Tag Archives: g suite

Google Rombak Gmail Jadi Wadah Bekerja yang Lebih Komplet

Diintegrasikannya Google Meet ke Gmail dua bulan lalu bisa kita lihat sebagai langkah yang terlambat beberapa tahun. Namun ini sebenarnya merupakan bagian dari visi yang jauh lebih besar. Google sejatinya ingin mengintegrasikan lebih banyak lagi dari sekadar Meet, hingga akhirnya bisa menyediakan wadah yang lengkap buat kita bekerja dalam satu jendela Gmail saja.

Visi tersebut sudah semakin mendekati kenyataan, dan Google pun telah siap untuk memamerkannya ke publik. Bagi para pekerja yang perusahaannya berlangganan G Suite, mereka tak lama lagi bakal melihat perubahan yang signifikan pada Gmail, baik di perangkat desktop maupun mobile.

Pada versi barunya ini, Gmail akan terbagi menjadi empat bagian: Mail, Chat, Rooms, dan Meet. Tiga di antaranya sudah bisa kita jumpai di versi desktop Gmail saat ini (Mail, Chat, Meet), namun nantinya semua itu juga akan tersedia di aplikasi mobile Gmail. Istilah kerennya kalau kata Google sendiri adalah “better home for work“.

New Gmail for G Suite

Dari empat bagian tersebut, Rooms adalah yang baru dan yang paling rumit. Anggap saja Rooms seperti channel pada Slack, tapi berhubung medium penghubungnya adalah email, yang bisa tergabung di dalamnya bukan cuma dari satu perusahaan atau organisasi saja – Slack baru-baru ini juga merilis fitur serupa guna menjembatani komunikasi lintas organisasi.

Rooms sendiri akan dibagi menjadi tiga tab lagi: Chat, Files, dan Tasks. Istimewanya, Rooms juga memungkinkan terjadinya kolaborasi secara real-time. Jadi semisal ada suatu dokumen yang dibagikan, semua yang tergabung dalam Rooms dapat membuka file-nya dan langsung mengeditnya di tempat tanpa dialihkan ke jendela baru. Lalu kalau sudah selesai digarap, tinggal pindah ke tab Tasks untuk mencentang salah satu isinya.

Selain integrasi produknya sendiri, Google juga tidak lupa untuk memperluas integrasi aplikasi pihak ketiga macam DocuSign, Salesforce maupun Trello. Kalau semua itu terdengar bakal memusingkan, jangan khawatir, sebab Google turut menyertakan fitur Do Not Disturb agar kita bisa fokus mengerjakan sesuatu terlebih dulu.

New Gmail for G Suite

Google sebenarnya sudah menyiapkan ini semua sejak sekitar setahun yang lalu, dan seperti yang saya bilang tadi, integrasi Meet pada Gmail itu semestinya dijadwalkan hadir bersamaan dengan ini. Namun berhubung pandemi, Google memutuskan untuk merilis integrasi spesifik itu lebih awal.

Belum diketahui kapan fitur ini akan tersedia secara luas. Untuk sekarang, pengguna G Suite yang tertarik diharuskan mendaftar terlebih dulu. Bagaimana dengan akun Gmail pribadi kita? Well, sepertinya itu masih harus menunggu lebih lama lagi, dan sejauh ini juga belum ada kepastian apakah bentuk integrasinya bakal sama persis untuk konteks email pribadi.

Sumber: TechCrunch dan Google.

File Google Docs, Sheets dan Slides Kini Dapat Diakses Lewat Dropbox

Setahun yang lalu, Dropbox mengumumkan bahwa mereka akan mengintegrasikan layanan produktivitas Google ke platform-nya, memungkinkan pengguna untuk mengakses filefile Google Docs, Sheets, maupun Slides tanpa harus meninggalkan Dropbox sama sekali. Janji tersebut akhirnya telah mereka penuhi.

Ya, kalau sebelumnya pengguna Dropbox harus beralih ke Google Drive ketika mengerjakan file Docs, Sheets atau Slides, sekarang mereka bisa melakukannya langsung di Dropbox. Tampilan editor-nya masih menggunakan rancangan Google seperti biasa, sedangkan yang berubah hanyalah tempat menyimpannya saja.

File Docs, Sheets atau Slides baru dapat dibuat lewat situs dropbox.com maupun aplikasinya di Windows dan Mac. Notifikasi terkait filefile Google ini pun juga akan ikut muncul di Dropbox. Di perangkat Android dan iOS, sayangnya pengguna cuma bisa sebatas melakukan manajemen file (copy, move, delete) serta melihat preview-nya.

