga yang dikenakan dalam transaksi Flexi Card sama seperti bunga yang ditawarkan Kredivo, yakni 0% untuk tenor 30 hari dan 3 bulan, serta bunga 2,6% per bulan untuk cicilan 6-12 bulan.

Pengguna juga dapat mengecek dan mengelola transaksi Flexi Card melalui aplikasi Kredivo. Selain itu, pengiriman Flexi Card dapat diajukan melalui dasbor aplikasi Kredivo dengan mendaftar akun Premium Kredivo.

Kredivo merupakan platform yang menawarkan pinjaman instan pada transaksi e-commerce dan offline, serta pinjaman tunai.

Sementara Bank Sampoerna merupakan bank swasta yang menyasar pada pengembangan usaha mikro dan UKM. Baru-baru ini, Bank Sampoerna juga mengumumkan kolaborasinya dengan KoinWorks untuk menghadirkan layanan neobank UMKM bernama KoinWorks NEO.

Co-branding kartu paylater

Strategi co-branding bukan hal baru pada produk kartu paylater. Selain memperkenalkan merek, kedua belah pihak dapat saling memanfaatkan ekosistem untuk meningkatkan akses keuangan melalui digital, terutama bagi segmen yang kurang tersentuh layanan perbankan.

Sejumlah bank dan platform digital di berbagai vertikal bisnis telah banyak memperkenalkan kartu paylater. Misalnya, Traveloka menggandeng Mandiri dan BRI untuk meluncurkan PayLater Card.

Baru-baru ini, BRI dan OVO juga meluncurkan kartu OVO U Card di mana pemilik kartu dapat menikmati tambahan rewards dan benefit dari ekosistem yang dimiliki OVO dan Grab. Ada pula kartu paylater yang diluncurkan Bank Mandiri dan Shopee. Pengguna dapat memperoleh koin Shopee di setiap transaksinya.

Dalam survei yang diterbitkan Kredivo beberapa waktu lalu, sebesar 90% pengguna e-commerce telah aware terhadap produk paylater, di mana 27% responden aktif menggunakan paylater dan setengahnya mengaku bakal meningkatkan penggunaannya di masa depan

Survei ini juga menyebutkan bahwa sebesar 98% merchant di Indonesia telah terhubung dengan layanan pembayaran digital, di mana separuh di antaranya telah menerima opsi pembayaran digital langsung, seperti paylater, dan point of sales (POS). Saat ini, Kredivo telah mengantongi lebih dari 4 juta mengguna atau setara 50% dari total pengguna kartu kredit di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here
Kredivo kini menjadi perusahaan multifinance setelah merampungkan akuisisi terhadap PT Swarna Niaga Finance dengan nominal transaksi dirahasiakan

Kredivo Rampungkan Akuisisi Perusahaan Pembiayaan, Segera Perluas Bisnis

Kredivo merampungkan akuisisi terhadap perusahaan pembiayaan lokal bernama PT Swarna Niaga Finance dengan nominal transaksi dirahasiakan. Proses akuisisi ini sudah dimulai pada pertengahan tahun lalu.

CEO Kredivo Indonesia Alie Tan menuturkan, dengan aksi ini tidak ada yang berubah dari segi bisnis perusahaan. Menurutnya, sejak awal skema pembiayaan Kredivo memang didominasi pembiayaan pembelanjaan produk di merchant, bukan pinjaman tunai, maka dari itu lisensi multifinance dirasa lebih cocok untuk Kredivo.

“Dengan demikian, kami berharap bisa bertumbuh dengan pesat dan melayani 10 juta pengguna dalam beberapa tahun ke depan,” ucapnya kepada DailySocial, kemarin (6/10).

Pernyataan Alie memperkuat ujaran Co-Founder Kredivo Akshay Garg sebelumnya yang menyebutkan melalui lisensi multifinance maka penyaluran pinjaman Kredivo akan semakin besar dan berkembang.

Lisensi ini dinilai lebih stabil karena peraturannya sudah dibentuk. Dalam regulasi disebutkan Kredivo juga dimungkinkan untuk menyalurkan 30% pembiayaannya kepada fintech lending.

Dalam surat edaran OJK, dikatakan pascaakuisisi Swarna Niaga Finance berganti nama jadi PT FinAccel Finance Indonesia. Surat ini diterbitkan pada tanggal 22 September 2020, sekaligus menandakan pemberlakuan izin usaha.

“Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan memberikan Pemberlakuan Izin Usaha di bidang Perusahaan Pembiayaan sehubungan perubahan nama PT Swarna Niaga Finance Menjadi PT FinAccel Finance Indonesia,” tulis Kepala Departemen Pengawasan IKNB 1A OJK Dewi Astuti dalam pengumumannya.

Selain PT FinAccel Finance Indonesia yang mengantongi lisensi sebagai layanan multifinance, Kredivo (di bawah badan hukum PT FinAccel Digital Indonesia) sudah mendapat surat tanda terdaftar sebagai layanan p2p lending di bawah regulasi POJK 77 Tahun 2016 pada 21 Maret 2018.

Kredivo dan Akulaku

Alie masih enggan membeberkan lebih lanjut mengenai rencana Kredivo berikut dengan lisensi ini. “Nanti akan kita share segera roadmap-nya [karena] masih digodok di internal.”

Yang pasti, dengan menjadi perusahaan multifinance Kredivo dapat lebih leluasa menyalurkan pembiayaan multiguna untuk banyak sektor industri seperti perusahaan multifinance pada umumnya. Mereka bisa masuk ke pembiayaan kendaraan, properti, elektronik, KTA, dan lainnya.

Untuk sumber dana, mereka bisa mengandalkan pinjaman dari bank, dengan cara channeling atau joint financing, mengeluarkan surat utang dari MTN, obligasi, sindikasi on/offshore, hingga IPO. Arah bisnis Kredivo kurang lebih mirip dengan apa yang dilakukan Akulaku saat ini.

Akulaku kini menyediakan produk pembiayaan kendaraan dan kredit usaha untuk UKM, tidak hanya menyediakan kredit konsumtif yang diakses melalui merchant offline maupun online seperti e-commerce Bukalapak, Shopee, BliBli, JD.ID dan lainnya dengan total sekitar 120 ribu UKM di Indonesia.

Hal terpenting yang menjadi keunggulan dari Akulaku dan Kredivo adalah keduanya sama-sama berbasis perusahaan teknologi. Artinya, mereka lebih unggul dalam berinovasi produk keuangan yang dibutuhkan konsumen secara lebih luas tanpa harus buka kantor cabang.

Salah satu inovasi Kredivo yang sudah dirilis di antaranya Zero-click Checkout yang memungkinkan pengguna untuk belanja di layanan e-commerce secara instan tanpa perlu login atau pindah ke aplikasi lain. Inovasi tersebut hadir karena friksi saat pembayaran yang sangat tinggi menyebabkan tingkat cart abandonment di e-commerce Indonesia menjadi salah satu yang paling tinggi di dunia.

Application Information Will Show Up Here