Kalau Anda melihat foto yang mirip lukisan di media sosial, besar kemungkinan foto tersebut diedit menggunakan aplikasi Prisma. Popularitas Prisma menjadi inspirasi bagi para developer lain hingga akhirnya terlahir aplikasi-aplikasi seperti Alter dan Artisto.
Meski konsepnya serupa, keduanya menawarkan hal yang berbeda dibanding Prisma. Dalam kasus Artisto, aplikasi tersebut menerapkan filter lukisan pada video. Dan sekarang sepertinya kondisinya telah berbalik, popularitas Artisto secara tidak langsung memaksa Prisma untuk memberikan dukungan terhadap format video.
Dalam versi terbaru Prisma (2.6), pengguna kini bisa menambatkan filter pada video berdurasi 15 detik – sedikit lebih panjang dari Artisto. Prosesnya bahkan bisa berjalan secara offline berkat pembaruan yang dirilis bersama versi 2.4. Sejauh ini baru 9 macam filter yang bisa digunakan pada video, tapi ke depannya, pengembang Prisma berjanji untuk terus menambah jumlahnya.
Pertanyaan selanjutnya, apakah proses mengedit video dengan Prisma butuh waktu lama? Tergantung perangkatnya: iPhone 7 butuh sekitar 30 detik, iPhone 6S satu menit dan iPhone 6 dua menit untuk memroses video berdurasi 15 detik – di bawah iPhone 6, fitur ini tidak dapat digunakan. Bagaimana dengan Android? Well, sayangnya untuk sekarang dukungan video ini baru tersedia untuk iOS saja.
Kendati demikian, pengguna Android tidak perlu terus kecewa. Update terbaru ini akhirnya juga menghadirkan fitur offline pada versi Android, seperti yang diberitakan pada laman Facebook resmi Prisma. Nantinya, tim developer Prisma bahkan menjanjikan fitur-fitur baru seperti salah satunya dukungan terhadap format GIF.
Kalau Anda penasaran seperti apa video yang diedit menggunakan Prisma? Tonton video klip dari band Tweed di bawah ini.
Aplikasi edit foto yang mampu mengubah foto biasa jadi sebuah karya seni lukisan, Prisma menerima pembaruan penting. Memasuki versi ke 2.4, kini pengguna perangkat iOS dapat menerapkan beberapa filter Prisma secara offline. Yap, offline! Itu artinya, sekarang membuat foto lukisan dari koleksi di galeri Anda tidak harus menggunakan koneksi internet, yang berarti Anda juga dapat melakukannya dalam hitungan detik.
Dalam pembaruan ini, Prisma belum memberikan dukungan offline ke semua filter yang mereka punyai. Tapi tenang, setidaknya ada 16 filter yang sudah bisa Anda pergunakan saat sedang kehabisan kuota. Jumlah yang lebih dari cukup untuk sekadar memperoleh satu atau dua foto lukisan wajah Anda.
Yang paling penting, Prisma kini telah sepenuhnya berubah. Perubahan besar yang menjawab semua keluhan yang tertuju padanya selama ini: terkait lamanya waktu yang diperlukan untuk memanipulasi sebuah foto. Jika pengguna tak suka, mereka akan menunggu lebih lama untuk mencoba filternya satu per satu.
Permasalahan di atas tak lain disebabkan oleh cara kerja lawas, di mana Prisma harus menunggah foto ke server mereka terlebih dahulu. Di sanalah keajaiban jaringan syaraf dan kecerdasan buatan bekerja. Setelah selesai, berkas kembali dikirimkan ke perangkat dalam bentuk lukisan yang memukau. Prosedur ini tidak hanya memakan waktu, tapi juga membutuhkan jaringan internet yang stabil. Sialnya, hal ini diperparah dengan beban berlebih yang kerap dialami oleh server Prisma.
Kini, Prisma sudah berubah total. Mereka mengklaim aplikasinya mampu bekerja mengubah sebuah foto hanya dalam waktu kurang dari 5 detik. Perubahan ini juga bakal diterapkan ke platform Android dalam waktu dekat.
Sadar betul popularitasnya yang super cepat akan memicu munculnya aplikasi serupa, Prisma Labs terus melakukan inovasi demi memperkaya aplikasinya. Beberapa hari setelah merilis update perdana, Prisma Labs kembali menelurkan update baru yang bakal makin memanjakan pengguna setianya.
Ada dua hal penting yang dihadirkan oleh Prisma Labs, pertama aplikasi yang sudah diunduh oleh 10 juta pengguna Android itu kini mempunyai fitur cropping dan rotate yang lebih fresh. Dan kedua, tambahan fitur filterblending. Fitur cropping sebelumnya memang sudah dapat dijumpai, namun kini ditingkatkan salah satunya dengan fitur rotasi dan dengan cara pakai yang lebih mudah sebelum memasuki proses selanjutnya.
Berikutnya, Prisma mempunyai fitur filterblending yang memungkinkan pengguna menggabungkan filter yang ada di aplikasi dengan foto aslinya. Hasilnya foto akan diubah tidak hanya dengan goresan khas filter yang dipilih tapi juga disesuaikan dengan sentuhan foto aslinya. Metode ini tampaknya diterapkan demi mempertahankan warna dari foto asli sehingga tak kehilangan sisi realistiknya meski goresan artistik tetap akan lebih dominan.
Selain menghadirkan dua tambahan fitur baru, Prisma juga diklaim berjalan lebih cepat dengan dipangkasnya beberapa bugs. Beberapa di antaranya memangkas durasi jepretan kamera dan proses penerapan filter ke foto yang memang sejak lama jadi sorotan.
