Tag Archives: Florian Holm

Mulai dari Lazada E-commerce Hingga Rumah Prefab di Bali, Berikut Perjalanan Bisnis Florian Holm

Florian Holm sudah menjabat sebagai co-CEO Lazada Indonesia pada tahun 2018, ketika ia berambisi untuk memulai bisnis baru. Memimpin salah satu perusahaan e-commerce terbesar di Asia Tenggara menjadi sebuah pengalaman yang intens, namun setelah empat tahun, dia merindukan sensasi membangun sesuatu dari awal.

Holm pertama kali bergabung dengan Lazada pada tahun 2014 sebagai kepala manajemen vendor di Thailand, kemudian dipromosikan setahun kemudian sebagai kepala pemasaran untuk Lazada Filipina. Perusahaan kemudian menunjuknya untuk memimpin divisi Indonesia pada tahun 2016, ketika industri e-commerce negara berkembang pesat.

“Saya bergabung ketika Lazada baru berusia dua tahun dan perusahaan berkembang pesat, terutama setelah diakuisisi Alibaba pada 2016. Lazada sekarang sudah sangat berkembang, dan saya merindukan sensasi memulai sesuatu yang baru. Yang paling saya nikmati adalah bekerja di startup, mengemukakan ide-ide segar, dan menghadapi tantangan baru. Jadi, saya pikir ini saat yang tepat untuk meninggalkan Lazada,” jawab Holm kepada KrASIA dalam sebuah wawancara belum lama ini.

Setelah meninggalkan Lazada, Holm memutuskan untuk terjun ke pasar properti.

“Saya tinggal di antara Jakarta dan Bali, tetapi belakangan saya menghabiskan sebagian besar waktu di pulau ini. Saya bertemu seorang arsitek Jerman bernama Alexis Dornier ketika kami bekerja bersama membangun rumah saya di Bali. Kami bertukar pikiran tentang konstruksi dan industri properti, lalu sepakat bahwa sangat sedikit inovasi yang terjadi di sektor ini selama beberapa tahun terakhir, terutama dalam hal pemanfaatan teknologi dan perencanaan desain yang berkelanjutan,” kata Holm.

Dari sana, pasangan tersebut memutuskan untuk bekerja sama dan mendirikan sebuah startup bernama Stilt Studios pada tahun 2019. Berbasis di Bali, sebuah pulau yang terkenal dengan pantai surgawi dan pemandangan alamnya, perusahaan ini mempromosikan desain dan konstruksi rumah yang berkelanjutan dengan menggunakan model rumah prefabrikasi. Sebagian besar elemen bangunan yang digunakan oleh Stilt Studios dibangun di pabrik dan kemudian dirakit untuk membangun rumah baru.

“Sementara rumah konvensional dibangun di lokasi, sebagian besar komponen rumah prefab dibangun di lingkungan yang terkendali seperti pabrik. Komponen-komponen tersebut nantinya akan dirakit di lokasi pembangunan,” jelas Holm. Dia mengklaim bahwa rumah prefab harganya lebih murah daripada yang konvensional, sementara mereka dapat dengan cepat dirakit dan dibongkar, dan dapat dibangun di atas plot dengan medan yang curam.

Pada bulan Juni, Stilt Studios menyelesaikan proyek prototipe dari lima rumah berbeda di Canggu, Bali. Proyek saat ini terdaftar di Kickstarter sebagai respon komunitas dan untuk mengumpulkan dana.

Holm menjelaskan bahwa di Bali, yang menampung ribuan hostel, vila, dan kafe yang menerima lebih dari enam juta pengunjung per tahun, ruang komersial sering direkonstruksi karena popularitas sewa jangka pendek, yang biasanya bertahan hingga tiga tahun. Dia dan Dornier percaya bahwa struktur pracetak dapat menjadi alternatif untuk mendukung pariwisata berkelanjutan di pulau itu.

Menurut laporan oleh firma konsultan dan riset pasar Lucintel, pasar perumahan prefab global diproyeksikan mencapai USD19,3 miliar pada tahun 2024, berkembang dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 4,6% dari 2019 hingga 2024. Amerika Utara tetap menjadi yang terbesar wilayah berdasarkan nilai dan volume, tetapi tren konstruksi cetakan secara perlahan-lahan juga mengalami kemajuan di Asia Tenggara.

Misalnya, sejak Singapura meluncurkan Peta Transformasi Industri Konstruksi pada tahun 2017, negara tersebut telah menggunakan teknologi yang lebih maju dan mengadopsi metode baru seperti konstruksi volumetrik prafabrikasi (PPVC). Tahun lalu, kompleks kondominium Clement Canopy diselesaikan di Singapura, menjadi menara modular beton tertinggi di dunia yang menggunakan PPVC.

Sementara itu, di Filipina, sebuah perusahaan bernama Revolution Precrafted, yang memproduksi rumah prefabrikasi mewah, mencapai status unicorn pada 2017, menjadi perusahaan pertama yang berasal dari sektor startup teknologi negara.

Co-founder & CEO Stilt Studios , Florian Holm. Dokumentasi Stilt Studios

KrASIA belum lama ini berdiskusi dengan Florian Holm tentang ambisi barunya dengan Stilt Studios.

KrASIA (Kr): Mengapa Anda memilih rumah prefab (pre-fabricated), yang tergolong segmen niche di sektor properti? Apakah Anda memiliki pengalaman khusus di pasar properti?

Florian Holm (FH): Saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan masuk ke bisnis properti. Namun, begitu saya menyelam jauh ke dalam, saya merasa sangat tertarik. Ini adalah sektor yang besar dan masih punya banyak inovasi. Konstruksi dan arsitektur memiliki dampak signifikan pada kehidupan masyarakat. Ini adalah tempat tinggal Anda, dan juga membentuk tata kota Anda.

