Tag Archives: Freefire

Cara untuk Direkrut Jadi Pemain Esports Profesional

5 Cara untuk Direkrut Jadi Pemain Esports Profesional

Bermain game, biasa dilakukan ketika Anda sedang memiliki waktu luang atau butuh hiburan. Tetapi untuk segelintir orang, bermain game adalah sebuah pekerjaan. Melihat para pemain esports profesional bertanding di turnamen besar dan memiliki banyak penggemar, tentu hal tersebut menjadi impian para gamer. Banyak orang yang kebingungan bagaimana caranya menjadi seorang pemain esports profesional. Apabila Anda berpikir sudah memiliki semua kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi pemain esports profesional, inilah cara-cara yang bisa Anda lakukan untuk direkrut oleh tim esports.

1. Memanjat ranking untuk jadi salah satu yang terbaik di game yang anda tekuni

Sumber: Kpopping
Sumber: Kpopping

Climbing rank atau push rank yang biasa diucapkan sekarang oleh para gamer merupakan tahap awal untuk membuktikan keahlian Anda bermain game tersebut. Masuklah ke tier ranking terbaik di setiap game, seperti Immortal di Dota 2 atau Glorious Mythic di Mobile legends.

Dengan Anda bermain di rank tertinggi tersebut, semakin memperbanyak kesempatan untuk bertemu pemain profesional sungguhan. Bermainlah sepenuh hati, agar terlihat oleh para pemain profesional ini. Intinya adalah pembuktian bahwa Anda memang memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi pemain profesional. Seringnya, salah satu cara tim esports profesional mencari anggota pemainnya adalah dengan rekomendasi dari pemain lainnya yang sudah lebih dulu bergabung.

Selain itu, berusahalah masuk ke ranking tertinggi seperti Top Global untuk MLBB. Tidak jarang juga, tim-tim esports mencari para pemain muda berbakat dari melihat peringkat Top Global.

2. Mengikuti turnamen-turnamen dan raih prestasi yang baik

Sumber: InvenGlobal
Sumber: InvenGlobal

Selain dari rekomendasi pemain profesional, tim-tim profesional juga memiliki pihak yang khusus mencari bakat pemain-pemain amatir. Para pencari bakat ini memantau pertandingan-pertandingan esports yang berlangsung secara detil. Mereka akan melihat cara bermain Anda, kecepatan dan ketepatan saat mengambil keputusan saat pertandingan, mental dan perilaku saat bertanding, dan lain-lainnya.

Jadi, Anda harus mengeluarkan seluruh kemampuan Anda ketika bertanding, bukan hanya untuk memenangkan turnamen tetapi juga untuk menarik perhatian para pencari bakat tersebut.

Satu hal yang menarik untuk diketahui adalah organisasi esports bisa saja mencari satu tim penuh (berlima untuk MOBA atau berempat untuk Battle Royale misalnya) ataupun satu pemain saja. Jadi tak ada salahnya juga, selain mengasah skill individu, Anda membiasakan diri untuk bekerja sama dengan baik dengan rekan-rekan satu tim. Kalaupun organisasi esports-nya hanya mencari satu orang, kemampuan bekerja sama pun sebenarnya juga sebuah nilai penting dari seorang pro player.

3. Melihat lowongan di akun sosial media tim esports profesional

Sumber: TEAMnxl> Facebook
Sumber: TEAMnxl> Facebook

Tidak sedikit tim esports yang membuka lowongan pemain di sosial medianya. Jadi Anda harus rajin untuk melihat akun sosial media para tim esports untuk mendaftar lowongan mereka.

Sayangnya, kembali lagi, tanpa rekam jejak prestasi ataupun rank tinggi di game, kemungkinan besar, Anda tidak akan dilirik. Jadi, lowongan ini hanyalah sebagai tambahan informasi saja jika Anda memang sudah mengantongi keahlian ataupun pengalaman.

