Free Fire Master League (FFML) is back. Just like the previous season, FFML Season 4 will be divided into two division: Division 1 for the professional teams and Division 2 for the semiprofessional teams.
Here is the schedule for FFML Season 4:
Division 2, Regular Season: every Wednesday and Thursday, starts from August 18 until September 23, 2021
Division 2, Play-offs: September 30, 2021,
Division 1, Regular Season: every Saturday and Sunday, starts from August 21 until September 26, 2021
Division 1, Play-offs: October 2, 2021
The best six teams from FFML Season 4 Division 1 will go straight to the Grand Finals of Free Fire Indonesia Masters 2021 Fall. While the other 12 teams will have to fight in the play-off of FFML Division 1. Six teams that manage to be on the top of the play-off will also have their tickets to the play-ins of FFIM 2021 Fall.
Meanwhile, the best three teams from Division 2 will also be picked up to fight in the play-ins of FFIM 2021 Fall. For the sake of equality, Garena will also hold open qualifiers for teams that can’t get into either division of FFML. From the play-ins of FFIM 2021 Fall, the top six teams will fight against the best six professional teams in the grand finals.
Here is the schedule for FFIM 2021 Fall:
Open qualifiers: September 19, 2021
Quarter finals: September 24, 2021
Group finals: October 3-5, 2021
Play-ins: October 16, 2021
Grand finals: October 24, 2021
FFML Season IV Division 1 has a prize pool of Rp1.2 billion. While Division 2 offers Rp300 million. As for the FFIM 2021 Fall, it will offer Rp800 million as a prize pool. In total, Garena prepares Rp2.3 billion for prize pools for the three Free Fire competitions.
In a virtual press conference, Christian Wihananto, Producer of Free Fire, Garena said that aside from holding tournaments for professional and semiprofessional teams, Garena will also offer funds for developing talents. For 18 teams, it prepares Rp8.6 billion. With this money, it hopes to help nurturing young esports talents in Indonesia.
“We do put all of our investment in the prize pool of our tournaments. We also know how important it is to nurture young talents. We hope that the funds we give will help in facilitating young Free Fire athletes to grow, both in local and international esports scenes,” said Christian.
Christian explained that Garena does not only care for the professional players, but also for the amateurs and semiprofessional players. Garena even created FFML Division 2 for semiprofessional players. And on this season, Garena also adds 6 more slots from the previous 12. “We evaluated the previous season of Division 2. We noticed that there were many people who wanted to join the competition. We also got feedback from our esports community: that the hype surrounding Division 2 is still high,” he said, to answer the question of why Garena added more teams to Division 2.
Teams from Division 2 will also have a chance to be promoted to Division 1. NGID, the champion of Division 2 in the previous season, was promoted to Division 1 this season. The team will fight under the banner of RANS Esports after being acquired by Raffi Ahmad.
FFML Season 4 will be held offline to uphold the integrity of the matches. But, there will be no live audience. Christian promised that Garena will follow a strict health protocol. Before a match, every player will be tested with an antigen test. If one of the players happens to be positive COVID-19, then the player will not be allowed to compete. Garena also plans to quarantine all the players that manage to go to the grand finals before the match.
Tim esports bentukan Raffi Ahmad, RANS Esports, sepertinya semakin serius untuk mengembangkan timnya. Hal ini ditandai dengan perilisan squad baru untuk divisi Free Fire pada awal Juli 2021 kemarin. Tim Free Fire baru yang diperkenalkan oleh RANS Esports ini merupakan akuisisi dari tim Free Fire NGID Esports. Roster tim Free Fire NGID Esports yang bergabung ke dalam tim RANS Esports adalah Doom, Marsha, Rhama, Iky, Mervin, dan Qois.
NGID Esports sendiri merupakan tim papan atas Free Fire Indonesia. NGID Esports selalu aktif dalam mengikuti kompetisi Free Fire kelas nasional di Indonesia. Prestasi yang pernah diraih oleh tim NGID Esports antara lain juara 5 Free Fire Indonesian Masters 2021 Springs, juara pertama Free Fire Master League Season 3 Divisi 2, serta juara 5 UESC FREEFIRE. Selain itu, Tim NGID Esports juga mempunyai beberapa tim untuk game-game lainnya seperti Dota 2, Wild Rift, Mobile Legends, hingga PES 2021.
Sebelumnya RANS Esports didirikan pada akhir tahun 2020 kemarin. RANS Esports memulai mengembangkan tim esports-nya dengan melatih bibit-bibit pemain di daerah. RANS Esports mempunyai misi untuk menjadi salah satu tim esports terbaik di Indonesia. Rencananya mereka akan membuat tim esports untuk divisi Free Fire, Mobile Legends, dan PUBG Mobile untuk permulaan.
