Tag Archives: fundraising

Pendanaan Startup Indonesia 2023

Pendanaan Startup Indonesia 2023 Alami Tren Penurunan, Kembali ke Level Sebelum Pandemi

Di tahun 2023, pendanaan startup Indonesia kembali mengalami penurunan. Tren ini sudah terjadi dalam dua tahun terakhir pasca-pandemi — setelah sebelumnya pada tahun 2021 sempat terjadi peningkatan signifikan (bahkan dibilang bisa menjadi salah satu tahun terbaik dalam hal perolehan investasi).

Bersumber dari pengumuman resmi dan input data regulator, DailySocial.id mencatat tahun 2023 ini startup Indonesia membukukan total pendanaan $2,85 miliar (dari 73 transaksi yang menyebutkan nilainya). Adapun total transaksi investasi yang berhasil dicatatkan sebanyak 139x.

Perolehan ini menunjukkan penurunan pertumbuhan year-over-year (yoy) -33,19% dibandingkan dengan periode 2022. Sekaligus menjadi penurunan kedua pasca-pandemi. Perlu dicatat, sejak tahun 2015 perolehan pendanaan startup Indonesia selalu menunjukkan pertumbuhan, bahkan ketika periode awal pandemi.

Pendanaan startup di tahun 2023 alami tren penurunan / DailySocial.id
Pendanaan startup di tahun 2023 alami tren penurunan / DailySocial.id

Ketika berbincang dengan stakeholder, penurunan ini disinyalir disebabkan sejumlah hal. Salah satunya karena adanya penyesuaian pasar atas dinamika ekonomi global, berdampak langsung pada penurunan minat investor ke sektor high-risk seperti venture capital.

Tech-winter utamanya disebabkan kenaikan suku bunga Bank Sentral yang membuat obligasi negara lebih menarik untuk diinvestasi dibandingkan modal ventura. Implikasinya, pasokan modal yang lebih kecil menghasilkan tingkat investasi yang lebih rendah. Efek domino lain dari kenaikan suku bunga adalah penilaian yang lebih rendah, karena sebagian besar investor startup menggunakan model DCF (Discounted Cash Flow) untuk menilai bisnis, dalam model DCF jika suku bunga naik, penilaian turun,” jelas Head of Investment MDI Ventures Gani Putra Lie dalam sebuah wawancara.

Di sisi lain, startup mulai memikirkan strategi untuk mencapai titik profitabilitas lebih cepat. Di tengah proses fundraising yang semakin sulit, bahan bakar dioptimalkan untuk membuka peluang pertumbuhan bisnis. Sebagian termasuk mulai mengupayakan konsolidasi, efisiensi operasional, dan inovasi untuk mempertahankan runway bisnisnya.

Tren pendanaan 2023

Dari data pendanaan sepanjang tahun 2023 turut ditemukan sejumlah fakta menarik. Pendanaan tahap awal (seed funding) masih mendapati porsi tertinggi secara jumlah transaksi. Kendati demikian, jumlah pendanaan lanjutan (seri A atau di atasnya) juga terlihat tidak sedikit.

Tingginya jumlah putaran pendanaan awal mengindikasikan kepercayaan investor yang masih terjaga untuk generasi founder selanjutnya atas inovasi-inovasi baru yang dilahirkan. Sementara untuk pendanaan lanjutan juga memperlihatkan komitmen investor melakukan follow-on funding guna mendukung portofolio startup yang telah dimiliki sebelumnya.

Sejumlah investor memang sempat membeberkan bahwa di situasi tech-winter mereka memilih melakukan “portofolio mode”. Alih-alih mengeksplorasi peluang investor baru, mereka memilih fokus untuk membantu founder di portofolionya mengakselerasi bisnis.

Gambaran pendanaan startup tahun 2023 didasarkan tahapannya / DailySocial.id
Gambaran pendanaan startup tahun 2023 didasarkan tahapannya / DailySocial.id

Lalu jika ditinjau dari vertikal industrinya, fintech masih mendominasi perolehan investasi terbanyak. Tren ini masih berlanjut sejak lima tahun terakhir. Dilanjutkan sektor SaaS dan healthtech. Kendati demikian berbagai vertikal industri juga mendapatkan perhatian investor (pada grafik di bawah, kategori ‘lainnya’ terdiri dari 24 sektor bisnis yang berbeda).

Gambaran pendanaan startup tahun 2023 didasarkan vertikal industrinya / DailySocial.id
Gambaran pendanaan startup tahun 2023 didasarkan vertikal industrinya / DailySocial.id

Dari pendanaan yang ada, didapat 10 putaran dengan nilai terbesar. Tokopedia mendapat investasi dari induk TikTok menjelang akhir tahun 2023 kemarin, sebagai upaya perusahaan untuk menggabungkan kekuatan bisnis dan mengembalikan operasional TikTok Shop di Indonesia.

Sektor lain yang banyak menempati top 10 adalah kendaraan listrik — mereka adalah startup lokal yang bergerak di bidang manufaktur kendaraan listrik dan infrastruktur pendukungnya. Diketahui, memang diperlukan investasi besar untuk mengawali bisnis ini.

Startup Industri Putaran  Nilai Pendanaan
Tokopedia Marketplace Venture Round  $ 1.500.000.000,00
Kredivo Holdings Fintech Series D  $     270.000.000,00
Investree Fintech Series D  $     234.000.000,00
eFishery Aquatech Series D  $     200.000.000,00
Halodoc Healthtech Series D  $     100.000.000,00
ALVA Electric Vehicle Series B  $       50.000.000,00
Charged Asia Electric Vehicle Venture Round  $       40.000.000,00
MAKA Motors Electric Vehicle Seed Funding  $       37.600.000,00
Evermos Social Commerce Series B  $       30.000.000,00
Swap Enegry Electric Vehicle Series A  $       22.000.000,00

Dana kelolaan pemodal ventura

Kendati terjadi perlambatan investasi di tahun 2023, bukan berarti ekosistem startup Indonesia di ambang pesimistis. Karena sepanjang tahun lalu, belasan pemodal ventura mengumumkan dana kelolaan baru yang siap untuk berinvestasi ke startup Indonesia di tahun ini. Dana kelolaan ini memiliki fokus yang cukup beragam, menyasar berbagai tahapan startup.

Dana Kelolaan VC  Nilai Kelolaan Fokus Investasi Fokus Sektor
NSV I Northstar Group  $140.000.000,00 Early Stage Consumer, Fintech, Enterprise Solution
BTN Fund Bank Tabungan Negara, Mandiri Capital Indonesia  $25.000.000,00 Multi Stage Proptech, Mortgage Tech, Fintech, Embedded Finance, Construction Tech, Open Finance, SaaS
Telkomsel Ventures 2 Telkomsel  Undisclosed Multi Stage Internet Solution, AI, SME, E-Commerce, Digital Content
Fund 1 Kopital Ventures  $12.000.000,00 Early Stage Sector Agnostic
Healthcare Fund East Ventures  $30.000.000,00 Early Stage Healthtech
East Ventures South Korea Fund in Partnership with SV Investment East Ventures, SV Investment  $100.000.000,00 Multi Stage Biotech, Heakthtech, EV, Celantech, Online Media
Ascent Fund 3 Ascent Venture Group  $200.000.000,00 Multi Stage Sector Agnostic
Fund V Vertex Ventures SEA dan India (VVSEAI)  $541.000.000,00 Multi Stage Sector Agnostic
500 SEA III 500 Global  $143.000.000,00 Early Stage Sector Agnostic
Merah Putih Fund CVC BUMN  $300.000.000,00 Growth Stage Sector Agnostic
Energi Fund Pertamina  Undisclosed Multi Stage Energy
Argor Fund Argor  $240.000.000,00 Multi Stage Sector Agnostic
Peak XV Fund Sequoia Capital  $2.000.000.000,00 Multi Stage Sector Agnostic
Growth Plus East Ventures  $250.000.000,00 Growth Stage Sector Agnostic
Growth Fund III B Capital  $2.100.000.000,00 Growth Stage Sector Agnostic
Fund 1 Creative Gorilla Capital  $19.200.000,00 Early Stage D2C
NSV I Northstar Group  $90.000.000,00 Early Stage Consumer, Fintech, Enterprise Solution

“Secara singkat, kami melihat tahun 2023 masih melambat, tahun 2024 akan ada pemulihan secara bertahap. Oleh sebab itu, saran dari kami, startup harus dapat bertahan (mempunyai runway) hingga tahun 2025 […] East Ventures tidak pernah berhenti berinvestasi. Kami tidak peduli apakah hari ini cerah atau hujan, kami akan tetap berinvestasi pada founder yang bagus dan berhenti berinvestasi jika tidak ada lagi founder yang bagus untuk diinvestasikan.  Kami telah melihat peningkatan kualitas para founder dari waktu ke waktu,” ujar Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca.

