Tag Archives: formula e

Daniel Abt

Pakai Joki di Balapan Virtual, Daniel Abt Diputus Kontrak oleh Audi

Audi memutuskan kontrak dengan pembalap Formula E Daniel Abt karena dia meminta pembalap virtual profesional untuk menggantikannya dalam balapan virtual pada akhir pekan lalu. Tak hanya itu, dia juga harus membayar denda sebesar €10 ribu (sekitar Rp162,6 juat). Abt mengonfirmasi hal ini dalam sebuah video. Dalam video itu, dia juga menjelaskan bahwa alasannya meminta sim racer Lorenz Hoerzing menggantikan posisinya adalah karena dia melihat ajang balapan virtual sebagai hiburan dan bukannya balapan serius. Karena itu, dia merasa, membiarkan seorang sim racer menjadi joki adalah sebuah candaan yang lucu.

“Kami ingin mendokumentasikan semua ini dan membuat cerita lucu untuk para fans,” kata Abt, seperti dikutip dari The Verge. Dia bahkan menyertakan video saat dia menawarkan ide ini pada Hoerzing. Dia bertanya pada Hoerzing, apakah remaja berumur 18 tahun itu ingin menggantikannya melawan pembalap-pembalap lain dalam balapan virtual. “Ayo pikirkan rencana ini baik-baik. Hal ini akan jadi sangat lucu,” ujar Abt.

Abt juga mengungkap, dia tidak meminta Hoerzing untuk menggantikannya agar dia bisa menang. Sejak awal, dia berencana untuk mengumumkan keputusannya meminta Hoerzing sebagai joki. Karena itu, dia tidak menggunakan VPN untuk menyembunyikan alamat IP dari Hoerzing, yang ada di Austria. Dia menyalahkan media yang langsung menuduhnya telah berbuat curang tanpa memberikan kesempatan untuk memberikan penjelasan.

Rangkaian balapan virtual Formula E dimulai pada April 2020. Balapan virtual ini diadakan dengan tujuan untuk menghibur para fans karena semua balapan harus dibatalkan di tengah pandemi virus corona. Selain itu, balapan virtual tersebut juga diharapkan akan dapat mempererat hubungan antara para pembalap dan tim mereka. Tujuan lainnya adalah untuk menggalang dana amal.

Namun, Abt meminta Hoerzing, yang juga ikut serta dalam balapan untuk para sim racer dari Formula E, menjadi joki dalam balapan virtual tersebut. Dia bahkan sempat meminta seseorang untuk tampil di depan kamera menggunakan pakaian merah khas Audi di bawah namanya. Hanyas aja, wajah orang tersebut tertutup mikrofon. Sepanjang balapan, Hoerzing — di bawah nama Abt — berhasil memimpin, walau akhirnya, Oliver Rowland keluar sebagai juara. Kesuksesan Hoerzing justru memancing kecurigaan orang-orang, karena pada balapan sebelumnya, Abt justru tak memberikan performa maksimal.

Daniel Abt
Daniel Abt tak tampil dalam wawancara setelah balapan. | Sumber: The Verge

Pada akhirnya, Hoerzing keluar sebagai juara tiga. Itu artinya, Abt seharusnya tampil dalam wawancara dengan Rowland, yang menjadi juara, dan Stoffel Vandoorne, yang ada di posisi ke-2. Namun, Abt tidak muncul. Vandoorne mulai curiga, apakah Abt memang ikut serta dalam balapan kali ini. Dia juga membahas hal ini di channel Twitch pribadinya. Dia bahkan sempat mencoba untuk menelpon Abt, tapi sang pembalap Audi tak menjawab. Pihak penyelenggara kemudian berhasil memastikan bahwa Abt tidak ikut balapan berdasarkan alamat IP Hoerzing.

