Tag Archives: fujifilm x-s10

kamera-fujifilm-dengan-sensor-x-trans-4

7 Kamera Fujifilm dengan Sensor X-Trans CMOS 4

Pada bulan September 2018, Fujifilm mengumumkan X-T3. Kamera mirrorless flagship mereka yang pertama menggunakan sensor baru BSI CMOS X-Trans beresolusi 26MP dan X-Processor generasi ke-4.

Sensor X-Trans CMOS 4 ini sudah mengusung struktur backside illuminated yang meningkatkan performanya di kondisi minim cahaya. Serta, menawarkan sistem autofocus hybrid canggih dengan 425 phase-detect point yang mencakup seluruh frame.

Kemudian pada tahun 2019 Fujifilm merilis X-T30 dan X-Pro3. Serta, X-T4 dan X100V di awal tahun 2020. Keempat kamera ini juga tetap mengandalkan sensor BSI CMOS X-Trans 26MP dan X-Processor 4. Meski begitu, masing-masing kamera ini punya daya tariknya sendiri.  Mari bahas satu per satu.

1. Fujifilm X-T3

Fujifilm X-T3
Fujifilm X-T3 | Foto Fujifilm

Meski penerusnya sudah ada, tapi kemampuan Fujifilm X-T3 masih sangat mumpuni. Dalam hal video, ia sanggup merekam video 4K 60fps dengan output video 10-bit 4:2:0 langsung ke SD card (menggunakan codec H.265/HEVC) atau 10-bit 4:2:2 ke external recorder melalui HDMI.

Dari fisik, Fujifilm X-T3 memiliki body dan grip kamera yang cukup besar, dengan sistem kontrol fisik yang lengkap dan intuitif sehingga sangat nyaman digunakan untuk bekerja dan produksi konten yang serius. Layarnya bisa dimiringkan ke atas-bawah maupun ke kiri untuk memudahkan memotret secara vertikal.

Jelas bahwa Fujifilm merancang kamera ini untuk mereka para fotografer maupun videografer profesional. Soal harga, Fujifilm X-T3 body only dibanderol sekitar Rp20 juta dan bisa lebih murah bila belinya saat ada diskon.

2. Fujifilm X-T30

Fujifilm X-T30
Fujifilm X-T30 |Foto Fujifilm

Kamera ini mengemas sensor, prosesor, dan sistem autofocus baru yang sama milik flagship X-T3 ke dalam body X-T30 yang jauh lebih ringkas dan harga lebih terjangkau (body only Rp14 juta). Artinya lebih mudah dibawa bepergian dan tidak terlalu mencolok saat memotret di tempat umum. Sangat cocok bagi para pecinta fotografi, content creator yang ingin meningkatkan kualitas kontennya, dan traveler.

Body yang kecil membuat kemampuan videonya terpangkas. Namun, Fujifilm X-T30 masih sanggup merekam video 4K UHD dan DCI pada 30 fps 200 Mbps dengan output video 4:2:0 8-bit menggunakan internal recording dan output video 4:2:2 10-bit menggunakan external recorder lewat HDMI.

3. Fujifilm X-Pro3

Fujifilm X-Pro3
Fujifilm X-Pro3 | Foto Fujifilm

Fujifilm X-Pro3 ditujukan untuk para fotografer berpengalaman yang merindukan sensasi memotret menggunakan kamera film. Punya hybrid viewfinder tipe optical dan electronic, dengan dual screen. Di mana panel LCD utamanya menghadap ke belakang dan perlu dibalik untuk menggunakannya.

Mekanisme layarnya tampak seperti perubahan kecil, namun secara dramatis akan mengubah ‘kebiasaan’ cara memotret para penggunanya. Misalnya kebiasaan mengambil gambar lewat layar dan mengintip foto setelah memotret, pengguna pun didorong untuk memotret melalui jendela bidik. Harga Fujifilm X-Pro3 body only dibanderol Rp28 juta.

4. Fujifilm X-T4

Fujifilm X-T4
Fujifilm X-T4 | Foto Fujifilm

Seperti Fujifilm X-T3, X-T4 juga dirancang untuk produksi konten serius dan ditujukan untuk para fotografer dan videografer profesional. Lantas apa saja peningkatannya?

Pertama adalah fitur in-body image stabilization atau IBIS yang mampu mengurangi guncangan hingga 6,5 stop. Kemudian layarnya kini memiliki mekanisme fully articulated yang sangat berguna untuk memastikan framing dan autofocus-nya tepat saat syuting.

