Tag Archives: first media

First Media Gelar Turnamen First Warriors – Ultimate Battle Championship, Tawarkan Hadiah Rp420 Juta

First Media bakal menggelar turnamen esports berjudul First Warriors – Ultimate Battle Championship. Dalam turnamen tersebut, akan ada empat game yang diadu, yaitu Free Fire, Call of Duty: Mobile, PUBG Mobile, dan Valorant. Sementara total hadiah yang ditawarkan mencapai Rp420 juta.

Babak kualifikasi dari First Warrior – Ultimate Battle Championship terbuka untuk umum. Pendaftaran untuk tim Free Fire dan Valorant dibuka pada 22 Juni sampai 9 Juli 2021. Sementara pendaftaran untuk tim Call of Duty Mobile dan PUBG Mobile baru dibuka pada 5 Juli 2021 sampai 23 Juli 2021 mendatang. Para pemain amatir yang ingin ikut serta dalam turnamen tersebut bisa mendaftarkan diri di firstwarrior.id.

Turnamen Ultimate Battle Championship terbagi menjadi dua segmen. Segmen pertama adalah Grassroot Tournament, yang akan mempertemukan tim-tim amatir. Babak grand final dari Grassroot Tournament ini akan diadakan pada Juli 2021. Di sini, akan terpilih 16 tim PUBG Mobile, 12 tim Free Fire, dan masing-masing 8 tim CODM dan Valorant untuk maju ke segmen berikutnya, yaitu Last Boss Battle Tournament. Tiga tim amatir terbaik dari masing-masing game bahkan akan langsung melaju ke babak grand final dari Last Boss Battle Tournament.

Format turnamen dari First Warriors – Ultimate Battle Championship. | Sumber: First Warriors

Jika Grassroot Tournament hanya mempertemukan tim amatir, Last Boss Battle Tournament juga diikuti oleh tim-tim profesional. Secara total, ada 32 tim profesional yang First Media undang untuk ikut dalam Ultimate Battle Championship, yaitu 13 tim PUBG Mobile, 9 tim Free Fire, dan masing-masing 5 tim untuk CODM dan Valorant. Di grand final dari Last Boss Battle, tim-tim amatir dan profesional akan bertanding dengan satu sama lain untuk memperebutkan gelar juara.

Selain turnamen esports, First Media juga akan mengadakan talk show, gaming workshop, sampai coaching clinic. Materi yang disampaikan di coaching clinic akan diberikan oleh pemain profesional, seperti Oca Oscar Dz, Alexander “Entruv”, dan Darmawan “Manggiskun” dan bakal disiarkan di channel Youtube First Warrior Indonesia.

Ultimate Battle Championship bukanlah turnamen esports pertama yang First Media gelar. Sebelum ini, perusahaan penyedia internet itu juga pernah mengadakan program esports berjudul First Warriors. Dalam program tersebut, First Media tidak hanya mengadakan turnamen esports, tapi juga reality show serta pembinaan First Raiders, yang merupakan tim esports resmi di bawah asuhan First Media. Keputusan First Media untuk mengadakan Ultimate Battle Championship menjadi bukti komitmen mereka untuk menemukuni dunia esports.

Tidak heran jika esports menarik minat First Media. Mengutip data dari Newzoo, Presiden Direktur dan CEO PT Link Net Tbk, Marlo Budiman menyebutkan bahwa pemasukan dari gaming dan esports di Indonesia masih akan naik secara signifikan dari tahun ke tahun. Selain itu, Indonesia juga merupakan salah satu pasar game terbesar di Asia Tenggara. Pasalnya, sekitar 62% dari 165 juta netizen Indonesia merupakan gamers.

“First Warriors – Ultimate Battle Championship adalah wujud komitmen dari Link Net untuk memperkuat ekosistem esports Tanah Air,” kata Marlo. Dia juga berharap, esports — yang merupakan bagian dari industri kreatif — akan bisa mendorong ekonomi Indonesia untuk pulih.

First Warriors Championship Kembali Hadir Dengan Format Online

Tahun lalu menjadi ajang perdana bagi turnamen First Warrior. Ketika itu, turnamen esports yang dibesut oleh First Media ini tampil beda di ekosistem esports Indonesia karena dua hal. Pertama adalah karena First Warrior punya konsep unik yang kombinasikan esports dengan reality show. Kedua karena turnamen ini mungkin jadi yang pertama di Indonesia, yang hadirkan brand otomotif sebagai sponsor.

Setelah sukses dengan percobaan pertama, tahun 2020 First Warrior kembali hadir, namun dengan konsep yang berbeda. Tahun ini First Warrior hadir dengan format online, sebagai salah satu cara First Media untuk tetap menjaga agar pandemi COVID-19 tidak menyebar lebih luas lagi.