Founder memerlukan strategi dan upaya ekstra dalam putaran pendanaan tahap lanjut di kondisi saat ini / Unsplash

Insignia Beberkan Paradigma Baru Investasi untuk Startup Tahap Lanjut

Ula, startup B2B Commerce untuk UMKM, didirikan pada 2020 oleh Alan Wong, Derry Sakti, Riky Tenggara, dan Nipun Mehra. Dalam debutnya, mereka mendapat $10,5 juta pendanaan seed dari Sequoia, Lightspeed, serta sejumlah VC dan individu lain. Dalam 6 bulan, mereka mendapat pendanaan seri A 2x lipat dari sebelumnya. Kemudian, dalam waktu 9 bulan, mereka mengamankan pendanaan seri B senilai $87 juta, termasuk dari VC Jeff Bezos. Total dana ekuitas yang berhasil dikumpulkan mencapai $140 juta.

Cerita tersebut menggambarkan betapa mudahnya para pemodal ventura menggelontorkan uang investasi untuk sebuah startup. Dan itu tidak hanya terjadi di Ula, gelontoran pendanaan deras juga sempat terjadi ke startup lain seperti Lummo, BukuWarung, Astro, dan lainnya. Dalam waktu yang relatif singkat beberapa putaran pendanaan berhasil ditutup, melibatkan pemodal dari kancah lokal, regional, hingga global. Bahkan membuat mereka berstatus centaur kurang dari 2 tahun.

Sayangnya, mendapatkan pendanaan besar tidak menjamin startup mampu ‘take-off’ sampai tahap bisnis berkelanjutan. Ula dan Lummo misalnya, kini mereka memilih menutup model bisnis yang sebelumnya mengisi deck penggalangan dana dan melakukan penataan ulang operasional secara menyeluruh (termasuk membubarkan tim). Baik Ula dan Lummo memang diisi oleh jajaran founder yang cukup berpengalaman dalam ekosistem bisnis teknologi.

Koreksi pasar

Para pengamat menyebut, era ‘easy money’ dalam investasi startup sudah berakhir. Para investor kembali berpikir konservatif saat menaruh dananya ke sebuah startup, dengan menekankan metriks seperti pendapatan dan proyeksi perkembangan bisnis — alih-alih hanya mengejar pertumbuhan pengguna. Namun tidak dimungkiri, bahwa berkat investasi yang lancar di ekosistem startup telah melahirkan belasan unicorn dan puluhan centaur yang merevolusi berbagai sektor di Indonesia. Mendongkrak langsung pada ekonomi digital di wilayah ini.

Setelah pandemi, hipotesis mengenai sektor teknologi yang akan terakselerasi kencang diamini oleh berbagai pihak. Para investor jor-joran masuk ke startup teknologi baru yang dinilai dapat mendemokratisasi segmen bisnis tertentu (misalnya saat itu yang cukup populer adalah digitalisasi UMKM). Arus pendanaan tahap awal yang kencang menjadikan banyak startup baru mendapati valuasi fantastis — rata-rata pendanaan tahap awal sudah bernilai jutaan dolar.

Di sisi lain, ini berdampak pada terbentuknya gap pada putaran pendanaan tahap lanjut. Di tahap awal, startup sudah kadung mendapatkan valuasi fantastis – pengalian nilai valuasi post-money lebih tinggi dari rata-rata sebelumnya. Padahal kondisi ini rawan terdampak goncangan ketika terjadi turbulensi pada sistem perekonomian.

Benar saja, tahun 2022 kondisi ekonomi global mengalami sejumlah tekanan. Peningkatan suku bunga menjadikan para pemilik dana mulai mempertimbangkan ulang untuk berinvestasi ke startup – dengan tingkat risiko yang jauh lebih tinggi misal dibandingkan dengan deposito bank. Dengan dominasi LP di pemodal ventura yang berasal dari investor global, dampak penurunan iklim investasi pun sangat terasa di Asia Tenggara, terlebih di Indonesia.

Padahal dengan banyaknya startup tahap awal yang sudah mendapatkan pendanaan sejak beberapa tahun sebelumnya, dukungan pendanaan lanjutan sangat dibutuhkan. Dengan paradigma sebelumnya, startup mencoba mengutamakan growth, dengan harapan saat basis pengguna sudah terbentuk bisa memulai monetisasi di tahap selanjutnya. Ini membuat runway bisnis mereka terbatas dan cukup bergantung dengan putaran pendanaan berikutnya.

Sejumlah VC berpendapat, bahwa koreksi pasar (atau disebut tech winter) ini masih dirasakan hingga menjelang tutup tahun 2023 ini.

Memulai paradigma baru

Kami bertemu dengan Yinglan Tan, Founding Managing Partner Insignia Ventures Partners, yang telah berinvestasi ke startup di Indonesia dan Asia Tenggara dalam multi-stage. Ia berpendapat di kondisi pasar saat ini, para VC mengharapkan manajemen keuangan dan tata kelola bisnis yang lebih matang untuk startup setelah menyelesaikan putaran tahap awal (pasca-seri A). Dan ini harus dicerminkan pada laporan keuangan teraudit dengan unit ekonomi positif, manajemen arus kas yang sehat, dan beberapa validasi bisnis lainnya.

“Rasio biaya vs pengembalian bagi startup telah meningkat terutama untuk investasi tahap akhir, seiring naiknya cost of money dan penyesuaian harga dalam lanskap exit pasca-pandemi. Hal ini mendorong para VC  untuk lebih teliti dalam menghindari kerugian, atau memperluas paparan mereka terhadap perusahaan-perusahaan yang dianggap undervalued. Ada juga strategi untuk beralih ke putaran awal, meskipun hal ini mungkin memengaruhi kecepatan penyaluran dana yang besar,” ujar Tan.

Yinglan Tan dalam sebuah sesi bersama startup portofolionya di Jakarta / Insignia
Yinglan Tan dalam sebuah sesi bersama startup portofolionya di Jakarta / Insignia

Beberapa hal memang dilihat telah berubah akhir-akhir ini, durability of cash misalnya. Sebelumnya satu putaran pendanaan bisa mengamankan runway startup 12-18 bulan sebelum menutup putaran selanjutnya, namun sekarang ini sulit dilakukan oleh banyak startup. Di sisi lain proses penggalangan dana juga lebih sulit, para analis di VC membutuhkan waktu lebih banyak untuk melakukan penilaian ketat terkait performa startup tersebut.

Tan mengutarakan, situasi ini bisa diantisipasi founder dengan menerapkan sejumlah pilihan sekenario, di antaranya:

Skenario Penjelasan
Bergerak Agresif Fokus pada ekspansi dan pertumbuhan. Jika startup sudah memiliki uang tunai yang cukup, setidaknya memiliki runway tiga tahun atau sudah mencapai titik profitabilitas. Ini menjadi kondisi yang perlu diupayakan semua startup.
Mengerem Pengeluaran Startup bisa fokus untuk mengefisienkan pengeluaran untuk menambah runway, termasuk mengarahkan ulang bisnis menuju profitabilitas. Beberapa founder juga mengupayakan brdige round saat melakukan penyesuaian ini untuk memastikan putaran selanjutnya lebih mulus.
Melakukan Down-round Jika dua skenario di atas tidak memenuhi, startup bisa menggalang down-round dengan mengorbankan pada nilai valuasi yang diperkecil. Juga bisa mempertimbangkan instrumen lain seperti venture debt, financing, dan lainnya.
Menjual Bisnis Jika semua langkah di atas masih sulit dilakukan, maka menyerahkan kepemilikan startup ke pihak lain agar mendapat injeksi dana bisa jadi pilihan. Ini diupayakan agar produk/layanan bisa terus dikembangkan.

“Para pendiri yang berhasil dalam lima tahun terakhir bisa menggalang dana $10 juta dengan presentasi PowerPoint dan memberikan subsidi untuk pertumbuhan. Mereka tidak akan menjadi pendiri yang akan berhasil dalam lima tahun mendatang karena lingkungannya telah benar-benar berubah,” ujar Tan.

