Tag Archives: Financial Management

Aplikasi Pencatat Keuangan Moni

Aplikasi Pencatat Keuangan “Moni” Debut, Didukung Achmad Zaky sebagai Investor

Memanfaatkan sumber data yang relevan, platform pencatatan keuangan gaya hidup “Moni” resmi meluncur. Didirikan oleh Ahmad Faiz Nasshor, alumni University of Manchester sekaligus ex-Product Manager Bukalapak, beserta dengan beberapa rekan yang mempunyai pengalaman bekerja di perusahaan unicorn, aplikasi tersebut ingin memberikan kemudahan masyarakat untuk mengelola keuangan.

Versi awal Moni memanfaatkan data dari notifikasi aplikasi dan email — terkait transaksi keuangan. Misalnya pengguna melakukan transaksi di Tokopedia, beli makanan di GrabFood, dan transfer uang melalui Bank Jago, Moni akan mencatat semua transaksi tersebut secara otomatis. Saat ini Moni telah terintegrasi dengan lebih dari 15 produk aplikasi; di akhir tahun nanti targetnya bisa mencapai hingga minimal 25 produk.

“Berbagai macam sumber data yang tersedia diharapkan bisa membantu mencapai visi Moni untuk menjadikan pengelolaan keuangan pribadi menjadi hal yang mudah dan menyenangkan. Ke depannya, Moni bisa menjadi one-stop solution untuk segala topik terkait dengan pengelolaan keuangan pribadi dan pencatatan otomatis merupakan fondasi untuk mencapai impian tersebut,” kata Faiz.

Setelah menerima pendanaan dari angel investor Achmad Zaky, ke depannya Moni juga memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana tahap lanjutan. Saat ini perusahaan masih melakukan penjajakan dengan beberapa investor.

“Ada banyak sekali rencana yang ingin kami capai pada tahun ini, namun secara umum target kami adalah membuat proses pencatatan otomatis Moni menjadi lebih akurat dan mendukung lebih banyak produk,” kata Faiz.

Keunggulan fitur

Untuk saat ini Moni belum melancarkan strategi monetisasi dalam platform. Fokus mereka adalah membuat produk untuk menyelesaikan permasalahan yang dimiliki oleh 60 juta milenial dan middle-class di Indonesia dalam hal pengelolaan keuangan pribadi.

“Ke depannya perusahaan telah mengidentifikasi beberapa potential revenue stream. Salah satunya adalah adanya premium member yang akan memberikan benefit khusus untuk pengguna Moni dalam hal fitur ataupun program lainnya,” kata Faiz.

Berbeda dengan platform serupa lainya, Moni fokus pada pencatatan otomatis gratis. Sebagian besar aplikasi pencatatan keuangan yang tersedia saat ini tidak menyediakan pencatatan secara otomatis.

Moni juga mengedepankan cita rasa lokal. Dari aplikasi yang menyediakan pencatatan otomatis, hanya sedikit sekali integrasi dengan produk lokal. Padahal saat ini di Indonesia telah memiliki banyak sekali produk keuangan baru seperti GoPay dan OVO.

“Variasi sumber data yang digunakan akan membuat data yang dapat disediakan oleh Moni menjadi semakin lengkap. Ke depannya kami akan terus mencari sumber data baru yang digunakan untuk membuat pencatatan otomatis yang dimiliki oleh Moni menjadi semakin akurat,” kata Faiz.

Hingga saat ini sudah ada ribuan pengguna yang terdaftar di Moni dengan growth yang diklaim cukup tinggi. Setelah meluncurkan fitur integrasi dengan email pada akhir Mei 2021, jumlah pengguna baru yang terdaftar naik hingga 3x per bulannya dengan peningkatan jumlah transaksi yang tercatat lebih dari 10x. Hal ini karena dengan adanya integrasi email, Moni bisa mencatat transaksi otomatis dari lebih dari 15 produk yang biasa digunakan pengguna, mulai dari e-commerce hingga ojek online.

“Saat ini Moni baru tersedia dalam versi Android, namun kami sudah memiliki rencana untuk mengembangkan versi iOS. Moni saat ini sudah tersedia di Play Store dan bisa di-download secara bebas,” kata Faiz.

Pandemi dorong pertumbuhan transaksi online

Pandemi memiliki dampak yang signifikan terhadap bisnis Moni. Salah satunya adalah, semakin banyak orang yang mengalihkan transaksinya dari offline menjadi online, termasuk pergeseran mode pembayaran dari tunai menjadi QRIS yang semakin meningkat. Bank Indonesia mencatat tahun 2020 lalu, pertumbuhan penggunaannya semakin meningkat.

Pertumbuhan penggunaan QRIS tahun 2020 / Sumber : Bank Indonesia
Nilai Transaksi Uang Elektronik / Sumber : Katadata

Data dari BI juga mencatatkan kenaikan transaksi digital yang mencapai 201 triliun Rupiah di tahun 2020, naik 38,62% dari 192 triliun Rupiah pada tahun 2019. Perubahan behaviour dari masyarakat tersebut berdampak positif terhadap platform seperti Moni, karena pencatatan otomatis hanya bisa dilakukan dari transaksi yang dilakukan secara digital.