Divisi Free Fire ini nantinya akan segera menunjukan kemampuannya. Turnamen bergengsi Free Fire Master League Season 4 Divisi 1 akan mereka ikuti. Turnamen Free Fire Master League Season 4 Divisi 1 nantinya akan mempertemukan 18 tim Free Fire terbaik di Indonesia. Lawan-lawan berat seperti ONIC Olympus, RedBull Rebellion, dan RRQ Hades telah menanti.
Kita lihat saja bagaimana nantinya performa tim esports bentukan Raffi Ahmad ini. Apakah mereka nantinya mampu berprestasi dan menyaingi tim-tim esports yang sudah populer lebih dahulu di Indonesia. Tim-tim seperti RRQ, EVOS Esports, Bigetron Esports, dan BOOM Esports tentu saja harus siap menghadapi lawan baru mereka ini.
Di tengah pandemi virus corona sekalipun, turnamen esports masih bisa diselenggarakan, walau formatnya harus diubah menjadi online. Memang, hal itu berarti, para fans esports tidak bisa hadir langsung di arena pertandingan untuk menonton para jagoannya bertanding. Meskipun begitu, total hadiah dari kompetisi esports yang diadakan pada tahun ini tetap fantastis.
Berikut 10 kompetisi esports dengan total hadiah terbesar pada 2020.
1. Mobile Legends Professional League Season 6 – US$300 ribu (sekitar Rp4,2 miliar)
Gelar turnamen esports dengan hadiah terbesar pada 2020 seharusnya jatuh ke Free Fire Champions Cup, yang menawarkan total hadiah sebesar Rp8,18 miliar. Rencananya, FFCC akan digelar di Jakarta, meski kompetisi itu juga mengadu tim-tim dari luar Indonesia. Sayangnya, karena pandemi virus corona, turnamen esports itu akhirnya dibatalkan. Karena itu, kami memutuskan untuk tidak menyertakan turnamen tersebut dalam daftar ini.
Mobile Legends Professional League masih menjadi turnamen esports di Indonesia dengan hadiah terbesar pada 2020. MPL Season 6 menawarkan total hadiah sebesar US$300 ribu atau sekitar Rp4,2 miliar. Sama seperti musim-musim sebelumnya, Season 6 dimulai dengan group stage, yang diselenggarakan pada 14 Agustus sampai 4 Oktober 2020 dan diikuti oleh 8 tim yang membayar Rp1,5 miliar untuk bisa ikut dalam liga ini. Enam tim terbaik akan lolos ke babak playoff, yang diadakan pada 16-18 Oktober 2020.
Dalam MPL Season 6, RRQ Hoshi keluar sebagai juara. Dengan ini, RRQ Hoshi berhasil menjadi tim pertama yang memenangkan MPL dua musim berturut-turut. Tak hanya itu, RRQ Hoshi juga menjadi tim dengan trofi MPL terbanyak. Mereka memenangkan MPL pada Season 2, Season 5, dan Season 6.
2. Mobile Legends Professional League Season 5 – Rp4 miliar
MPL Season 5 dimulai pada 7 Februari 2020. Jadi, pertandingan group stage dari kompetisi ini masih diadakan secara offline. Namun, babak playoff sudah diselenggarakan secara online karena pemerintah telah menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Sepanjang musim, Bigetron Alpha tampil mendominasi. Hanya saja, di babak playoff mereka terlempar ke lower bracket setelah kalah melawan EVOS Esports. Di lower bracket, Bigetron harus menghadapi ONIC Esports. Sayangnya, mereka harus bertekuk lutut di hadapan tim dengan ikon landak tersebut. Sementara itu, RRQ melanggeng ke babak grand final setelah mengalahkan EVOS di babak final upper bracket.
Di babak final lower bracket, EVOS harus bertanding melawan ONIC Esports. EVOS menang dari ONIC dan melaju babak grand final untuk kembali menghadapi RRQ. Pada akhirnya, RRQ berhasil mengalahkan EVOS dan membawa pulang trofi MPL Season 5.
3. PUBG Mobile Professional League Indonesia Season 1 – US$150 ribu (sekitar Rp2,1 miliar)
PMPL diikuti oleh 24 tim yang terbagi ke dalam 3 grup. Masing-masing grup akan berisi 4 tim undangan dan 4 tim yang lolos babak kualifikasi. Fase liga dari PMPL diadakan pada 6-29 Maret 2020. Dari sini, akan terpilih 16 tim terbaik untuk bertanding di babak playoff, yang diselenggarakan pada 4-5 April 2020.