Sumber: Rilis Resmi
Sumber: Rilis Resmi

Diselenggarakan mulai dari Juni hingga November 2020 mendatang, First Warrior Championship tidak hanya menjadi kompetisi saja, tetapi juga menjadi ajang galang dana. Berkolaborasi dengan BenihBaik.com, kompetisi ini juga menjadi sarana untuk membantu usaha masyarakat menghadapi new normal di masa pandemi COVID-19. Untuk informasi seputar donasi, Anda dapat mengunjungi firstwarriors.id/charity.

Memperebutkan total hadiah sebesar Rp100 juta, First Warrior Championship mempertandingkan dua game terpopuler di Indonesia, yaitu Mobile Legends dan Free Fire. Diselenggarakan secara online, kompetisi ini tetap berlangsung di 16 kota dari 5 wilayah besar Indonesia yaitu Jawa, Bali, Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Menyambut kehadiran turnamen ini, Marlo Budiman Presiden Direktur dan CEO PT Link Net Tbk (First Media) mengatakan dalam rilis. “Sebagai upaya mendukung imbauan physical distancing dari pemerintah dan mendorong perkembangan esports tanah air di masa pandemi COVID-19, First Warriors Championship hadir untuk menghibur para pecinta esports yang hingga kini belum dapat menyaksikan penyelenggaraan turnamen secara offline. Selain itu, kami juga terus menjalin kemitraan dengan lembaga-lembaga sosial guna membantu berbagai pihak yang terdampak pandemi.”

Ferliana Suminto selaku Content & Esports Director PT Link Net Tbk menambahkan. “Sejalan dengan dukungan pemerintah terhadap esports Indonesia dan antusiasme yang begitu tinggi dari masyarakat terhadap streaming serta konten esports, kami menyelenggarakan First Warriors Championship #BETHEFIRST #JADILAHYANGPERTAMA dengan jangkauan area yang lebih luas dan durasi yang lebih panjang. Turnamen ini akan dilakukan di kota Manado, Makassar, Balikpapan, Pontianak, Palembang, Batam, Padang, Medan, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Solo, Surabaya, Bali, dan Jakarta.”

Marlo Budiman (tengah) pada gelaran First Warrior yang pertama. Sumber: First Media Official Release
Marlo Budiman (tengah) pada gelaran First Warrior yang pertama. Sumber: First Media Official Release

“Dana yang terhimpun dari program donasi First Warriors Championship nantinya akan dilipatgandakan oleh First Media hingga maksimal Rp 100 juta, dan akan disalurkan untuk mendukung pengembangan e-Learning di sekolah pada era New Normal. Kami berharap First Warriors Championship dapat menghibur seluruh masyarakat Indonesia dengan beragam konten hiburan dan tayangan esports yang menarik serta informatif, sekaligus membangun semangat persatuan untuk saling membantu satu sama lain dalam menghadapi pandemi ini” lanjut Ferlina membahas soal usaha First Warrior untuk berkontribusi kepada masyarakat.

First Warrior Champinship akan berjalan dalam dua fase. Fase pertama akan dilakukan di area luar pulau Jawa. Fase kedua dilakukan untuk kota di pulau Jawa dan Bali. Tim atau pemain yang lolos dari babak penyisihan, akan bertanding kembali untuk memperebutkan gelar juara di babak Grand Final First Warrior Championship. Pendaftaran dibuka mulai 10 Juni 2020 untuk fase pertama terlebih dahulu, dengan fase kedua dimulai bulan Juli 2020.

Lebih lengkap, Anda dapat mengunjungi laman firstwarriors.id.

Nantinya pertandingan akan ditayangkan kanal YouTube First Warriors Indonesia dan Supreme League. Selain itu, turnamen ini juga akan hadir dengan berbagai konten menarik yang tayang di saluran televisi digital First Lifestyle channel 3 setiap Kamis sampai Minggu, mulai pukul 16:00 WIB.

Grand Final First Warriors Menjadi Puncak Ajang Pencarian Bakat Esports

Setelah dua bulan kualifikasi First Warriors diselenggarakan, akhir pekan lalu (27 Oktober 2019) menjadi puncak dari ajang pencarian bakat esports yang dibesut oleh First Media. Main Atrium Mall Taman Anggrek, Jakarta, menjadi saksi terpilihnya 8 pemain untuk dikontrak eksklusif ke dalam tim First Raiders, tim esports milik First Media.

Kualifikasi First Warriors sendiri diadakan di enam kota besar di Indonesia, yaitu Medan, Surabaya, Bandung, Batam dan Semarang (online) dan Jabodetabek. Dari kualifikasi, terpilih 48 peserta terbaik yang akan bertanding di gelaran Grand Final.