Selain itu, Anda juga bisa follow  para petinggi ataupun pelaku di industri esports seperti AP dari RRQ, Aldean Tegar dari EVOS, Owljan dari BOOM Esports, ataupun petinggi ataupun player lainnya dari Bigetron, Alter Ego, dan kawan-kawannya untuk bisa mendapatkan informasi lebih. Satu hal yang penting dicatat, jika Anda bukan siapa-siapa dan tidak memiliki keahlian apapun, jangan mengganggu mereka juga karena bisa jadi Anda diblok atau di-blacklist kwakkawkwak…

Kecuali Anda sejago Muhammad “inYourdreaM” Rizky di Dota 2 ataupun Hansel “BnTeT” Ferdinand di CS:GO, peluang Anda lebih besar jika Anda punya lebih banyak kenalan — selain juga punya skill tentunya.

4. Melakukan live streaming

Sumber: Liquipedia
Sumber: Liquipedia

Apabila Anda sudah memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk bersaing di dunia kompetitif esports dan memiliki tier rank tertinggi di game yang Anda mainkan, cara yang tidak kalah efektif untuk menarik perhatian adalah melakukan live streaming. Daftarkan diri Anda di platform live streaming seperti Youtube Gaming, Facebook Gaming atau Nimo TV. Dengan begini, semakin banyak orang akan melihat kemampuan Anda dalam bermain game.

Kalaupun Anda tidak berhasil untuk di-notice oleh tim profesional, setidaknya Anda bisa melanjutkan karir Anda menjadi seorang live-streamer. Ada beberapa contoh live-streamer yang menjadi pemain esports profesional, seperti Alex “Entruv” Prawira yang sekarang menjadi pelatih PUBGM dan Free Fire untuk tim Aura Esports.

5. Mengikuti akademi esports

Sumber: Revival TV
Sumber: Revival TV

Beberapa tim esports profesional menggelar akademi esports sendiri. Contohnya RRQ Academy PUBGM dari tim Rex Regum Qeon. Di RRQ Academy PUBGM, pemain akan dilatih oleh para pemain dan pelatih RRQ divisi PUBGM yaitu Michael “StMichael” Chandra. Kesempatan ini sangat berharga bagi para pemain amatir karena Anda akan dilatih oleh para tokoh-toko profesional dan berkesempatan untuk masuk dalam organisasi esports menjadi pemain profesional.

Apabila Anda sudah diberikan penawaran untuk bergabung dengan tim esports profesional, biasanya akan dilakukan masa percobaan atau try out. Masa percobaan ini biasanya akan memakan waktu berbulan-bulan untuk melihat kecocokan permainan dengan tim yang sudah ada.

Jangan lupa akan ada sesi wawancara juga. Karena, sebagai pemain profesional, penilaiannya tidak hanya soal kemampuan bermain tetapi juga soal perilaku di depan para pelaku industri esports Indonesia. Apakah kalian memang pantas berlaku dan bermental layaknya seorang pemain profesional? Kedisiplinan merupakan hal yang sangat penting untuk menjadi yang terbaik. Dikutip dari TechRadar, pemain professional dari Gen.G Esports Korea harus berlatih selama 15 jam per hari.

Akhirnya

Karena menjadi pemain esports profesional adalah sebuah pekerjaan, jangan anggap Anda hanya akan bersenang-senang di sini. Jadi pemain pro itu memang seperti profesi lainnya yang menuntut tanggung jawab, kemauan belajar, dan kemampuan untuk bisa bekerja sama dengan rekan-rekan Anda.

Jika Anda memang sudah punya kemampuan, 5 hal tadi bisa Anda gunakan sebagai jalur untuk menuju ke tingkat profesional. Namun demikian, jika Anda masih belum punya kemampuannya, ada baiknya Anda mengasahnya terlebih dahulu.

 

Telkomsel Gelar Liga Esports untuk Kelas Amatir, Mahasiswa, dan Profesional

Telkomsel nampaknya kian mantab bermain di industri gaming tanah air. Setelah sebelumnya merilis game Shellfire dan teken kontrak kerja sama dengan Singtel untuk garap pasar esports di Asia Tenggara, kemarin (17 Oktober 2018), resmi mengumumkan liga esports mereka sendiri.