4. PUBG Mobile Professional League Indonesia Season 2 – US$150 ribu (sekitar Rp2,1 miliar)
Sama seperti MPL, PMPL juga diadakan dua kali dalam setahun. PMPL Season 2 dimulai pada Agustus 2020. Salah satu hal yang membedakan PMPL Season 2 dengan turnamen Season 1 adalah keberadaan turnamen khusus perempuan. Kompetisi itu menggunakan menggunakan sistem babak kualifikasi terbuka, walau jumlah tim yang mendaftar dibatasi menjadi 128 tim.
Pada hari pertama dari babak final PMPL Season 2, BOOM Esports tampil dengan baik dan berhasil mengamankan dua Chicken Dinner. Semangat ini mereka bawa sampai hari kedua. Namun, performa BOOM dapat disaingi oleh Aerowolf Limax, yang akhirnya keluar sebagai juara dari PMPL Season 2.
5. Dunia Games League – Rp1,6 miliar
Melihat besarnya potensi industri game dan esports, tidak heran jika Telkomsel membuat Dunia Games untuk menggarap dua sektor tersebut. Tahun lalu, mereka mengadakan Dunia Games League. Dianggap sukses, mereka kembali mengadakan DG League 2020, yang mempertandingkan PUBG Mobile.
DG League 2020 terbuka untuk semua orang, baik pemain amatir maupun profesional. Turnamen ini memiliki empat babak kualifikasi, yaitu kualifikasi amatir, kualifikasi kampus, kualifikasi pro, dan kualifikasi online. Dari babak kualifikasi pro, akan terpilih delapan tim. Sementara dari babak kualifikasi amatir, kampus dan online, akan terpilih empat tim dari masing-masing babak kualifikasi.
6. Indonesia Games Championship – Rp1,6 miliar
DG League 2020 bukan satu-satunya turnamen esports yang Telkomsel adakan. Selain DG League, perusahaan telekomunikasi itu juga ikut turut serta dalam penyelenggaraan Indonesia Games Championship. Untuk mengadakan IDC, Telkomsel melalui Dunia Games bekerja sama dengan Garena. Berbeda dengan MPL atau PMPL yang hanya mengadu satu game, IGC mempertandingkan empat game sekaligus, yaitu League of Legends, Arena of Valor, Call of Duty: Mobile, dan Free Fire.
7. Piala Presiden Esports – Rp1,5 miliar
Piala Presiden Esports merupakan hasil kolaborasi antara Kantor Staff Presiden (KSP), Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Badan Ekonomi Kreatif (Bekraft), dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Turnamen tersebut diadakan dengan tujuan untuk menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengembangkan ekosistem esports di Indonesia. Ada tiga game yang diadu dalam Piala Presiden Esports, yaitu Free Fire, Pro Evolution Soccer, dan Ultra Space Battle Brawl, yang merupakan game buatan developer lokal.
8. Free Fire Master League Season 2 – Rp1,2 miliar
Free Fire Masters League Season 2 diadakan pada 8 Agustus sampai 13 September 2020. Liga ini diikuti oleh 18 tim, yang terbagi ke dalam 3 grup. Pada akhir musim reguler, dua tim yang duduk di peringkat pertama dan kedua dari masing-masing grup langsung mendapatkan tiket ke babak grand finalFree Fire Indonesia Masters Fall 2020. Sementara itu, 12 tim lainnya masih harus bertanding di babal playoff dari FFIM Fall 2020.
9. Free Fire Master League Season 1 – Rp1,2 miliar
Free Fire Master League Season 1 diselenggarakan pada 14 Januari-14 Februari 2020. Kompetisi esports itu diikuti oleh 24 tim. Dari 24 tim, 6 tim dengan peringkat teratas akan terpilih untuk masuk ke babak grand final dari Free Fire Indonesia Masters 2020 Spring. Garena menyebutkan, tujuan mereka mengadakan FFML S1 adalah untuk mencari pemain Free Fire berbakat yang bisa mewakili Indonesia di turnamen tingkat internasional.
10. Free Fire Indonesia Masters 2020 Fall – Rp800 juta
Free Fire Indonesia Masters 2020 diadakan pada Oktober 2020. Diikuti oleh 12 tim esports, turnamen ini memperebutkan hadiah sebesar Rp800 juta. Dengan performa yang stabil, EVOS Esports berhasil keluar sebagai juara dan membawa pulang Rp350 juta. Tak hanya itu, mereka juga bisa langsung melaju ke babak final dari Free Fire Continental Series 2020: Asia. Sementara itu, juara dua diduduki oleh RRQ Hades, yang mendapatkan hadiah Rp175 juta dan juara tiga dipegang oleh ONIC Olympus, yang membawa pulang Rp80 juta. Kedua tim esports ini juga bisa masuk ke babak Play-ins dari FFCS.
