Tag Archives: FPS Riot Games

VALORANT Ignition Series, Rangkaian Turnamen Kolaborasi Riot Games Dengan Komunitas

Rilis 2 Juni 2020 lalu, game FPS besutan Riot Games ini segera mendapat penerimaan yang positif. Walau jumlah penontonnya di Twitch menurun, namun game ini tetap memiliki antusiasmenya tersendiri, bahkan sampai menarik perhatian sosok-sosok komunitas FPS di Indonesia. Dengan latar belakang nama besar Riot Games yang sukses membawa League of Legends menjadi esports global, pengembang asal California ini jadi mengemban beban untuk dapat membawa VALORANT mencapai titik kesuksesan yang sama.

Sebelumnya, Riot sudah sempat umumkan bahwa mereka tidak akan tangani turnamen esports VALORANT sendiri untuk sementara waktu. Namun bukan berarti Riot Games lepas tangan sepenuhnya, karena baru-baru ini mereka mengumumkan sebuah rangkaian kompetisi yang diberi nama VALORANT Ignition Series.

Sumber: VALORANT Official
Sumber: VALORANT Official

Anda penggemar fighting game mungkin sudah terbiasa dengan format ini. VALORANT Ignition Series ibarat seperti Capcom Pro Tour di Street Fighter V atau Tekken World Tour di Tekken 7. Jadi dalam Ignition Series, penyelenggara pihak ketiga diperkenankan membuat turnamen Valorant mereka masing-masing. Para penyelenggara lalu diperkenankan untuk mengajukan turnamen ini kepada Riot Games agar turnamen besutannya diberi lisensi dan masuk dalam rangkaian Ignition Series; seperti IFGC Max yang mendapat lisensi Challenger Event pada rangkaian TWT 2020.

Pada laman khusus VALORANT Ignition Series, Riot Games mengatakan “VALORANT Ignition Series adalah langkah pertama setelah peluncuran game, untuk memfasilitasi laga kompetitif yang terorganisir. Rangkaian ini membebaskan penyelenggara pihak ketiga untuk bereksperimen dengan ragam format dan bentuk kompetisi, agar nantinya bisa menjadi fondasi bagi skena kompetitif Valorant.”

Dalam rangkaian ini, Riot Games mengumumkan dua kompetisi terlebih dahulu, yaitu G2 Esports VALORANT Invitational untuk regional Europe, Middle East, Africa (EMEA) dan RAGE, turnamen VALORANT dari Jepang. Dua kompetisi tersebut diselenggarakan pada tanggal yang sama yaitu dari 19-21 Juni 2020 mendatang.

Riot juga menjelaskan bahwa mereka telah bekerja sama dengan lebih dari 20 organisasi esports di seluruh dunia. Jadi, walau saat ini hanya ada dua turnamen yang diumumkan, namun kita akan melihat rangkaian Ignition Series lainnya yang diselenggarakan di Amerika Utara, Brazil, Amerika Latin, Korea Selatan, Jepang, Asia Tenggara, Oseania, Eropa, Rusia, Turki, dan Timur Tengah.

Terkait esports VALORANT untuk regional Asia Tenggara dan Indonesia, Justin Hulog General Manager Southeast Asia and Taiwan for Riot Games, sempat mengungkap rencana yang ia pikirkan lewat sebuah wawancara eksklusif yang saya lakukan.

Justin mengatakan bahwa salah satu fokus yang ingin ia capai untuk tahun ini adalah memastikan ekosistem VALORANT di Asia Tenggara memiliki tim dan liga lokal yang kuat. “Agar jika nanti menjadi besar, esports VALORANT tak hanya sukses untuk sesaat, tetapi juga bisa berkelanjutan sampai jangka panjang.” Tambahnya.

Melihat hal ini, apakah artinya penyelenggara turnamen lokal punya kesempatan untuk mengajukan rencana turnamen VALORANT miliknya kepada Riot Games untuk jadi bagian dari Ignition Series?

Apakah Riot Games Akan Hadirkan Valorant Mobile?

Valorant memang sedang menjadi game yang diperbincangkan komunitas belakangan ini. Walau masih dalam status beta, game ini sudah pecahkan rekor jumlah penonton di Twitch. Organisasi esports asal Korea Selatan, T1, bahkan sudah tak sabar dan akan mengadakan turnamen Valorant. Hype tersebut jadi semakin tidak terbendung setelah streamer FPS kawakan seperti Shroud, berpendapat bahwa Valorant adalah game yang luar biasa.

Seakan tidak bisa berhenti menjadi hype, baru-baru ini muncul informasi lain dari Valorant yang mungkin akan membuat para gamers Indonesia turut terhanyut dalam kehebohan. Ini karena, salah seorang pemain secara tidak sengaja menemukan skema kontrol analog dalam Valorant yang mengindikasikan kehadiran Valorant mobile.