Tercatat juga dengan penggunaan uang elektronik yang jumlah transaksinya mencapai 24 triliun Rupiah selama Juni 2021, naik 60% dibandingkan periode yang sama di tahun 2020.

“Fakta-fakta tersebut menunjukkan bahwa penggunaan Moni sebagai aplikasi pengelolaan keuangan pribadi saat ini menjadi semakin relevan seiring dengan meningkatnya kebutuhan dari masyarakat,” kata Faiz.

Kenaikan adopsi pembayaran digital Indonesia / Sumber : The Asian Banker

Meningkatnya transaksi pembayaran digital mencerminkan perkembangan literasi keuangan digital penduduk Indonesia. Hal ini juga menunjukkan meningkatnya penerimaan layanan fintech dan e-commerce di tanah air. BI memperkirakan bahwa penyerapan transaksi digital akan berlanjut dengan e-commerce dan pembayaran elektronik masing-masing tumbuh 33,2% dan 32,3% pada tahun 2021.

Application Information Will Show Up Here
Jajaran tim pengembang Lababook / Lababook

Aplikasi Lababook Mudahkan UKM Miliki Laporan Terstandardisasi

Dua tahun terakhir, platform pencatatan keuangan untuk UKM terlihat mendapatkan antusias yang cukup baik dari pasar. Di antara banyaknya pemain yang telah merilis layanannya, salah satunya ada Lababook.

Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO Lababook Sasha Arben mengungkapkan, startup tersebut didirikan sebagai bentuk respons terhadap permasalahan yang dihadapi oleh pemilik UKM di Indonesia, yaitu pencatatan manual yang tidak terdata secara rutin dan terbatasnya akses kepada pinjaman produktif.

“Lababook adalah aplikasi pencatatan transaksi harian untuk UKM di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2020 oleh saya bersama dengan Ariel Christiansen (CFO). Misinya adalah mendampingi pemilik usaha di Indonesia, dengan menyediakan aplikasi pencatatan transaksi yang gratis dan simpel namun tetap mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK).”

Untuk mengakses layanan yang ditawarkan, pengguna bisa langsung mengunduh aplikasi Lababook di Google Play Store dan Apple Store. Selain fitur pencatatan, juga disediakan konten-konten edukasi yang berguna dalam mengembangkan usaha mereka. Saat ini merka telah bekerja sama dengan beberapa platform seperti layanan fintech, distributor, dan supplier untuk menciptakan ekosistem yang mendukung kebutuhan UKM.

“Untuk saat ini monetisasi Lababook dilakukan dengan menjalin kerja sama B2B; dengan suppliers dan distributor. Kami juga menyasar kerja sama dengan layanan fintech untuk penyaluran productive loan sebesar 20% sesuai yang ditentukan oleh OJK. Metode berlangganan sendiri saat ini masih dalam tahap researchtesting market, dan fitur,” kata Sasha.

Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa aplikasi serupa. Dari hasil riset kami, berikut ini statistik masing-masing aplikasi hingga akhir 2020 lalu:

Aplikasi Peringkat (kategori bisnis) Jumlah Unduhan
BukuKas 3 1 juta+
BukuWarung 6 1 juta+
Credibook 46 100 ribu+
Akuntansi UKM 84 100 ribu+
Moodah 121 10 ribu+
Lababook 184 10 ribu+
Teman bisnis 254 100 ribu+
Akuntansiku 309 1 ribu+

Standar Akuntansi Keuangan

Disinggung apa yang membedakan dengan platform serupa lainnya, disebutkan Lababook diklaim sebagai satu-satunya aplikasi pencatatan transaksi keuangan yang mengikuti Standar Akuntansi Keuangan Indonesia namun tetap memiliki interface yang mudah dan simpel.

Dengan fitur-fitur seperti Neraca, Laporan Keuangan, dan Invoice, aplikasi mengedepankan akurasi data yang dapat digunakan oleh pemilik usaha untuk mengakses produk-produk keuangan.

Pandemi yang telah mengganggu sebagian besar bisnis, secara langsung tentu saja ikut mempengaruhi bisnis dari pemilik usaha kecil yang menanggung kerugian paling parah. Pada masa awal pandemi, sempat terjadi perubahan yang cukup signifikan dalam hal jumlah transaksi yang terdaftar, dikarenakan menurunnya proses jual beli pada beberapa sektor usaha.

“Namun Lababook mengedepankan efisiensi dan fleksibilitas dalam mengeksekusi visi dan misi yang sudah ditetapkan. Menghadapi permasalahan tersebut, Lababook secara internal merubah beberapa metode strategi, pemasaran, akuisisi, dan edukasi pelaku usaha untuk dapat bertahan di tengah pandemi,” kata Sasha.

Hanya dalam waktu 2 bulan setelah peluncuran aplikasi, Lababook mengklaim aplikasi mereka telah diunduh oleh sekitar 15 ribu lebih pemilik usaha di seluruh Indonesia. Dengan lebih dari 50 jenis usaha mulai dari pemilik warung kelontong, elektronik pulsa, distribusi barang, maupun pekerja sampingan. Secara khusus Lababook saat ini telah memiliki basis pengguna di seluruh Indonesia.