Jika dibandingkan dengan turnamen-turnamen esports dengan hadiah terbesar pada 2019, jumlah turnamen esports yang menawarkan hadiah lebih dari Rp1 miliar sepanjang tahun 2020 masih lebih banyak. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa industri esports bisa bertahan bahkan di tengah pandemi.
Sama seperti tahun lalu, semua turnamen dalam daftar ini mengadu mobile game, seperti Mobile Legends, PUBG Mobile, dan Free Fire. Mengingat Indonesia adalah negara mobile-first, hal ini tidak aneh. Tren lain yang menarik adalah sebagian besar turnamen esports dengan hadiah terbesar pada tahun ini diadakan oleh publisher game, baik Moonton, Tencent, maupun Garena. Jadi, tidak heran jika banyak kompetisi esports tahun ini yang hanya mengadu satu game.
Banyak kompetisi olahraga tradisional yang terganggu oleh pandemi virus corona. Namun, tidak begitu dengan esports. Memang, turnamen esports sempat terhenti. Meskipun begitu, kompetisi esports kini sudah dapat diselenggarakan kembali, walau biasanya diadakan secara online. Faktanya, jumlah penonton esports justru bertambah akibat larangan keluar rumah di banyak negara.
Karena itu, saya akan membahas tentang tren penonton untuk tiga liga esports yang diadakan sepanjang 2020. Ketiga liga tersebut adalah Mobile Legends Professional League, PUBG Mobile Professional League, dan Free Fire Master League. Kenapa liga esports? Karena liga esports berlangsung selama beberapa minggu, berbeda dengan turnamen yang biasanya hanya diadakan pada akhir pekan. Ketiga turnamen ini juga dipilih karena sama-sama resmi dari masing-masing publisher-nya. Selain itu, data yang kami ambil di sini adalah yang hanya dari YouTube dan Facebook saja yang datanya terbuka.
Untuk melihat tren penonton dari ketiga liga tersebut, saya lalu memantau jumlah view dari MPL Season 5 dan Season 6, PMPL Season 1 dan 2, serta FFML Season 1 dan 2. Data yang disajikan dalam artikel ini berdasarkan data yang dikumpulkan per 24 Agustus 2020.
Mobile Legends Professional League
Pada awal tahun 2020, MPL memasuki musim ke-5. Ketika itu, MPL disiarkan melalui dua channel resmi, yaitu channel YouTube Mobile Legends: Bang Bang dan juga akun Facebook MPL Indonesia. Sepanjang musim tersebut, jumlah total view yang didapatkan oleh MPL mencapai 73,6 juta. Video dengan jumlah view paling banyak adalah video dari hari terakhir playoff, yang menampilkan babak final, dengan 5,4 jutaview. Mengingat babak final MPL Season 5 mempertemukan RRQ dengan EVOS, tidak heran jika jumlah penontonnya membludak.
Sepanjang musim, jumlah view untuk MPL dari minggu ke minggu cenderung stabil. Selama delapan minggu saat musim reguler MPL berlangsung (tanpa menghitung babak playoff), total view mencapai 59,6 juta. Sementara jumlah view rata-rata per minggu mencapai 7,4 jutaview.
Dengan pengecualian pada Minggu ke-7, Hari ke-3, jumlah view MPL Season 5 di YouTube tak pernah kurang dari 1 juta. Sementara pada hari pertama dan kedua dari babak playoff, jumlah view mencapai 2,4 juta dan 2,8 juta. Angka itu hanya mencakup jumlah view di channel YouTube saja. Jika ditambah dengan jumlah view dari akun resmi Facebook, jumlah view pada babak playoff MPL Season 5 di hari pertama dan kedua mencapai 3,9 juta view dan 4,5 juta view.
Saat ini, MPL Season 6 baru saja melalui minggu ke-2. Dari segi distribusi konten, satu hal yang membedakan MPL Season 6 dan musim sebelumnya adalah Season 6 disiarkan di dua channel YouTube resmi, yaitu channel Mobile Legends; Bang Bang dan MLBB Esports. Tentunya, Season 6 juga disiarkan di Facebook. Jumlah penonton MPL Season 6 di channel YouTube Mobile Legends: Bang Bang memang masih lebih banyak dari channel MLBB Esports. Meskipun begitu, jumlah view di channel MLBB Esports masih mengalahkan jumlah view di Facebook.
Selama dua minggu sejak MPL Season 6 dimulai, jumlah view MPL Season 6 di channel MLBB telah mencapai 9,4 jutaview, di channel MLBB Esports mencapai 4,1 jutaview, sementara di akun Facebook MPL Indonesia, jumlah view hanya mencapai 2,9 jutaview.