Masing-masing peserta sendiri datang sebagai individu, lalu mereka disatukan ke dalam satu tim yang sudah dipersiapkan, dan dikarantina agar mampu bersinergi dengan baik. Bertempatkan di Aryaduta Hotel, Lippo Village Karawaci, para peserta digembleng mulai dari 12-26 Oktober 2019, oleh sosok-sosok ternama di ekosistem esports tanah air.

Sumber: First Media Official Release
Sumber: First Media Official Release

Mereka yang turut melatih para peserta tersebut adalah,  Richard Permana (CEO NXL eSports), Eddy Lim (Ketua Umum IESPA), Ghea Amalia Arpandy (Psikolog), Wijaya Nugroho (Garena Indonesia), dan Joey Siagian (Former Vice President EVOS eSports). Selain dari nama-nama tersebut, para pemain juga mendapat bimbingan dari para juri dan mentor yaitu: Kapten Liong (YouTuber & Content Creator), Meri Olivia (Garena Free Fire Gaming Video Creator), Skyla (Caster & Coach Professional Team), dan duo Kulgar (Gaming Developer & Content Creator Free Fire).

Pada kompetisi Grand Final First Warriors, 48 peserta yang dibagi menjadi 12 tim, kembali bersaing demi mewujudkan mimpi menjadi pemain profesional. Pertarungan berjalan sengit, karena pertaruhan kompetisi sangatlah besar. Bagaimana tidak, ada total hadiah senilai Rp1,3 miliar dan satu unit mobil Renault KWID Climber bagi peraih predikat Most Valuable Player, dan kontrak eksklusif tim First Raiders. Ditambah lagi, dari 12 tim yang saling berkompetisi, hanya 2 tim yang terpilih untuk menjadi bagian dari First Raiders.

Setelah kompetisi yang panjang, berikut para juara-juara dari gelaran final First Warriors:

Sumber: First Media Official Release
Sumber: First Media Official Release

Catastrophe (Champion)

  • Falih “FORGETYU” Hibatullah – Bandung
  • Muhammad “BOAMKZ” Haerul – Batam
  • Moh “AchilGMG” Rifa’i – Batam
  • Ahmad “8BallPBM” Iqbal – Batam

Epic Warriors (Runner Up 1)

  • Jaya “TangCity.Man” Putra – Jabodetabek
  • Arief “TJSImBOT” Virgiawan – Bandung
  • Rizqi “ANT.ArizSMART” Safaraz – Medan
  • Muhammad “StarKill” Akbar – Medan

Kulgar Diamond (Runner Up 2)

  • Aulia “JEND.NJ” Syahrul – Surabaya
  • Tuhusetia “BGL.Legend” Mahadhika – Semarang
  • Walian “DsID.DarkLwx” Mursidan – Jabodetabek
  • Said “DsID.DarkLᴡx” Khairiza – Medan

Miracle (Runner Up 3)

  • Nuruzzahri “NEWREY” – Medan
  • Ridhwan “XBRUTALX” Alaudin – Bandung
  • Dani “MRCL.Dnh” Hermawan – Bandung
  • Suriadi “SΕS.Mr.LANG” – Batam

Dari jajaran juara tersebut, nama Moh “AchilGMG” Rifa’i asal Batam terpilih untuk menerima gelar Most Valuable Player. Rifa’i berhak mendapatkan hadiah berupa Renault KWID Climber, yang juga merupakan sponsor utama dari ajang First Warriors.

Sumber: First Media Official Release
Kiri ke kanan, Melissa Kusuma, Head of Business Development First Media, Marlo Budiman, Presiden Direktur & CEO First Media bersama dengan Ferliana Suminto, Content & eSports Director First Media. Sumber: First Media Official Release

Selesainya gelaran First Warriors tentu menjadi awal karir bagi tim juara dan runner-up 1 di kancah kompetisi Free Fire. Terkait hal ini, Marlo Budiman, Presiden Direktur & CEO PT Link Net Tbk mengatakan. “Kami berharap para pemenang Grand Final First Warriors yang secara resmi akan bergabung sebagai First Raiders, mampu mengharumkan nama Indonesia di berbagai kompetisi lokal hingga internasional.”

“Tidak berhenti sampai di sini, kami mau menjadi penggerak ekosistem esports di tanah air dengan terus mencari talenta berbakat lainnya. Maka dari itu kami akan menyelenggarakan First Warriors Season 2 yang akan hadir tahun depan. Tentunya kompetisi ini akan hadir dengan kualitas yang lebih baik dan menjangkau lebih luas ke berbagai kota lain di Indonesia, seiring dengan ekspansi jaringan yang kami lakukan.” lanjut Marlo.