Selain itu, Fujifilm X-T4 menggunakan jenis baterai baru NP-W235 yang memiliki kapasitas sekitar 1,5 kali lebih besar dibanding NP-W126S. Sehingga sanggup menjepret hingga 500 sekali charge, bahkan 600 jepretan bila menggunakan mode ‘economy‘. Harga Fujifilm X-T4 dibanderol Rp26.999.000 untuk body only.

5. Fujifilm X100V

Fujifilm X100V
Fujifilm X100V | Foto Fujifilm

Fujifilm X100V adalah kamera compact premium penerus X100F yang dikenal sebagai kamera untuk street photography dan traveler.

Generasi ke-5 dari X100 series ini sudah menggunakan sensor dan prosesor baru. Namun tetap mempertahankan ciri khasnya seperti hybrid viewfinder optical dan electronic dan lensa fix 23mm f/2 yang tidak bisa diganti.

Meski begitu, Fujifilm telah membenahi rancangan optiknya supaya lebih cekatan mengunci fokus dari jarak dekat dan dapat menghasilkan gambar yang lebih tajam di bagian ujung frame. Serta, menyempurnakan viewfinder electronic-nya lewat panel OLED beresolusi 3,69 juta dot.

Selain itu, layarnya kini sudah touchscreen dan bisa di-tilt dua arah. Serta, mampu merekam video 4K 30 fps dengan mode F-log. Tertarik? Fujifilm X100V dibanderol Rp21.999.000 di Indonesia.

6. Fujifilm X-S10

Fujifilm-X-S10-1
Fujifilm X-S10 | Foto Fujifilm

Fujifilm X-S10 merupakan lini baru kamera Fuji dengan desain berbeda tidak seperti Fuji X-series lain. Fisiknya bergaya DSLR dengan grip cukup besar seperti X-H1, tetapi dimensinya lebih compact. Harga Fujifilm X-S10 untuk body only di Indonesia dibanderol Rp15.999.000.

Sementara bila dilihat dari atas, X-S10 menyerupai banyak kamera mirrorless lain di pasaran. Panel atas yang biasanya dihuni oleh dial untuk mengatur shutter speed, ISO, dan exposure compensation kini telah digantikan oleh dial PASM dan dua dial generik di ujung kiri dan kanan.

Sangat jelas bahwa Fujifilm X-S10 ini lebih berkonstrasi pada video. Kamera ini dapat merekam video 4K hingga 30fps dengan bit rate 200Mbps, belum secanggih X-T3 mengingat posisinya berada di kelas menengah. Juga dapat merekam video 1080p dengan frame rate tinggi pada 120fps atau 240fps.

Layar 3 incinya memiliki mekanisme fully articulated, punya port mikrofon 3,5mm, port USB-C bisa digunakan untuk headphone guna memonitor audio, dan juga telah dilengkapi sistem in-body image stabilization (IBIS). Sebagai kamera Fuji dengan Sensor X-Trans CMOS 4 terbaru, X-S10 juga mengemas mode film simulatio anyar termasuk Classic Negative dan Eterna Bleack Bypass.

7. Fujifilm X-E4

Fijifilm X-E4 1
Fijifilm X-E4 | Foto Fujifilm

Fujifilm X-E4 merupakan kamera Fuji terbaru dengan sensor X-Trans CMOS 4 dan juga mengemas 18 mode film simulation termasuk ETERNA Bleach Bypass dan Classic Negative. Berbeda dengan X-S10 yang mengusung desain bergaya DSLR dan memiliki IBIS, X-E4 tidak punya IBIS tapi mengusung desain rangefinder yang ringkas dengan pengalaman gabungan X-Pro3 dan X100V dengan harga lebih terjangkau.

Penampilan X-E4 sekilas mirip X100V, tidak lagi kaku seperti X-E3 dan lebih modern. Upgrade penting lainnya ialah ia punya layar sentuh 3 inci 1,63 juta dot yang kini bisa ditarik dan ditekuk hingga 180 derajat ke depan untuk kemudahaan pengambilan foto maupun video dari berbagai macam sudut.

Jendela bidik eletronik-nya punya cup bulat dengan panel OLED beresolusi 2,36 juta dot dengan magnification 0.62x. Di pelat atas, masih terdapat dial shutter speed, exposure compensation, tombol shutter beserta tuas on/off, dan ada tambahan tombol Q.

