Tag Archives: Foxconn

Dampak Virus Corona, Pabrik Foxconn dan Samsung Tutup Sementara

Wabah virus Corona memang sedang menjadi satu masalah yang cukup besar belakangan ini. Apalagi mengingat Tiongkok merupakan negara yang bisa dibilang menjadi salah satu pusat ekonomi, terutama di Asia. Mengutip New York Times virus Corona dikabarkan sudah menjangkit lebih dari 4000 orang dengan 100 orang di antaranya meninggal.

Tak heran jika virus ini berdampak kepada ekonomi. Bahkan, virus corona juga memberi dampak kepada esports, membuat jadwal WESG 2019 Asia Pacific CS:GO jadi kembali ditunda. Tak hanya itu, baru-baru ini bahkan dikabarkan dua pabrik raksasa teknologi dunia ditutup gara-gara virus Corona. Dua pabrik tersebut adalah Foxconn dan Samsung Electronics.

Penutupan pabrik tersebut dikabarkan terjadi sebagai akibat dari isolasi beberapa kota di Tiongkok yang dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Corona secara lebih luas. Alhasil, kejadian ini membuat fasilitas produksi tidak bisa berjalan dengan lancar karena banyak pekerja tidak bisa menglaju dari atau ke area pabrik.

Sumber:
Isolasi di beberapa kota Tiongkok menghambat para pekerja pabrik untuk menglaju dari ataupun ke fasilitas pabrik Foxconn dan Samsung. Sumber: Milwaukee Independent

Mengutip Medcom.id, salah satu yang kena imbas adalah fasilitas pabrik kota Suzhou sebelah barat Shanghai, tempat di mana fasilitas produksi Foxconn dan Samsung berada. Sudah hampir satu minggu pabrik di sana tutup, manajemen menginstruksikan sekitar 1000 pekerja untuk tidak kembali bekerja.

Foxconn sendiri merupakan salah satu pabrik multinasional pembuat peralatan elektronik. Pabrik tersebut dipercaya untuk membuat elektronik dari beberapa perusahaan teknologi terbesar. Beerapa produk yang dibuat di Foxconn adalah seperti produk-produk milik Apple, bahkan termasuk gaming console seperti PlayStation, ataupun Xbox.

Ini tentu akan memberi dampak kepada ekonomi dan juga kepada harga barang. Sementara permintaan terhadap produk tidak pernah berhenti, pasokan barang yang menipis karena penutupan pabrik tentu akan membuat harga barang jadi lebih mahal. Belum lagi masalah kelangkaan produk yang juga akan membuat sulit para konsumen.

Namun demikian, dikabarkan hal ini tidak akan berdampak kepada distribusi produk secara global. Mengutip dari The Verge, Foxconn memberikan pernyataan sebagai berikut: “Sebagai bagian dari kebijakan kami tidak bisa memberikan komentar terkait prosedur produksi yang dilakukan secara spesifik. Namun demikan kami bisa mengkonfirmasi bahwa kita sudah memiliki beberapa langkah-langkah pencegahan di fasilitas pabrik untuk memastikan kami bisa memenuhi kewajiban manufaktur kami secara global.”

Tim Cook

@tim_cook

As people in China and around the world celebrate the Lunar New Year, we send our love and support to the many impacted by the Coronavirus. Apple will be donating to groups on the ground helping support all of those affected.

2,327 people are talking about this

Menanggapi penyebaran virus Corona, Apple juga tidak tinggal diam begitu saja. Apple lewat cuitan sang CEO Tim Cook, mengatakan akan secara aktif membantu menanggulangi penyebaran ini. Dalam twit tersebut, Tim Cook mengatakan akan memberikan donasi kepada tim yang bertugas, serta secara aktif membantu mengobati mereka yang sudah terinfeksi.

Mengutip dari TechPowerUp, penutupan pabrik dikabarkan masih berlangsung sampai 1 atau 2 minggu ke depan. Pulihnya pabrik ini tentu tergantung dari pemerintah Tiongkok dalam mengatasi penyebaran virus Corona.

Sumber header: Think Computers

Foxconn dan RED Tertarik Mengembangkan Kamera 8K dengan Harga yang Lebih Terjangkau

Bagi sebagian besar orang, kamera mirrorless buatan Sony atau Panasonic sebenarnya sudah lebih dari cukup untuk menghasilkan video dengan kualitas jauh di atas kamera smartphone. Namun kalau uang memang bukan masalah, saya yakin kamera-kamera buatan RED yang terkadang bisa seharga mobil mewah bakal menjadi pertimbangan.