Dropbox Google integration

Fitur pencarian teks di dalam dokumen, bukan sekadar nama file-nya saja, juga berlaku untuk file Docs, Sheets maupun Slides ini. Di samping format native yang dipakai Google, pengguna juga dapat mengakses file .docx, .xlsx, atau .pptx lewat tampilan editor Google di dalam Dropbox.

Sejauh ini integrasinya masih berstatus open beta (opsional) dan baru tersedia untuk pelanggan Dropbox Business saja. Meski begitu, ke depannya Dropbox bertekad menjadikan integrasi ini sebagai fitur standar bagi seluruh pengguna Dropbox.

Sumber: Dropbox.

Membuat Dokumen Baru di Google Docs Kini Semudah Mengetikkan “docs.new” di Browser

Bicara soal produktivitas, efisiensi waktu seringkali dianggap sebagai salah satu faktor yang paling berpengaruh. Semakin banyak waktu yang dihemat, semakin banyak pula yang bisa kita kerjakan.

Bagi para pengguna Google Docs, kalau mengetikkan “docs.google.com” ke browser lalu mengklik tombol untuk membuat dokumen baru terkesan terlalu buang waktu, Google sudah punya solusinya. Meski simpel, solusi baru ini sepertinya sangat efektif.

Solusi tersebut datang dalam wujud domain “.new”. Cara penggunaannya terbilang unik: Anda tinggal mencantumkan tipe file yang hendak dibuat di depan domain tersebut (tanpa diawali “www.”). Contohnya, “doc.new” akan langsung membuka laman dokumen baru yang siap diketik. Alternatifnya bisa juga “docs.new” atau “documents.new”.

Saya bilang tipe file karena ini tidak hanya berlaku untuk Google Docs saja, melainkan juga Google Sheets, Slides, Sites dan Forms. Untuk Google Sheets, Anda tinggal ketikkan “sheet.new”, “sheets.new”, atau “spreadsheet.new” ke browser.

Untuk membuat slide presentasi di Google Slides, opsinya mencakup “slide.new”, “slides.new”, “deck.new” dan “presentation.new”. Terakhir ada “site.new”, “sites.new”, “website.new” untuk Google Sites, serta “form.new” dan “forms.new” untuk membuat kuesioner di Google Forms.

Semuanya simpel seperti yang saya bilang, tapi juga efektif sekaligus mudah sekali diingat. Shortcut ini sekarang sudah bisa kita gunakan baik di perangkat desktop maupun mobile – khusus shortcut untuk Google Sites, kita hanya bisa memakainya di browser desktop saja.

Via: Engadget.

Google Docs Kini Dilengkapi Fitur AI ‘Grammar Nazi’

Sudah bukan rahasia apabila Google berniat memanfaatkan AI di hampir seluruh produk dan layanannya. Selama kurang lebih dua tahun terakhir, tidak terhitung jumlah fitur baru layanan Google yang berbasis teknologi AI, tidak terkecuali salah satu fitur teranyar Google Docs berikut ini, yaitu AI ‘grammar Nazi’.

Fitur koreksi grammar memang bukan hal baru di kategori aplikasi word processor. Namun Google mengklaim bahwa pemanfaatan AI memungkinkan Docs untuk mendeteksi kesalahan dan menyuguhkan pembenarannya secara real-time.

Bukan cuma itu, AI Google Docs juga bisa mengatasi berbagai jenis kesalahan tata bahasa, mulai dari yang simpel sampai yang cukup rumit, seperti misalnya cara penggunaan klausa subordinatif dalam kalimat. Seperti biasa, AI dengan metode machine learning-nya bakal terus membaik kinerjanya seiring waktu, hingga pada akhirnya bisa mendeteksi kesalahan grammar yang lebih kompleks.

Bagi pengguna Google Docs yang sering mengetik dokumen dalam bahasa Inggris dan ingin dibantu oleh fitur ini, Anda harus mendaftar dulu di G Suite Early Adopter Program mengingat fitur ini masih belum siap untuk dirilis secara luas.

Smart Reply in Hangouts Chat

Di samping itu, Google juga telah menyiapkan sederet pembaruan untuk sejumlah layanan lain yang tergabung dalam layanan G Suite. Salah satu yang paling menarik adalah implementasi fitur Smart Compose di Gmail, yang dalam waktu dekat bakal tersedia untuk semua pelanggan G Suite.

Di sisi lain, Smart Reply mulai melebarkan sayapnya di luar Gmail, diawali dengan Hangouts Chat. Google bilang bahwa Smart Reply di Hangouts dapat mendeteksi pesan mana yang paling perlu direspon, lalu menyuguhkan tiga anjuran balasan yang berbeda, dengan gaya bahasa yang santai namun masih layak di lingkungan kerja.