Insignia Ventures Partner telah berinvestasi ke sejumlah startup lokal. Berikut daftarnya:

  • Tahap awal: ATTN, Asani, Assemblr, Bakool, Credibook, Elevarm, Fishlog, Lifepal, Nimbly, Pahamify, Sayurbox, Tentang Anak, Verihub
  • Tahap lanjut: Ajaib, AwanTunai, Fazz, Flip, GoTo, Pinhome, Shipper, Super, Travelio

Dampak atas penyesuaian

Maraknya pemberitaan layoff, penutupan bisnis, pivot, akuisisi yang disampaikan secara eksplisit beberapa waktu terakhir membuktikan bahwa 4 skenario tersebut mungkin dijalankan dan memang menjadi pilihan yang relevan bagi para founder.

Praktik manajemen arus kas yang sehat sangat penting bagi pertumbuhan berkelanjutan perusahaan di pasar saat ini. Ini melibatkan sistem pengukuran yang akurat, fondasi keuangan yang kuat, pengelolaan pertumbuhan karyawan yang hati-hati, pengeluaran pemasaran yang terencana, serta pertimbangan alternatif pendanaan seperti hutang usaha.

Founder harus memahami risiko bisnis dan mempertimbangkan berbagai opsi pendanaan sebelum terjun ke pasar pendanaan. Praktik-praktik ini tak hanya terkait dengan keuangan, tapi juga banyak aspek pembangunan perusahaan, menegaskan bahwa mengintegrasikan praktik-praktik tersebut di atas ke dalam prinsip-prinsip operasional perusahaan sangat krusial untuk manajemen arus kas yang lebih baik.

Tan juga berkomentar soal pertimbangan exit melalui IPO bagi startup tahap lanjutan. Ia mengatakan, “Meskipun kami percaya bahwa pasar publik adalah pembeli terbaik untuk startup portofolio kami, ini bukanlah akhir tetapi transisi fundamental bagi setiap perusahaan. Penting bukan hanya agar perusahaan go public, tetapi juga agar mereka mampu memanfaatkan pasar publik secara efektif untuk pertumbuhan berkelanjutan. Banyak faktor yang perlu bersatu untuk perusahaan, mulai dari sifat bursa saham hingga cerita yang perusahaan bawa ke pasar dan persiapan yang telah mereka susun menjelang IPO.”

Komentar ini berlandaskan pada stigma yang kurang baik oleh publik atas perusahaan teknologi yang telah terlebih dulu melantai ke publik.

“Lebih dari sekadar mengantar sebuah perusahaan ke pasar publik pada titik waktu tertentu, yang lebih penting bagi kami adalah mendukung perusahaan dalam memperkuat dasar-dasar mereka jika mereka memutuskan untuk memulai proses go public,” pungkas Tan.

Tiga eksekutif dan founder startup berbagi pengalaman soal penggalangan dana di masa tech winter seperti sekarang

Tips Penggalangan Dana di Masa Sekarang dari Kacamata Eksekutif Startup

Penggalangan dana atau fundraising adalah bagian penting dalam perjalanan founder. Namun, aktivitas ini bisa menjadi sebuah tantangan yang rumit, dan sering kali membebani founder itu sendiri. Apalagi, penggalangan dana tak lagi semudah dulu.

Sebut saja proses pitching atau negosiasi persyaratan, yang mana menuntut keuletan dan pola pikir strategis dari para founder. Dari pengalaman ini, founder mengantongi pelajaran berharga yang dapat dimanfaatkan dalam mengambil keputusan bisnis selanjutnya.

DailySocial.id berbincang dengan tiga eksekutif startup yang tengah mengejar dan sudah mencapai profitabilitas tentang lika-liku penggalangan dana, dan menawarkan tips berharga yang dapat membantu calon founder selanjutnya menavigasi industri startup.

Strategi alokasi pendanaan

Sektor P2P Lending mendapat sorotan publik dan regulator sejak beberapa tahun ini. Kredit macet, memburuknya kinerja, hingga isu usang seperti pinjol ilegal, telah menjadi alarm bagi pelaku P2P untuk memperkuat fundamental bisnisnya.

Country Head Modalku Arthur Adisusanto bilang, potensi penyaluran pinjaman masih sangat besar. Sejak 2021, ia mencatat penyaluran pinjaman Grup Modalku, baik Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, terbilang cukup stabil dengan rata-rata pertumbuhan hampir 30% setiap tahunnya.

Namun, di situasi makroekonomi yang tidak menentu ini, pihaknya mengaku fokus mengejar profitabilitas untuk menunjukkan pertumbuhan yang positif. Ia juga berhati-hati mengelola pengeluaran untuk menjaga kesehatan keuangan perusahaan.

Tren Pendanaan Startup 2021-2023 / Sumber: Indonesia’s Startup Handbook 2023

“Kami melihat adanya peningkatan dry powder yang ditahan oleh banyak dana VC dikarenakan valuasi pasar semakin ketat. Di samping itu, di tengah situasi ekonomi global yang menantang saat ini, ekspektasi dari para investor pun mengalami perubahan, di mana banyak investor yang saat ini akan lebih fokus kepada profitabilitas,” ujar Arthur.

Langkah ini turut tercermin dari strategi Grup Modalku mencari pendanaan. Perusahaan menggalang dana dari sejumlah VC untuk pengembangan produk dan jangkauan bisnis. Sementara, debt funding yang diperolehnya baru-baru ini digunakan untuk meningkatkan fasilitas pinjaman untuk UMKM di Asia Tenggara.terutama UMKM yang masih underserved atau underbanked.

Untuk memastikan pinjaman bisa diterima oleh UMKM yang tepat, Modalku menerapkan prinsip responsible lending untuk melakukan penilaian terhadap penerima dana dan kemampuan finansial mereka melunasi pendanaan,

Pencapaian, bukan narasi

Sudah menjadi rahasia umum dulu mudahnya mendapatkan investasi dari VC. Tak sedikit startup yang mudah meyakinkan investor hanya berbekal ide. Setidaknya demikian diungkap oleh Co-Founder Eden Farm David Setyadi Gunawan saat bicara situasi fundraising startup satu dekade lalu.

Hal ini juga tak lepas dari fakta bahwa VC kala itu mengincar investasi di high growth company, dengan menggunakan metrik-metrik familiar, misalnya pendapatan atau GMV. Namun, sejak beberapa tahun terakhir, ada perubahan mindset di mana VC membidik startup yang punya arah profitabilitas yang jelas.

“Dulu, [startup] hanya menggunakan narasi, sedangkan sekarang harus ada clear and proven way, apa saja yang telah dicapai. Kami selalu memakai metrik data dari apa yang telah kami lakukan dan capai–dan terbukti hasilnya,” cerita David.

Itupun, ungkapnya, memakan waktu delapan bulan untuk menutup kesepakatan pendanaan. Berbeda dengan tahun-tahun sebelum pandemi di mana startup dapat menggalang dana jutaan dolar AS dan memperolehnya dalam 1-2 bulan.

“Dulu persaingan VC ketat, siapa saja bisa mudah dapat modal. Kini VC mulai berkurang, dan investor mulai mengobservasi sebelum berinvestasi, apalagi setelah The Fed menaikkan suku bunga hingga 5%.”

Pentingnya due diligence

Melakukan penggalangan dana saat menjadi solo founder tidak mudah bagi Ryan Gondokusumo. Ada 80 VC yang ia jumpai sebelum mengamankan pendanaan dari Asteria Corporation pada 2014. Akunya, saat itu tak banyak opsi dari VC lokal, kebanyakan dari luar negeri.

Selain itu, rata-rata VC yang ia temui kurang tertarik dengan due diligence yang prosesnya kompleks dan panjang. Investor bahkan tidak memahami pasar dalam negeri karena tidak pernah turun ke lapangan. Padahal, ucapnya, proses ini justru sangat penting.

Meski menghabiskan banyak waktu, ia mengaku pengalaman tersebut membantunya untuk menghindari langkah ‘ranjau’ yang berisiko bagi bisnisnya.

“Begitu saya memutuskan ke profitabilitas, apalagi kue pasar [Sribu] tidak sebesar consumer, di situlah VC tidak begitu tertarik. Ini menjelaskan kenapa investor kami adalah korporat karena mereka menuntut profit.”

Pentingnya due diligence dan mencari VC yang memahami pasar / Sumber: Pixabay

Soal pengembangan bisnis, Ryan berpesan agar founder memperbanyak gali informasi di pasar, mengenali apa mereka butuhkan. Hal ini untuk menghindari biaya mahal yang keluar untuk pengembangan produk tanpa tahu pasarnya. “Coba tes pasar dengan secepat dan semurah mungkin. Misanya, Sribu Rekrutmen belum ada produk, tapi kami punya talentanya. Start with servicing, kita tidak coba jual, tetapi ingin tahu appetite dari pasar.”