Selamat bagi para pemenang! Semoga bisa memberikan yang terbaik di kancah esports Free Fire baik lokal maupun internasional!

Kualifikasi First Warrior Penuh Antusiasme Dari Arek-Arek Suroboyo

Ajang pencarian bakat esports, First Warrior, kini berlanjut ke kota lainnya. Sebelumnya, kualifikasi atau di sini disebut sebagai audisi, dilakukan di Medan. Setelah seleksi panjang yang dilakukan, akhirnya terpilih 8 pemain yang akan diterbangkan ke Jakarta untuk dilatih dan diberikan pembekalan.

Konsep ajang First Warrior memang sedikit beda. Alih-alih hanya sekadar menjadi kompetisi saja, ajang ini mencoba mengkombinasikan kompetisi dengan dunia hiburan lewat sajian reality show. Ini jadi alasan kenapa kualifikasi yang dilakukan juga disebut dengan istilah audisi.

Akhir pekan lalu, kota yang disambangi oleh First Warrior adalah kota Surabaya. Diselenggarakan pada 22 Oktober 2019 lalu, audisi kali ini dilakukan di Galaxy Mall 3, Surabaya. Seperti saat audisi final di Medan tempo hari, audisi final di Surabaya juga tak kalah heboh. Ratusan pemain turut berkompetisi, bersaing dengan sangat antusias demi mendapatkan kesempatan berangkat ke Jakarta dan dilatih menjadi seorang pemain esports profesional.

Sumber: Official Release First Warrior
Sumber: Official Release First Warrior

Format yang digunakan pada final audisi Surabaya juga kurang lebih mirip. Ada tiga wave pertandingan, yang masing-masing terdiri dari dua ronde. Setiap wave memperebutkan 16 slot untuk bertanding di babak akhir audisi. Selanjutnya, 48 peserta terkumpul dipertandingkan kembali dalam babak fnial yang terdiri dari tiga ronde. Dari 48 pemain yang tersisa hanya 8 peserta saja yang berhak mendapat Golden Ticket untuk diberangkatkan ke Jakarta.

Pada audisi final Surabaya, tercatat ada 2000 peserta yang mengikuti penyisihan secara online yang diselenggarakan pada 16-20 September 2019. Final audisi menyisakan 142 peserta saja, yang bertanding memperebutkan 8 Golden Ticket menuju ke Grand Final di Jakarta.

Antusiasme para pemain terhadap gelaran ini ternyata sangat tinggi. Hal ini terlihat salah satunya dari finalis dan penonton yang tidak hanya datang dari kota Surabaya saja. Ada juga pemain atau penonton yang datang dari Madura, Sidoarjo, dan beberapa daerah di Jawa Timur.

Pertandingan berlangsung dengan sangat sengit. Kebanyakan peserta memilih bermain secara agresif demi bisa mendapatkan posisi delapan besar. Alasan pemilihan gaya permainan agresif salah satunya adalah karena poin dari killyang memberi kontribusi cukup besar.

Tiga ronde berjalan dengan sangat kompetitif. Para peserta saling bergantian mendapatkan Booyah! membuat kandidat pemain untuk lolos ke Jakarta jadi semakin sulit ditebak. Setelah pertarungan selesai, akhirnya terpilih 8 pemain yang akan diberangkatkan ke Jakarta untuk dipersiapkan dalam pertandingan Grand Final.

Sumber: Official Release First Warrior
Sumber: Official Release First Warrior
  1. Abim “Mampus” Kani Adzaariyaat
  2. Bagus “Rendez07” Mahadhika
  3. M.Rizqi “M_pache” Maulana
  4. George “Manggar13” Michael Purwanto
  5. Rizal “Ijalbaba” Ferdiansyah
  6. Aulia “Syahrul27” Syahrul Ramadhan
  7. Septian “Tiangokill” Sukma Dewantara
  8. M.Ircham “Ircham” Maulidin Firmansyah

Setelah final audisi di Surabaya selesai, audisi First Warrior mencari bakat esports menyisakan kota Bandung dan Jakarta. Untuk kualifikasi atau final audisi Bandung sudah diselenggarakan pada 29 September 2019 lalu. Untuk Jakarta, final audisi akan dilakukan di Lippo Mall Puri, pada 6 Oktober 2019 mendatang.

Final Audisi First Warrior Pertama Jaring 8 Bakat Muda Free Fire Dari Medan

Kualifikasi kota dari gelaran First Warrior sudah dimulai. Kota pertama yang mereka sambangi adalah Kota Medan. Diselenggarakan Minggu 15 September 2019 lalu, kualifikasi yang disebut sebagai audisi ini sudah menemukan 8 pemain yang akan diberangkatkan ke Jakarta untuk meraih mimpi mereka.