Abt meminta maaf setelah dia tertangkap basah. “Saya tidak melihat balapan ini sebagai sesuatu yang serius. Saya meminta maaf sebesar-besarnya karena saya tahu kerja keras yang diperlukan untuk merealisasikan proyek ini sebagai bagian dari balapan Formula E,” kata Abt dalam pernyataan resmi.

Sumber header: Sky Sports

formula e esports

Formula E Juga Gelar Turnamen Esports, Race at Home Challenge

Formula E akan menyelenggarakan turnamen esports berjudul “Race at Home Challenge“. Sama seperti Formula 1 dan NASCAR, alasan Formula E mengadakan turnamen esports adalah untuk menggantikan balapan yang terpaksa dibatalkan karena pandemik virus corona.

Jika dibandingkan dengan Formula 1 atau MotoGP, Formula E cukup terlambat dalam mengambil keputusan untuk menyelenggarakan balapan esports. Seperti yang disebutkan oleh AutoSport, CEO Formula E, Jamie Reigle menjelaskan, “Jika Anda tidak bisa menjadi yang pertama, maka pastikan Anda menawarkan sesuatu yang berbeda. Race at Home Challenge memiliki format yang unik.”

Dalam Race at Home Challenge, ada dua turnamen balapan virtual yang diadakan, yaitu kompetisi yang ditujukan untuk para pembalap profesional dan balapan yang dapat diikuti oleh gamer dan streamer. Selain itu, balapan ini akan menggunakan format battle royale. Jadi, pada akhir putaran, pembalap yang ada di posisi terakhir akan gugur. Peraturan ini akan diberlakukan sampai hanya ada 10 pembalap yang tersisa. Sepuluh peserta itu lalu akan beradu dalam satu putaran untuk menentukan sang pemenang.

formula e esports
Balapan esports Formula E akan gunakan platform rFactor 2. | Sumber: AutoSports

Race at Home Challenge akan dimulai pada 18 April 2020 dan akan berlangsung selama setidaknya 9 minggu. Balapan virtual ini akan diikuti oleh setidaknya 14 pembalap. Beberapa pembalap yang sudah mengonfirmasi kesertaan mereka antara lain pembalap Audi Lucas di Grassi dan Daniel Abt, pembalap BMW Alexander Sims dan Maximilian Guenther, pembalap Mercedes FE Stoffel Vandoorne, serta Mitch Evans yang mewakili Massa dan Jaguar. Selain itu, Antonio Felix Da Costa, pembalap asal Portugis yang mewakili DS Techeetah, juga akan ikut serta.

Sayangnya, ada banyak pembalap yang sudah mengikuti turnamen esports balapan lainnya. Terkait hal ini, Reigle memastikan bahwa jadwal turnamen esports Formula E tidak akan bertabrakan dengan pertandingan balapan virtual lain.

“Saya sangat tertarik untuk dapat kembali bersaing dengan para rival saya, walau saya harus melakukannya dari rumah,” kata Da Costa, menurut laporan Channel News Asia. “Saya telah mencoba simulator yang akan digunakan. Dengan senang hati, saya akan menghadapi berbagai tantangan baru yang ada. Ini justru akan mengasah kemampuan kami.”

Para peserta balapan Race at Home akan menggunakan rFactor 2 simulator software untuk bertanding. Dengan begitu, mereka bisa ikut dalam balapan tanpa harus keluar dari rumah.

Sumber header: Sean O’Kane / The Verge

Sanggup Hasilkan 1.360 Tenaga Kuda, NIO EP9 Adalah Mobil Elektrik Tercepat Sejagat

Pernah mendengar nama NextEV? Kecuali Anda mengikuti kompetisi Formula E (Formula 1-nya mobil elektrik), kemungkinan besar Anda sama sekali tak mengenalnya. Perusahaan asal Tiongkok tersebut baru-baru ini membuat gebrakan dengan mengungkap mobil elektrik yang diklaim tercepat sejagat.