Rumah prefab lebih terjangkau dibandingkan dengan rumah konvensional, dan ramah lingkungan. Karena konstruksi dibangun di luar lokasi pabrik dengan pengukuran khusus, limbah dari bahan berlebih akan lebih sedikit. Dan bahkan jika ada pemborosan, Anda dapat menggunakannya kembali untuk proyek lain.

Misalnya, kami memiliki prototipe vila di Bali yang kami sebut “tiny tetra houses”, yang dibangun dengan menggunakan bahan limbah daur ulang seperti karton minuman Tetra Pak. Beberapa fitur berkelanjutan dari struktur kami termasuk atap besar untuk pendinginan hemat energi untuk mengurangi panas matahari, panen air hujan, ventilasi silang, dan panel surya penghasil energi.

Kr: Layanan seperti apa yang Anda tawarkan melalui Stilt Studios?

FH: Layanan inti kami adalah desain dan konstruksi bangunan prefab untuk keperluan perumahan, pariwisata, dan komersial. Kami menggunakan subkontraktor untuk bagian konstruksi.

Kami telah menyelesaikan tiga proyek pertama kami di Bali, yang tersedia untuk masa inap jangka pendek di pulau tersebut, dan kami ingin memiliki etalase yang bagus untuk produk kami, sehingga calon pembeli yang ingin tahu tentang rumah prefab dapat mengalaminya secara langsung.

Kami tidak melihat persewaan properti sebagai bisnis utama di masa depan, tetapi yang kami lakukan saat ini adalah agar orang-orang benar-benar memahami Stilt Studios.

Selain menjual desain dan unit Stilt Studios, kami juga menyediakan layanan “nilai tambah” seperti pengelolaan dan pengembangan properti untuk bangunan non-hunian, serta bantuan hukum untuk membantu pembeli dan investor dari luar negeri menjelajahi real estate dan properti khas Indonesia.

Gambaran rice field home oleh Stilt Studios di Ubud, Bali. Dokumentasi oleh Stilt Studios

Kr: Seperti apa potensi pasar untuk rumah prefab di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia?

FH: Kami sudah menerima pesanan untuk pembangunan cottage di Bali, Lombok, dan Sumba. Namun, kami juga melihat potensi perumahan residensial di sini, di Indonesia, serta di banyak pasar berkembang lainnya di Asia Tenggara, seperti Thailand dan Malaysia. Ada kebutuhan besar akan rumah baru, terutama untuk kelas menengah yang sedang tumbuh. Saya pikir ada sekitar satu juta rumah baru yang dibutuhkan per tahun di Indonesia, dan pembangunan rumah pabrikan dapat menjadi solusi bagi mereka yang mencari rumah yang lebih terjangkau.

Kr: Apa yang menjadi tantangan terbesar anda dalam membangun startup yang fokus pada rumah prefab?

FH: Tantangan terbesar tidak diragukan lagi adalah modal. Saat Anda membangun startup perangkat lunak, Anda hanya perlu mempekerjakan beberapa orang di awal untuk merancang kode dan segalanya. Namun saat Anda membuat produk fisik seperti ini, Anda membutuhkan lebih banyak modal untuk membeli aset. Jika produk gagal, Anda hanya akan membuang-buang uang, sehingga risikonya tinggi.

Untungnya bagi kami, prototipe kami sudah terdaftar di Kickstarter, dan kami mendapat respon yang positif. Kami sudah menerima cukup banyak pesanan dari pelanggan besar, dan kami juga menerima pertanyaan dan permintaan dari pelanggan potensial di lebih dari 20 negara di seluruh dunia.

Kr: Mengapa Anda memilih Kickstarter? Mengapa tidak langsung saja menggalang dana?

FH: Kami menggunakan Kickstarter karena sangat penting untuk mendapatkan respon sebanyak mungkin di awal pengembangan produk, sehingga kami dapat terus memperbaikinya. Jika Anda membuat perangkat lunak, mungkin akan lebih mudah. Cukup merilis versi beta lalu melihat bagaimana pengguna berperilaku, dan Anda dapat memperbaruinya berdasarkan tanggapan.

Inilah mengapa kami juga menggunakan Kickstarter sebagai jembatan untuk menghubungkan ide-ide kami dengan publik. Kami telah menerima banyak masukan yang sangat membantu. Pendanaan tersebut hanya sebagian kecil dan tidak menggantikan investor. Faktanya, kami sedang dalam proses finalisasi dengan investor. Saya rasa sulit bagi investor untuk benar-benar memahami bisnis dan nilai kami karena tidak banyak contoh di pasar yang niche ini.

Interior vila Canggu Garden oleh Stilt Studios. Dokumentasi oleh Stilt Studios

Kr: Bagaimana implementasi teknologi pada startup baru ini, serta bagaimana cara kerja platformnya?

FH: Saat ini, kami menggunakan teknologi untuk menemukan pelanggan, pada dasarnya seperti konsep direct-to-consumer (D2C). Klien dapat mengirimkan pertanyaan dan melihat beberapa desain di situs web kami. Mereka juga dapat memesan kamar di salah satu rumah kami di Bali melalui web atau mitra agen perjalanan online (OTA) seperti Traveloka atau Airbnb.

Kami mengoperasikan sejenis model hybrid: kami adalah merek D2C di segmen ceruk tertentu, tetapi semua penjualan dan pemasaran kami dilakukan secara online.

Kr: Apakah pengalaman Anda di Lazada berperan signifikan dalam perjalanan bisnis hingga saat ini?