Pemain yang menemukan ini adalah seorang pengguna Reddit, dengan username Spacixr. Pada postingan 3 hari lalu, ia mengatakan bahwa dirinya mencoba bermain Valorant menggunakan laptopnya dengan menggunakan Tablet Mode bawaan Windows 10.

Sumber: Reddit
Sumber: Reddit

Namun setelah berhasil membuka Valorant, ia malah menemukan layarnya penuh dengan berbagai ikon, yang menunjukkan skema kontrol mobile game FPS. Ia mencoba menggunakannya kontrol mobile game FPS pada Practice Mode, dan ternyata bisa digunakan.

Kebenaran akan informasi ini tentu masih dipertanyakan, karena informasinya yang datang forum, yang bisa saja gambar tersebut hanyalah hasil edit digital saja. Tetapi selain pengguna Reddit, ada juga seorang streamer bernama FireMonkey yang membongkar jeroan kode Valorant, dan menemukan ikon-ikon untuk kebutuhan tampilan skema kontrol analog FPS mobile.

Tetapi lagi-lagi, kehadiran informasi ini belum bisa dipastikan, dan belum bisa membenarkan kehadiran Valorant untuk mobile. Walau demikian, sebenarnya ada beberapa kemungkinan yang membuat Riot Games dapat menyajikan Valorant untuk pengguna mobile.

https://www.twitter.com/FireMonkey__/status/1246427130696732672

Kemungkinan tersebut datang dari beberapa faktor, misalnya pasar mobile gaming yang besar, terutama di Tiongkok. Hal lain mungkin adalah status Riot Games yang sudah menjadi milik Tencent Games. Mengingat perusahaan game asal Tiongkok tersebut sudah punya banyak pengalaman dalam mengembangkan game shooter di mobile, maka Riot Games bisa saja bekerja sama dengan Tencent untuk menyajikan Valorant mobile.

Tencent Games sudah berhasil menyajikan beberapa game FPS yang ternyata secara mengejutkan, nyaman dimainkan dan dapat diterima oleh banyak pemain. PUBG Mobile jadi salah satu contohnya, yang sudah diunduh 600 juta kali pada Desember 2019 lalu. Contoh lainnya adalah Call of Duty Mobile, yang bisa dibilang sebagai salah satu FPS ternyaman untuk mobile hingga saat ini.

Jika Valorant benar-benar akan rilis di mobile, ini tentu akan menjadi berita bahagia bagi para gamers di Indonesia. Apalagi Valorant juga menarik dan cukup mudah untuk dipelajari, karena dengan gameplay familiar seperti CS:GO, serta tambahan skill yang membuat permainan jadi lebih variatif.

Kira-kira apakah akan ada Valorant untuk mobile? Semoga saja hal tersebut bisa terjadi, agar kita semua bisa mencicipi FPS terbaru besutan Riot Games tersebut.

Shroud Sebut Valorant Sebagai Game yang Luar Biasa

Valorant, game FPS besutan pengembang League of Legends, Riot Games, akan segera hadir dalam waktu dekat. Terlihat sejak Maret 2020 kemarin, Riot Games sudah merilis beberapa hal seperti spesifikasi hardware yang dibutuhkan, gameplay, bahkan sampai menjelaskan bentuk-bentuk karakter yang akan tampil di dalam game tersebut.

Dirilis oleh pengembang terpercaya, membuat game ini jadi sangat diantisipas, membuat organisasi esports sekelas T1 segera merekrut mantan pemain CS:GO untuk jadi pemain Valorant saat game ini masih belum rilis.

Lama dinanti, FPS bertemakan Hero Shooter ini sendiri sebenarnya sudah dapat dimainkan, namun terbatas hanya untuk orang-orang tertentu saja. Michael Grzesiek (Shroud) selebriti gamers yang terkenal sangat jago bermain FPS, menjadi salah satu pemain yang mendapat kesempatan mencoba Valorant dalam sesi Alpha Playtest yang dilakukan akhir pekan lalu.

Setelah mencobanya, Shroud membagikan pendapatnya terkait Valorant, dalam sesi streaming yang ia lakukan beberapa waktu lalu. Menurutnya Valorant sangatlah bagus, sampai-sampai ia merasa bahwa game FPS lainnya tidak lebih baik daripada game tersebut.

“Gue sendiri sebenarnya sudah merasa cukup bosan belakangan, dan bingung mau main game apa. Tapi setelah main Valorant, gue malah jadi tambah bosan.” Ucap Shroud dalam cuplikan streaming tersebut. “Alasannya adalah karena gue sekarang di sini merasa baru saja memainkan game yang luar biasa bagus, tapi harus menerima kenyataan untuk balik lagi memainkan game lain yang tidak sebaik Valorant.”