“Tahun ini Lababook akan fokus dalam berkolaborasi dengan berbagai platform keuangan lainnya, mengembangkan fitur yang lebih up-to-date, dan juga penggalangan dana,” kata Sasha.

Application Information Will Show Up Here
Pendanaan Bukukas

BukuKas Dapatkan Pendanaan Pra-Seri A Senilai 134 Miliar Rupiah

BukuKas, startup yang menawarkan solusi pengelolaan finansial bagi UKM mengumumkan telah berhasil mengamankan pendanaan pra-seri A sebesar $9 juta atau setara dengan 134 miliar Rupiah. Investor baru yang terlibat putaran pendanaan kali ini adalah Surge (program akselerator milik Sequoia Capital India), Credit Saison, Speedinvest, S7V, January Capital, dan Cambium Grove Capital.

Investor di tahap sebelumnya yakni Prasetia Dwidharma juga turut terlibat lagi dalam pendanaan ini. Dengan pendanaan kali ini secara keseluruhan BukuKas telah membukukan pendanaan senilai $12 juta.

Dihubungi DailySocial, Co-founder & CEO BukuKas Krishnan Menon mengaku pihaknya sedang membangun ekosistem layanan yang mampu menyentuh berbagai aspek untuk kemudahan mitra merchant mereka yang tersebar di 700 kota di Indonesia. Untuk saat ini fitur atau layanan yang sedang dipersiapkan mencakup layanan invoice, manajemen inventori, dan beberapa hal lain yang sesuai dengan kebutuhan UKM.

“Kesulitan para pedagang tidak terbatas pada manajemen keuangan. Kami bermaksud untuk menawarkan lebih banyak layanan digitalisasi kepada merchant oleh kami sendiri atau melalui kemitraan,” sambung Krishnan.

Krishnan turut mengatakan, para investor cukup antusias melihat peluang pasar yang besar dan pengalaman para founder yang sudah 8 tahun berjibaku di pasar Indonesia. Termasuk semangat dan obsesi tim BukuKas untuk menyelesaikan permasalahan yang di hadapi UKM di Indonesia.

Gambaran Persaingan

Di Indonesia BukuKas baru berjalan selama 8 bulan. Kendati demikian menurut Krishnan mereka telah berhasil menjangkau banyak kota yang berada di luar tier 1 dan termasuk ke berbagai jenis usaha. Ini juga yang menjadi salah satu bukti bahwa konsep manajemen keuangan untuk UKM seperti BukuKas bisa jadi sangat fleksibel. Wajar jika potensi ini coba dilirik pemain lain seperti BukuWarung dan Kasvlo.

BukuWarung belum lama ini juga mengumumkan penggalangan dana pra-seri A yang dipimpin Quona Capital, padahal tiga bulan sebelumnya mereka baru saja merampungkan pendanaan tahap awal dari East Ventures. Sementara Kasvlo baru mengumumkan kehadirannya pada Juni kemarin.

Menanggapi persaingan ini Krishnan cukup optimis dengan pengalaman dan pengetahuan mereka terhadap produk dan pasar di Indonesia.

“Kekuatan inti kami terletak pada pengetahuan kami tentang para merchant, tentang denyut nadi dan pain point mereka. Ini memang pasar yang kompetitif tetapi kami fokus pada apa yang kami kuasai, yaitu mendengarkan pengguna, fokus pada produk dan teknik, dan eksekusi cepat. Ini telah menunjukkan hasil sejauh ini dan kami yakin itu akan terus berlanjut,” terang Krishnan.

“Meskipun ekosistem pengelolaan keuangan digital sedang dan akan tetap kompetitif, kami juga melihat banyak peluang bagi pemain yang berbeda untuk bermitra bersama untuk melayani pengguna dengan lebih baik,” lanjutnya.

Menuju ulang tahun pertamanya tampaknya BukuKas masih terus berambisi untuk menjangkau lebih banyak pengguna dan mencari solusi terbaik untuk permasalahan-permasalahan UKM.

“Kini mengarungi 2020 BukuKas menetapkan tiga fokus utama mereka ada pada meningkatkan pengalaman merchant dalam menggunakan platform mereka, menambahkan beberapa fitur kunci yang berguna, dan membantu merchant untuk menghadapi pandemi ini,” ujar Krishnan pada wawancara Mei silam.

Application Information Will Show Up Here

Amar Bank Introduces Personal Financial Management App Senyumku

Amar Bank launches a personal financial management app, Senyumku. This app uses Google’s recent cloud solution launched last week.

Senyumku is designed to provide an easy and secure saving experience, by providing personalized information, therefore, it acts as a reminder or personal financial advisor for each customer.

“[…] What distinguishes Senyumku from other digital banks is the intelligence-based AI in managing information in order to encourage customers to increase their savings,” Amar Bank’s President Director, Vishal Tulsian said in an official statement on Wednesday (1/7).