Bottom line, pastikan ke mana arah bisnis, terutama apabila harus bakar uang. Pasalnya, penggalangan dana tidak akan ada habisnya. Fokus memperkuat fundamental bisnis yang bagus, nantinya investor akan datang sendiri.

Fundraising Saat Tech Winter

VC Berikan Tips Penggalangan Dana di Masa Tech Winter

Tech winter yang terjadi beberapa waktu belakang [dan sampai saat ini] berdampak langsung pada ekosistem startup di Indonesia. Gejolak perekonomian global membuat aliran investasi ke venture capital melambat, akibatnya alokasi pendanaan ke startup pun menurun. Hal ini membuat founder harus bekerja ekstra keras saat melakukan fundraising atau penggalangan dana investasi.

Berdasarkan wawancara dengan sejumlah pemodal ventura yang cukup aktif di Indonesia, sebagian besar dari mereka mengatakan bahwa proses seleksi (due-diligence) saat menilai startup menjadi lebih ketat akhir-akhir ini. Di sisi lain, para investor mulai berpikir lebih konservatif dengan mengutamakan metrik revenue atau profitabilitas sebagai milestone yang harus dicapai startup di tahap tertentu.

Kendati demikian, bukan berarti pendanaan ke startup menjadi mandek. Faktanya, tahun ini lebih dari 10 pemodal ventura mengumumkan dana kelolaan baru yang alokasinya akan banyak ke startup Indonesia. Artinya dananya tersedia, tinggal bagaimana strategi agar startup mendapatkan penilaian layak dari para analis di VC. Hal ini tergambar pada laporan yang baru diterbitkan DSInnovate, jumlah transaksi pendanaan awal masih tinggi [mendominasi] sampai Q3 tahun ini, bahkan pada kuartal ketiga terlihat adanya tren peningkatan dari sisi nilai yang cukup signifikan.

Tren pendanaan startup Indonesia selama periode Q1-Q3 2023 / DSInnovate
Tren pendanaan startup Indonesia selama periode Q1-Q3 2023 / DSInnovate

Artikel ini mencoba mengompilasi sejumlah tips yang diberikan oleh 4 pemodal ventura ternama dan teraktif di Indonesia untuk para founder startup tahap awal yang sedang merencanakan penggalangan dana untuk startupnya.

Berfokus pada kemampuan utama startup

Sebelum melakukan penggalangan dana, tim East Ventures menyarankan para founders untuk dapat berfokus pada kemampuan utamanya (core competency), agar dapat mencapai keberlangsungan secara finansial (financial sustain). Para founder juga perlu untuk benar-benar bijaksana (prudent) dalam mengatur penggunaan mereka dan menaruh perhatian lebih ke unit economic. Terlebih, era di mana ekspansi secara agresif dan melakukan uji coba produk baru sebaiknya lebih ditahan dulu.

“Pesan kami tetap sama, kami menyarankan para startup untuk tidak melakukan fundraising di saat perusahaan Anda memerlukan uang,” ujar Co-Founder & Managing Partner East Ventures Willson Cuaca.

Hal ini senada dengan apa yang disarankan tim AC Ventures. Mereka berpendapat bahwa founder [startup tahap awal] selayaknya melakukan bootstrapping terlebih dulu dan lakukan fundraising saat startup sudah memiliki model bisnis yang terbukti [mencapai product-market fit]. Founder juga perlu lebih selektif memilih investor, pastikan bermitra dengan investor yang memiliki long term conviction di Indonesia.

“Kami memiliki preferensi untuk berinvestasi pada suatu bisnis yang sudah memiliki revenue, meskipun masih kecil,” imbuh VP of Investment AC Ventures Alvin Cahyadi.

Memiliki rencana yang jelas

Ada beberapa pendekatan dalam menyusun strategi penggalangan investasi, salah satu faktor terpentingnya adalah startup harus memiliki rencana bisnis yang jelas. Beberapa pertanyaan berikut ini bisa ditanyakan oleh founder ke dirinya, untuk menilai seberapa clear rencana dan proyeksi yang bisa dicapai:

  1. Apa yang ingin saya capai dalam X bulan mendatang dan sebanyak apa dana [investasi] yang dibutuhkan?
  2. Berapa banyak dana yang bisa saya kumpulkan dan apa yang bisa saya capai dengan itu?
  3. Dapatkan saya merinci penggunaan dana tersebut, seperti dengan memaparkan contoh atau studi kasus penggunaannya?

Pertanyaan pertama bertujuan untuk memberikan gambaran besar tentang capaian jangka pendek/menengah yang akan diraih oleh startup. Idealnya bisa memberikan rencana antara 12-18 bulan mendatang dengan memberikan proyeksi keuangan dan target penggalangan dana yang terperinci.

Sementara untuk pertanyaan kedua, founder bisa menjawab dengan mencoba memberikan penilaian bisnis yang sedang dijalankan saat ini dengan mempertimbangkan proyeksi selama 12-18 bulan berikutnya. Sertakan juga rentang dilusi yang menurut founder masuk akal, potensi investasi yang dapat dirampungkan, dan target realistis yang bisa dicapai dalam periode tersebut.

“Investasi dalam bisnis dengan ekonomi unit yang solid adalah praktik yang bijak. Penting untuk memahami bagaimana bisnis/startup dapat menghasilkan keuntungan dan mendukungnya dengan data. Menurut saya saat ini, sebagai investor, kita seharusnya memberikan lebih banyak perhatian pada validasi bisnis daripada narasi semata,” ujar Head of Investment MDI Ventures Gani Putra Lie.

Frugal living mindset; perkuat nilai kolaborasi

CIO Mandiri Capital Indonesia (MCI) Dennis Pratistha juga memberikan pandangannya. Menurutnya sekarang investor memiliki ekspektasi startup early stage untuk menerapkan frugal living mindset; yakni cara berpikir yang menekan pengelolaan keuangan yang bijaksana dan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. Selain itu, investor ingin melihat kemampuan startup untuk menjaga pertumbuhan yang sehat, melakukan inisiatif yang berdampak positif pada bottom line, mengatur keuangan perusahaan dengan baik, dan melakukan fundraising di waktu yang tepat sehingga memiliki runway yang cukup.

“Hal yang tidak kalah penting bagi investor adalah akses untuk transparansi data agar investor dapat melakukan assessment, monitoring, dan memberikan dukungan jika diperlukan untuk founder,”  tambahnya.

Ia juga menyebutkan, sebagai sebuah CVC walaupun tesis investasi MCI agnostik, mereka memiliki strategi untuk berinvestasi kepada startups yang diyakini dapat memberikan value melalui pengembangan bisnis. MCI mencari founder yang kolaboratif dan memiliki produk yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat membawa inovasi baru untuk induk perusahaan.

Secara spesifik dari sisi kriteria, selain metrik yang biasa dinilai investor, MCI menekankan fokus pada beberapa hal berikut:

  • Pertumbuhan revenue yang sehat dengan memastikan adanya dampak positif pada bottom line.
  • Kecepatan cash conversion cycle atau account receivable turnover.
  • Kekuatan bisnis untuk mendekati operating cash flow yang positif.
  • Expenses startup sampai dengan burn rate relatif terhadap
  • Efektivitas dan efisiensi dari keseluruhan kegiatan operasional bisnis.

“MCI selalu membantu startup untuk mempercepat integrasi dan kolaborasi dengan ekosistem Mandiri Group sehingga startup dapat berkembang terutama dalam kondisi winter ini. Salah satu cara yang kami lakukan adalah melalui program Xponent yang merupakan acara business matchmaking semi-annual untuk mempertemukan startup dengan business units Mandiri Group. Selain itu, MCI memiliki program akselerator Zenith yang tujuannya untuk mempercepat proses integrasi ke dalam ekosistem Mandiri Group melalui mentoring, workshop, dan synergy creation,” ujar Dennis.

Sebagai CVC, MDI juga memiliki pandangan yang sama soal kolaborasi. Gani mengatakan, “Tentang kolaborasi di antara portofolio, saya berpikir ini penting dalam bisnis apa pun. Berkolaborasi dan bermitra dengan pihak lain untuk mengisi kekurangan yang tidak dapat Anda isi sendiri adalah kunci kesuksesan. Di MDI Ventures, kami memiliki divisi ‘sinergi’ yang tujuannya adalah menciptakan kemitraan di antara para pemangku kepentingan kami, yang mencakup Telkom Group, BUMN, perusahaan lain, dan juga portofolio MDI Ventures.”