Apakah situasinya harus selamanya demikian? Tidak, kalau menurut Foxconn. Baru-baru ini, perusahaan perakit perangkat elektronik itu mengungkap rencananya untuk bekerja sama dengan RED, dengan tujuan untuk menciptakan kamera yang sanggup merekam dalam resolusi 8K, tapi dengan dimensi dan banderol harga sepertiga dari yang ada sekarang.

Kalau kita lihat, kamera 8K ‘termurah’ RED sekarang adalah Epic-W yang mengemas sensor Helium 8K S35. Untuk bodinya saja, konsumen harus merogoh kocek sedalam $29.500. Kalau sepertiganya, berarti kamera baru hasil kolaborasi Foxconn dan RED ini nanti bakal dibanderol kurang lebih sekitar $10.000.

Angka itu memang masih sangat mahal kalau dibandingkan dengan kamera termahal Panasonic sekalipun, yakni Lumix GH5S yang dijual seharga $2.500 untuk bodinya saja. Namun perlu diingat, kemampuan merekam Lumix GH5S ‘hanya’ mentok di 4K, sedangkan yang Foxconn dan RED incar adalah kamera 8K.

Pertanyaan berikutnya, mengapa Foxconn? Jawabannya karena keduanya memang sudah punya hubungan baik selama ini. Foxconn selama ini sudah berjasa merakitkan komponen LSI circuit yang digunakan pada kamera-kamera besutan RED, dan rencana baru ini sejatinya bakal semakin memperdalam kemitraan mereka.

Tidak ada sama sekali yang menyinggung soal waktu maupun jadwal perilisan di sini. Realisasinya mungkin masih membutuhkan beberapa tahun, dan mungkin ketika sudah siap, Sony dan Panasonic juga sudah menyiapkan kamera mirrorless yang sanggup merekam video 8K.

Sumber: DPReview dan EOSHD. Gambar header: Jakob Owens via Unsplash.

Nintendo Targetkan Untuk Memproduksi 2 Juta Unit Switch Dalam Satu Bulan

Game-game eksklusif seperti The Legend of Zelda: Breath of the Wild, Arms, hingga Mario Kart 8 Deluxe merupakan salah satu faktor pendorong penjualan Nintendo Switch terbesar. Console hybrid itu berpindah tangan sebanyak 2,74 juta unit selama sebulan setelah pelepasannya, dan di bulan Juli kemarin, Nintendo kabarnya berhasil menjual tak kurang dari 4,7 juta Switch.

Dan hanya beberapa minggu sebelum Super Mario Odyssey meluncur, perusahaan hiburan asal Jepang itu dikabarkan mempunyai agenda untuk meningkatkan produksi Switch, menjadi dua juta unit per bulan. Hal tersebut dilakukan terkait naiknya permintaan dan keinginan sang produsen buat mencapai target pengapalan sebesar 20 juta Switch di tahun 2017. Informasi ini diperoleh Digitimes dari narasumber mereka di bagian distribusi.

Peningkatan produksi juga dilakukan karena Nintendo berniat untuk mengekspansi distribusi ke wilayah Tiongkok di awal tahun 2018, dan angkanya kemungkinan besar akan bertambah di tahun-tahun berikutnya. Dan buat sekarang, ada banyak wilayah yang masih kekurangan atau bahkan sama sekali belum disambangi Switch. Jepang mulai kehabisan stok, lalu produsen juga harus bersiap-siap menyambut perilisan Switch di Taiwan yang jatuh pada bulan Desember besok.

China menjadi perhatian Nintendo semenjak pemerintahnya mengangkat pelarangan penjualan console game kira-kira tiga tahun silam. Potensi pasar tersebut memang sangat besar, tapi perusahaan pimpinan Tatsumi Kimishima itu perlu mengambil strategi jitu karena kompetitor sudah lama mendarat di sana. Xbox tersedia di Tiongkok pada penghujung 2014, kemudian PlayStation menyusul di awal 2015.

