Tag Archives: free fire indonesia masters 2019 season 2

BOOM Cerberus Menangkan Metaco Circuit Cup Season 2

BOOM Cerberus keluar sebagai juara dari Metaco Circuit Cup Season 2. Pertandingan final diadakan di Ligagame Esports Arena pada Sabtu, 19 Oktober 2019. Dalam babak final, BOOM harus bertanding dengan 11 tim lain yang lolos babak kualifikasi. Metaco Circuit Cup menggunakan format terbuka, Itu artinya, semua tim — mulai dari amatir, semi-pro, sampai profesional — dapat ikut serta dalam babak kualifikasi. Dari sekitar 2000 tim yang tertarik, terpilih 192 tim untuk bertanding dalam 4 babak kualifikasi. Dalam setiap babak kualifikasi, ada tiga tim yang lolos untuk bertanding di babak final. Sehingga pada pertandingan final, akan ada 12 tim yang bertanding. Dua belas tim tersebut antara lain BOOM Cerberus, Armored Project Kraken, Team NXL, RRQ Hades, RRQ Poseidon, Onic Olympus, Onic Valhalla, BDRX Oxygen, Bigetron Ult, WAW MXM, The Prime Esports, dan Rone Maximum.

Di babak final, dua belas tim finalis harus bertanding dengan satu sama lain dalam lima ronde. Dalam pertandingan pertama, Bigetron berhasil mendominasi dan mendapatkan Booyah. Sementara BOOM harus puas dengan posisi ke-5. Tim BOOM baru berhasil mendapatkan Booyah pada ronde kedua. Pada ronde ke-3 dan ke-4, performa BOOM kembali turun. Mereka harus puas dengan posisi ke-7 dan poin 100 pada ronde ke-3. Ronde ketiga dimenangkan oleh BDRX Oxygen yang mendapatkan nilai total 360. Pada ronde ke-4, performa BOOM kembali membaik. Walau tidak mendapatkan Booyah, mereka berhasil mendapatkan skor 200. Ronde ke-4 dimenangkan oleh The Prime Esports yang mendapatkan poin 480.

Perolehan nilai Metaco Circuit Cup | Sumber: Dokumentasi Hybrid
Perolehan nilai Metaco Circuit Cup | Sumber: Dokumentasi Hybrid

BOOM berhasil kembali menguasai pertandingan pada ronde ke-5. Mereka mendapatkan Booyah dan mendapatkan skor 500. Dengan total nilai 1380, BOOM Cerberus keluar sebagai juara dari Metaco Circuit Cup Season 2. Posisi kedua diduduki oleh Onic Valhalla dengan nilai 1145 dan posisi ketiga didapatkan oleh Onic Olympus dengan nilai 1075. Menariknya, kedua tim Onic tak pernah sekalipun mendapatkan Booyah. Meskipun begitu, selama lima ronde, kedua tim tersebut berhasil memberikan performa yang stabil, memungkinkan mereka untuk mengumpulkan skor tinggi pada akhir pertandingan.

Saat diwawancara setelah pertandingan, anggota tim BOOM Cerberus mengaku baru merasa percaya diri akan bisa memenangkan turnamen pada ronde terakhir. Mereka merasa, semua tim yang harus mereka hadapi kali ini adalah musuh berat. Karena itu, mereka memutuskan untuk tidak menargetkan tim tertentu selama pertandingan. Sebagai gantinya, mereka akan menyerang semua tim yang mereka temui. Bermain sabar dan disiplin, itu strategi yang mereka gunakan. Meskipun begitu, Mereka bercerita, emosi salah satu anggotanya, Angga “Whynot” Dwi Subadjo sempat meninggi. Untungnya, Deyo “Weezer” Satria Ariga berhasil menenangkan. Pada akhir pertandingan, Whynot bahkan dinobatkan sebagai MVP. Selain Whynot dan Weezer, Mohammad “GunZ” Juliantoro dan Akmar “Mystic“ melengkapi roster BOOM Cerberus.

Saat ditanya soal persiapan menjelang turnamen, GunZ berkata, “Dua minggu, kita latihan rutin. Dari Senin sampai Jumat, dari jam dua siang sampai ponsel lowbat.” Whynot menambahkan, bahwa mereka kembali berlatih pada malam hari. Sebagai bagian dari latihan, dia mengatakan, mereka berusaha untuk mencari tahu tentang kesalahan dan kekurangan dari gameplay mereka. Pada akhirnya, latihan dan kerja keras mereka berbuah manis. Selamat bagi tim BOOM Cerberus, yang berhasil menyabet gelar juara di Metaco Circuit Cup Season 2.