FH: Saya beruntung menjadi bagian dari tim Lazada. Kami memulainya saat e-commerce masih kecil, dan banyak orang tidak percaya bahwa platform tersebut bisa sebesar sekarang. Sangat menarik melihat apa yang dapat Anda capai dengan teknologi dan edukasi pasar. Saya juga memperoleh keterampilan tentang cara berkembang dari perusahaan kecil menjadi perusahaan besar — sistem apa yang perlu Anda terapkan, dan cara menavigasi tim. Ini adalah beberapa pelajaran yang saya implementasikan di perusahaan baru ini.

Kr: Bagaimana Anda melihat masa depan bisnis ini? Boleh ceritakan rencana Anda di sisa tahun ini menuju tahun 2021.

FH: Kami memiliki tiga proyek yang sedang berlangsung selama sisa tahun ini, dan kami sudah memiliki empat proyek besar lainnya yang sedang dikerjakan. Kami menargetkan untuk menyelesaikan sekitar 70 rumah pada akhir tahun 2021.

Saat ini kami telah merancang empat model rumah, dan berencana untuk menambahkan enam model lagi. Kami juga melakukan kerja sama desain dengan pihak lain. Sebagai platform, kami ingin memungkinkan orang lain untuk berbagi ide dalam membangun rumah yang tahan lama.

Visi jangka panjang perusahaan kami adalah menjadi platform desain untuk rumah prefab di mana kami melayani pelanggan di seluruh dunia, tidak hanya di Indonesia atau Asia Tenggara. Misalnya, kami memiliki banyak pertanyaan dari calon pelanggan di AS, tetapi kami tidak bisa mengirimkan struktur prefab kami secara internasional.

Di masa mendatang, kami bertujuan untuk terhubung dengan kontraktor lokal di pasar yang berbeda sehingga kami dapat berbagi desain dan rencana konstruksi kami dan berkolaborasi dengan mereka untuk membangun rumah prefab bagi pelanggan di seluruh dunia.


Artikel ini pertama kali dirilis oleh KrASIA. Kembali dirilis sebagai bagian dari kerja sama dengan DailySocial

Persoalan Ekosistem dan Masa Depan Startup di Indonesia

Sebagai salah satu negara di Asia Tenggara yang mengalami pertumbuhan paling cepat dari sisi teknologi, penetrasi smartphone dan lainnya, Indonesia juga dikenal memiliki potensi untuk investasi startup dan teknologi. Namun demikian dengan berbagai masalah yang ada, seperti kemacetan, regulasi yang kadang “tidak jelas” hingga kurangnya infrastruktur dan ekosistem starup saat ini, bagaimana masa depan Indonesia selanjutnya?

Dalam kesempatan Global Mobile Internet Conference (GMIC) Jakarta 2017, dihadirkan pelaku startup lokal hingga asing yang sudah cukup lama berkecimpung di lanskap tersebut, seperti CMO GDP Venture Danny Oei Wirianto, Co-CEO, Lazada Indonesia Florian Holm dan President Go-Jek Andre Soelistyo. Dipandu oleh Founding Partner Kejora Ventures Sebastian Togelang sebagai moderator, mengupas beberapa hal menarik terkait dengan masa depan startup di Indonesia.

Makin maraknya kehadiran investor asing

Sejak kemunculan nama besar di dunia startup yang telah sukses di Indonesia seperti GO-JEK, Tokopedia dan Traveloka, secara otomatis menarik perhatian investor dari berbagai negara. Dengan pendanaan yang bisa mencapai jumlah yang fantastis, para investor tersebut menunjukkan ketertarikan mereka untuk berinvestasi di Indonesia. Di satu sisi dinamika ini dipandang oleh CMO GDP Venture Danny Oei Wirianto merupakan hal yang positif. Dengan demikian investor asing dan lokal bisa saling belajar.

“Terkadang investor asing yang belum mengetahui kondisi startup di Indonesia banyak belajar dari investor lokal, begitu juga dengan investor lokal ada baiknya untuk melihat lebih jauh kemampuan dari investor asing.”

Menurut President GO-JEK Andre Soelistyo, meskipun saat ini sudah banyak investor asing yang masuk ke Indonesia, namun sebagian besar dari mereka menanamkan modal hanya kepada angel investor. Untuk itu calon pelaku startup harus bisa memahami dengan jelas kesepakatan yang dituntut oleh investor asing tersebut.

Hal senada juga diungkapkan oleh Co-CEO Lazada Indonesia Florian Holm, masuknya berbagai modal asing ke Indonesia, idealnya wajib dicermati dengan baik oleh startup sebelum menyetujui perjanjian tersebut.

Ekosistem startup Indonesia

Bicara mengenai ekosistem startup yang melibatkan peranan investor, stakeholder hingga pelaku startup sendiri, menurut Danny saat ini masih belum maksimal. Salah satu kendala masih belum banyaknya pendanaan yang langsung masuk ke Indonesia dan masih disimpan di Singapura, karena kondisi kemacetan di ibukota, yang menyebabkan sebagian besar investor asing enggan untuk hijrah ke Indonesia.

“Kondisi jalan dan kemacetan di Jakarta merupakan salah satu kendala mengapa saat ini masih belum banyak investor asing yang langsung memberikan pendanaan ke Indonesia.”

Sementara itu menurut Florian, persoalan talenta yang masih minim kualitas dan jumlahnya, hingga mahalnya untuk mempekerjakan tenaga engineer asing, merupakan salah satu hal yang menghambat perkembangan dunia startup di Indonesia.

Berbeda dengan Danny dan Florian, menurut Andre berbagai kendala tersebut seharusnya bukan menjadi hambatan untuk menciptakan ekosistem startup yang baik di Indonesia. Saat ini meskipun perlahan tapi pasti, Indonesia didukung oleh pemerintah, tengah mengejar ketinggalan tersebut, dan pada akhirnya bakal mampu tampil lebih unggul.