Digitimes menjelaskan bahwa berdasarkan laporan resmi, penjualan home console di Tiongkok meroket sebesar 56,7 persen di 2016. Angka ini lebih besar dari kenaikan pemasaran console secara global. Strategi lain yang Nintendo lakukan demi menerobos pasar tersebut adalah dengan melakukan kolaborasi bersama raksasa hiburan China, Tencent. Sang produsen hardware rencananya akan mempersilakan Tencent untuk memublikasikan game-game eksklusif di platform Switch.

Dari pengungkapan informan Digitimes, rendahnya stok Switch disebabkan oleh kurang cukupnya ketersediaan komponen-komponen hardware penting – misalnya DRAM, dan bukan karena masalah pada perakitan atau kerusakan hardware.

Saat ini, proses produksi Nintendo Switch dilakukan oleh Foxconn dan Hosiden berbasis Jepang. Namun ODM (original design manufacturer) lain seperti Pegatron dan Wistron juga sedang berupaya memenangkan ‘hati’ Nintendo agar perusahaan itu turut menggandeng mereka. Pegatron sendiri telah menempatkan timnya di dekat markas besar Nintendo.

Bulan Depan Foxconn Boyong Smartphone Luna ke Indonesia

Pasar mobile Indonesia tampaknya sebentar lagi bakal kedatangan pendatang baru. Setelah sejumlah nama seperti Oppo, Vivo dan Infinix lebih dulu tiba, Foxconn dikabarkan segera ikut ambil bagian dalam waktu dekat.

Dikutip dari TeknoKompas, Selasa (25/10/2016)  pabrikan asal Taiwan tersebut disebutkan berencana memboyong produk smartphone asli buatan sendiri, “Luna” ke pasar tanah air pada awal bulan depan.

Kepastian hadirnya pabrikan yang identik dengan ponsel iPhone tersebut didapat dari sebuah undangan tertulis yang dikirimkan ke sejumlah media.Dalam undangan tersebut, Foxconn bakal menggelar acara pada tanggal 7 November 2016. Selain itu, terdapat pula judul besar yang berbunyi:

“Foxconn, pabrikan smartphone Taiwan, secara resmi akan merilis smartphone Luna di Indonesia,”

Foxconn Luna sudah dijual di Korea Selatan dengan harga Rp 4 juta-an
Foxconn Luna sudah dijual di Korea Selatan dengan harga Rp 4 juta-an

Luna sebenarnya bukan smartphone yang benar-benar baru. Smartphone berbasis Android 6.0 Marshmallow ini pertama kali diluncurkan pada tahun 2015 dan sudah tersedia di Korea Selatan sejak September tahun lalu. Di sana, Luna dijual seharga Rp 4 juta-an.

Lalu spesifikasinya bagaimana? Foxconn Luna dibalut rapi dengan tampilan layar 5,5 inci beresolusi FHD 1080p. Tak hanya cemerlang di luar, Luna juga cakep di dalam. Jeroannya dihuni chipset Snapdragon 810 yang punya kemampuan pacu hingga 2,5GHz serta dukungan RAM 3GB. Ruang simpan yang disematkan berukuran 64GB yang masih bisa diperluas dengan tambahan memori eksternal.

Kemampuannya dalam mengabadikan momen pun tak perlu diragukan mengingat kamera belakangnya sudah menggunakan resolusi 13MP dengan bukaan f/2.0 dan dual LED flash. Di depan, smartphone juga dilengkapi kamera selfie 8MP dengan bukaan f/1.8.

Sampai kabar ini diterbitkan, belum ada informasi resmi berapa harga Foxconn Luna di Indonesia. Tapi berhubung tanggal peluncurannya tak lama lagi akan tiba, sebaiknya kita tunggu saja kabar resminya dari Foxconn.

Sumber berita Tekno.Kompas dan gambar tistoryblogofmobile.

Otomatisasi di Industri Teknologi, Sebuah Ancaman atau Peluang?

Foxconn dikabarkan telah memecat 60.000 pekerja di salah satu pabriknya dan menggantikannya dengan robot guna mempercepat laju pertumbuhan dan mengurangi biaya tenaga kerja. Menurut survei pemerintah, 600 perusahaan di pusat manufaktur Tiongkok, Kunshan, kemungkinan besar mengikuti jejak Foxconn dan menerapkan otomatisasi dan robotika dalam pabrik mereka.