Menariknya, meskipun disiarkan di lebih banyak channel, hal ini tidak menjamin bahwa jumlah view dari MPL Season 6 akan lebih banyak dari musim sebelumnya. Faktanya, jika jumlah view MPL Season 6 dibandingkan dengan musim sebelumnya, terlihat bahwa jumlah view Season 6 lebih sedikit. Selama dua minggu pertama, jumlah view MPL Season 5 mencapai 17,4 jutaview, sementara MPL Season 6 hanya mencapai 16,5 jutaview.
Seperti yang bisa Anda lihat pada grafik di atas, kecuali pada Minggu ke-2, Hari ke-3, jumlah view setiap minggu dari MPL Season 5 selalu lebih banyak dari Season 6.
PUBG Mobile Professional League
Oke, mari beralih ke PMPL. Sama seperti MPL, pertandingan PMPL juga disiarkan di channel resmi PUBG Mobile Indonesia, yaitu YouTube dan Facebook. Satu hal yang menarik, para fans PUBG Mobile lebih suka menonton pertandingan PMPL di Facebook daripada di YouTube. Buktinya, jumlah view dari pertandingan PMPL jauh lebih tinggi di Facebook daripada di YouTube. Di YouTube, jumlah view PMPL Season 1 dalam satu hari hanya mencapai sekitar 9 ribu sampai 300 ribuview. Sementara di Facebook, jumlah view liga esports tersebut bisa mencapai ratusan ribu atau bahkan jutaanview.
Sepanjang musim pertama, PMPL berhasil mendapatkan 32,5 jutaview. Satu hal yang harus diingat, saat mengumpulkan data viewership untuk PMPL Season 1, saya tidak dapat menemukan video untuk Minggu ke-3, Hari ke-5 di Facebook, walau pertandingan dari hari tersebut tersedia di YouTube.
Seperti yang sudah bisa ditebak, hari terakhir liga menarik view paling banyak. Video dari pertandingan di hari tersebut berhasil mendapatkan view sebanyak 12 jutaview. Mengingat PMPL berlangsung selama 5 minggu, maka jumlah view rata-rata per minggu adalah 6,5 jutaview.
PMPL Season 2 kini tengah berlangsung. Pada akhir pekan lalu, liga tersebut telah melewati minggu ke-2. Sejauh ini, liga tersebut telah mendapatkan total view sebanyak 9,2 juta. Sama seperti Season 1, sebagian besar view tersebut — sekitar 8,3 jutaview — berasal dari Facebook. Namun, jumlah view di channel YouTube PUBG Mobile juga menunjukkan kenaikan.
Sayangnya, jika dibandingkan dengan dua minggu pertama dari PMPL Season 1, jumlah view dari PMPL Season 2 sejauh ini masih lebih sedikit. Dalam dua minggu, PMPL Season 1 berhasil mendapatkan 10 jutaview. Sementara PMPL Season 2 hanya mendapatkan 9,2 jutaview. Kemungkinan, salah satu alasan mengapa jumlah view dari pertandingan Season 2 lebih sedikit adalah karena di PMPL Season 1, Minggu ke-2 memiliki 5 hari, sementara dalam Season 2, hanya ada 3 hari dalam setiap pekan pertandingan.
Free Fire Masters League
Liga terakhir yang akan saya bahas di sini adalah Free Fire Master League. FFML Season 1 diadakan pada awal tahun, untuk lebih tepatnya, pada akhir Januari hingga Februari 2020. Sementara Season ke-2 tengah berlangung sekarang, Agustus 2020. Untuk data viewership dari FFML Season 1, saya hanya dapat mengumpulkan data di channel YouTube FF Esports ID karena konten tersebut tidak ditemukan di akun Facebook resmi Free Fire Esports ID.
Jika dibandingkan dengan liga Mobile Legends atau PUBG Mobile, FFML Season 1 memiliki jumlah view paling sedikit. Total view sepanjang FFML musim pertama hanya mencapai 792 ribuview, jauh tertinggal dari jumlah view MPL dan PMPL yang mencapai puluhan juta. Meskipun begitu, FFML justru merupakan liga esports dengan pertumbuhan viewership terbesar.
Untuk mendistribusikan siaran pertandingan FFML Season 2, Garena tidak hanya menggunakan YouTube, tapi juga Facebook. Meskipun begitu, YouTube tetap memberikan kontribusi jumlah view terbesar. Sebagai perbandingan, jumlah view dari video FFML Season 2 di Facebook hanya mencapai ratusan ribu view. Sementara jumlah view di YouTube selalu mencapai lebih dari satu juta.