“Saya melihat 2-3 tahun ke depan bisnis vertikal bakal tumbuh dengan baik dan tidak kalah dengan negara lainnya. Berikan sedikit waktu, jika nantinya semua sudah establish pasti akan menjadi indah pada waktunya.”

Andre melanjutkan, dengan berbagai permasalahan yang ada, GO-JEK bisa hadir menjadi transportasi alternatif di awal, dan saat ini berkembang menjadi layanan pembayaran digital yang memiliki potensi sangat luas untuk dikembangkan.

––

Disclosure: DailySocial adalah media partner Global Mobile Internet Conference Jakarta 2017.

Berikan Edukasi Kepada UMKM, Lazada Luncurkan Program #KamuJugaBisa

Masih rendahnya kesadaran pelaku UMKM di Indonesia untuk mengadopsi teknologi untuk peningkatan usaha, menjadi salah satu perhatian utama dari Lazada, selaku layanan e-commerce di Indonesia. Untuk mengatasi kendala tersebut, Lazada bersama dengan mitra BUMN dan swasta, menggelar kegiatan pelatihan serta pengajaran kepada calon pelaku UMKM di Indonesia yang diberi nama program #KamuJugaBisa.

Kepada media hari ini (18/05) Co-CEO Lazada Indonesia Florian Holm mengungkapkan, internet telah memudahkan pemilik usaha untuk mempromosikan dan menjual produk yang ada dengan mudah. Dengan program ini Lazada menargetkan bisa mengedukasi 25 ribu UMKM di Indonesia agar bisa mengembangkan bisnis mereka secara online. Kegiatan ini akan berlangsung sepanjang tahun 2017.

“Di Lazada sudah banyak cerita sukses para penjual yang telah bergabung dan memasarkan produknya melalui Lazada. Hal tersebut membuktikan internet telah membantu pelaku UMKM untuk memasarkan produk dengan mudah dan cepat, jika mereka memiliki produk yang baik memanfaatkan teknologi,” kata Florian.

Lazada mencatat dari sekitar 57 juta UMKM di Indonesia, hanya 18% saja yang telah memanfaatkan media digital untuk mengembangkan usahanya. Dengan program yang didukung oleh Bank Mandiri, Telkomsel, JNE ini, para peserta akan diberikan akses telekomunikasi dengan harga terjangkau, dukungan untuk proses pengiriman barang dengan memberikan Free Delivery dari JNE, serta dukungan perbankan dan keuangan bertahap dari Bank Mandiri.

Untuk merangkul lebih banyak talenta muda yang berniat untuk menjadi entrepreneur dan mempersiapkan generasi selanjutnya, Lazada juga telah bekerja sama dengan universitas di Indonesia, di antaranya adalah Universitas Trisakti, Universitas Atmajaya dan Universitas Indonesia.

“Selama 5 tahun Lazada hadir di Indonesia telah bermitra dengan 15 ribu UMKM dengan jutaan jenis produk. Kami bangga telah menjadi bagian dari perkembangan bisnis mereka,” kata Florian.

Didukung Bekraf, para peserta yang telah mendaftarkan diri di kota-kota seperti Surabaya, Serang dan juga pelatihan dari Kementrian Perdagangan di Yogyakarta.

“Bekraf akan mendukung inisiatif ini dengan menyediakan akses terhadap UMKM binaan Bekraf dan memfasilitasi pelatihan bagi UMKM yang berpotensi dalam kerangka program #KamuJugaBisa,” kata Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo.

Application Information Will Show Up Here

Rayakan HUT Kelima, Lazada Jabarkan Capaian dan Rencananya di Tahun 2017

Memasuki usia ke-5, layanan e-commerce Lazada menyampaikan beberapa data dan hasil riset internal kepada media hari ini (15/03). Penjabaran riset dan survei tersebut termasuk pilihan pembayaran Cash on Delivery (COD) yang diklaim merupakan pilihan pembayaran pertama dan paling popular di Lazada, hingga suntikan dana segar sebesar $1 miliar dari Alibaba pada tahun 2016.

Co-CEO Lazada Indonesia Florian Holm menyebutkan, di tahun kelimanya Lazada masih terus mempromosikan produk lokal secara global dan memastikan proses fulfillment center kepada penjual berjalan dengan baik.

“Lazada memiliki jumlah SKU paling banyak saat ini, untuk itu kami ingin memastikan di tahun 2017 ini semua produk yang dibeli secara offline telah tersedia di Lazada.”

Akuisisi dari Alibaba ternyata tidak terlalu berpengaruh kepada jalannya operasional dan bisnis sehari-hari dari Lazada, hal tersebut yang ditegaskan oleh Florian kepada media.

“Saya banyak mendapatkan pertanyaan apakah Alibaba ikut campur dengan jalannya bisnis Lazada saat ini, bisa saya pastikan Lazada tetap menjalankan bisnis secara independen tanpa campur tangan dari Alibaba,” kata Florian.

Pencapaian Lazada hingga awal tahun 2017

Dalam presentasinya Florian menyampaikan beberapa prestasi menarik yang telah dicapai oleh Lazada selama 3 tahun terakhir. Di antaranya adalah saat ini terdapat 7 juta produk yang tersedia di Lazada, kenaikan yang cukup signifikan sejak tahun 2015.

Kemudian Lazada juga mencatat pemesanan hingga pembelian produk banyak dilakukan melalui aplikasi mobile dengan persentase hingga 86% di tahun 2017. Kenaikan tersebut dicatat cukup pesat dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya mencapai 34%, tahun 2015 sebanyak 43% dan tahun 2016 sebanyak 69%.