Juru bicara Foxconn Xu Yulian mengatakan:

“Foxconn dapat menekan angka tenaga kerja dari 110 ribu orang menjadi 50 ribu orang saja berkat adanya robot. Dengan ini, Foxconn berhasil mengurangi pengeluaran untuk biaya tenaga kerja.” Yulian pun menambahkan, “Akan ada banyak perusahaan lain yang mengikuti langkah ini.”

Dorongan untuk menggantikan manusia dengan robot ini merupakan usaha untuk mempertahankan bisnis seiring dengan meningkatnya upah minimum buruh di Tiongkok. Meskipun Kunshan sendiri termasuk ke dalam kota dengan PDB (Produk Domestik Bruto) yang tinggi, tapi pada 2013-2014 PDB mengalami penurunan. Tampaknya, penurunan PDB dan kasus pabrik yang meledak pada tahun 2014 yang menyebabkan peningkatan investasi pada otomasi dan robotika dalam industri.

Tidak hanya soal penghematan biaya tenaga kerja saja, perubahan ini juga dilakukan sebagai respon terhadap ledakan yang terjadi di sebuah pabrik di Kunshan pada tahun 2014. Kabarnya, ledakan di pabrik manufaktur produk logam milik Taiwan itu disebabkan oleh kondisi kerja yang tidak aman.

Setelah ledakan yang menewaskan 146 jiwa tersebut, pemerintah setempat berjanji untuk mengurangi populasi penduduk dan menghentikan pengembangan lahan di Kunshan yang 46% bagiannya sudah dipenuhi oleh bangunan dan pabrik. Pemerintah pun berjanji untuk memberikan subsidi sebesar 2 miliar Yuan (setara Rp 4.1 triliun) per tahun untuk mendukung perusahaan yang akan menerapkan otomatisasi industri dan robotik pada lini produksi mereka.

Meskipun meratanya pekerjaan manufaktur turut menopang perekonomian Tiongkok dan membuat masyarakatnya bisa keluar dari garis kemiskinan, pada saat ini sebagian pekerjaan ini justru cenderung dialihkan ke India dan negara-negara lain yang menawarkan upah buruh yang lebih rendah. Indonesia pun sempat ramai dikabarkan menjadi tujuan tempat pengalihan pekerjaan ini. Foxconn sempat dikabarkan berniat untuk membangun pabriknya di Indonesia, meskipun sampai saat ini tampaknya rencana tersebut belum juga jadi dilakukan karena adanya masalah lahan.

Otomatisasi Industri di Dunia

Masa depan otomasi industri dan robotika kini sudah begitu dekat bagi berbagai perusahaan terbesar di dunia, yang kini lebih tertarik untuk menggunakan robot daripada mempekerjakan tenaga manusia. Di AS, mantan CEO McDonald USA Ed Rensi pernah mengatakan:

“Lebih murah membeli lengan robot seharga $35 ribu (setara Rp 475 juta) daripada membayar $15 (setara Rp 203 ribu) per jam untuk seorang karyawan yang tidak efisien dalam membungkus french fries.”

Para pendukung otomatisasi mengatakan bahwa pekerjaan yang akan dihilangkan adalah pekerjaan yang membuat tenaga kerja manusia sengsara. Dengan begitu dalam jangka panjang akan banyak posisi lain yang terbuka bagi tenaga kerja manusia.

Bagi Foxconn -yang banyak mengundang kontroversi karena kondisi pabriknya dan tingginya tingkat bunuh diri pada pekerjanya, robot merupakan solusi untuk memperbaiki persepsi buruk publik pada perusahaan tanpa harus meningkatkan kualitas hidup karyawan.

Dampak otomatisasi industri sendiri digambarkan dengan jelas pada rencana Foxconn yang diumumkan tahun 2014 lalu: Jika di Tiongkok pabriknya harus mempekerjakan ribuan karyawan, di Pennsylvania mereka hanya memerlukan beberapa lusin orang saja.

Menanggapi hal ini, sebagian orang berpendapat, jika memang pihak Foxconn berencana menerapkan teknologi otomatisasi secara besar-besaran, mengapa mereka tidak melakukannya juga di AS? Biaya produksinya dijamin akan bisa bersaing mengingat mereka bisa menekan berbagai pengeluaran biaya seperti biaya kirim dan penanganan.

Menanggapi pendapat ini, Terry Gou, CEO Foxconn berkomentar:

“Saya bisa saja mengotomatisasi pabrik di AS lalu mengirimkan [hasil produksinya] ke Tiongkok. Biaya produksinya pun masih bisa bersaing … Namun saya khawatir AS memiliki terlalu banyak pengacara. Saya tidak ingin menghabiskan waktu untuk orang-orang yang ingin menuntut saya setiap harinya.”