Disclosure: Hybrid adalah media partner Metaco Circuit Cup

ManggisKun Bicara Soal Free Fire Indonesia Masters dan Fenomena Star Syndrome

Free Fire Indonesia Masters 2019 Season 2 telah selesai digelar. Tim Dranix Esports berhasil menjadi juara, setelah 7 ronde pertarungan pada map Bermuda dan Purgatory. Di tengah euforia selebrasi kemenangan Dranix Esports, saya menemui Muhammad Darmawan, shoutcaster Free Fire yang lebih dikenal dengan nama ManggisKun oleh komunitas.

Dalam perbincangan singkat tersebut, kami membahas soal kemenangan Dranix Esports di Free Fire Indonesia Master, serta fenomena star syndrome yang pasalnya menjangkiti para pemain Free Fire Indonesia. Berikut hasil perbincangan saya dengan Muhammad “ManggisKun” Darmawan.

Akbar (A): Halo bro ManggisKun, boleh perkenalan terlebih dahulu mungkin.

ManggisKun (M): Halo semua, nama gue Muhammad Darmawan, biasa dipanggil ManggisKun. Gue adalah shoutcaster Free Fire.

A : Oke, pertanyaan pertama nih, menurut lo sendiri, apa sih faktor kemenangan Dranix Esports di Free Fire Indonesia Masters 2019 Season 2?

M : Memang menurut gue karena gameplay Dranix Esports selalu konsisten. Ini dimulai sejak dari ESL Jagoan Series tempo hari. Mereka bahkan sempat mengamankan kill lebih dari 15 kill di dalam satu ronde. Hal itu membuktikan bahwa mental kompetisi mereka sudah terbentuk dari awal.

Di Grand Final FFIM 2019 Season 2, jadi lebih gila lagi. Mereka dapat Booyah 3 kali, walau sempat too soon, tapi poin mereka tetap sulit dikejar. Ini karena mereka bermain tanpa ragu, jadi kalau Booyah, mereka juga memastikan untuk dapat kill yang sangat banyak.

Hal itu berhasil mereka pertahankan sejak dari ESL Jagoan Series tempo hari, yang membuat mereka jadi juara di Free Fire Indonesia Masters 2019 Season 2.

Sumber: ESL Indonesia
Sumber: ESL Indonesia

A: Bicara soal scene kompetisi Free Fire, kita melihat fenomena tim yang sebelumnya juara, malah jadi ciut di kompetisi berikutnya. Apa sih penyebab hal tersebut?

M: Mungkin sedikit kasar sih ya….menurut gue, mereka terlalu fokus untuk kejar pamor. Akhirnya fokus untuk latihan hilang, lalu mereka terlalu mengejar exposure dan cuma ingin terkenal aja. Jadi mereka sudah di atas, lupa fokusnya di mana, dan malah tidak mengejar kewajiban utama mereka (sebagai pro player).

Menurut gue ini faktor utama yang membuat tim-tim juara jadi jatuh. Hal ini, bukan masalah mereka saja, tapi juga jadi hal yang perlu kita atasi bersama. Ini tentunya juga jadi PR buat teman-teman survivor yang ingin jadi seperti Dranix Esports. Karena tanpa juara, pemain itu bukan siapa-siapa. Sudah jadi juara pun, kita tetap bukan siapa-siapa jika tidak bisa mempertahankannya.

A: Bicara soal Dranix, menurut lo apakah mereka akan terjebak di siklus yang sama seperti EVOS Capital atau tim Island of Gods?

M: Menurut pendapat gue, jika melihat anak-anaknya, harusnya nggak sih. Empat orang ini adalah tipikal orang yang tidak suka bermain media sosial, dan memang pekerja keras di kancah Free Fire.

Gue beberapa kali main bareng sama mereka, knowledge in-game mereka sangat baik sekali. Bahkan kadang-kadang pengetahuan gue bisa kalah jika dibanding mereka. Jadi menurut gue mereka itu pemain dengan kualitas paket lengkap.

A: Lalu menurut ManggisKun, bagaimana potensi Dranix Esports untuk Free Fire World Series 2019 nanti?

M: Kalau menurut gue pribadi, selama mereka masih bisa konsisten dengan performanya seperti di FFIM 2019 Season 2 ini, harusnya itu bakal jadi gampang banget buat mereka.

A: Terima kasih banyak ManggisKun atas waktunya

M: Sama-sama, terima kasih juga atas wawancaranya.

Soal star syndrome mungkin memang jadi salah satu masalah yang cukup menggerogoti scene esports. Hybrid juga sempat membicarakan ini dalam topik regenerasi di ekosistem esports. Mungkin karena pelakunya yang memang masih belum dewasa, baik secara usia ataupun mental. Tapi apa yang saya setuju dengan ManggisKun adalah, bahwa masalah ini adalah sesuatu yang perlu kita selesaikan bersama.