Hal menarik lainnya yang juga dicatat oleh Lazada adalah ulasan atau testimoni yang diberikan oleh pengguna setelah pembelian, cukup membantu pengguna lain untuk mengerti kemudian membeli produk yang ada. Dari data yang dikumpulkan sekitar 2 juta produk telah di-review oleh pengguna sejak bulan Januari 2017.

“Testimoni dan ulasan yang diberikan oleh pengguna usai produk dibeli cukup membantu kami menjual produk dengan cepat, dengan jaminan hingga rekomendasi pengguna terhadap produk hingga penjual,” kata Florian.

Terkait dengan customer retention, Lazada turut mencatat kebanyakan pengguna yang merasa puas dengan layanan dan produk yang terdapat di Lazada, bersedia untuk kembali lagi dan membeli produk yang berbeda di Lazada. Pertumbuhan tersebut mencapai hingga dua kali lipat sejak tahun 2015 hingga tahun 2017.

“Kami juga mencatat Lazada telah menjual power bank dengan jumlah yang cukup tinggi sejak tahun 2014 dengan jumlah 1,2 juta, sementara 2 juta produk diapers atau popok bayi telah terjual di Lazada,” kata Florian.

Meningkatkan kerja sama dengan mitra terkait

Turut hadir dalam acara tersebut perwakilan dari mitra yang sejak awal telah melakukan kerja sama dengan Lazada, di antaranya adalah perwakilan dari bank Mandiri, JNE dan Telkomsel. Selanjutnya Lazada memiliki komitmen untuk terus meningkatkan kerja sama dengan para mitra terpilih.

“Sebagai salah satu marketplace terbesar di Indonesia, kami menyadari pentingnya membina kemitraan strategis dengan penyedia layanan telekomunikasi, logistik dan sistem pembayaran. Agar Lazada bisa terus memberikan pengalaman berbelanja yang menyenangkan untuk konsumen,” kata Co-CEO Lazada Indonesia Duri Granziol.

Merayakan HUT-nya yang kelima, Lazada bakal menghadirkan berbelanja online interaktif melalui online shopping Lazada TV. Fitur tersebut dihadirkan oleh Lazada untuk meningkatkan interaksi dengan konsumen melalui live streaming Lazada TV yang bisa dinikmati oleh pengguna pada tanggal 21-23 Maret 2017. Selain Lazada TV, secara khusus Lazada juga bakal memberikan flash sale setiap 2 jam, 800 ribu penawaran menarik dan kejutan lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Riset Facebook tentang Mobile Commerce di Indonesia

Menurut laporan Criteo, dalam State of Mobile Commerce Q2 2015, mobile commerce berkontribusi sebesar 27% dari total transaksi e-commerce di negara-negara Asia yang disurvei. Indonesia masih berada di urutan pertama yang kerap menggunakan aplikasi mobile untuk melihat dan akhirnya membeli produk yang dijual layanan e-commerce. Data tersebut diungkapkan Facebook saat acara Mobile Moves Commerce Indonesia, hari ini di Jakarta.

Sebagai platform yang memiliki komitmen untuk mendorong pertumbuhan UMKM di Indonesia, Facebook mengalami pertumbuhan bukan hanya di Indonesia namun juga secara global. Disebutkan lebih dari 88 juta orang Indonesia berada di Facebook, dengan lebih dari 48 juta orang Indonesia kembali ke Facebook setiap hari. Data selanjutnya menyebutkan lebih dari 84 juta orang Indonesia mengakses Facebook setiap bulan di mobile dan lebih dari 46 juta orang Indonesia mengakses Facebook setiap hari di mobile.

Facebook juga mengklaim 39% orang Indonesia secara aktif mencari informasi di Facebook, 24% orang Indonesia bertanya atau mendapatkan rekomendasi di Facebook, 54% orang Indonesia di Facebook menemukan produk dan brand di platform Facebook, dan 1 di antara 4 orang Indonesia melakukan pembelian setelah menemukan sesuatu di Facebook.

Semakin terjangkaunya harga smartphone saat ini juga pilihan kuota untuk data internet yang bisa dengan mudah di dapatkan oleh pengguna, menjadi alasan utama mengapa akhirnya kebanyakan pengguna di Indonesia lebih memilih menjelajahi e-commerce melalui smartphone dibandingkan melalui desktop.

Disebutkan juga aplikasi mobile e-commerce yang paling banyak diunduh di Indonesia berdasarkan survei yang dilakukan Facebook adalah Lazada dengan 7,6 juta unduhan, Tokopedia dengan 7,2 juta unduhan, Tokobagus (OLX) sebanyak 6,7 juta, Bukalapak 6,1 juta, Shopee 3,7 juta, dan Blibli 2,2 juta unduhan.

Insight dari Lazada dan Zalora

Co-CEO Lazada Indonesia Florian Holm

Dalam kesempatan tersebut, Co-CEO Lazada Indonesia Florian Holm memberikan presentasi terkait dengan kegiatan pemasaran yang efektif memanfaatkan Facebook. Saat ini, dengan 3 juta produk yang ada di Lazada, Lazada diklaim sebagai layanan e-commerce terbesar di Asia Tenggara. Untuk Indonesia sendiri Florian melakukan kegiatan pemasaran yang sedikit berbeda dengan negara lainnya, yaitu fokus lokasi yang ternyata memiliki peranan penting untuk pengguna di Indonesia melakukan pembelian.

“Di Jakarta semua orang bisa dengan mudah melakukan pembelian di toko-toko fisik hingga online, hal tersebut tidak berlaku untuk orang-orang yang tinggal di luar Jakarta seperti Sulawesi dan lainnya. Orang-orang itulah yang kemudian menjadi target pasar Lazada,” kata Florian.