Rupanya, upah buruh bukanlah satu-satunya permasalahan. Hukum dan peraturan ketat di AS menjadi penghalang bagi Foxconn untuk menjalankan rencana mereka itu. Belum lagi banyaknya tekanan dari berbagai aktivis.

Namun, para ekonom sebenarnya lebih mengkhawatirkan bahwa otomatisasi industri ini bisa menyebabkan berkurangnya lapangan pekerjaan secara drastis dan terjadinya ketidakstabilan ekonomi. Berdasarkan laporan dari Deloitte dan Oxford University, sebanyak 35 persen pekerjaan diprediksi akan diotomasi selama dua dekade ke depan. Selain itu, berdasarkan penelitian Carl Benedikt Frey dan Michael Osborne di tahun 2013, diperkirakan sekitar 50 persen dari pekerjaan akan lenyap dalam empat hingga lima dekade berikutnya.

Otomasi industri di Indonesia

Kini yang menjadi pertanyaan, apakah mungkin di Indonesia terjadi pemecatan massal dan otomatisasi industri seperti yang terjadi seperti di pabrik Foxconn, Tiongkok? Menurut saya, hal ini sangat mungkin terjadi, meskipun mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat ini. Apalagi akhir-akhir ini buruh semakin gencar menggelar demo untuk menuntut kenaikan UMR. Khawatirnya, hal ini bisa menjadi bom waktu yang berimbas pada pemecatan buruh secara besar-besaran untuk menekan biaya produksi dan meningkatkan efisiensi produksi. Selain itu, memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini, perusahaan lokal dituntut untuk meningkatkan produksi dan kualitasnya agar bisa bersaing di pasar terbuka ini. Dari segi investasi, menggunakan teknologi otomatisasi dan robotika dalam industri merupakan pilihan yang lebih menguntungkan, apalagi melihat harga robot yang semakin menurun.

Untuk saat ini, memang masih sedikit industri manufaktur di Indonesia yang menerapkan teknologi tersebut, mengingat besarnya biaya investasi awal yang diperlukan. Oleh karenanya, kebanyakan perusahaan yang sudah menerapkan teknologi ini adalah industri berskala besar. Namun untuk ke depannya, otomasi atau robotika di industri Indonesia merupakan hal yang tidak bisa terhindari lagi.

Peluang

Seperti diuraikan di atas, dengan semakin banyaknya otomatisasi yang dilakukan di industri teknologi, maka semakin banyak pula pekerjaan yang menghilang. Namun di satu sisi dampak dari hal ini adalah terciptanya peluang-peluang baru.

Agar otomatisasi ini semakin berkembang dan proses serta hasilnya bisa semakin baik, tentunya harus didukung oleh industri yang sejalan. Ini artinya akan banyak peluang untuk membuat bisnis di sekitar teknologi otomatisasi ini, yang otomatis berarti membuka lapangan pekerjaan baru.

Semoga saja di Indonesia ini juga berarti membuka peluang menjadi salah satu pemain di industri ini, tidak seperti yang sudah-sudah, yang kebanyakan hanya menjadi pasar saja.

Logo LabanaID

Nokia Kembali Garap Bisnis Mobile!

Penjualan aset bisnis ponsel feature Microsoft ke salah satu kelompok bisnis Foxconn, FIH Mobile mengawali babak baru perjalanan perusahaan asal Finlandia, Nokia. Nokia baru saja mengumumkan rencana besarnya untuk kembali ke bisnis ponsel dengan memberikan lisensi merk dan kekayaan intelektual kepada perusahaan bernama HMD Global, yang akan memegang hak penjualan portofolio ponsel pintar dan tablet Nokia berbasis Android.

HMD Global juga merupakan perusahaan yang berbasis di Finlandia. HMD Global akan memegang lisensi merk dan software Nokia selama 10 tahun ke depan. Dari kesepakatan ini, nantinya Nokia bakal mendapatkan royalti atas merk dan hak kekayaan intelektual yang dipergunakan. HMD Global saat ini dipimpin oleh Arto Nummela, mantan petinggi Nokia yang pindah ke Microsoft ketika akuisis divisi mobile Nokia disepakati.