As a financial management application, this app has features include recording and managing customer financial information, in the form of cash, electronic money, and balances in bank accounts. Customers can input income and expenditure information manually with complete information on category and transaction.

Other supporting features include budgeting, fast loans, online accounts, automatic bills, and credit scores to get loans.

“Senyumku will come in a full version with sophisticated AI technology to enhance the features of financial advisors, and to enable customers to be able to access all banking transaction activities.”

Currently, Senyumku is available in the Lite version on Google Play. In order to become a customer, simply register by entering your name, email address, and mobile number.

To date, Senyumku only accessible for personal financial management to record income and expenditure from various sources of funds and investment deposits. In order to add another bank account and e-wallet, it acts as information in personal financial management. It’s unlike integrating directly with the institution.

Another bank-based financial management application that is quite successful in Indonesia is Jenius. Currently, Jenius has developed many features since it was first launched in 2016. The latest feature is Moneytory to assists customers manage cash flow and is recorded automatically from the main debit card.

Google Cloud Assistance

Regarding cloud service, Tulsian explained that Google Cloud offers solutions that support the company’s IT infrastructure as a digital bank. Since Google Cloud’s regional launch in Jakarta, the company has used its technology for various business cases, such as product and feature launches, Big Data architecture, AI and Analytics, and others.

The company’s collaboration with Google Cloud is supported by FIS Cloud and Infofabrica which enables the company to utilize data analytics and machine learning to deliver personalized customer experiences faster.

The company utilizes Google Cloud solutions, starting from the Kubernetes cluster solution with the Google Kubernetes Engine (GKE) which allows the company to manage and scale up services more easily and cost effectively. Next, Google Data Analytics and AI are the keys to providing a better customer experience.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Digital only bank Amar Bank perkenalkan aplikasi pengatur keuangan pribadi Senyumku yang memanfaatkan solusi Google Cloud sudah bisa diunduh di Play Store

Amar Bank Perkenalkan Aplikasi Pengatur Keuangan Pribadi “Senyumku”

Amar Bank memperkenalkan aplikasi pengatur keuangan pribadi Senyumku. Aplikasi ini memanfaatkan solusi cloud milik Google yang baru diluncurkan pekan lalu.

Senyumku didesain untuk memberikan pengalaman menabung yang mudah dan aman, dengan memberikan informasi yang dipersonalisasi sehingga bertindak sebagai pengingat atau penasihat keuangan pribadi bagi setiap nasabah.

“[..] Yang membedakan Senyumku dengan bank digital lainnya adalah dukungan AI yang menggunakan kecerdasan dalam pengelolaan informasi sehingga dapat mendorong nasabah untuk meningkatkan tabungannya,” ucap Presiden Direktur Amar Bank Vishal Tulsian dalam keterangan resmi, Rabu (1/7).

Sebagai aplikasi manajemen finansial, aplikasi ini memiliki fitur mencatat dan mengelola informasi keuangan nasabah, dalam bentuk uang tunai, uang elektronik, maupun saldo dalam rekening bank. Nasabah dapat memasukkan informasi pemasukan dan pengeluaran secara manual, lengkap dengan informasi keterangan kategori dan transaksi.

Fitur pendukung lainnya yang akan ditambahkan di antaranya budgeting, pinjaman cepat, rekening online, tagihan otomatis, dan skor kredit untuk mendapatkan pinjaman.

“Senyumku akan hadir dalam versi lengkap dengan kecanggihan teknologi AI yang lebih mumpuni untuk meningkatkan fitur penasihat keuangan, serta memungkinkan nasabah untuk dapat mengakses seluruh kegiatan transaksi perbankan.”

Saat ini Senyumku hadir dalam versi Lite dan sudah bisa diunduh di Google Play. Untuk menjadi nasabah Senyumku, cukup mendaftarkan diri dengan memasukkan nama, alamat email, dan nomor handphone.

Sejauh ini, Senyumku baru bisa digunakan untuk manajemen keuangan pribadi mencatat pemasukan dan pengeluaran dari berbagai source of fund dan investasi deposito. Untuk menambahkan akun bank lain dan e-wallet, sifatnya sebagai informasi dalam manajemen keuangan pribadi. Bukan dalam artian terintegrasi langsung dengan institusinya.

Aplikasi pengelola keuangan lainnya yang dirilis bank dan cukup sukses di Indonesia adalah Jenius. Saat ini Jenius sudah banyak pengembangan fitur sejak diluncurkan pertama kali di 2016. Fitur teranyarnya adalah Moneytory untuk bantu nasabah mengelola cash flow dan tercatat secara otomatis dari kartu debit utama.

Memanfaatkan Google Cloud

Terkait cloud, Tulsian menjelaskan Google Cloud menawarkan solusi yang mendukung infrastruktur IT perseroan sebagai bank digital. Sejak peluncuran regional Google Cloud di Jakarta, perseroan telah menggunakan teknologinya untuk berbagai penggunaan bisnis, seperti peluncuran produk dan fitur, arsitektur Big Data, AI dan Analytics, dan lainnya.