Ditambahkan Florian, kebanyakan orang memutuskan untuk membeli produk secara online karena keterbatasan memilih dan membeli produk. Belum lagi dengan kesulitan koneksi internet melalui desktop. Di situlah peranan mobile menjadi penting untuk dilancarkan.

“Makin banyaknya smartphone murah membuat mobile menjadi platform favorit untuk sekedar melihat hingga akhirnya membeli bagi orang-orang di luar kota Jakarta,” kata Florian.

Dari hasil survei yang telah dilakukan, Florian mencatat waktu melihat produk e-commerce lebih banyak dihabiskan di aplikasi mobile, disusul dengan conversion rate dan repurchase rate yang semua menunjukkan aplikasi mobile lebih banyak dipilih dibandingkan dengan desktop.

“Diperkirakan hingga tahun 2025 tren dan kenaikan pertumbuhan e-commerce akan makin meningkat. Untuk itu fokus utama Lazada adalah melakukan kegiatan pemasaran di mobile dan mobile app download,” kata Florian.

Dalam kesempatan tersebut Florian juga mengadakan survei kepada peserta acara dan menanyakan hal apa yang paling diinginkan dari layanan e-commerce. Kebanyakan peserta memilih pengiriman yang cepat hingga koneksi internet yang stabil dan cepat.

CEO Zalora Anthony Fung

Sementara itu CEO Zalora Anthony Fung turut memberikan pengalaman dan informasi khususnya kepada perusahaan teknologi dan startup asing yang berencana untuk masuk ke pasar Indonesia. Dalam kesempatan tersebut Anthony menegaskan pentingnya melakukan pelokalan dari sisi bahasa dan layanan pelanggan.

“Saat ini masih banyak startup asing yang masuk ke Indonesia masih menggunakan bahasa Inggris di situs, aplikasi, hingga layanan pelanggan. Hal tersebut merupakan pendekatan yang kurang tepat untuk pasar di Indonesia,” kata Anthony.

Ditambahkan juga oleh Anthony, penting untuk memperhatikan mobile site dan aplikasi mobile, mencermati logistik, pembayaran, dan layanan pelanggan. Aplikasi mobile yang lancar dan mudah untuk digunakan bakal mendapatkan respon yang lebih baik dibandingkan dengan aplikasi mobile yang kurang user friendly.

“Hal lain yang harus diperhatikan terkait dengan aplikasi mobile adalah konten yang menarik, engagement dengan pelanggan, pilihan discovery dan personalisasi,” tutup Anthony.

Lazada Indonesia Pilih Malaysia untuk Realisasikan UKM Indonesia “Go International”

Lazada Indonesia memilih Malaysia sebagai pilot project dalam memasarkan produk UKM lokal ke kancah internasional. Langkah ini awalnya diinisiasikan oleh pemerintah dengan harapan UKM lokal dapat bersaing secara global mengingat sudah dimulainya masyarakat ekonomi Asean (MEA) pada awal tahun ini.

Florian Holm, co-CEO Lazada Indonesia, menjelaskan pilot project ini sudah dimulai pada pekan lalu dan sudah ada lima UKM yang dilibatkan, salah satunya adalah Indo Camera Bag Surabaya. Di langkah awal ini, menurutnya, Lazada Indonesia menerapkan sistem jual beli. Maksudnya, Lazada Malaysia membeli produk UKM di Indonesia dari Lazada Indonesia, kemudian baru menjual lagi setelah barang sampai ke tempat tujuan.

Kendati demikian, Holm enggan membeberkan langkah lebih lanjut apakah akan ada perubahan strategi penjualan dan negara mana yang menjadi sasaran perusahaan berikutnya. Pihaknya hanya memastikan pilot project ini menjadi dukungan Lazada meningkatkan omzet bisnis UKM lokal dan memperluas pangsa pasar baru.

Menurutnya, keberadaan platform e-commerce dapat memberikan kesempatan lebih besar bagi pengusaha lokal untuk bersaing di pasar internasional. Melalui paket kebijakan ekonomi jilid XII, pemerintah menunjukkan dukungannya dengan memudahkan UKM dalam memajukan usahanya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, pihak swasta, dan pengusaha lokal untuk menyelesaikan sejumlah tantangan mulai dari penyediaan pelatihan, sistem pendukung, dan media pemasaran.

“Komitmen dari kami yakni dapat mengembangkan para pelaku UKM di Indonesia dengan memberikan akses terhadap lebih banyak lagi. Maka dari itu, sebagai langkah awal kami mulai memasarkan produk UKM ke Malaysia,” terangnya, Senin (8/8).

Sekadar informasi, Lazada Grup saat ini memiliki enam negara sebagai daerah operasionalnya, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Menggandeng KoinWorks untuk memberi pinjaman bagi UKM

Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia, Lazada Indonesia mengadakan kampanye “Buatan Indonesia: Dari Indonesia Untuk Dunia.” Sebanyak 12 pengusaha lokal dilibatkan dalam kegiatan ini, dengan berbagai jenis produk mulai dari makanan, sepatu, kopi, perawatan kecantikan, hingga pakaian.

Adapun 12 UKM tersebut adalah Eksis Collectin Bandung, Jaxine Collectin Yogyakarta, Olympic Jakarta, Van Decka Shop Bandung, Kota Gede Shop Yogyakarta, Indo Camera Bag Surabaya, Kopi Sidi Kalang Medan, Coba Shop Bali, Makanan Enak Surabaya, Otten Coffee Medan, Sekar Jagat Bali, dan Wendy Sepatu Collection.

“Ke-12 UKM ini terpilih lewat berbagai pertimbangan, yang paling utamanya adalah mereka menjual produk sendiri,” terang Holm.