Dalam rilis pers resmi Nokia, HMD disebutkan telah setuju untuk membeli hak penggunaan merk Nokia termasuk yang berkaitan dengan desain dari Microsoft. Transaksi ini diperkirakan akan selesai pada paruh kedua tahun 2016. Setelah akuisisi ini selesai, HMD akan memegang penuh hak penjualan secara global portofolio seluruh tipe perangkat mobile dan tablet Nokia.

Keikutsertaan Foxconn juga menarik untuk disorot. Melalui FIH Mobile yang merupakan anak perusahaannya, Foxconn membeli aset bisnis ponsel feature dari Microsoft dengan mahar $350 juta. Di dalamnya meliputi hak produksi, distribusi dan penjualan. HMD Global dan FIH kemudian sepakat menjalin kerjasama untuk saling mendukung ekosistem bisnis perangkat mobile dan tablet di bawah brand Nokia.

Nokia sediri akan memperoleh jatah kursi dewan diresksi di tubuh HMD Global. Kerangka kerjasama keduanya meliputi beberapa bagian, HMD akan memegang kendali penuh atas penjualan, pemasaran, operasional dan distribusi perangkat Nokia. Sedangkan FIH lebih berperan pada perakitan, tugas-tugas teknis, rantai pasokan dan pengembangan teknologi mobile.

Inilah jawaban untuk Anda penggemar Nokia yang selama ini menanyakan kapan Nokia akan kembali menjual ponsel. Nokia sudah kembali, sekarang tinggal menunggu kejutan berikutnya.

Sumber berita Nokia dan gambar header Pixabay.

Opinions on Foxconn’s Canceled Investment

After being reported for negotiating with the government of Indonesia, Foxconn finally opted to draw itself from the talk and decided to establish its factory in Malaysia instead. This is as stated by KADIN’s Head Suryo Bambang Sulisto. It’s indeed too difficult for Foxconn to come and invest in Indonesia, as it supposed to bring along billions Rupiah of investment. Continue reading Opinions on Foxconn’s Canceled Investment

Urungnya Foxconn Bersinggah di Indonesia Menurut Kacamata Kebijakan Investasi Nasional

Kesepakatan dengan pemerintah pemicu kegagalan Foxconn bersinggah di Indonesia / Shutterstock

Setelah dikabarkan ada isu terkait negosiasi dengan pihak pemerintah, kini Foxconn dikabarkan memilih mundur dan beralih mendirikan pabriknya di Malaysia. Hal tersebut seperti diungkapkan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Suryo Bambang Sulisto yang menyesalkan keputusan ini. Memang, mundurnya Foxconn untuk berinvestasi di Indonesia dianggap berat, lantaran mereka membawa investasi yang tidak sedikit. Continue reading Urungnya Foxconn Bersinggah di Indonesia Menurut Kacamata Kebijakan Investasi Nasional

Arima, Asus dan HTC Siap Bekerja Sama Bangun Pabrik Perakitan di Indonesia

Rencana pembangunan pabrik di Indonesia didukung permintaan pasar yang tinggi / Shutterstock

Konsumsi produk smartphone yang besar di Indonesia menjadi perhatian khusus para pemain di industri ini. Perusahaan pengembang OEM dan ODM industri smartphone asal Taiwan Arima Communication Corp. berencana bekerja sama untuk mengembangkan pabrik perakitan untuk handset Asus dan HTC Corporation di Indonesia. Sebelumnya Arima sudah memiliki jalinan kerja sama dengan rekanan lokal di Indonesia, termasuk PT Ti-Phone Mobile, guna merakit perangkat bermerk LG dan Sony. Continue reading Arima, Asus dan HTC Siap Bekerja Sama Bangun Pabrik Perakitan di Indonesia

Kabarnya Console Nintendo ‘NX’ Segera Diproduksi Buat Dirilis Tahun Depan

Menyusul penyingkapan strategi mereka untuk terjun ke wilayah mobile bersama tim DeNA, Nintendo turut mengumumkan sebuah platform gaming terdedikasi dengan konsep yang benar-benar baru. Console anyar tersebut diberi codename NX, tapi sampai sekarang ia masih misterius. Nintendo tampaknya masih enggan memberi info lebih detail mengenainya. Continue reading Kabarnya Console Nintendo ‘NX’ Segera Diproduksi Buat Dirilis Tahun Depan