Klaim tersebut tidak datang tanpa bukti. Mobil elektrik bernama NIO EP9 ini telah mencatatkan rekor baru dengan menyelesaikan sirkuit Nürburgring dalam waktu 7 menit 5 detik saja. Tidak heran, mengingat NextEV banyak mengadaptasikan teknologi yang mereka pakai dalam Formula E ke mobil ini.

Empat buah motor elektrik dan empat gearbox terpisah menjadi rahasia di balik kegesitan NIO EP9 / NextEV
Empat buah motor elektrik dan empat gearbox terpisah menjadi rahasia di balik kegesitan NIO EP9 / NextEV

Rahasia kegesitannya terletak pada empat buah motor elektrik dan empat gearbox terpisah – sebagai pembanding, varian tercepat Tesla Model S hanya dibekali dua motor elektrik saja. Keempat motor elektrik ini sanggup menyemburkan daya sebesar 1 megawatt, atau kurang lebih setara 1.360 tenaga kuda.

Kecepatan maksimumnya mencapai angka 313 km/jam. Akselerasi 0 – 100 km/jam dapat ia tempuh dalam waktu 2,7 detik, 0 – 200 km/jam dalam 7,1 detik, dan 0 – 300 km/jam dalam 15,9 detik. Fenomenal!

Angka-angka di atas akan terdengar semakin mengejutkan setelah mengetahui bobot EP9 yang mencapai 1.735 kilogram – 635 kg sendiri berasal dari baterainya. Dengan baterai sebesar ini, EP9 bisa menempuh jarak 427 kilometer dalam satu kali charge, dan proses charging-nya sendiri hanya butuh waktu sekitar 45 menit.

NIO EP9 bukan sekadar konsep, hanya saja cuma ada 6 unit yang diproduksi / NextEV
NIO EP9 bukan sekadar konsep, hanya saja cuma ada 6 unit yang diproduksi / NextEV

Terlepas dari segala kelebihan dan keseksiannya, Anda akan kesulitan menjumpai NIO EP9 di jalanan. Pasalnya, NextEV hanya memproduksinya sebanyak enam unit, dan semuanya sudah berada di tangan para pendiri perusahaan meski banderol harga per unitnya diperkirakan mencapai angka 1,2 juta dolar.

Sebelum Anda beranjak kecewa, NextEV berencana untuk meluncurkan mobil elektrik lain di tahun 2017. Pastinya bukan kelas supercar seperti ini, tapi paling tidak harganya bisa lebih masuk akal untuk konsumen secara luas.

Sumber: Engadget dan Business Wire.

Inilah Wujud Mobil Balap Tanpa Sopir yang Akan Berlomba di Kompetisi Roborace

Akhir tahun kemarin, muncul sebuah inisiatif dari penyelenggara Formula E untuk menghelat sebuah ajang balapan bernama Roborace, dimana seluruh pesertanya merupakan mobil tanpa sopir. Mendengar pengumuman semacam itu, wajar apabila kita langsung bertanya-tanya seperti apa wujud mobil balap tanpa sopir yang bakal diadu di kompetisi tersebut.

Misteri inilah yang ingin diungkap tim penyelenggara Roborace. Baru-baru ini, mereka memamerkan ke mata publik seperti apa wujud mobil balap Roborace. Dan seperti yang bisa Anda lihat pada gambar di atas, penampilannya benar-benar fenomenal.

Mobil ini nantinya akan dikembangkan oleh perusahaan bernama Kinetik. Namun Kinetik rupanya tidak sendirian, pihak Roborace telah menunjuk nama Daniel Simon sebagai Chief Design Officer. Beliau merupakan sosok yang merancang motor super-keren di film Tron: Legacy, beserta kendaraan-kendaraan lainnya di film Oblivion.