Saat ini, FFML Season 2 baru saja melewati pekan ke-3. Namun, hingga sekarang, jumlah total view dari liga tersebut telah mencapai 9 juta, jauh lebih banyak dari toatl view FFML Season 1 sepanjang musim. Hanya saja, sejauh ini, tren viewership untuk FFML Season 2 menunjukkan penurunan. Satu hal yang harus diingat, baik MPL dan PMPL juga menunjukkan tren yang sama. Belajar dari MPL Season 5 dan PMPL Season 1, jumlah penonton akan kembali naik saat pertandingan terakhir dilangsungkan. Pola ini juga bisa Anda temukan pada jumlah orang yang mengikuti shalat Tarawih berjamaah saat bulan Ramadan: ramai di awal dan di akhir.
Akhir Kata
Jika dibandingkan dengan musim sebelumnya, musim MPL dan PMPL yang tengah berlangsung menunjukkan penurunan dari segi jumlah view. Ada beberapa kemungkinan mengapa hal ini terjadi.
Pertama, karena ada tiga liga esports yang diadakan secara bersamaan. Jadi, mau tidak mau, fans harus memilih salah satu liga yang mau mereka tonton. Namun, berbeda dengan tayangan di televisi, konten yang sudah diunggah ke internet bisa ditonton kapan saja. Bahkan, tak jarang, ada orang yang bahkan mengunggah ulang video pertandingan dari liga esports. Selain itu, jika mau, Anda juga bisa membuka beberapa tab secara bersamaan.
Kemungkinan kedua adalah saat ini, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tak lagi berlaku. Jadi, orang-orang yang tadinya harus berdiam di rumah punya banyak opsi kegiatan lain. Misalnya, hangout bersama teman atau kegiatan lain yang melibatkan kerumunan dan meningkatkan kemungkinan seseorang terpapar COVID-19.
Free Fire Master League (FFML) telah selesai diselenggarakan. Setelah satu bulan pertandingan berjalan (14 Januari 2020 – 14 Februari 2020) dengan format liga, akhirnya terpilih sudah 6 tim yang akan melanjutkan perjuangan ke strata selanjutnya, yaitu Free Fire Indonesia Masters. Menyandang status sebagai liga kasta utama Free Fire Indonesia, FFML diikuti oleh 22 organisasi esports di Indonesia dan 24 tim peserta.
Setelah pertandingan yang sengit, enam tim yang berhasil lolos ke babak selanjutnya adalah Rosugo Esports, RRQ Hades, AURA Esports, EVOS Esports, Bigetron Magix, dan ONIC Olympus. Enam tim ini bertarung dengan sangat apik, namun satu aksi paling memukau datang dari tim EVOS Esports.
Pemain kunci dari tim tersebut adalah SAM.13. Pada ronde pertama dan kedua, pemain ini masih terlihat belum menarik perhatian. Saat ronde ketika, ia mulai terlihat menccolok setelah berhasil menyumbang 5 kill dari 19 kill yang didapatkan oleh EVOS Esports. Puncaknya adalah ketika ia seorang diri berhasil mendapatkan 10 kill seraya membawa sang harimau biru mendapatkan Booyah di ronde ke empat.
Dengan ini, maka berikut perolehan poin terakhir dari enam tim yang berhasil lolos ke Free Fire Indonesia Masters 2020.
Rosugo Esports (Pot A) 70 poin
RRQ Hades (Pot B) 76 poin
Aura Esports (Pot C) 67 poin
EVOS Esports (Pot D) poin 91
Bigetron Magix (Pot E) poin 79
ONIC Olympus (Pot F) poin 82
Dengan total hadiah sebesar Rp1,2 miliar, enam tim tersebut masing-masing menerima hadiah sebesar Rp200 juta dan akan melaju ke Free Fire Indonesia Masters 2020 Spring (FFIM 2020); yang gelaran puncaknya akan diselenggarakan pada 14 – 15 Maret 2020 mendatang.
Walaupun FFML adalah liga kasta utama di skena kompetitif Free Fire, namun FFIM 2020 sendiri merupakan puncak dari struktur skena kompetitif Free Fire di Indonesia. Tak hanya mendapatkan tahta sebagai tim Free Fire terbaik di Indonesia, memenangkan FFIM juga memberi kesempatan kepada tim untuk melaju ke pertandingan internasional Free Fire Champions Cup yang diselenggarakan di Jakarta pada April 2020 mendatang.
Selamat bagi keenam tim! Semoga sukses di gelaran FFIM 2020 dan bisa menorehkan raihan positif di gelaran internasional Free Fire Champions Cup 2020!