Tokocrypto dinobatkan sebagai pemain exchange aset kripto nomor satu di Indonesia dengan lebih dari tiga juga pengguna terdaftar

Tokocrypto Rencanakan Penggalangan Dana, Tunda Ekspansi Produk Non-Trading Kripto

Tokocrypto mengungkapkan sedang menggalang pendanaan eksternal, untuk memperkuat produk trading aset kripto agar semakin mudah diakses semua orang. Perusahaan mencari investor strategis dengan ekosistem ritel yang kuat untuk lakukan kolaborasi bisnis.

“IPO tertunda dan bukan prioritas sekarang. Yang sedang kita kaji, kita terbuka untuk external fundraising untuk mencari potential partner yang bisa kasih kita value dari ekosistem dan kolaborasi produk dan B2B. Sudah mulai prosesnya [fundraising],” ucap CEO Tokocrypto Yudhono Rawis dalam media gathering di Jakarta, kemarin (9/8).

Sebagai catatan, pada akhir tahun lalu Binance resmi mengakuisisi Tokocrypto dengan kepemilikan saham hampir 100%. Para co-founder memilih untuk exit dan manajemen digantikan dengan orang-orang baru. Binance pertama kali masuk sebagai pemegang saham di Tokocrypto pada 2020.

Dampak besar lainnya dari akuisisi tersebut, Tokocrypto mengurangi lebih dari separuh karyawannya hingga tersisa 30% saja. Kondisi ini juga didukung dengan tren pasar kripto yang sedang bullish hingga sekarang.

“Waktu memutuskan restrukturisasi, kita mengedepankan untuk fokus pada bisnis exchange. Alasannya cost, saat market slow yang kita mau pastikan dari segi cost harus efisien buat sustain, makanya komisi [sebagai pemasukan] harus tetap sustain karena ini penting.”

Yudho pun memastikan perusahaan tidak akan lagi melakukan PHK ke depannya. Proses perekrutan mulai ditempuh, namun lebih selektif untuk posisi tertentu saja.

“Sekarang sudah in a good shape, ketika market sudah membaik kami mau expand lagi, hiring tapi selectively, sebab industri kripto itu up and down jadi kita harus responsible. Pelan-pelan bangun fondasi dan mau responsible ke depannya untuk tim member-nya.”

Alhasil berbagai faktor eksternal tersebut, membuat Tokocrypto untuk kembali memfokuskan diri pada bisnis exchange (trading/jual-beli) aset kripto. Terlebih, disebutkan saat ini perusahaan menduduki posisi sebagai exchange kripto nomor wahid di Indonesia berdasarkan pangsa pasar per Juni 2023, menurut Coingeko dan CoinMarketCap.

Menurut Yudho, masih banyak kesempatan yang bisa dilakukan untuk memperdalam penetrasi aset kripto. Misalnya, integrasi API yang memungkinkan investor Tokocrypto dapat melihat saldonya di aplikasi keuangan lain.

Dampak dari pengalihan fokus ini terlihat pada ditundanya pengembangan produk-produk perusahaan di luar trading, salah satunya NFT Marketplace Tokomall yang dirilis pada Agustus 2021.

“Kami masih aktif mengelola user yang masih ada tanpa melakukan aktivitas marketing. Nanti ketika market dan pengaturan sudah lebih jelas, pastinya mau kita reactivate lagi. Sekarang kita postpone, mau fokus mengembangkan bisnis exchange.”

Pencapaian Tokocrypto

Disebutkan saat ini Tokocrypto memiliki lebih dari 3 juta pengguna terdaftar dengan 400 ribu di antaranya aktif bertransaksi setiap bulannya. Tercatat rata-rata volume transaksi perdagangan hampir tembus ke angka $300 juta per bulan sepanjang semester I 2023 dengan transaksi rata-rata harian $10 juta.

Diklaim, Tokocrypto menjadi exhange kripto terbesar yang menawarkan lebih dari 350 aset kripto yang dapat diperdagangkan. Aplikasinya telah diunduh lebih dari 4 juta kali sejak pertama diluncurkan.

Dipaparkan sepanjang periode lima bulan pertama di tahun ini, perusahaan telah menyetor pajak ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan sebesar Rp42,4 miliar. Ini terkait pengenaan pajak pada transaksi aset kripto yang wajib dibayarkan sebesar 0,11% untuk PPn pembelian aset kripto dan 0,1% untuk PPH penjualan aset kripto.

Mengenai demografi pengguna Tokocrypto, CMO Tokocrypto Wan Iqbal menjelaskan, sebagian besar datang dari kalangan usia 18-30 tahun (56,7%), 31-45 tahun (33,9%), 46-55 tahun (9,4%). Mereka tersebar di seluruh Indonesia, namun mayoritas berada di kota-kota besar, seperti Jabodetabek, Jawa, dan Bali.

“Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi kami untuk terus memperkenalkan aset digital dan kripto ke kota-kota lainnya, pada periode Januari sampai Juni 2023, kami telah menjangkau lebih dari 27.000 orang di 22 kota di Indonesia,” kata Iqbal.

Dalam meningkatkan kenyamanan dan pengalaman pengguna, ada sejumlah fitur baru di platform Tokocrypto, mulai dari Bukti Pajak, Profit and Loss, Easy Buy/Sell, layanan customer support 24/7 Live Chat, Price Alert dan peluncuran IDR. Seluruh fitur tersebut diharapkan dapat mendorong pengguna untuk mitigasi potensi risiko dan keuntungan lebih baik.

Untuk memastikan keamanan dan transparansi, Tokocrypto juga sudah merilis Proof of Reserve (PoR) atau Bukti Cadangan yang diaudit secara akurat. Perusahaan menyadari pentingnya kepercayaan pengguna dalam menghadapi industri yang dinamis dan berkembang pesat seperti aset kripto. Dengan cara ini, pengguna dapat memastikan bahwa dana mereka disimpan secara utuh 1:1 dan dapat diverifikasi.

Sepanjang tahun ini, perusahaan akan memperkuat produk Earn & Staking dan Local Token Listing. Yudho menjelaskan sekarang timnya sedang menyusun whitepaper terkini untuk token milik perusahaan TKO yang berisi rencana-rencana demi meningkatkan utilitasnya berkat bekerja sama dengan ekosistem.

Prospek industri aset kripto

Pada saat yang bersamaan, Yudho juga banyak berbagi optimismenya terhadap industri kripto, ditandai dengan hadirnya bursa aset kripto di Indonesia dan prospek pasar kripto secara global.

Mengenai kehadiran bursa kripto, ia merasa ini menandai standardisasi keamanan untuk bertransaksi kripto jadi setara. Hal tersebut tentunya membuat jaminan keamanan buat konsumen jadi lebih terjamin. Namun secara teknisnya, mengingat masih baru, jadi semuanya masih dalam tahap persiapan, termasuk pembahasan mengenai besaran biaya yang dibebankan ke konsumen.

Ia hanya menyampaikan bahwa sekarang Tokocrypto sudah mendaftar sebagai anggota dan nantinya ada surat rekomendasi dari Bappebti yang menandai perusahaan sebagai anggota resmi. “Mungkin setelah itu ada integrasi ke sistem dan lain-lain, sekarang prosesnya masih diskusi terus.”

Ia melanjutkan, “Bursa harus memastikan bawa value buat konsumen. Karena standar keamanan kita di exchange ini tinggi, jadi sekarang standarnya sama buat industri. Jadinya di industri ini [mencegah kasus] FTX terjadi di Indonesia.”

Walau secara global industri ini masih bearish, Bitcoin Halving akan terjadi pada 2024 menandai momen penting bagi investor kripto karena harga Bitcon akan terapresiasi setelah halving. Bitcoin Halving adalah peristiwa setiap empat tahun sekali, yang mana hadiah mining satu blok Bitcoin akan dibagi dua setiap 210 ribu blok hingga mencapai batas maksimum 21 juta.

Berdasarkan data terakhir di 11 Mei 2020, saat itu terjadi Bitcoin Halving ketiga, membuat harga BTC naik 700% pada all-time-high di 2021. Seperti diketahui, Bitcoin memiliki jumlah yang terbatas sebesar 21 juta, maka pasokan Bitcoin yang tersedia akan berkurang, yang meningkatkan nilai Bitcoin yang belum ditambang. Alhasil, terjadi peningkatan volatilitas Bitcoin setelah Halving, sebab asetnya akan menjadi lebih menarik.

Dengan akan diselenggarakannya Bitcoin Halving di tahun depan, maka akan menjadi tahun yang menarik bagi investor maupun penambang Bitcoin, meski fenomena ini cenderung terjadi pada kuartal akhir 2023.

“Secara historical, sekitar enam bulan menuju Halving harga akan naik. Sekarang angkanya masih flat dalam tiga bulan terakhir, harapannya akan naik terus menuju Halving tiba. Terlebih itu, ekonomi makro di Amerika Serikat juga sudah hentikan kenaikan bunga, ini sinyal yang bagus buat kripto.”