Mobil balap tanpa sopir Roborace

Daniel menjelaskan bahwa ia bersama timnya ingin menciptakan sebuah mobil balap dengan keseimbangan antara performa dan estetika. Mengingat mobil-mobil ini nantinya tidak akan ditumpangi seseorang, aspek estetika pun bisa dimaksimalkan. Kalau melihat hasilnya, upaya Daniel bersama timnya tidak sia-sia.

Aerodinamika juga menjadi kunci dalam pengembangan mobil balap Roborace. Sepasang lubang udara berukuran masif tampak di bagian depan dan menyambung hingga ke buntut mobil. Tidak cukup sampai di situ saja, Daniel bersama timnya juga tengah mengembangkan komponen bodi yang dapat beradaptasi dengan kondisi jalanan, seperti yang biasa kita jumpai pada supercar generasi terbaru dengan spoiler aktifnya.

Sejauh ini mobil balap Roborace memang masih berupa konsep, mengingat kompetisinya sendiri baru akan dimulai antara akhir tahun ini atau awal tahun depan. Terlepas dari itu, kalau benar desain finalnya seperti ini, tampaknya Roborace bisa menjadi ajang balap yang layak ditonton.

Sumber: The Verge dan Formula E.

RoboRace, Ajang Balapan Perdana untuk Mobil Tanpa Sopir

10 bulan yang lalu, Audi mempertontonkan kepada dunia bahwa mobil tanpa sopir tak hanya bisa mengemudi sendiri, tetapi juga siap diajak balapan. Kini panitia kompetisi balapan mobil elektrik Formula E mengumumkan ketertarikannya untuk menghelat sebuah ajang balapan khusus buat mobil tanpa sopir.

Dinamai RoboRace, ajang ini bakal menjadi pelengkap bagi kompetisi Formula E musim 2016 – 2017. RoboRace bakal mempertemukan 10 tim yang masing-masing bertanggung jawab atas 2 mobil tanpa sopir. 20 mobil tanpa sopir tersebut bakal adu kegesitan selama satu jam di hari dan sirkuit yang sama dengan tiap ajang Formula E yang bakal diselenggarakan.

Menariknya, semua mobil elektrik tanpa sopir yang bertanding mempunyai spesifikasi yang sama persis dan dibuat oleh perusahaan bernama Kinetik. Jadi yang bakal menjadi tantangan untuk setiap tim adalah bagaimana mereka mengembangkan algoritma dan kecerdasan buatan (AI) untuk meraih kemenangan – serupa dengan di Formula E, dimana tantangannya adalah mengoprek baterai agar lebih efisien daripada pesaingnya.

Mobil-mobil ini masih dalam tahap pengembangan awal. Tapi menurut pernyataan perwakilan Kinetik kepada Wired, kecepatan maksimumnya bisa menembus angka 300 km/jam, bahkan lebih cepat daripada mobil-mobil balap Formula E yang mentok di angka 225 km/jam.

RoboRace

Sejauh ini tampaknya masih belum ada tim yang mendaftar, namun Formula E selaku penyelenggara ingin semua perusahaan yang tengah mengembangkan teknologi kemudi otomatis untuk ikut berpartisipasi. Beberapa nama yang menjadi ‘incaran’ adalah Google, Uber, Continental dan Bosch.

Menarik juga untuk diketahui bahwa satu dari sepuluh tim yang bertanding adalah tim crowdsourced. Tim ini bakal diisi oleh komunitas penggiat teknologi dan software. Akan sangat menarik melihat ilmuwan-ilmuwan ‘tanpa nama’ ini adu kecerdasan dengan para jenius bayaran Google, Uber dan lain sebagainya.

Ajang balapan mobil tanpa sopir ini sejatinya bisa membawa dampak positif ke kompetisi balap lainnya, seperti misalnya Formula One. Menurut Mark Preston selaku pimpinan Team Aguri, salah satu tim Formula E, ke depannya mungkin kita bisa melihat safety car yang bisa mengemudi sendiri di ajang tersebut.

Sumber: Formula E, Wired dan The Verge.