First Warrior sendiri memang merupakan program esports yang cukup unik. Tak sekadar hanya pertandingan saja, First Warrior juga memberikan sajian reality show sebagai bagian dari rangkaian konten. Diselenggarakan di Sun Plaza, Medan, ini adalah audisi offline gelombang pertama yang diselenggarakan oleh First Warriors.

Sumber: First Warrior Official Media
Sumber: First Warrior Official Media

Mempertandingkan Free Fire, Final Audisi ini ternyata memiliki antusiasme yang tinggi. Pada fase kualifikasi online yang dilakukan lewat platform Yamisok, audisi ini sudah diikuti oleh 2.250 peserta yang bertanding dalam solo mode. Dari 2 ribu lebih peserta tersebut disaring lagi hingga hanya tersisa 144 peserta saja yang mengikuti Final Audisi.

Mereka bertanding dalam tiga wavemasing-masing wave berisikan 50 peserta dan mereka harus bertanding dalam dua ronde. Setiap wave, ada 16 pemain terbaik yang akan melaju ke babak akhir audisi. Pada babak akhir, total peserta tersisa bertanding dalam 3 ronde untuk memperebutkan 8 Golden Ticket melaju ke Jakarta guna menjalani pembekalan sebelum beranjak ke Grand Final Audisi.

Dari delapan pemain yang berhasil lolos, masing-masing punya latar cerita yang unik. Ali “SE.Makali” Nafia Nasution misalnya, anak pencari pasir dari daerah Kisaran, yang tak hanya jago main game tapi juga merupakan seorang juara kelas di SMAN 2 Kisaran. Walau sebenarnya ia tinggal jauh dari kota Medan, namun ia tetap semangat mengikuti Final Audisi First Warrior Medan. berikut daftar 8 peserta yang lolos dari Final Audisi Medan.

1

  1. Ali Nafia Nasution / SE.Makali
  2. Nuruzzahri / New.Ex.REY
  3. Rizqi Safaraz / ANT.Ariz
  4. Said Khairiza Aditya / SVX.DarkL (MVP Final Audisi)
  5. Muhammad Akbar Halqi / S2.Halqi
  6. Teja Sandika / SLP.Jokowi
  7. Dimas Aditya / S4.D-AD
  8. Muhammad Rizki Tholib / sf.***mp4

Tak hanya itu, menariknya, kompetisi ini juga banyak diikuti oleh peserta perempuan. Mereka juga berhasil menunjukkan bahwa perempuan juga punya kemampuan yang baik dalam bermain. Walau pada akhirnya tak ada satupun kontestan perempuan berhasil lolos, namun mereka memberikan perlawanan yang hebat sampai akhir pertandingan.

Kompetisi First Warrior memperebutkan total hadiah sebesar Rp1,3 miliar. Tak hanya itu, para pemain terbaik nantinya juga akan mendapatkesempatan untuk bergabung dengan tim First Raiders, tim esports besutan dari First Media.

Final Audisi yang diselenggarakan secara offline juga akan hadir di berbaga kota besar lainnya, seperti Surabaya, Semarang, Bandung, dan Jabodetabek. Siapkah Anda untuk menggapai impian menjadi seorang gamers professional?

 

Ajang First Warrior Coba Kombinasikan Esports Dengan Reality Show

PT Link Net lewat brand First Media mengumumkan program esports terbaru mereka yang bertajuk First Warriors. Dalam konfrensi pers yang diselenggarakan di Plaza Senayan, 22 Agustus 2019, First Warrior mengumumkan sebuah kompetisi esports dengan konsep baru yang segar.

Jadi, kompetisi First Warriors ini hadir dengan satu ekosistem tersendiri yang diciptakan oleh First Media. Juaranya akan direkrut dan dibina ke dalam tim yang bernama First Raiders, selain dari itu, proses seleksi ajang ini yang akan membuat kompetisi ini jadi menarik.

Sebelum lebih lanjut membahas soal keunikkannya, kualifikasi kompetisi ini dibagi menjadi dua jenis, kualifikasi offline dan online. Lebih lanjut, berikut timeline kualifikasi First Warriors:

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

– Medan, Sun Plaza, 15 September 2019.
– Surabaya, Galaxy Mall, 22 September 2019.
– Bandung, Istana Plaza, 29 September 2019
– Jakarta, Lippo Mall Puri, 6 Oktober 2019.

Sedangkan untuk kualifikasi online hanya ada 2 fase saja yaitu:

– Batam, 9-13 September 2019.
– Semarang, 19-20 September 2019.

