FOMO adalah fenomena yang berkaitan dengan perasaan selalu ingin menang dan tidak ingin tertinggal oleh orang lain. Ternyata FOMO berdampak pada hubungan sosial dan keuangan seseorang.
Karena FOMO adalah sifat yang membuat seseorang rela menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak penting, yang berdampak buruk pada keuangan kamu. Oleh karena itu, apa sebenarnya FOMO, bagaimana dampaknya, dan cara menghindarinya? Kami akan membahas semua ini dalam artikel ini. Baca sampai akhir!
Definisi FOMO
FOMO adalah perasaan khawatir yang muncul saat kamu merasa tidak tahu atau kehilangan informasi, peristiwa, atau pengalaman yang sedang berlangsung.
Dalam dunia media sosial, FOMO adalah istilah yang mengacu pada perasaan bahwa orang lain menjalani kehidupan yang lebih baik, lebih bersenang-senang, atau mengalami lebih banyak peristiwa menarik daripada yang kamu alami saat ini.
FOMO juga terkait dengan rasa takut akan penyesalan. Ini dapat menimbulkan kekhawatiran bahwa Anda mungkin tengah kehilangan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, mendapatkan pengalaman baru, melakukan investasi yang menguntungkan, atau mengalami peristiwa yang tak terlupakan.
Gejala FOMO
Menurut FORBES, ada beberapa tanda FOMO yang umum, di antaranya adalah:
- Sangat tertarik untuk mengamati aktivitas orang lain di sosial media
- Mengalami emosi yang tidak menyenangkan saat membandingkan kehidupan seseorang dengan tindakan orang lain di media sosial
- Merasa lelah dari media sosial dan selalu tertarik dengan gosip terbaru
- Mengiyakan sesuatu meskipun sebenarnya tidak ingin hanya karena takut kehilangan sesuatu saat orang lain mengalami atau berbicara tentangnya
- Mengeluarkan lebih banyak uang daripada yang dapat ditahan karena membeli sesuatu agar terlihat lebih keren
Penyebab FOMO
FOMO adalah kecemasan yang disebabkan oleh keyakinan bahwa kamu akan ketinggalan dalam pengalaman menarik atau peluang penting.
Amigdala, bagian otak yang mendeteksi apakah sesuatu merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup atau tidak, adalah alasan FOMO.
Bagian otak ini mengalami kecemasan dan stres karena ditinggalkan. FOMO lebih mungkin terjadi pada orang-orang yang sudah sangat sensitif terhadap ancaman lingkungan. Ini termasuk mereka yang mengalami trauma emosional sebelumnya, mengalami kecemasan sosial, atau memiliki perilaku obsesif dan kompulsif.
Media sosial dan smartphone telah meningkatkan perilaku FOMO karena membuat pengguna terus membandingkan kehidupan mereka dengan pengalaman online ideal orang lain.
Dengan menggunakan aplikasi media sosial, kamu dapat melihat apa yang dilakukan orang lain dan melihat gaya hidup glamor mereka. Ini mengubah pandangan kamu tentang hal yang normal dan membuat kamu percaya bahwa kehidupan yang kamu jalani tidak semenarik orang lain yang melihatnya.
Media sosial merupakan sebab dan akibat dari FOMO karena kecemasan dan ketidakpuasan yang ditimbulkannya membuat orang menginginkan koneksi dan interaksi atau lebih sering memeriksa berbagai situs jejaring sosial untuk tidak ketinggalan.
Cara Mengatasi FOMO
Ada beberapa cara berikut yang bisa membantu mengatasi FOMO:
- Berkonsentrasi pada diri sendiri
Setiap orang tidak dapat terus berkembang setiap saat. Begitu pula dengan bahagia, seseorang tidak dapat selalu bahagia karena hidup berputar.
Karena setiap orang tidak sama dalam menjalani kehidupannya, kita tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain.
- Mengurangi penggunaan media sosial dan perangkat elektronik
Seperti yang disebutkan sebelumnya, postingan dan update orang lain di media sosial merupakan salah satu faktor yang menyebabkan FOMO, jadi membatasi penggunaan media sosial dapat membantu mengurangi FOMO.
- Membuat hubungan nyata
Sebagai makhluk sosial, kita sangat membutuhkan orang lain. Oleh karena itu, lebih penting untuk menjalin hubungan sosial dengan orang lain daripada hanya menggunakan media sosial untuk melakukannya.
Ketika kita memprioritaskan koneksi nyata, perasaan FOMO akan secara bertahap hilang.
Ini adalah ulasan tentang apa itu FOMO, gejalanya, sumbernya, dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat dan mental mu semakin sehat.