Kolaborasi perseroan dengan Google Cloud didukung oleh FIS Cloud dan Infofabrica yang memungkinkan perseroan memanfaatkan data analytics dan machine learning untuk memberikan pengalaman nasabah yang sudah dipersonalisasi lebih cepat.

Perseroan memanfaatkan solusi Google Cloud, mulai dari solusi cluster Kubernetes dengan Google Kubernetes Engine (GKE) yang memungkinkan perseroan mengelola dan meningkatkan skala layanan lebih mudah dan efektif dari segi biaya. Berikutnya, Google Data Analytics dan AI yang menjadi kunci untuk memberikan pengalaman nasabah yang lebih baik.

Application Information Will Show Up Here
Kasvlo aplikasi keuangan UMKM

Kasvlo Hadir Tawarkan Solusi Manajemen Keuangan untuk UKM

Badai pandemi belum selesai menghantam sektor UKM di Indonesia. Di tengah situasi krisis ini, Unzyp Software sebuah pengembang SaaS mencoba menawarkan solusi untuk bantu para pebisnis. Bekerja sama dengan Tech Data, pengembang software asal Malaysia, Unzyp meluncurkan aplikasi Kasvlo, buat bantu manajemen keuangan UKM.

CEO Unzyp Software Untag Pranata mengatakan, banyaknya keluhan akan data para pelaku bisnis yang tidak tersimpan di cloud sehingga menyebabkan hilangnya data saat restorasi smartphone, menjadi salah satu yang mendorong timnya untuk merampungkan layanan ini.

Solusi bisnis untuk UKM

Kasvlo menawarkan tiga solusi bisnis, yaitu fitur pencatatan pengeluaran dan pemasukan keuangan, fitur hutang piutang, dan pembuatan laporan secara otomatis. Dengan biaya berlangganan per bulan/tahun, semua data pelanggan akan tersimpan di cloud dan bisa diakses kapan saja melalui aplikasi.

Ketika disinggung mengenai ketersediaan layanan mereka di area dengan koneksi terbatas, Untag menyebutkan bahwa pihaknya juga mengembangkan fitur “db sync”, memungkinkan data tetap tersimpan secara offline di perangkat dan online di server. Nantinya, apabila pengguna tidak memiliki akses internet, data akan tetap tersimpan, lalu ketika koneksi sudah tersambung akan secara otomatis tersinkronisasi.

Saat ini, aplikasi Kasvlo sudah tersedia di platform Android dan iOS.

Strategi dan model bisnis

Kasvlo sendiri saat ini masih mengandalkan self-funding dalam menjalankan bisnis mereka. Hal ini juga terkait bisnis mereka yang tidak hanya bergerak di bidang SaaS, namun juga sebagai software house yang menyediakan perangkat lunak untuk korporasi

“Dari situlah kami menemukan sebuah pola dari banyaknya permintaan yang sebetulnya sama, maka itu kami berani berinvestasi untuk membangun Unzyp Cloud yang kiranya dapat membantu UMKM,” jelas Untag.

Selain itu, Unzyp Cloud tidak hanya memiliki Kasvlo saja tetapi juga memiliki banyak solusi lainnya seperti Aksesa yaitu software password management, dan juga Billing On untuk sistem penagihan otomatis. Rencananya, akan ada sekitar 9 produk baru untuk selanjutnya diluncurkan.

“Kami harapkan dengan adanya solusi dari kami, dapat membantu UMKM di Indonesia menjadi lebih produktif dan efektif,” tambahnya.

Faktanya, UMKM menjadi penyumbang 60% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Hal ini diduga menjadi pemicu banyaknya layanan teknologi bermunculan untuk ikut menunjang bisnis UKM. Baik dari sisi penjualan, distribusi, manajemen keuangan, juga pencarian talenta.

Sementara, sebenarnya layanan SaaS serupa untuk UKM di Indonesia pilihannya sudah sangat banyak. DailySocial pernah memetakannya dalam “Daftar Layanan-Layanan Pendukung Pengembangan Bisnis UKM“.

Application Information Will Show Up Here
Pendanaan MCI

Mandiri Capital Siap Pimpin Pendanaan untuk Startup Agritech dan Manajemen Keuangan

Mandiri Capital Indonesia (MCI) segera mengumumkan dua pendanaan terbaru untuk startup yang bergerak di bidang pertanian (agritech) dan manajemen keuangan (financial management). Kepada DailySocial, CEO MCI Eddi Danusaputro menjelaskan pihaknya akan menjadi lead investor untuk dua putaran pendanaan ini.

Eddi belum bisa banyak memberikan banyak informasi terkait hal ini, mengingat masih dalam proses uji tuntas (due dilligence). Diusahakan pengumuman akan dilakukan secara bersamaan pada akhir Agustus atau awal September 2019.

“Kami jadi lead investor di dua-duanya. Pengumuman bersamaan belum tahu [akan dilakukan bersamaan atau tidak], sedang kami usahakan,” ujarnya.

Sebelumnya, Eddi sempat menyebut keinginannya untuk menyasar startup yang bergerak di segmen insurtech, sayangnya belum sesuai dengan kriteria yang dicari.