Saat ini, terdapat 30 legal exchange yang sudah memperoleh izin dari Bappebti. Dengan banyaknya pemain ini menandai bahwa Indonesia adalah pasar menggiurkan bagi industri aset kripto. Padahal pada 2020, Indonesia hanya memiliki 12 pemain saja.

Indikator lainnya juga terlihat dari pertumbuhan jumlah investor, terdapat empat juga investor kripto pada 2020. Setahun kemudian tumbuh hampir 4 kali lipat menjadi 11 juta investor, dan pada tahun lalu angkanya mencapai 16,7 investor.

Kendati jumlah investor meningkat, terjadi penurunan transaksi terutama pada 2022. Jumlah transaksi aset kripto di Indonesia sebesar Rp 64,9 triliun pada 2020 dan tercatat Rp 859,4 triliun pada 2021. Pada 2022 tercatat nilai transaksi yang sebesar Rp306,4 triliun.

“Jadi walau transaksi turun, jumlah investornya naik terus. Ini mencerminkan potensi pasar yang baik di Indonesia,” pungkas Yudho.

Application Information Will Show Up Here
Jajaran tim pengembang BintanGO / BintanGO

BintanGO Rampungkan Pendanaan Lanjutan Senilai $2.2 Juta (Updated)

BintanGO dikabarkan tengah menggalang pendanaan lanjutan. Menurut data yang dihimpun VentureCap Insight, investor terdahulu seperti Investible dan eWTP Tech Innovation Fund kembali andil dalam putaran terbaru ini.

Kepada DailySocial Co-Founder dan CEO BintanGO Jason Lee memberikan konfirmasi terkait pendanaan lanjutan yang telah diterima senilai $2.2 juta. Putaran pendanaan ini diikuti oleh Contents Technologies, Transcend Capital Partners, serta investor mereka sebelumnya seperti Investible dan eWTP Tech Innovation Fund, bersama dengan investor lokal Indonesia.

Pendanaan baru berupa utang dan ekuitas merupakan kelanjutan dari putaran pendanaan awal $2.1 juta perusahaan pada April 2022, menjadikan total pendanaan yang berhasil dikumpulkan mencapai $4.8 juta.

Sejumlah investor lain seperti Transcend Capital Partners, Astor Management, dan Beyond Creative Global juga sudah menaruh dana. Sejauh ini telah dibukukan nominal $1,3 juta — diperkirakan masih akan terus bertambah seiring upaya fundraising yang dilakukan.

“Kami sangat senang dapat memperluas layanan kami dengan live commerce di berbagai platform di Indonesia, memberikan kesempatan tak tertandingi bagi brand untuk berinteraksi dengan konsumen, meningkatkan penjualan, dan memperkuat kehadiran brand mereka dengan kreator konten. Live commerce akan terintegrasi dengan fitur-fitur kami yang sudah ada, termasuk pemilihan pencipta, pengelolaan kampanye, dan pelaporan kampanye.” kata Jason.

Tahun 2022 lalu, BintanGO telah merampungkan putaran pendanaan awal senilai $2,1 juta. Pendanaan ini dipimpin Investible dan eWTP Tech Innovation Fund dengan partisipasi dari Farquhar, Plug and Play, Aksara, Redbadge Pacific, Moonshot Ventures, Mulia Sky Capital, dan United Creative.

Sejumlah angel investor turut terlibat di putaran ini, termasuk eksekutif dan mantan eksekutif dari YouTube, Facebook, dan Google. Tahun 2021 perusahaan juga telah mengantongi pendanaan pre-seed dari Flash Ventures senilai $500 ribu.

Diluncurkan tahun 2021, BintanGO didirikan oleh Jason Lee dan Oktorika Mandasari. Platform tersebut memiliki misi untuk memberikan solusi yang didukung oleh teknologi untuk membantu content creator menyederhanakan dan mengelola bisnis mereka dengan lancar. Solusi ini mencakup produktivitas, monetisasi, dan solusi keuangan.

Platform ini menyerupai platform SaaS yang menyediakan alat produktivitas dan monetisasi serta solusi keuangan bagi pembuat konten untuk membantu mereka mengelola dan mengembangkan bisnisnya.

Maraknya platform pendukung influencer dan konten kreator

Di Indonesia sendiri saat ini sudah banyak platform yang mendukung para influencer dan konten kreator dengan menghadirkan layanan dan fitur yang relevan. Di antaranya adalah TipTip, UpBanx, Partipost, IDN Creator Network, AnyMind Group, Hiip, Noice, Famous Allstars (FAS) hingga Lynk.id.

Berdasarkan laporan yang dirangkum oleh INSG tercatat, kegiatan pemasaran memanfaatkan influencer di kawasan Asia Tenggara diprediksi akan mencapai $2,59 miliar pada tahun 2024, menjadikan Indonesia sebagai pasar yang lebih menjanjikan bagi brand dan marketer.

Lebih dari 91% brand di Indonesia telah meningkatkan anggaran pemasaran mereka pada tahun 2022. Sebuah studi pada tahun 2020 mencatat, bahwa 62% konsumen online Indonesia dipengaruhi oleh rekomendasi dari influencer sebelum melakukan pembelian. Laporan tersebut juga mengungkapkan, konsumen online Indonesia lebih memilih mengikuti/follow akun media sosial para influencer daripada akun bisnis brand.

Di tahun 2022 juga tercatat, sebanyak 68% brand global telah berinvestasi lebih banyak anggaran pemasaran mereka kepada pemasaran influencer. Hal ini menunjukkan bahwa brand di Indonesia semakin menyadari manfaat dari influencer marketing sebagai saluran paling efektif untuk kegiatan pemasaran mereka.

Application Information Will Show Up Here
Founder & CEO SIRCLO Brian Marshal / SIRCLO

SIRCLO Dikabarkan Galang Pendanaan Seri C

Startup pengembang solusi e-commerce enabler SIRCLO dikabarkan tengah menggalang pendanaan baru dalam putaran seri C. Menurut data VentureCap Insight, saat ini Vertex Ventures telah berpartisipasi ke dalam putaran tersebut dengan menggelontorkan dana Rp10,4 juta atau setara 156,7 miliar Rupiah.

Ketika dihubungi, pihak SIRCLO menolak untuk berkomentar mengenai pendanaan baru ini.

Sebelumnya SIRCLO telah menerima pendanaan seri B dalam beberapa putaran diikuti oleh sejumlah investor termasuk East Ventures, OCBC NISP Ventura, Skystar Capital, Traveloka, dan beberapa lainnya. Nilai yang diumumkan mencapai 512 miliar Rupiah dengan fokus utama meningkatkan kapabilitas teknologi serta mengakselerasi digitalisasi ritel bagi berbagai usaha di Indonesia.

Perusahaan tengah mengejar target profitabilitas dan pertumbuhan jangka panjang, termasuk dilakukan dengan cara efisiensi operasional. Menjelang akhir tahun 2022 lalu, SIRCLO secara resmi mengumumkan pengurangan 8% dari total karyawan yang dimiliki.

Di sisi lain, seluruh unit bisnis yang ada juga terus dioptimalkan dengan menitikberatkan pengembangan lini bisnis e-commerce enabler yang melayani klien korporasi. Salah satu realisasinya dilakukan bersama Bio Farma dengan mengembangkan platform marketplace B2B terpadu bernama “Medbiz“.

Namun demikian fokusnya ke UMKM juga masih akan tetap ditajamkan melalui solusi terpadu yang dimiliki. Saat ini SIRCLO memiliki 4 lini layanan utama, mulai dari SIRCLO Store, Swift, SRICLO Commerce, dan ICUBE.

Menurut data yang disampaikan di situs mereka, saat ini telah melayani sekitar 150 ribu brand dan menjangkau lebih dari 25 juta konsumen melalui 80 lebih titik distribusi. Solusinya kini juga diperluas berkat akuisisinya atas Orami dan Warung Pintar, salah satunya dengan masuk ke model bisnis social commerce.

Bisnis e-commerce enabler memang masih mendapatkan momentum seiring dengan pertumbuhan pesat e-commerce di Indonesia yang diproyeksi akan menciptakan nilai ekonomi $95 miliar di tahun 2025 nanti. Sejumlah pemain pun turut kencangkan ikat kepala untuk memenangkan momentum pasar. Salah satunya Shipper yang belum lama ini memperkenalkan Aloshop untuk melengkapi solusi bagi UMKM. Sebelumnya fokus Shipper adalah sebagai agregator layanan logistik.