Beberapa waktu yang lalu, skena esports Indonesia kedatangan beberapa organisasi esports pendatang baru. Selain The Pillars yang dipunggawai oleh Ariel Peterpan, ada juga tim lain yang muncul ke permukaan bernama tim ELVO. Tim tersebut dikepalai oleh salah satu sosok yang sudah cukup lama malang melintang di komunitas gaming, Andrew Tobias.
Sebelum membahas lebih lanjut seputar Team ELVO, mari kita sedikit berkenalan dengan sosok Andrew Tobias. Menurut ceritanya, ia sudah mulai malang melintang di dunia gaming sejak 2008. Ia memulai perjalanannya sebagai sosok berpengaruh di komunitas, lewat forum-forum gaming seperti Indogamers dan LigaGame. Ketika itu ia juga sambil menjalankan turnamen warnet dan menjadi sosok GM untuk server Dota Indogamers.
Lanjut beberapa tahun kemudian, ia sempat menjadi marketing secara freelance bersama distributor Technosolution, menjual gaminggear seperti Razer dan Logitech di 2011. Tahun 2013an, sosok yang kerap muncul dengan nama “Ndruw” ini sempat menjadi community manager warnet Ritter dan muncul terkenal sebagai sosok yang kerap menjual berbagai voucher game.
Setelah itu, portfolio karir profesional Andrew Tobias di dunia gaming termasuk: menjadi founder dari Event Organizer World of Gaming, sempat bekerja untuk peripheralgaming Logitech, juga brand chip grafis NVIDIA. Sempat bekerja sebagai Esports Manager di Tencent Games, kini ia mengambil langkah berani untuk menjadi CEO organisasi esports baru bernama ELVO.
Berjibaku keluar dari zona nyaman
Menariknya, sepanjang perjalanannya di dunia gaming dan esports, Andrew sebenarnya hampir tidak pernah percaya menjalankan tim atau organisasi esports adalah bisnis yang menguntungkan.
“Jujur, sebelum para investor ELVO menawarkan, gue juga sempat menerima beberapa tawaran untuk bikin tim. Ketika tawaran tersebut datang, gue menjawab dengan keresahan-keresahan yang gue rasakan misalnya, bikin tim itu susah karena harus menyatukan banyak kepala ke dalam satu visi, atau susah karena kebanyakan pemain zaman sekarang terlalu materialistik, tidak seperti zaman dulu ketika player esports cenderung mendahulukan passion. Jadi biasanya gue bilang, mendingan bikin EO atau digital agency. Tapi setelah dipikir lagi dan kesempatan ini datang, gue malah merasa tertantang. Karena sepanjang perjalanan, gue sudah pernah mengurusi beberapa bidang, namun belum pernah menjadi owner tim esports. Jadi gue memutuskan untuk keluar dari zona nyaman, dan membuktikan diri bahwa gue bisa mencapai hal-hal yang selama ini gue rasa nggak bisa gue capai.” Andrew menceritakan alasannya.
Untuk saat ini, Team ELVO baru memiliki dua divisi, ada divisi Free Fire yang tergabung dalam Free Fire Master League dan COD Mobile. Ternyata, usaha Andrew menjadikan Team ELVO sebagai ajang pembuktian diri sudah terlihat cukup berhasil. Baru-baru ini Team ELVO berhasil keluar sebagai juara di gelaran Final Piala Presiden Esports 2020 Regional Barat, mengalahkan organisasi besar seperti ONIC ataupun RRQ.
Bisnis tim esports, apa menguntungkan?
Jika Anda adalah pembaca setia Hybrid, Anda mungkin sudah sadar, bahwa jumlah organisasi esports di Indonesia ini sudah cukup banyak. Selain dua organisasi besar, EVOS dan RRQ yang sudah cukup lama ada di ekosistem Indonesia, jumlah organisasi ini lambat laun terus bertambah seiring dengan ekosistem esports Indonesia yang terus berkembang.
Namun demikian, pertanyaan yang jadi muncul adalah, apa menguntungkan untuk membuat tim esports baru di tahun 2020? Mengutip pembahasan investigatif dari Kotaku terkait hal ini, tim sebesar Complexity Gaming yang berbasis di Amerika Serikat saja kabarnya masih kebingungan mencari sumber pemasukan serta model bisnis yang tepat bagi tim esports. Sang CFO Complexity menceritakan, banyak tim esports di Amerika Serikat yang belum mendapat untung dan mengalami defisit keuangan mencapai jutaan Dollar AS.