Secara terpisah mengutip dari Kontan, Eddi menerangkan perusahaan menyiapkan dana sebesar Rp40 miliar untuk berinvestasi tahun ini. Dana tersebut terpisah dengan investasi yang dilakukan MCI untuk LinkAja dan juga pendanaan kembali untuk portofolio yang sudah ada.

MCI melalui mandat dari Bank Mandiri telah berinvestasi untuk LinkAja sebesar Rp300 miliar. Tujuannya agar perseroan bisa menggenggam saham Finarya sebagai pemegang izin dompet digital LinkAja.

Sejak berdiri pada 2016 lalu hingga sekarang, MCI telah berinvestasi sebesar Rp700 miliar di 10 startup fintech. Mereka ialah Jurnal, Cazhlez, Amartha, Yokke, Moka, Privyid, Pten, Investree, DAM, dan Koinworks.

Lima Cara Memperbaiki Masalah Keuangan dalam Startup

Kebanyakan startup belum memiliki keuangan yang stabil saat baru awal berdiri. Ada kalanya penjualan tinggi, ada juga yang rendah. Bahkan terkadang ada biaya mendadak dan keterlambatan pembayaran dari pelanggan yang sering kali mengancam keberlangsungan bisnis. Di sinilah terjadinya cikal bakal terjadinya masalah keuangan perusahaan, tapi semua masalah itu ada solusinya.

Caranya dengan mencari akar masalahnya. Sebelumnya, Anda harus memahami masalah yang terjadi di tingkat dasarnya. Meski ada ratusan penyebab, namun bila di telusuri lebih jauh ada benang merahnya dengan salah satu dari tiga akar penyebab umum.

Pertama, masalah penjualan. Ketika jualan Anda tidak menutup pengeluaran, unsur pertama yang paling awal terkena adalah arus kas. Cari tahu mengapa Anda tidak cukup menjual barang. Alasannya, bisa jadi salah satu dari ini: (1) harga jual terlalu tinggi, (2) pasar tidak menerima produk Anda, (3) ada kesalahan strategi pemasaran.

Dalam banyak kasus, masalah penjualan itu sebenarnya terkait dengan banyak faktor. Semakin cepat Anda menggali dan mencari tahu penyebabnya, semakin cepat Anda menemukan solusi.

Kedua, beban lebih besar dari pemasukan. Anda harus lihat kembali lembar pengeluaran. Jika pendapatan tinggi tapi arus kas sangat ketat, berarti ada sesuatu yang terjadi setelah penjualan. Uang Anda pergi ke suatu tempat dan lembar pengeluaran akan menjelaskan apa yang terjadi.

Ketiga, kolektabilitas yang buruk. Ketika penjualan tinggi dengan ongkos yang rendah, namun arus kas masih menderita. Anda harus cek kembali piutang yang kemungkinan tersedat. Setelah Anda menemukan salah satu dari tiga penyebab umum di atas, sekarang saatnya menyusun strategi untuk memperbaikinya. Ada apa saja? Berikut rangkumannya.

1. Menjalankan flash sale

Jika semua barang vital perusahaan Anda terlihat baik-baik saja, mungkin Anda memerlukan suntikan dana tunai dengan cepat untuk menambal arus kas. Cara paling sederhana dan paling efisien adalah melakukan flash sale dengan harga lebih rendah dari harga normal.

Dengan strategi ini, memungkinkan Anda menghasilkan lonjakan pendapatan dengan cepat. Margin keuntungan memang akan lebih rendah dari harga normal, tapi itu prioritas sekunder. Sebab posisi Anda adalah membutuhkan uang tunai lebih cepat daripada margin yang kuat.

2. Pakai kartu kredit

Banyak bisnis yang secara sporadis menghadapi masalah arus kas. Jika Anda menghitung bisnis Anda ini termasuk ke dalam kategori tersebut, artinya perlu solusi yang memungkinkan Anda dapat meresponsnya dengan cepat tanpa mengorbankan keseluruhan operasional bisnis. Satu jaring pengaman yang bisa dipakai dalam hal ini adalah kartu kredit.

Meminjam lewat kartu kredit lebih disukai daripada jenis pendanaan lainnya karena sifatnya yang terus berputar dengan harga terjangkau. Dengan kartu kredit, Anda hanya perlu membayar bunga atas jumlah kredit yang Anda pakai. Ketika hutang ini lunas, Anda dapat akses kredit dengan limit yang penuh lagi.

3. Perbaiki faktur

Jika Anda memiliki struktur koleksi piutang yang buruk, kemungkinan besar Anda juga menghadapi kebiasaan faktur yang buruk. Dengan memperbaiki kelemahan ini, Anda akan terbantu memperbaiki hubungan dengan klien.

Faktur itu harus tepat waktu, dapat diprediksi, dan jelas. Mereka harus dikirim segera setelah pekerjaan selesai, tidak boleh lebih dari beberapa hari setelah proyek kelar. Faktur harus menjelaskan secara persis kapan pembayaran jatuh tempo, apa persyaratannya, dan bagaimana pembayaran harus dilakukan. Akhirnya, perlu ada rincian biaya yang jelas sehingga tidak ada pertanyaan tentang bagaimana jumlah total dihitung.