Terakhir, Google juga menghadirkan security center investigation tool buat para admin akun G Suite, dan yang mungkin lebih menarik, dukungan perintah suara untuk set perangkat video conferencing Hangouts Meet hardware.

Sumber: Google.

Siap-siap, Gmail untuk Web Bakal Dipoles dengan Wajah Baru

Bagi Anda pengguna layanan Gmail, persiapkan diri karena Google dilaporkan sedang memroses peluncuran desain baru untuk platform web. Kabar ini menjadi headline tak lama setelah merebaknya surat elektronik yang dikirimkan oleh tim Google G Suite untuk G Suite Administrator. Dalam surat elektronik itu disebutkan bahwa Google bakal mengumumkan pengalaman baru alias desain baru di Gmail melalui program Early Adopter, di samping beberapa fitur tambahan yang sudah lebih dihadirkan di platform mobile.

WtolJ2b.png

Dalam hitungan minggu, terutama pengguna desktop dapat mulai berharap untuk melihat wajah baru Gmail yang disebut oleh Google bakal lebih bersih dan segar. Di samping penampilan baru, Gmail untuk web juga dijanjikan beberapa fitur baru, antara lain:

  • Smart Reply yang duluan tiba di perangkat mobile akan jadi tambahan menyenangkan di Gmail.
  • Akses yang lebih ke aplikasi G Suite seperti Google Kalender melalui Gmail.
  • Google juga menghadirkan fitur “snooz” untuk sementara membungkam email dan memilih kapan mereka bisa muncul kembali di dalam inbox.
  • Dukungan offline yang disebut akan tersedia di Gmail mulai bulan Juni 2018.

Mengomentari kabar ini, juru bicara Google kepada Techradar mengatakan, bahwa pihaknya sedang mengerjakan pembaruan besar unutk Gmail namun masih dalam tahap konsep. Mereka mengaku masih butuh waktu untuk menyempurnakan segalanya. Jadi untuk saat ini mereka tak bisa mengatakan apapun terkait kabar yang beredar. Jika sudah, mereka pasti merilis pemberitahuan ke publik.

Soal bagaimana rupa Gmail versi web nantinya, kita hanya bisa menduga dan menunggu sampai versi betanya dirilis. Sebagai perusahaan internet raksasa, Google terbilang lamban melakukan pembaruan untuk aplikasi populer berbasis web miliknya. Google Calendar mendapatkan rombakan pada bulan Oktober tahun lalu. Perubahan yang hadir di Google Calendar mungkin bisa jadi gambaran apa saja yang mungkin tiba di Gmail. Seperi, desain yang lebih rata, lebih bersih dengan pemangkasan pernik-pernik tak penting, dan kemungkinan besar interface berkonsep kartu. Untuk penampilan sebenarnya, kita tunggu saja perkembangan terbaru dari Google dalam beberapa pekan ke depan.

Sumber berita Theverge via Slashgear dan gambar header Pixabay.

Layanan Produktivitas Google Kini Dibekali Semacam Fitur Read Receipt Seperti di Aplikasi Chatting

Kolaborasi merupakan poin penting dalam layanan produktivitas Google, G Suite. Satu dokumen yang dikerjakan dan di-review oleh beberapa orang sekaligus semestinya bisa lebih komplet dan lebih cepat selesai. Namun ketika beberapa orang sekaligus dilibatkan, kesalahpahaman (miscommunication) bakal sulit dihindari.

Yang sering terjadi adalah, salah seorang rekan tim menyalahkan Anda karena belum merevisi dokumen sesuai hasil diskusi. Padahal, Anda baru saja selesai merevisinya satu jam yang lalu. Namun berhubung rekan Anda terakhir membuka dokumennya kemarin, wajar apabila ia belum melihat perbaikan Anda.

Solusinya menurut Google adalah melalui fitur bernama Activity Dashboard. Fitur ini memungkinkan pengguna Google Docs, Sheets maupun Slides untuk melihat siapa saja yang sempat mengakses dokumen dan kapan mereka melakukannya.

G Suite Activity Dashboard

Anggap saja fitur ini seperti fitur read receipt pada aplikasi chatting, di mana Anda bisa melihat apakah pesan yang Anda kirim sudah dibaca atau belum oleh lawan bicara Anda. Jadi sebelum Anda marah karena sang pacar tidak merespon pesan Anda, pastikan bahwa ia sudah membacanya terlebih dulu.