Bulan Mei 2023 ini Power Commerce Asia juga baru mengantongi pendanaan pra-seri B, dengan salah satu fokus utamanya untuk mengoptimalkan layanan PowerBiz sebagai one-stop technology platform yang mampu memenuhi kebutuhan bisnis omnichannel, B2B, B2C, dan manajemen distribusi rantai pasok.

Peta persaingan bisnis e-commerce enabler memang sudah mulai ramai sejak lima tahun lalu, saat kanal digital menjadi rujukan utama banyak peritel untuk menjual produk mereka. Tak heran jika para pemain yang ada terus berusaha meningkatkan kapabilitas dan perluasan layanan untuk menghadirkan proposisi nilai yang lebih meyakinkan bagi para pengguna.

Application Information Will Show Up Here
Bizhare menargetkan perolehan dana segar sebesar $3-5 juta di akhir tahun, tengah menuju profitabilitas tahun ini

Bizhare Targetkan Perolehan Pendanaan Baru di Akhir Tahun

Platform securities crowdfunding Bizhare mengungkap tengah menggalang pendanaan baru dengan target dana segar sebesar $3-5 juta. Bizhare membidik dapat menutup aksi penggalangan dana akhir tahun ini.

“Kami sedang menjajaki dengan beberapa investor yang tertarik, tetapi belum dapat kami disclose. Model bisnis kami sebetulnya sudah menuju path to profitability, dan pertumbuhan [bisnis] kami tidak terlalu harus cash burning,” ungkap Co-Founder dan CEO Bizhare Heinrich Vincent kepada DailySocial.id.

Lanjut Vincent, pendanaan tersebut akan digunakan untuk mempercepat pertumbuhan model bisnis Bizhare, memperbesar skala operasi, dan mengembangkan teknologi produknya.

Bizhare telah beroperasi sejak 2018 secara bootstrap. Platformnya menawarkan alternatif pendanaan bagi pemilik usaha dengan pilihan instrumen investasi mulai dari saham, obligasi, hingga sukuk.

Di 2021, Bizhare meluncurkan aplikasi mobile untuk meningkatkan pertumbuhan investornya.

Perusahaan tercatat telah mengumpulkan total pendanaan sebesar Rp179 miliar ke 127 pemilik bisnis (penerbit), memiliki 209 ribu investor retail, serta membagikan Rp13 miliar dividen per Mei 2023. Klaimnya, Bizhare mengalami peningkatan pendapatan tahunan sebesar 4 kali lipat pada 2022.

Kolaborasi

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total penghimpunan dana melalui platform securities crowdfunding (SCF) telah mencapai Rp721,84 miliar di sepanjang 2022. Angka tersebut naik 75% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp412 miliar.

Dengan penetrasi SCF yang masih rendah di Indonesia, lanjut Vincent, pihaknya berinisiatif untuk mendorong kolaborasi dengan berbagai lembaga keuangan di pasar modal dan investor institusional. Dengan begitu, tak hanya investor retail saja yang terlibat di platform Bizhare.

Selama ini, P2P lending cenderung lebih banyak digunakan oleh pelaku usaha dalam mencari alternatif permodalan. Data OJK mencatat penyaluran pinjaman P2P lending di sepanjang 2022 mencapai Rp51,12 triliun.

“Belum terjadi kolaborasi antara institusi dan lembaga keuangan di pasar modal dengan SCF. Masih ada blocker di regulasi untuk menjembatani hal tersebut. Ini sedang kami dorong ke OJK bagaiman lembaga keuangan di pasar modal bisa saling berkolaborasi,” tambahnya.

Ia juga mengungkap saat ini tengah menjajaki kerja sama dengan perusahaan sekuritas di mana mereka bisa ikut memasarkan efek, bukan hanya ke perusahaan terbuka saja, tetapi juga ke perusahaan privat. Dengan demikian, modal dapat disalurkan ke para pelaku UMKM yang mana saat ini berkontribusi besar terhadap PDB nasional.

“Dampaknya akan lebih besar karena dapat dirasakan oleh masyarakat. Ini seharusnya menjadi gebrakan kita dalam mendorong regulator untuk menjembatani kolaborasi ini,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here
Grup GOTO dirumorkan membatalkan kesepakatan untuk mengumpulkan dana segar melalui penerbitan obligasi konversi senilai $500 juta

GOTO Dirumorkan Batal Terbitkan Convertible Notes Senilai 7 Triliun Rupiah

Grup GOTO dirumorkan membatalkan kesepakatan untuk mengumpulkan dana segar melalui penerbitan obligasi konversi senilai $500 juta (lebih dari 7 triliun Rupiah). Menurut sumber Bloomberg, GOTO meninggalkan kesepakatan tersebut selama berbulan-bulan karena memfokuskan perhatiannya untuk mencapai target profitabilitas.

Sumber juga menyampaikan, sebelumnya target dana yang diincar GOTO adalah $1 miliar namun diturunkan hingga setengahnya, hingga akhirnya membatalkan pembicaraan tersebut dengan calon investor. Nama-nama investor yang telah aktif berdiskusi dengan GOTO, di antaranya BlackRock, PAG, dan IFC.

“Penyedia transportasi dan e-commerce Indonesia tersebut akhirnya memutuskan untuk tidak menjual utang karena khawatir akan mengirimkan pesan yang bertentangan kepada investor,” tulis Bloomberg.

Sebelumnya, manajemen GOTO telah memberi tahu investor bahwa kas dan setara kasnya — sebesar Rp29 triliun ($2 miliar) pada akhir 2022 — cukup untuk mencapai arus kas operasi positif tanpa tambahan dana eksternal.

Bila kabar ini benar, kesepakatan yang dibatalkan ini menandai perubahan yang tidak biasa bagi GOTO, yang sebelumnya sangat bergantung pada investasi eksternal untuk mendanai operasionalnya yang merugi.

Jalan menuju profitabilitas

Setelah menikmati dana murah selama bertahun-tahun, GOTO — dan perusahaan teknologi lainnya di Asia Tenggara, Grab Holdings Ltd. dan Sea Ltd. — menyeimbangkan efek pengambilan utang di era kenaikan suku bunga.

Pada Maret 2023, Grab mengatakan telah membayar utang $600 juta sebelum jatuh tempo pada tahun 2026, sementara Sea membeli kembali sekitar $800 juta convertible senior yang jatuh tempo pada tahun 2026.

Seperti rekan-rekan regionalnya, GOTO mencoba meyakinkan investor tentang potensi keuntungannya setelah sahamnya kehilangan lebih dari 70% sejak penawaran umum perdana di Indonesia pada 2022 lalu.

Dalam rangka mengurangi pengeluaran, perusahaan memangkas 600 karyawan pada Maret 2023, menambah 1.300 posisi yang dihentikan pada 2022. Pengurangan tersebut membantu menurunkan biaya tetap bulanan sekitar 20% pada bulan Januari dan Februari 2023, dan memangkas pengeluaran pemasaran. Pada Februari 2023, GOTO memajukan target profitabilitasnya setahun, jadi akhir 2023 ini.

Sebelumnya, Direktur Utama Grup GoTo Andre Soelistyo menyampaikan target ini akan membawa perseroan semakin mendekati arus kas operasional positif. Hal ini merupakan hasil dari rencana strategis GOTO, meliputi optimisasi pendapatan (revenue optimization), pengelolaan beban usaha (cost management), serta pengembangan produk dan layanan berbasis ekosistem terintegrasi (ecosystem product growth).

“Perseroan harus menempuh langkah baru yang memprioritaskan profitabilitas secara berkesinambungan di atas pertumbuhan pesat. Hal ini dicapai dengan terus melakukan inovasi produk yang memastikan terciptanya nilai jangka panjang bagi GoTo dan para pemangku kepentingan,” katanya dalam keterangan pers.

Kinerja keuangan GOTO di 2022

Mengutip dari laporan keuangan perusahaan secara full year 2022, rugi bersih GOTO tembus Rp40,4 triliun, naik hingga 56% secara tahunan dari sebelumnya Rp25,9 triliun. Dari sisi GTV tumbuh 33% menjadi Rp613 triliun, menghasilkan kenaikan pendapatan bruto sebesar 35% menjadi Rp22,93 triliun.

Dijabarkan lebih lanjut, ada tiga alasan mengapa pertumbuhan pendapatan malah menghasilkan kenaikan rugi bersih:

1. Kerugian akibat penurunan nilai goodwill

Dalam laporan keuangan disebutkan kerugian akibat penurunan nilai goodwill sebanyak Rp11 triliun. Beban ini tidak muncul dalam kinerja GOTO pada 2021 dan baru muncul pada kinerja 2022. Nilai goodwill ini merupakan hasil dari bergabungnya Gojek dan Tokopedia pada 2021. Hasil dari penggabungan tersebut menghasilkan selisih angka yang mencerminkan nilai wajar dan nilai pasar perusahaan pada saat itu.