4. Bernegosiasi dengan kreditur

Mungkin masalah arus kas Anda berakar pada praktik penjualan yang buruk, karena ini berkaitan dengan lilitan hutang yang Anda alami sendiri dan bagaimana Anda menangani pengeluaran sehari-harinya. Akibatnya pembayaran yang luar biasa mencekik hingga menyakiti arus kas Anda.

Lalu bagaimana solusinya? Pertimbangkan untuk berunding dengan kreditur Anda, lihat apakah Anda bisa membayar cicilan dengan nominal lebih rendah atau setidaknya tenornya diperpanjang. Kreditur bisa saja bersedia untuk melakukan kesepakatan dengan Anda. Apalagi saat cicilan sudah lama dilakukan dan Anda tergolong tepat waktu membayar hutang.

5. Rekrut orang lebih profesional

Pada akhirnya, masalah kronis yang menimpa arus kas Anda mungkin menjadi pertanda bahwa Anda tidak memiliki tim yang tepat dalam menangani pembukuan. Meskipun bukan hal yang paling nyaman untuk dilakukan, Anda mungkin perlu mengganti orang-orang yang bertanggung jawab dan menggantinya dengan orang yang lebih profesional. Akuntan yang profesional akan membantu Anda mendapatkan pembukuan arus kas yang lebih baik.

Strategi Mengelola Keuangan sebelum Mendirikan Startup

Menciptakan perusahaan dengan tata kelola keuangan yang efisien adalah impian bagi setiap perusahaan, terutama startup. Akan tetapi mengelola uang itu bukan perkara mudah. Bagi startup dengan keuangan yang terbatas, artikel ini akan membahas beberapa tips mengelola keuangan yang perlu diperhatikan sebelum mendirikan startup.

1. Mengelola arus kas perusahaan adalah kunci utama

Ada berbagai alasan di balik gagalnya sebuah startup, salah satunya yang biasa terjadi adalah kehabisan nafas untuk pendanaannya. Oleh karena itu, Anda harus tahu detail ke mana gerak keluar masuknya uang. Jika tidak, sama saja dengan membahayakan posisi perusahaan Anda sendiri.

Tidak masalah seberapa bagus ide yang dimiliki, yang pasti saat Anda kehabisan uang, Anda tidak bisa bergerak mau bagaimanapun juga. Solusi yang tepat untuk hal ini, buatlah estimasi pendanaan yang cukup dan disiplin saat menerapkannya.

2. Pantau seluruh pengeluaran

Saat mendirikan startup, ada banyak pengeluaran yang mau tak mau harus Anda lakukan. Merekrut tenaga kerja baru untuk tahap awal startup baru berdiri, bukan solusi yang tepat karena bakal memakan banyak biaya. Oleh karena itu, gunakan semacam software akuntansi agar pengeluaran Anda tetap terkendali.

Menggunakan software seperti ini, tidak hanya efisien namun juga dapat membantu Anda saat harus berhadapan dengan urusan pajak. Seiring perusahaan tumbuh, ilmu akuntansi yang dipakai pun akan semakin rumit, di sanalah saat yang tepat bagi Anda untuk merekrut tenaga profesional.

3. Tetap optimis meski tetap bersiap untuk yang terburuk

Anda tidak pernah tahu apa yang bakal terjadi saat memulai bisnis, jadi solusi terbaik yang perlu Anda siapkan adalah membekali diri dengan segala persiapan sebelum situasi terburuk. Jangan tiba-tiba memutus sumber penghasilan Anda, sebelum Anda yakin dengan bisnis yang baru secara nominal dapat menggantikan penghasilan lama.

Buatlah rekening tabungan yang berfungsi sebagai dana simpanan darurat pribadi dan perusahaan. Dana tersebut hanya bisa dipakai bila Anda benar-benar dalam kondisi terjepit dan tidak memiliki dana lain yang bisa digunakan.

4. Menetapkan tujuan perusahaan

Alih-alih mengatakan, “Saya ingin bangun perusahaan bernilai miliaran rupiah,” sebaiknya Anda alihkan dengan membuat rencana keuangan yang terukur, sehingga cukup realistis untuk dicapai.

Buatlah catatan target secara bulanan, mingguan, bahkan harian untuk membuat Anda tetap berada di jalur yang tepat dan tumbuh secara konstan. Anda pun dapat memprediksi kapan pencapaian tertinggi dapat terealisasi, setelah beberapa target kecil berhasil dilampaui.

Apabila berhasil melewati target-target skala kecil yang Anda buat sendiri, bakal timbul rasa percaya diri yang membuat Anda terus yakin untuk melaju sebagai seorang wirausaha sejati.


Andriansyah Agustian turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Lima Kesalahan Millennial saat Mengatur Finansial di Dunia Startup

Membangun perusahaan startup itu bukan perkara mudah. Hanya sebagian kecil startup yang didirikan tiap tahunnya bisa bertahan maksimal lima tahun. Sedikit pula jumlah startup yang dirintis oleh anak muda. Pengusaha yang sudah banyak makan asam garam cenderung lebih mudah mengelola manajemen startup daripada anak muda, terutama kalangan millennial.