Dalam kampanye ini, Lazada Indonesia menggandeng KoinWorks sebagai jasa penyedia pinjaman untuk mendukung bisnis UKM. Benedicto Haryono, co-founder KoinWorks, mengatakan khusus kampanye ini pihaknya menaikkan jumlah dana yang dapat dipinjam oleh pengusaha UKM menjadi 1 miliar Rupiah dari awalnya 250 juta Rupiah dengan suku bunga sekitar 9% sampai 20%.

Pertimbangan ini diambil, mengingat banyaknya keluhan yang masih dirasakan pengusaha UKM dari sulitnya mendapat pinjaman dari perbankan. Padahal, potensi bisnisnya bisa menembus pasar internasional.

“Kami memberikan treatment khusus bagi pengusaha UKM yang sudah bergabung di Lazada karena mereka bisa dapat pinjaman hingga 1 miliar [Rupiah], sementara untuk non Lazada hanya bisa sebesar 250 juta. Kami percaya kualitas penjual yang dipilih Lazada adalah sudah well established,” ujarnya.

Lazada Gandeng Pos Indonesia Permudah Proses Pengembalian Barang

E-commerce dan penyedia jasa logistik adalah layanan yang saling diuntungkan satu sama lain. Kerja sama kedua jenis layanan pun tentu akan memberikan dampak positif bagi keduanya. Lazada Indonesia mengumumkan kerja sama PT Pos Indonesia yang memungkinkan pembeli di Lazada melakukan proses pengembalian barang dengan menitipkannya secara gratis di Kantor Pos.

Dari keterangan yang diterima DailySocial, mulai hari ini (27/4) para konsumen Laza Indonesia dapat melakukan pengembalian barang, yang hasilnya tidak sesuai harapan konsumen, secara gratis melalui Kantor Pos yang tersebar di lebih dari 4.000 titik di seluruh wilayah Indonesia. Lazada dijelaskan telah mengintegrasikan sistemnya dengan PT Pos Indonesia untuk melacak status barang yang dikembalikan oleh konsumen melalui Kantor Pos.

“Bagi Lazada, kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap belanja online menjadi prioritas utama. Hal ini meliputi memberikan kemudahan bagi konsumen dalam melakukan pengembalian barang, apabila barang yang mereka terima tidak sesuai atau mengalami kerusakan. Untuk itu, kami bekerja sama dengan PT Pos Indonesia untuk memudahkan konsumen dalam mengembalikan barang,” jelas co-CEO Lazada Indonesia Florian Holm.

Dalam rilisnya pihak Lazada juga mengklaim bahwa Lazada merupakan e-commerce pertama yang menghadirkan kebijakan perlindungan konsumen yang meliputi pengembalian produk, pengembalian dana dan penggantian produk. Kebijakan ini menurut mereka dihadirkan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap belanja online.

Di sisi lain VP Komunikasi Korporat PT Pos Indonesia Bambang Dwi Purwanto mengungkapkan bahwa untuk saat ini logistik masih menjadi isu utama yang dihadapi oleh para pelaku e-commerce di Indonesia. Kerja sama yang terjalin dengan Lazada ini diharapkan mampu memberikan dampak positif, tidak hanya untuk keduanya tapi juga keseluruhan pasar e-commerce di tanah air.

Kolaborasi Lazada Indonesia dan GO-JEK Hadirkan Pengiriman Instan

Situs tujuan belanja online populer di Indonesia Lazada Indonesia berkolaborasi dengan GO-JEK menggelar Big App Sale pada tanggal 14-17 April 2016. Acara yang akan berlangsung selama empat hari berturut-turut ini menawarkan pilihan produk favorit dari pengguna aplikasi Lazada melalui promo berbasis Flash Sale.

Produk pilihan yang bakal dijajakan di Flash Sale di antaranya powerbank, lunch box, action camera dan flash disk memory stick. Dengan memesan produk pilihan tersebut dan pembayaran diverifikasi Lazada, pelanggan yang tinggal di kawasan Jabodetabek bisa memperoleh barang yang dikirimkan melalui kurir GO-JEK.

Kegiatan Flash Sale ini akan dimulai secara serentak mulai pukul 9 pagi dan pemesanan bisa diakses melalui aplikasi mobile Lazada.

“Kolaborasi Lazada dengan GO-JEK akan memudahkan konsumen untuk memenuhi kebutuhan mereka akan beragam produk paling populer di Lazada Indonesia,” kata co-CEO Lazada Indonesia Florian Holm.

Dipilihnya GO-JEK sebagai mitra dalam ajang Big App Sale ini diharapkan Lazada Indonesia dapat memberikan pengalaman baru berbelanja online dengan kurir instan.

“Di GO-JEK, kami terus berinovasi untuk memberikan layanan terbaik kepada konsumen sekaligus meningkatkan kesejahteraan mitra driver secara berkesinambungan, salah satunya dalam hal layanan pengiriman atau instant courier,“ kata Chief Marketing Officer GO-JEK Piotr Jakubowski.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Masuki Usia Keempat, Lazada Indonesia Ingin Akselerasi Pertumbuhan di Luar Kota Jakarta

Layanan e-commerce besutan Rocket Internet, Lazada Indonesia, kini telah memasuki usia empat tahun beroperasi di Indonesia. Di usianya yang keempat ini, ada dua hal yang menjadi prioritas Lazada Indonesia yaitu akselerasi pertumbuhan di luar kota Jakarta dan implementasi teknologi data. Selain itu, Lazada Indonesia juga berjanji akan tetap fokus berinvestasi berkelanjutan pada platform untuk memperluas infrastruktur logistik, meningkatkan produk, hingga menyediakan solusi pembayaran.