Untuk perekam videonya, X-E4 sanggup menangkap footage 4K DCI atau 4K UHD hingga 30fps 4: 2: 0 8-bit dan juga mendukung 4K 30P 4:2:2 10-bit melalui port HDMI-nya. Selain itu, pada resolusi 1080p kamera dapat merekam video frame rate tinggi hingga 240fps.

Keterangan: Artikel ini pertama kali tayang pada 20 April 2020 dan di-update dengan menambahkan Fujifilm X-S10 ke dalam daftar pada 25 Januari 2021 dan menambahkan Fujifilm X-E4 pada 28 Januari 2021. 

Fujifilm X-S10 Adalah Penerus X-T30 dalam Bahasa Desain yang Berbeda

Dari sekian banyak kamera mirrorless bikinan Fujifilm, hampir semuanya memang mengadopsi desain yang terinspirasi oleh kamera analog. Namun ketika menggarap kamera terbarunya yang bernama X-S10 berikut ini, filosofi tersebut seakan tidak lagi berlaku.

Hasilnya adalah sebuah kamera yang fisiknya menyerupai banyak kamera mirrorless lain di pasaran. Panel atas yang biasanya dihuni oleh dial untuk mengatur shutter speed, ISO, dan exposure compensation kini telah digantikan oleh dial PASM dan dua dial generik di ujung kiri dan kanan. Memang X-S10 bukan yang pertama menerapkan arahan desain seperti ini, sebab sebelumnya sudah ada X-T200 yang mengambil jalur yang sama.

Bentuk grip X-S10 juga sangat berbeda dari biasanya, dan lebih menyerupai grip gemuk milik X-H1. Singkat cerita, kalau Anda mengincar desain retro khas Fujifilm biasanya, kamera ini bukan untuk Anda. Namun tentu saja desain baru sebagian dari cerita utuhnya.

Soal spesifikasi, X-S10 menambah jumlah kamera Fujifilm yang mengemas sensor X-Trans generasi ke-4 beserta chip X-Processor 4. Sensor tersebut masuk kategori APS-C, dengan resolusi 26,1 megapixel dan phase detection pixel sebanyak 2,16 juta. Fuji bilang kinerja autofocus X-S10 sangatlah mengesankan, mampu mengunci fokus dalam waktu 0,02 detik saja, serta sudah dibekali dengan kemampuan tracking mata yang amat presisi.

Berbeda dari X-T30 yang tidak dilengkapi sistem in-body image stabilization (IBIS), X-S10 justru mengemas IBIS 5-axis terlepas dari wujudnya yang ringkas, yang bobotnya tak lebih dari 465 gram. Fuji bilang mereka harus merombak ulang IBIS milik X-T4, menyusutkan volumenya hingga sekitar 30% agar cukup dijejalkan ke bodi X-S10.

Sistem IBIS ini juga bisa bekerja selagi X-S10 merekam video. Kebetulan kapabilitas video X-S10 cukup mengesankan; video 4K 30 fps yang dihasilkannya merupakan hasil penerapan teknik oversampling. Ini berarti secara internal X-S10 sebenarnya merekam dalam resolusi 6K, sebelum akhirnya mengonversikan output-nya ke 4K tapi dengan tingkat detail yang lebih baik dan noise yang lebih rendah.

Di panel belakang, pengguna lagi-lagi akan menjumpai layar sentuh 3 inci yang fully-articulating, menjadikannya sebagai alternatif yang cukup menarik buat para vlogger. Di atas layarnya, ada viewfinder elektronik dengan resolusi 2,36 juta dot; standar dan belum setajam milik X-T4.

Kalau saya ditanya di mana posisi X-S10 di lini kamera Fujifilm X-Series, maka saya akan menjawab persis di tengah-tengah X-T30 dan X-T4. Rekan saya, Lukman, yang sempat mengulas X-T30 secara mendalam, bahkan heran kenapa Fujifilm tidak menamai kamera ini X-T40 saja, tapi bisa jadi memang karena bahasa desainnya yang berbeda sendiri.

Kabar baiknya, Fujifilm X-S10 bakal mulai dipasarkan di tanah air pada akhir November 2020, berdasarkan keterangan resmi dari Fujifilm Indonesia. Harga jual resminya di sini belum ditetapkan, tapi di Amerika Serikat kamera ini dibanderol $1.000 (body only). Di AS, X-S10 juga dibundel bersama lensa XF 18-55mm f/2.8-4 seharga $1.400, atau bersama lensa XF 16-80mm f/4 R OIS WR seharga $1.500.

Sumber: PetaPixel.