Meski demikian, ada beberapa keuntungan yang bisa didapat kalangan milenial ketika mereka merintis startup, misalnya, ide yang lebih kaya, bersemangat, dan sangat inovatif. Ketiga contoh tersebut adalah beberapa faktor yang dibutuhkan dalam membangun perusahaan yang sukses. Hanya saja, millennial perlu pahami bahwa sekitar 24% startup gagal berdiri karena kehabisan uang.

Artikel ini akan membahas lebih jauh mengenai kesalahan millenial dalam mengatur finansial di dunia startup. Tujuannya agar startup Anda tidak menjadi korban berikutnya. Berikut detilnya:

1. Kelola manajemen yang buruk

Uang tunai yang masuk dan keluar dari catatan kas perusahaan perlu dikelola dengan sangat baik, terutama sejak perusahaan baru berdiri. Menurut hasil riset, sebanyak 82% bisnis gagal karena tidak memperhatikan arus kas. Hal ini terjadi di kalangan milenial yang tidak paham dengan dunia manajemen finansial.

Untuk menghindari kesalahan, Anda hanya perlu memperhatikan apa yang terjadi dengan keuangan perusahaan. Lihat dari mana asal semua pendapatan dan bagaimana habisnya. Kemudian siapkan sistem sederhana akuntasi seperti Excel untuk melacak semuanya.

Jika tidak melakukan ini, Anda menutup diri terhadap isu-isu seperti asal margin keuntungan, tidak ada catatan yang diperlukan untuk mendapatkan investor, bahkan potensi pencurian tanpa disadari.

2. Penggalangan dana terlalu banyak dan cepat

Bagi perusahaan startup, sangat mudah menghabiskan waktu untuk merencanakan bagaimana mengumpulkan uang dari investor dan perusahaan modal ventura. Banyak pengusaha muda menganggap jumlah kebutuhan dana yang dinaikkan setiap penggalangan dana adalah ukuran dari kesuksesan. Pola pikir demikian sangat berbahaya dan berdampak buruk bagi bisnis.

Menghabiskan waktu demi menggalang dana segar secara lambat laun akan mengalihkan fokus Anda pada tugas penting lainnya. Misalnya, menyiapkan strategi bisnis yang solid, merencanakan rencana pemasaran secara menyeluruh, dan lainnya.

Pola pikir yang seharusnya Anda tanamkan adalah dengan perencanaan yang tepat, maka bisnis akan menghasilkan uang. Jika bisnis sudah menghasilkan uang, Anda bisa menjalankan startup tanpa kontrol yang maksimal. Hal ini tentunya jauh lebih berharga daripada mendapat uang tunai di saku celana Anda saat perusahaan baru berdiri.

3. Mengontrol terlalu banyak isu

Sangat umum bagi pengusaha startup usia muda yang mencoba untuk mengendalikan semua hal dalam perusahaannya. Sebab, mereka merasa satu-satunya orang yang mengetahui produk, layanan, dan rencana bisnis perusahaan secara luar dan dalam.

Maka dari itu, solusi yang bisa dilakukan adalah memberikan kepercayaan kepada orang yang lebih ahli dari kapasitas kemampuan Anda. Misal, meminta saran dan masukan mengenai strategi keuangan dari seorang akuntan, perencana keuangan, atau pelaku tetangga yang paham dengan finansial. Langkah ini untuk meminimalisir potensi kesalahan keputusan keuangan yang tidak disarankan bagi startup Anda.

4. Salah rekrut orang

Penting untuk merekrut tim yang akan menjadi tulang punggung perusahaan Anda. Namun salah rekrut orang justru hanya akan menghabiskan uang Anda untuk membayar gaji mereka, sekaligus merusak perusahaan. Untuk itu, Anda harus sadar siapa yang Anda rekrut, apa saja aset dan kewajiban yang mereka bawa.

Terlalu banyak biaya yang harus dikeluarkan ketika Anda salah merekrut orang. Investasi yang Anda tuangkan untuk mereka akan jadi sia-sia ketika mereka tidak bisa menghasilkan apa yang perusahaan butuhkan.

Dengan adanya risiko ini, jangan pernah Anda tergoda untuk merekrut orang yang rela di gaji murah dan mempekerjakan konsultan yang palsu.

5. Menghabiskan uang di tempat yang salah

Milenial itu adalah generasi yang idealis. Secara negatif hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan, misalnya terlalu banyak menghabiskan uang untuk mengembangkan produk atau layana baru. Akibatnya dana untuk pemasaran jadi tidak cukup, hasilnya jadi kurang maksimal dengan ekspektasi.

Jika Anda menghabiskan uang dan waktu untuk menyempurnakan prototipe tanpa keluar lapangan untuk menjualnya, Anda akan kehilangan kesempatan untuk bertemu calon pelanggan, pengguna, dan akuisisi. Tujuannya menciptakan interaksi dan mempelajari apa yang sebenarnya orang-orang inginkan.