Bagi Anda yang mungkin belum kenal, Shroud adalah bintang esports CS:GO, yang beralih profesi menjadi seorang streamer. Terkenal lewat Twitch pada awalnya, ia pindah ke Mixer pada Oktober 2019 lalu. Sejak lama, Shroud menjadi satu sosok yang sangat vokal di komunitas, karena kebiasaannya menyatakan pendapat secara terbuka. Ketika streaming, ia kerap kali menyatakan opininya akan sesuatu hal, seperti alasan kenapa Battle Royale tidak akan sukses sebagai esports, dan soal komunitas Mixer yang dia anggap lebih baik daripada Twitch.

Lebih lanjut, Shroud lalu mengatakan “Valorant benar-benar luar biasa. Valorant adalah game terbaik yang pernah gue mainkan sedari lama pengalaman gue. Di luar sana memang banyak game-game yang sangat keren menurut preferensi dan opini gue pribadi, Valorant terlihat menjanjikan untuk menjadi game keren tersebut.”

Mengutip akun Twitter resmi @PlayValorant, fase Closed Beta FPS besutan Riot Games ini sudah akan dibuka tanggal 7 April 2020 mendatang. Namun demikian, fase tersebut masih terbatas untuk regional Eropa (termasuk CIS) dan Amerika Serikat (termasuk Kanada) terlebih dahulu.

Mengutip dari pengumuman resmi, pemain di luar dua regional tersebut kemungkinan tidak akan mendapat kesempatan mencicipi lewat fase closed beta, karena situasi pandemi COVID-19. Namun, Valorant akan tetap diusahakan untuk rilis secara global pada musim panas 2020 (sekitar Juni – September), jika keadaan memungkinkan.

Braxton Pierce, mantan pemain CS:GO

T1 Rekrut Mantan Pemain CS:GO Untuk Jadi Pemain Valorant

Belakangan tim asal Korea Selatan, T1, sedang melakukan ekspansi besar-besaran. Sebelumnya dikenal dengan nama SKT T1, tim tersebut bekerja sama dengan Comcast dari Amerika Serikat untuk membentuk T1. Setelah kerja sama tersebut terjalin, T1 terlihat sangat gencar melakukan ekspansi di sana dan sini. Beberapa contohnya seperti target mereka membuat program komersial di tahun 2020 ini, bekerja sama dengan Nike, Logitech G, dan dua sponsor lainnya.

Dari sisi esports, mereka juga terus melebarkan sayap, memastikan nama T1 hadir di berbagai cabang game esports. Mereka menambahkan coach legendaris dari tim League of Legends SKT T1 untuk melatih divisi Dota 2 T1, merekrut Leonardo Lopez Perez (MkLeo) dari cabang game Smash Bros, dan yang terbaru adalah mempersiapkan pemain untuk FPS terbaru dari Riot Games, Valorant.

Untuk mencapai hal tersebut, mereka merekrut mantan pemain CS:GO, Braxton Pierce (Brax), sebagai pemain profesional Valorant pertama dari tim T1. Mengutip dari Dot Esports, dikatakan bahwa Brax akan tetap bermain CS:GO, namun tidak akan berkompetisi, melainkan sebagai Content Creator.

Masih dari Dot Esports, Brax dikatakan sebagai salah satu talenta muda terbaik sepanjang sejarah skena kompetitif CS:GO. Namun apa mau dikata, Brax tak lagi bisa berkompetisi di dalam turnamen CS:GO besutan Valve. Brax dan 6 pemain lainnya di-banned dari Valve Event secara permanen pada 5 Januari 2016 lalu, karena skandal matchfixing yang ia lakukan pada.

Sejak saat itu, ia jadi hanya bisa bertanding di kompetisi lokal, sampai akhirnya ia mengumumkan pensiun dari CS:GO pada 28 Februari 2020 kemarin.

Valorant sendiri merupakan game FPS yang akan segera dirilis oleh Riot Games. Sebelumnya game ini disebut sebagai Project A yang teaser-nya sudah ditunjukkan saat acara Riot 10-Year Anniversary Celebration.

Game ini seperti kombinasi antara CS:GO dengan Overwatch, yang mana pemain tetap mengutamakan skill tembak-menembak, sambil menggunakan skill khusus karakter untuk permainan taktikal. Setelah teaser tersebut muncul, Valorant akhirnya mulai muncul sedikit demi sedikit sejak awal Maret 2020 kemarin. Tak lama, Valorant akhirnya mengungkap tanggal rilis, beserta berbagai karakter yang akan hadir untuk pertama kalinya.

Valorant sepertinya memang punya potensi sukses di masa depan, apalagi ditambah perekrutan terbaru yang dilakukan T1. Melihat hal ini, akankan Valorant menjadi salah satu kiblat esports besar lainnya di masa depan?