2. Adjusted EBITDA tumbuh positif

GOTO mencatatkan adjusted EBITDA minus Rp3,21 triliun pada, lebih baik hingga 52% dari sebelumnya minus Rp6,5 triliun. Bila dirunut tiap kuartal, adjusted EBITDA GOTO terus membaik. Beberapa riset sekuritas meyakini bahwa GOTO bisa mencapai adjusted EBITDA positif sesuai dengan target dari manajemen.

3. Pendapatan tumbuh signifikan

GOTO mencatatkan nilai transaksi bruto (GTV) sebesar Rp613 triliun, atau tumbuh 33% secara tahunan. Dari GTV tersebut, pendapatan bruto yang diraih sebesar Rp22,9 triliun, tumbuh 35%. Setelah dikurangi beban promosi kepada pelanggan, pendapatan bersih mencapai Rp11,3 triliun, naik 120%.

Berikutnya, pendapatan bersih tersebut dikurangi beban pokok pendapatan serta beban penjualan dan pemasaran menghasilkan margin kontribusi sebesar minus Rp6,33 triliun, 28% lebih baik dibandingkan setahun sebelumnya yang tercatat minus Rp8,879 triliun.

Minus dari margin kontribusi terendah terjadi pada kuartal IV-2022 dengan nilai hanya minus Rp600 miliar atau Rp0,6 triliun. Dengan demikian GOTO semakin mendekati margin kontribusi positif yang ditargetkan tercapai pada kuartal IV 2023.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
CEO TransTRACK.id Anggia Meisesari / TransTRACK.id

TransTRACK Segera Rampungkan Pendanaan Lanjutan

Menurut laporan Statista, ukuran pasar industri logistik di Indonesia diproyeksikan mencapai nilai $240 miliar pada tahun 2027, naik dari $111 miliar pada tahun 2019. Pertumbuhan ini menghadirkan peluang yang signifikan bagi perusahaan yang dapat memberikan solusi inovatif untuk membantu bisnis beroperasi lebih efisien dan hemat biaya.

Salah satu platform yang mencoba untuk memberikan solusi logistik secara terpadu adalah TransTRACK. Mereka menyediakan real-time tracking dan solusi manajemen yang membantu bisnis mengoptimalkan operasi logistik dan mengurangi biaya.

Kepada DailySocial.id, Founder & CEO TransTRACK Anggia Meisesari mengungkapkan rencana ekspansi perusahaan dan rencana penggalangan dana baru.

Kemitraan dengan pemerintah

Saat ini TransTRACK telah menawarkan solusi logistik end-to-end. Bukan hanya sekadar Fleet Management System, namun juga Transportation Management System dan Truck Appointment System. Tercatat perusahaan sudah mengakomodasi lebih dari 600 pelanggan dengan lebih dari 50 ribu unit armada dan pengemudi.

Terlebih dengan dikeluarkannya kebijakan pemerintah seputar izin trayek untuk transportasi publik yang harus dilengkapi GPS dan terhubung langsung dengan server Kementerian Perhubungan, TransTRACK bisa menyediakan solusi tersebut. Menurut Anggia tidak semua vendor bisa menyediakan solusi tersebut, dan TransTRACK terpilih bersama beberapa vendor lainnya.

“Jadi kami membantu transportasi publik untuk bisa mendapatkan izin trayek dan akhirnya terhubung dengan Kementerian Perhubungan. Kemudian kita juga bisa terhubung dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, karena yang mengangkut limbah B3, harus bisa terintegrasi dengan sistem KLHK,” kata Anggia.

Kelebihan lain yang saat ini dimiliki TransTRACK termasuk teknologi Fuel Monitoring. Berbeda dengan vendor lain yang banyak menggunakan alat GPS Fuel Censor yang ada di lapangan, kebanyakan alat tersebut hanya memiliki tingkat akurasinya maksimal 75% saja. Sementara dengan teknologi TransTRACK yang saat ini sedang dalam proses paten, mereka menggunakan Fuel Stabilizer yang bisa meningkatkan akurasi pengukuran BBM sampai 98%.

Fokus ke segmen B2B


Saat ini kebanyakan bisnis yang memanfaatkan teknologi TransTRACK.id adalah segmen B2B. Kendati demikian, sebenarnya tidak hanya perusahaan besar saja yang bisa menggunakan layanan mereka, kategori perorangan juga bisa menggunakan teknologi milik TransTRACK.

Sebagian besar pelanggan TransTRACK datang dari pelaku shipping company, ada juga fleet owner dan fleet operator, perusahaan logistik pihak ketiga (3PL), logistic service provider atau logistic service aggregator, termasuk salah satu startup besar logistik menjadi customer dari TransTRACK.

Salah satu keunggulan yang diklaim mampu meningkatkan pertumbuhan perusahaan adalah rekomendasi dari customer kepada customer baru lainnya melalui sistem referral. Memanfaatkan peluang tersebut, saat ini TransTRACK juga mulai banyak bermitra dengan pelanggan mereka, yang memiliki jaringan hingga latarbelakang yang relevan untuk meningkatkan sales.

“Beberapa mitra sales kami sebenarnya juga pelanggan. Mereka sudah happy menggunakan TransTRACK di kota mereka dan memiliki network yang cukup kuat. Akhirnya mereka menjadi mitra kami dengan membantu penjualan, kami bisa sharing revenue dari situ. Hal tersebut yang membuat kami bisa tumbuh lumayan cepat di 28 kota. Target perusahaan tahun ini adalah bisa hadir di 100 kota di 37 provinsi, dengan membuka program untuk kemitraan,” kata Anggia.

Saat ini strategi monetisasi yang dilancarkan oleh perusahaan adalah melalui subscription fee atau biaya berlangganan. Opsi ini diklaim oleh perusahaan sudah mencapai 92% jumlahnya. Biaya berlangganan tersebut berasal dari Fleet Management System, Transportation Management System, Truck Appointment System dan juga Warehouse Management System.

Kendati demikian ada model bisnis lain berupa transaction fee yang dijalankan melalui layanan Supply Chain Integrator yang telah diluncurkan pada bulan Januari lalu. Komisi juga didapatkan dari perusahaan asuransi untuk kargo. Demikian juga dengan platform fintech yang menawarkan Invoice Factoring dan Working Capital untuk pelanggan.

“Saat ini fokus kita di road transport. Apa pun usahanya selama ada armada berjalan di darat bisa menjadi customer TransTRACK. Karena yang paling besar ada di logistik, yang kedua adalah public transport, tapi selebihnya mulai dari perusahaan F&B, industri manufaktur dan jasa. Bahkan kami saat ini telah memiliki customer besar yaitu provider Telco. Kemudian ada juga perusahaan leasing, perbankan, rental, tambang, perkebunan, peternakan, BUMN, dan tentunya pemerintah,” kata Anggia.

Rampungkan pendanaan lanjutan

TransTRACK telah berhasil menutup putaran pendanaan tahapan awal (Seed). Investor yang terlibat adalah Cocoon Capital, Accelerating Asia, dan YCAB Ventures. Secara keseluruhan mereka berhasil mengumpulkan investasi senilai SGD755 ribu (setara dengan $570 ribu atau 8 miliar Rupiah). Sebelumnya TransTRACK juga merupakan salah satu peserta terpilih DSLaunchPad 2.0.

Tahun ini perusahaan juga berencana untuk merampungkan pendanaan tahapan lanjutan yaitu Pra Seri A. Namun demikian Anggia enggan untuk menyebutkan lebih lanjut kapan finalisasi penggalangan dana tersebut akan diumumkan.

TransTRACk telah memiliki sekitar 130 tim. Jumlah tersebut diklaim mengalami peningkatan yang cukup besar sejak tahun 2019 lalu yang hanya terdiri dari 12 orang saja. Tercatat saat ini perusahaan juga telah mencapai profitabilitas di tahun 2022 lalu. Meskipun jumlahnya belum terlalu banyak, namun paling tidak telah memvalidasi model bisnis yang mereka lancarkan.

“Fokus perusahaan selanjutnya adalah melakukan ekspansi di Indonesia dan juga negara lainnya di Asia Tenggara. Saat ini perusahaan telah menjalin kemitraan strategis di Malaysia dan Singapura. Selanjutnya TransTRACK juga ingin memperluas layanan di Myanmar, Vietnam dan Thailand,” kata Anggia.

Application Information Will Show Up Here