Sebagai sebuah tim yang masih baru, Team ELVO memang terbilang cukup berani dengan langkah yang mereka lakukan. Mereka langsung memilih untuk buy-in slot di Free Fire Master League. Menanggapi hal tersebut, Andrew mengatakan, bahwa dirinya setuju dengan apa yang sempat dibahas Hybrid ketika bicara soal investasi MPL dengan ONIC Esports.
Ia merasa dalam hal investasi, tidak selamanya investasi harus bisa kembali dalam bentuk uang. “Gue merasa investasi di ekosistem Free Fire itu cukup worth. Salah satu penyebabnya, selain sistem yang diterapkan Garena membuat ekosistem Free Fire jadi lebih bergairah, untuk tim juga cukup menguntungkan karena Free Fire memang sedang menjadi pusat perhatian para gamers.” Ujar Andrew.
Saya sendiri jadi berpikir, sebagai tim yang masih baru, menggebrak lewat ekosistem yang paling populer memang terbilang menguntungkan. Ini akan mendongkrak nama ELVO jadi lebih besar, apalagi jika mereka berhasil dapat prestasi dari sana.
Terlebih, Andrew juga bercerita, bahwa bisnis utama Team ELVO bukanlah dari sisi organisasi esports itu sendiri. “Kalau ditanya, gimana soal bisnis tim esports, jujur bisnis utama Team ELVO sebenarnya bukan dari tim esports. Kebetulan, investor kami yaitu Ibrahim Kamil (Ikamil) dan A. Muiz Farist (Farexcel) punya bisnis utama menjual voucher game dengan nama Elvonesia. Jadi bisa dibilang, mereka secara tidak langsung menggunakan Team ELVO sebagai sarana marketing.” Ucapnya.
Ini mungkin selaras dengan apa yang dikatakan Andrew dalam pembahasan Hybrid sebelumnya, soal esports sebagai sarana marketing dan branding. Dalam pembahasan tersebut semua narasumber sepakat , bahwa tidak selamanya investasi dalam esports harus berbuah keuntungan material. Jumlah penonton esports Free Fire di Indonesia yang sangat banyak, mungkin bisa menjadi ladang bagi Team ELVO untuk menjaring potential-customer voucher game yang dijual Elvonesia.
Andrew Tobias dan visinya untuk Team ELVO
Dalam bincang-bincang membahas tim terbarunya, Andrew Tobias juga membicarakan beberapa visi dan mimpi-mimpinya yang ingin ia raih dengan menjadi CEO Team ELVO. Memberi kembali kepada komunitas, bisa dibilang jadi salah satunya.
“Nama tim ELVO sebetulnya bisa dibilang kependekan dari EVOLUTION, cuma gue twist sedikit. Nama ini gue gunakan karena gue punya mimpi mengubah atau melakukan evolusi secara bertahap terhadap ekosistem esports. Maka dari itu hal tersebut gue lakukan lewat salah satu elemen, yaitu tim esports, dengan cara mengubah manusia-manusianya. Gue ingin membentuk pribadi yang baik lewat tim esports ini. Apalagi ada juga rumor-rumor, gue dibilang negatif…hehe. Maka dari itu dengan membawa tim ini jadi positif, bisa dibilang juga jadi pembuktian terhadap diri gue sendiri.” Andrew menceritakan kepada Hybrid.
“Selain itu gue juga ingin bisa lebih memanusiakan para pemain. Oke mereka bisa dibilang atlet, jago main game dan segala macam, tapi di sini gue ingin memberikan value tambahan kepada para pemain. Investasi kami ada pada sumber daya manusianya. Gue dan ELVO sih kepingin nanti bisa secara serius memberikan yang terbaik bagi para pemain agar mereka bisa berprestasi dan menjadi manusia yang lebih baik lewat hal-hal seperti, pendidikan soft-skill, kebugaran, nutrisi, dan segala macam.” Lanjut Andrew.
“Bicara soal tujuan Team ELVO, menjadi juara sudah pasti. Kalau kita juara, kita akan semakin disorot, kita jadi semakin mungkin untuk mendapatkan sponsor. Tapi kalau gue sendiri masih punya cita-cita ingin menujukkan bahwa gamers atau pemain esports itu punya citra yang positif di masyarakat. Bagaimana positif? Ya lewat penampilan, cara berbicara, cara berperilaku dan lain sebagainya.” Tutup Andrew menceritakan tentang visi yang ingin ia capai bersama Team ELVO.
—
Kehadiran tim baru mungkin bisa dibilang menjadi bukti perkembangan ekosistem. Dengan adanya tim baru, bagian yang paling diuntungkan biasanya adalah para pemain. Team ELVO tentu akan menjadi wadah bagi para pemain untuk mengejar mimpi mereka untuk jadi yang terbaik, baik di dalam esports ataupun menjadi pribadi yang lebih baik.