Tapi yang paling menggembirakan, Prisma Labs mengaku sudah mulai menyiapkan dukungan Video ke Prisma. Namun realisasinya mungkin akan memakan waktu cukup lama. Kita nantikan saja!
Sebagian dari Anda tentu sudah ikut latah mengunggah foto hasil editan aplikasi Prisma ke jejaring sosial atau menggunakannya sebagai foto profil di sela-sela kesibukan berburu Pokemon. Prisma memang sedang jadi tren di kalangan pengguna smartphone, di samping serbuan demam Pokemon Go.
Bagi pengguna Android, hype penggunaan aplikasi Prisma baru dimulai dua hari yang lalu. Sementara bagi pengguna iOS sudah dimulai sejak beberapa minggu yang lalu. Tapi, sebenarnya apa sih Prisma itu dan mengapa begitu banyak orang yang menyukai hasil editannya? Di sini akan kita ulas seluk-beluk Prisma, kapan dicetuskan, siapa yang mengembangkannya dan apa saja fitur-fitur yang ditawarkan.
Apa Itu Prisma?
Prisma adalah aplikasi edit foto seperti halnya PicMic, PicsArt ataupun Pixlr Express. Bedanya, Prisma lebih sederhana karena hanya menawarkan tool editan berupa filter. Mengubah foto biasa menjadi lukisan yang bernilai seni tinggi. Tidak seperti tiga aplikasi yang disebutkan di atas. Mereka jauh lebih kompleks, dan mereka juga punya pilihan filter seperti halnya Prisma.
Kendati begitu, Prisma mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh aplikasi serupa lainnya. Alih-alih menerapkan overlay standar, Prisma menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk mengolah gambar dari nol kemudian menghasilkan editan yang jauh lebih nyata, artistik dan terbukti lebih baik.
Prisma dapat mengubah foto yang dijepret langsung dari kamera atau mengambilnya dari koleksi foto yang sudah. Pengguna kemudian dapat memilih satu dari 36 filter yang tersedia. Beberapa filter terinspirasi dari karya senin legenda Picasso, Monet, Van Gogh, Munch dan Kandinsky sampai ke ilustrasi buku komik DC.
Sejarah Pengembangan Prisma
Aplikasi Prisma diciptakan oleh pendiri Prisma Labs, Alexey Moiseenkov yang asli Rusia. Sebelum serius mengembangkan Prisma, Moiseenkov sempat mengabdikan diri di sebuah perusahaan bernama Mail.ru. Menurut Moiseenkov, dirinya hanya membutuhkan waktu 1,5 bulan untuk menyelesaikan Prisma. Hebatnya, 7.5 juta unduhan yang berhasil mereka catatkan hanya dalam waktu satu minggu, diraih tanpa promosi sama sekali. Di platform iOS, Prisma bak bentuk lain dari Pokemon Go tapi di kategori yang berbeda.
Prisma menginjak App Store pada tanggal 11 Juni 2016. Hanya seminggu setelah dirilis, Prisma langsung jadi pusat perhatian dan mencatatkan unduhan sebanyak 7,5 juta kali. Pengguna aktifnya tercatat sebanyak 1 juta orang per harinya. Menempatkan dirinya sebagai pemuncak daftar aplikasi terlaris di Rusia dan sejumlah negara tetangga. Di Instagram saja ada 30.000 foto yang diunggah dengan tagar #prisma. Sukses debut di iOS, Prisma Labs selaku pengembang dengan cepat merilis versi beta untuk Android pada tanggal 19 Juli dan tersedia untuk publik lima hari setelahnya.
Cara Kerja Aplikasi Prisma
Seperti sudah disinggung di atas, Prisma menggunakan teknologi kecerdasan dan jaringan syaraf buatan untuk mengubah suatu foto. Sehingga saat digunakan, Prisma relatif membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menghasilkan foto yang memiliki nilai seni tinggi. Tetapi perlu diketahui bahwa prosedur rumit tersebut tidak dijalankan di dalam aplikasi, melainkan di server Prisma Labs yang berlokasi di Moskow, Rusia. Hasil akhirnya baru dikirimkan kembali ke perangkat masing-masing pengguna.
Teknologi ini tidak berbeda dengan perangkat lunak pengenalan gambar milik Google, DeepDream “inceptionism” yang mengemuka di bulan Juni 2015 lalu, ketika para ilmuwan komputer Google merilis penelitian yang mempelajari jaringan komputer yang mampu menghasilkan gambar aneh, fantastis dan tampak jauh lebih bernilai seni.
Alexey Moiseenkov sendiri menjelaskan bahwa Prisma menggunakan tiga neural networks yang masing-masing dari mereka mengerjakan tugas yang berbeda dari menganalisa gambar, mengekstrak filter pilihan dan menerapkannya ke gambar. Prisma menciptakan kembali foto dari nol dan mennghadirkannya kepada pengguna.
Fitur-fitur Utama Prisma
Prisma tidak mempunyai fitur “njelimet” seperti aplikasi edit foto lainnya. Ia hanya punya satu tujuan, mengubah foto biasa menjadi lukisan bernilai seni tinggi. Saat ini sudah ada 36 jenis filter “lukisan” yang disediakan. Di versi terbaru, Prisma menambahkan tombol unduhan untuk menyimpan hasil editan ke memori perangkat. Melengkapi tombol berbagi ke aplikasi pihak ketiga yang sebelumnya sudah ada.
Prisma secara default menerapkan watermark untuk foto editan yang dihasilkan, begitu juga kamera built-in untuk menjepret foto. Fitur watermark dapat dihilangkan dengan melakukan penyesuaian melalui panel setting. Sementara soal sumber gambar, pengguna dapat mengambil dari koleksi foto di galeri.
Update: Terdapat perubahan judul yang dilakukan untuk menghindari kesamaan dengan artikel bertema serupa.