Dalam kompetisi yang mempertandingkan Free Fire ini, akan ada 2 tim terbaik yang akan jadi bagian dari tim First Raiders. Pada prosesnya, dari 1500 peserta yang diharapkan, para pemain akan disaring sampai tersisa menjadi 48 pemain saja.

Dari 48 pemain disaring lagi menjadi 8 orang pemain yang jadi anggota tim First Raider. Proses penyaringan ini jadi menarik, yang mana mereka akan melewati proses karantina serta pelatihan selama 16 hari, dan prosesnya akan dibuat menjadi sebuah 13 episode reality show.

Esports dan Reality Show

Esports reality show ini adalah suatu konsep yang baru di Indonesia. Bahkan, First Warrior bisa dibilang adalah yang pertama membuat sebuah esports reality show. Mengingat dunia esports yang punya irisan dengan dunia entertainment akankah konsep ini bisa berhasil dan menjadi satu tontonan yang menarik bagi para gamers?

Mempertanyakan hal tersebut, ternyata konsep seperti ini sudah sempat coba dijalankan di beberapa negara. Sejauh ini, tercatat ada tiga negara yang mencoba melakukan strategi serupa, membuat konten esports reality show.

Ada The Next Gamer, esports reality show yang berceritakan tentang pencarian bakat pemain League of Legends di wilaya Australia dan Oseania. Berikutnya ada juga Gamerz sebuah esports reality show berasal dari Swedia yang berceritakan tentang pencarian bakat pemain CS:GO.

https://www.youtube.com/watch?v=af10lsgullk

Terakhir ada God of Overwatch, satu program esports reality show yang digagas KBS, salah satu jaringan televisi besar di Korea Selatan, pada Maret 2019 lalu. Program ini bercerita tentang pencarian bakat pemain Overwatch di Korea Selatan, yang mana para pemain tersebut nantinya akan dipertandingkan dalam kompetisi profesional.

Menariknya Victor Indajang, Deputy CEO PT Link Net Tbk, mengatakan bahwa First Warriors justru lebih terinspirasi dari ajang pencarian bakat lokal yang berdasar dari dunia entertainment.

“Dalam penggarapan acara ini kita terinspirasi dari talent show di Indonesia seperti The Voice atau Indonesian Idol. Jadi ini kita berembuk bersama-sama dengan Yamisok, kenapa kita nggak coba bikin seperti ini, tapi untuk esports?” ujar Victor kepada Hybrid saat diwawancara pada gelaran konfrensi pers.

Akankah Esports Reality Show Menjadi Tren Konten di Industri Esports?

Kembali belajar dari apa yang sudah dilakukan di negara lain, ternyata ada satu kenyataan pahit yang harus diterima dari percobaan pembuatan esports reality show ini. Mengutip DotEsports, kedua reality show tersebut (Gamerz dan The Next Gamer) ternyata malah bermasalah.

Dikabarkan, pemain yang jadi peserta Gamerz tidak dibayar selama dia tampil di acara, sementara The Next Gamer hanya bertahan selama satu musim saja. Jika Anda mencoba melihat ke Youtube channel resmi Gamerz, GAMERZglobal, jenis konten seperti ini ternyata tidak terlalu menarik perhatian; hanya bisa mencatatkan 10ribuan penonton setiap episodenya.

Nantinya, konten reality show dari proses karantina First Warriors ini akan tayang pada channel khusus esports yang bisa dinikmati para pengguna internet dan televisi kabel First Media. “Kami juga akan menghadirkan in-house channel khusus esports di layanan tv First Media di channel #999 yang mulai tayang pada Oktober 2019.” ujar Victor.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Untungnya, reality show dalam First Warriors hanya menjadi satu bagian dari seluruh ekosistem ajang yang dibuat oleh First Media yang satu ini. Seburuk-buruknya, jika tayangan reality show tersebut tidak sepenuhnya berhasil, para pemain bisa mengejar prestasi mereka ketika sudah membawa bendera tim First Raiders.

Ultimately, yang paling utama kita kejar adalah prestasinya. Entertainment sendiri bisa dibilang sebagai tambahannya, karena kita sendiri adalah perusahaan yang menyajikan entertainment. Visi utama kami lewat gelaran ini tetaplah membina pemain yang bisa berprestasi di tingkat nasional dan hopefully, internasional.” Victor menjabarkan soal visi gelaran First Warriors.

Ajang ini akan memperebutkan total hadiah sebesar Rp1,3 miliar, dengan pendaftaran dibuka mulai hari ini. Jika Anda adalah pemain Free Fire yang ingin unjuk bakat dalam gelaran ini, Anda dapat langsung mendaftar lewat laman firstmedia.com/firstwarriors.id.