Tak tanggung-tanggung ada 3 liga yang akan diusung oleh Telkomsel, lewat Dunia Games, yaitu Dunia Games League, Dunia Games Campus League, dan Dunia Games Pro League. Ketiga liga tersebut juga tergabung dalam rangkaian Indonesia Games Championship (IGC) 2019. Buat yang belum tahu, IGC sendiri merupakan gelaran kompetitif tahunan milik Dunia Games yang berawal dari tahun 2017.

Direktur Marketing Telkomsel Alistair Johnston mengatakan, “Menghadapi perkembangan industri esport di Indonesia, Dunia Games hadir untuk menjadi pendukung utama bagi industri ini melalui ajang Liga esport Dunia Games. Ajang ini kami hadirkan untuk memberikan wadah bagi pelanggan yang mencintai game dan esport serta sebagai salah satu upaya kami untuk membangun ekosistem digital entertainment lifestyle bagi masyarakat Indonesia.”

Dokumentasi: Telkomsel
Dokumentasi: Telkomsel

“Layanan game online akan memerlukan standar jaringan yang sangat bagus dengan kecepatan tinggi dan latensi yang rendah. Untuk itu kami selalu meningkatkan kualitas jaringan broadband 4G LTE untuk memastikan stabilitas layanan data sehingga para gamers dapat menikmati game online dengan nyaman. Hingga saat ini lebih dari 60 juta pengguna Telkomsel dari 90 juta pemain telah aktif yang bermain mobile games secara online di Indonesia,” tambah Alistair.

Baru ada 2 game yang akan dipertandingkan di liga ini. Dunia Games League akan mengusung Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) dari Moonton. Sedangkan untuk Dunia Games Campus League dan Dunia Games Pro League akan mengusung Free Fire rilisan Garena.

Dunia Games League tadi nantinya akan diadakan di 141 kota dan 13 tim terbaik akan diadu lagi di tingkat nasional untuk memperebutkan gelar juara yang rencananya akan digelar pada bulan Maret 2019 di Dunia Games Esports Stadium. Sedangkan registrasi liga ini sudah dibuka sejak awal Oktober 2018 dan akan mulai dipertandingkan mulai akhir Oktober 2018.

Dokumentasi: Telkomsel
Dokumentasi: Telkomsel

Untuk Dunia Games League, turnamen ini hanya untuk para pemain MLBB tingkat amatir. Jadi, mereka-mereka yang terdaftar sebagai tingkat pro di database Telksomel tidak akan diperbolehkan untuk turut bertarung. Bagi Anda yang tertarik untuk cari tahu lebih lanjut soal liga ini, silakan langsung mengunjungi situs resmi Dunia Games League.

Sedangkan Dunia Games Campus League akan berlangsung di 13 kampus se-Indonesia dan 12 tim terbaik akan bertanding kembali di babak grand final. 

Masa pendaftaran untuk liga ini dibuka pada akhir November 2018 dan masa registrasi untuk Dunia Games Pro League akan dimulai pada awal Januari 2019.

Liga ini menarik karena Telkomsel berhasil menggandeng 2 publisher game besar dalam satu wadah, yaitu Moonton dan Garena, yang juga bisa dibilang kompetitor – antara MLBB dan AoV. Namun hal ini juga bukan yang pertama kalinya mereka buat. IGC 2018 kemarin juga Telkomsel bahkan mempertandingkan 3 game MOBA mobile yang sebenarnya saling bersaing, yaitu MLBB, AoV, dan Vainglory.

IGC 2018. Sumber: Dunia Games
IGC 2018. Sumber: Dunia Games

Lalu kenapa Free Fire yang dipilih jadi liga profesionalnya Dunia Games? Kenapa tidak Shellfire? Menurut pihak Telkomsel,  ada kriteria dari jumlah pemain per hari sebelum sebuah game bisa menjadi esports. Sedangkan Shellfire masih belum mencapai angka tersebut.

Dari sisi Garena, AoV memang sudah punya liga profesional (ASL) yang digarap langsung oleh Garena. Sedangkan Free Fire memang sebelumnya belum ada liga profesionalnya.