Chief Strategy Officer Lazada Group Magnus Ekbom mengklaim bahwa selama empat tahun beroperasi di Indonesia Lazada berhasil mencatatkan pertumbuhan yang pesat, terutama dari sisi bergabungnya UKM, merek lokal, dan merek internasional. Selain itu, Magnus juga melihat adanya perubahan perilaku konsumen untuk online dan berbelanja yang kini mulai masuk ke mobile.

Di awal tahun 2016 ini, Lazada Indonesia mencatat ada 11.000 penjual yang bergabung dengan Lazada Indonesia, 750 karyawan, lebih dari tiga juta produk terdaftar, dan 22 titik hub yang tersebar di kota-kota tempat LEX beroperasi. Selain itu, Lazada group juga mengumumkan Gross Merchandize Value (pendapatan kotor tahunan) yang mencapai 1,3 miliar dollar untuk kawasan Asia Tenggara. Menariknya, kontribusi mobile terhadap GMV tersebut diklaim mencapai 60 persen pada tahun 2015.

Magnus mengatakan, “Ke depannya, Lazada Indonesia akan fokus untuk meningkatkan jenis produk, memperluas infrastruktur logistik, dan memperkenalkan solusi pembayaran yang mendukung terciptanya pengalaman belanja yang mudah bagi kosumen kami.”

Ingin mempercepat pertumbuhan di empat kota yang berada di luar Jakarta

co-CEO Lazada Indonesia Florian Holm / DailySocial

Sebagai negara berkembang, jumlah pengguna Internet di Indonesia saat ini masih belum begitu banyak bila dibandingkan dengan total populasi yang mencapai lebih dari 250 jiwa, yakni lebih dari 80 juta. Namun di akhir tahun 2016 ini Lazada mengestimasi jumlah tersebut akan meningkat dan mencapai lebih dari 100 juta pengguna. Hal ini menambah optimisme co-CEO Lazada Indonesia Florian Holm untuk dapat mengakselerasi pertumbuhan Lazada, khusunya di luar kota Jakarta.

Florian mengatakan, “Di akhir tahun ini [2016] kami mengekspektasikan ada lebih dari 100 juta orang online. […] Ini makin menasbihkan Indonesia adalah pasar yang menarik untuk e-commerce. […] Jadi apa prioritas kami untuk Lazada tahun ini? [Tahun ini] Kami ingin mengakselerasi pertumbuhan luar biasa yang sudah ditunjukkan tahun lalu. Prioritas kami adalah untuk tumbuh lebih cepat di kota luar Jakarta.”

Kota-kota yang menjadi prioritas adalah Medan, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya yang dianggap menunjukkan aktivitas pertumbuhan tinggi selain Jakarta. Salah satu upaya yang dilakukan adalah lewat roadshow untuk memperkenalkan Lazada dan mengakuisisi pengguna baru.

Selain itu, Florian juga menemukan bahwa empat kota yang menjadi prioritas tersebut ternyata memiliki perilaku yang berbeda dalam berbelanja. Barang favorit konsumen di Medan adalah jam tangan, di Bandung adalah peralatan rumah tangga, di Yogyakarta adalah action cam, dan di Surabaya barang yang menjadi favorit adalah ponsel pintar.

Pengembangan data science

Head of Data Science Lazada Group John Barns / DailySocial

Perkembangan teknologi yang pesat juga diantisipasi oleh Lazada dengan mengimplementasikan teknologi big data yang sedang naik daun. Tujuannya adalah untuk bisa memahami konsumen lebih baik lagi agar dapat meningkatkan layanan yang diberikan Lazada. Lazada Indonesia sendiri baru memulai ini tahun lalu.

Kini, ada 15 orang yang tergabung dalam tim data science yang dibentuk Lazada. 15 orang tersebut terdiri atas sembilan orang data scientist, empat data engineer, satu orang project manager, dan satu orang Head of Data Science Lazada Group yang dipegang oleh John Berns.

John mengatakan, “Kenapa kami [Lazada Indonesia] melakukan ini? Karena kami ingin memahami konsumen kami lebih baik. Kanapa? Agar bisa melayani konsumen lebih baik lagi.”

“Kami menggunakan data tersebut untuk memberikan rekomendasi produk berdasarkan riwayat pembelian dan penelusuran [konsumen]. […] Membuat Lazada menjadi lebih lebih efisien, […] dan membantu penjual menemukan konsumen baru,” tambah John.

Jakarta Heat Map Lazada / DailySocial

John mengungkap, selama satu tahun tim data science bekerja mereka telah berhasil medekteksi rata-rata seperempat miliar peristiwa yang terjadi dalam satu hari secara real time juga trafik yang bisa meningkat sebesar 10 kali lipat ketika ada peristiwa big sales.

Data menarik lainnya yang diungkap John adalah, ditemukan bahwa konsumen di Indonesia gemar mencari produk untuk kategori Fashion, Mobile/Tablet Devices, Aksesoris [Kacamata, Jam Tangan, hingga perhiasan, Home & Living, dan Health & Beauty. Ditemukan juga bahwa konsumen wanita di Indonesia ternyata lebih cermat berbelanja online, membeli produk 23 persen lebih banyak, tetapi menghabiskan uaang 35 persen lebih sedikit.

John juga mengklaim bahwa data science yang diterapkan Lazada dapat menentukan jenis kelamin pengguna berdasarkan perilaku penelusuran. Ketepatannya diklaim mencapai 83 persen.

Terakhir, ditemukan juga bahwa kawasan Setiabudi, Keramat Jati, dan Grogol adalah beberapa kawasan di Jakarta yang masyarakatnya gemar berbelanja online melalui Lazada. Sedangkan kawasan Johor Baru, Pesanggrahan, juga Pasar Rebo masih belum menunjukkan minat yang tinggi untuk berbelanja online melalui Lazada.

Application Information Will Show Up Here