Walau kesuksesan konsep esports reality show belum bisa dibuktikan, namun ini tetap menjadi suatu hal yang menarik untuk disimak. Apalagi mengingat hal ini juga belum pernah diterapkan sebelumnya di Indonesia.

Seperti saat MPL S4 mencoba menerapkan sistem liga franchise, satu hal yang saya setuju adalah ekosistem esports Indonesia butuh terus melakukan inovasi. Agar ekosistemnya bisa terus belajar dan berkembang nantinya.

Kominfo Cabut Izin Bolt, First Media, Jasnita

Kementerian Kominfo Resmi Cabut Izin Frekuensi Bolt, First Media dan Jasnita

Kementerian Kominfo resmi mencabut izin penggunaan pita frekuensi radio 2.3 GHz dari Bolt (PT Internux), PT First Media Tbk, dan PT Jasnita Telekomindo per hari ini (28/12), lantaran ketiganya tidak dapat memenuhi kewajibannya membayar Biaya Hak Penggunaan (BHP) spektrum frekuensi radio kepada negara.

“Pengakhiran penggunaan pita frekuensi radio 3.2 GHz tidak menghapuskan kewajiban Internux, First Media, dan Jasnita untuk melunasi BHP spektrum frekuensi radio terutang dan denda keterlambatan pembayarannya,” terang Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kominfo Ismail, Jumat (28/12).

“Proses penagihan tunggakan tersebut selanjutnya akan dilimpahkan dan diproses lebih lanjut oleh Kementerian Keuangan sesuai perundang-undangan yang berlaku,” tambahnya.

Ismail menerangkan, Kominfo menyerahkan sepenuhnya proses penagihan utang kepada Kemenkeu, sesuai dengan fungsi masing-masing kementerian. Kominfo bertugas untuk fungsi teknis, apabila Biaya Hak Penggunaan spektrum frekuensi tidak dibayarkan operator dalam 24 bulan maka hak untuk pencabutan harus dilakukan.

Sementara, Kemenkeu bertugas untuk penagihan karena penggunaan pita frekuensi termasuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sehingga kewenangannya ada di sana.

“Isi proposal [skema pembayaran dari Internux dan First Media] sudah kami konsultasikan ke teman-teman di Kemenkeu. Mereka tidak mendapatkan landasan regulasi yang cukup untuk merespons keringanan tersebut. Akhirnya harus dicabut.”

Untuk melaksanakan keputusan tersebut, khusus kepada Internux dan First Media, harus melakukan shutdown terhadap core radio network operation center (NOC) agar tidak dapat lagi melayani pelanggan menggunakan pita frekeuensi radio 2.3 GHz. Khusus Jasnita, perusahaan telah mengembalikan alokasi frekuensi radio pada 19 November 2018.

Sehubungan dengan hal tersebut, pada tanggal yang sama, Kominfo telah melarang kedua operator tersebut untuk menambah pelanggan baru dan meminta menghentikan aktivitas top up paket atau kuota data. Penghentian ini dimaksudkan agar Kominfo dapat memantau perkembangan kondisi pelanggan Internux dan First Media serta meminimalisir dampak dari kerugian pelanggan.

Dari pantauan Kominfo pada 20 November 2018, terdapat 10.169 pelanggan aktif dengan nilai kuota data di atas Rp100 ribu dari kedua operator ini. Lalu pada 25 November 2018 hanya tertinggal 5.056 pelanggan aktif, turun drastis dalam kurun waktu sebulan saja.

Kondisi ini, sambungnya, dianggap sebagai saat yang tepat untuk mengakhiri penggunaan spektrum frekuensi 2.3 GHz untuk meminimalisir dampak kerugian bagi pelanggan kedua operator.

“Pengembalian pulsa dan hak pelanggan akan terus kami pantau sehingga tetap terpenuhi. Maksimal dalam satu bulan ke depan [akhir Januari 2019] semua hak pelanggan telah selesai.”

Janji penuhi hak pelanggan

Pada saat yang sama, pihak Bolt merilis pernyataan resmi terkait pemberitaan ini. Direktur Utama Bolt Dicky Mochtar memastikan meski layanan 4G LTE perusahaan telah berhenti, namun hak pelanggan akan tetap dipenuhi. Per 21 November 2018, Bolt tidak lagi menerima pembelian pulsa (top up).

“Bolt pastikan akan memenuhi kewajibannya kepada seluruh pelanggan aktif Bolt, baik prabayar maupun pascabayar,” ucap Dicky.

Pelanggan akan menerima pengembalian sisa pulsa dan/atau kuota yang belum terpakai dan pengembalian pembayaran dimuka. Untuk itu, perusahaan telah menyiapkan 28 gerai Bolt yang tersebar di wilayah Jabodetabek dan Medan untuk melayani proses pemenuhan hak pelanggan ini.

Sementara, khusus pelanggan aktif Bolt Home yang ada di cakupan jaringan homes passed Fixed Broadband Cable Internet Firs Media dari PT Link Net akan mendapatkan penawaran ke produk lain.

Dalam keterangan resmi ini, Dicky tidak menyinggung sama sekali bagaimana komitmen perusahaan dalam membayar utangnya kepada pemerintah dan kreditur lainnya.

Sebagaimana diketahui, ketiga perusahaan ini telah menunggak BHP dari tahun 2016 sampai 2018 kepada Kominfo. Untuk Bolt, BHP yang mestinya dibayar Rp343,5 miliar. Sementara First Media sebesar Rp364,8 miliar. Jasnita menunggak utang Rp2,1 miliar.

Nasib alokasi frekuensi 2.3 GHz

Terkait nasib berikutnya alokasi frekuensi yang sebelumnya dipakai tiga perusahaan, Ismail mengaku belum memikirkan lebih detail apakah akan di-tender-kan lagi ke perusahaan yang berminat. Namun idealnya, pita frekuensi ini adalah sumber daya alam terbatas milik negara yang harus dimanfaatkan untuk kepentingan industri telekomunikasi dan masyarakat luas.

“Belum ada skenario detailnya akan seperti apa. Nanti mau dibahas lagi karena ini kan kembali ke negara.”

Dia tidak menampik apabila di kemudian hari, ketiga perusahaan telah menyelesaikan kewajibannya, dapat mengajukan kembali pita frekuensi sesuai dengan aturan yang berlaku. Perlakuan yang sama tetap akan didapat seperti perusahaan lainnya.

“Enggak ada aturan [yang melarang] tentang masalah itu [pengajuan kembali pita frekuensi],” pungkas Ismail.

MoU signing by First Media - SoftBank Corp. / First Media

Softbank and First Media Announce Partnership for IoT Solution Development

Softbank Corp. and Lippo Group’s subsidiary, PT Link Net (First Media), announce partnership for the Internet of Things (IoT) development and implementation as solution for all property ecosystem, health services, and mobility in Indonesia, includes the megaprojects in Meikarta, Lippo Malls, and Siloam Hospitals.
The partnership was done through the signing of an agreement which took place on June 29, 2018 in Jakarta, attended by Marlo Budiman, CEO of First Media, and Hidebumi Kitahara, VP Global Business Strategy Division Softbank Corp.
On the occasion, Kitahara said the global mobile industry is entering the 5G era, where IoT will be the main focus of innovation. He thought this partnership confirms Softbank’s commitment to continue driving technological innovation in the global market and improve the ICT development in Indonesia.
Budiman mentioned the early stage initiative would involve IoT devices implementation along with video analysis of housing, commercial buildings, malls, offices, public roads and other areas within Lippo Group’s property scope.
“The technology initiative is consistent and in accordance with the vision of making Indonesia as the leading digital economy in ASEAN,” he explained.

Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian
Penandatangan MoU antara First Media - SoftBank Corp. / First Media

Softbank dan First Media Umumkan Kemitraan Pengembangan Solusi IoT

Softbank Corp. dan anak usaha Lippo Group PT Link Net (First Media) mengumumkan kerja sama untuk pengembangan dan penerapan Internet of Things (IoT) di dalam platform dan solusi di seluruh ekosistem properti, layanan kesehatan dan mobilitas di Indonesia, termasuk megaproyek Meikarta, Lippo Malls, dan Siloam Hospitals.

Kerja sama ini diresmikan lewat penandatangan perjanjian yang berlangsung pada 29 Juni 2018 di Jakarta, dihadiri CEO First Media Marlo Budiman dan VP Global Business Strategy Division Softbank Corp Hidebumi Kitahara.

Dalam kesempatan tersebut, Hidebumi mengatakan industri mobile secara global kini telah memasuki era 5G, di mana IoT akan menjadi fokus utama dalam berinovasi. Menurutnya, lewat kemitraan ini turut memperkuat komitmen Softbank untuk terus mendorong inovasi teknologi di pasar global dan meningkatkan perkembangan ICT di Indonesia.

Marlo menambahkan inisiatif pada tahap awal akan melibatkan penerapan perangkat-perangkat IoT yang digabungkan dengan analisa video yang mencakup perumahan, bangunan komersial, mal, perkantoran, jalan umum, serta area lainnya di dalam ruang lingkup properti Lippo Group.

“Inisiatif teknologi ini konsisten dan sejalan dengan cita-cita menjadikan Indonesia sebagai perekonomian digital terbesar di ASEAN,” terangnya dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial, Jumat (6/7).