Cara kerja fitur Activity Dashboard kurang lebih sama seperti itu. Anda pun boleh menonaktifkannya semisal keberatan aktivitas Anda dipantau, sehingga pengguna lain tidak bisa tahu apakah Anda sudah membuka dokumen atau belum. Kalau memang perlu, administrator tim Anda juga bisa menonaktifkannya untuk semua pengguna.

Fitur ini sekarang sudah tersedia bagi para admin G Suite, akan tetapi pengguna secara umum baru akan menjumpainya pada tanggal 21 Maret mendatang.

Sumber: Google.

Dropbox Umumkan Integrasi dengan Layanan Produktivitas Google

Sudah bukan rahasia apabila Dropbox merupakan salah satu komponen penting dalam bekerja. Penciptanya sendiri sadar akan peran besar mereka, sampai akhirnya mereka memutuskan untuk menggarap software produktivitasnya sendiri yang mengedepankan aspek kolaborasi.

Popularitasnya jelas masih kalah dari platform berbasis cloud besutan Google (G Suite), yang terdiri dari banyak layanan seperti Google Docs, Google Drive, dan masih banyak lagi, termasuk halnya Gmail. Beruntung Dropbox menyadari akan hal ini. Untuk itu, mereka pun menghadirkan integrasi layanannya dengan G Suite.

Dalam waktu dekat, pengguna Dropbox dapat mengakses dokumen Google Docs, Sheets maupun Slides langsung dari Dropbox. Tanpa harus meninggalkan Dropbox, mereka bisa membuat dokumen baru, menyunting, menyimpan sekaligus membagikan ke rekan-rekannya. Semuanya disimpan dan diakses dari satu akun Dropbox yang sama.

Di samping itu, Dropbox juga tengah menyiapkan integrasi yang lebih baik untuk Gmail dan Google Hangouts. Integrasi Dropbox dengan Hangouts ini menarik karena pengguna bisa saling berbagi file langsung dari tampilan percakapan, termasuk melihat preview-nya.

Ini pada dasarnya merupakan kabar gembira bagi para pengguna Dropbox yang sehari-harinya juga harus berkutat dengan sejumlah file dari platform G Suite. Selama ini, mereka suka tidak suka harus mengandalkan Google Drive – bukan berarti Dropbox lebih superior, hanya saja saya yakin ada banyak yang lebih suka dengannya ketimbang Google Drive, termasuk saya sendiri.

Sumber: Dropbox.

Fitur Komentar Google Drive Kini Berlaku untuk Format Bawaan Microsoft Office

Sebagai layanan penunjang produktivitas, Google Drive merupakan tempat bernaungnya banyak file dan dokumen dalam berbagai macam format. Kolaborasi juga menjadi elemen penting dalam Drive, di mana kita dapat memberikan masukan atau komentar pada suatu dokumen langsung dari tampilan preview-nya, tanpa harus membuka aplikasinya terlebih dulu.

Masalahnya, selama ini fitur komentar tersebut hanya berlaku untuk format bawaan Google Docs, Sheets dan Slides saja. Itulah mengapa update yang Google luncurkan baru-baru ini terdengar sangat menarik. Sekarang, pengguna dapat membubuhkan komentar pada dokumen-dokumen Microsoft Office, PDF ataupun gambar tanpa harus mengubahnya menjadi format bawaan G Suite terlebih dulu.

Yang sangat istimewa, komentar-komentar ini bisa dilihat oleh rekan kerja Anda meskipun mereka bukanlah pengguna G Suite. Semisal rekan Anda membuka file dari Microsoft Word, komentar yang Anda berikan di Google Drive tadi akan tetap muncul, dan dia pun juga bisa memberikan balasannya langsung dari Word.

Pembaruan ini jelas bakal membantu pengguna bekerja secara lebih efisien, serta mengeliminasi faktor penghambat kolaborasi yang berkaitan dengan variasi format dokumen. Di saat yang sama, pembaruan ini bisa mendorong pengguna untuk lebih memaksimalkan fitur komentar pada dokumen, sebab fitur ini jauh lebih efektif ketimbang bertukar pesan di WhatsApp, yang mudah sekali ‘terkubur’ oleh pesan-pesan yang lebih baru.

Selama ini, mereka yang tidak mau memanfaatkan fitur komentar mungkin beralasan, “percuma saja, komentarnya tidak akan kelihatan kalau kamu tidak membukanya pakai Google Docs,” atau “saya malas harus mengubah formatnya menjadi file Docs lebih dulu”. Kalau masih ada rekan kerja Anda yang seperti itu, mungkin Anda bisa mencelanya dengan artikel ini. 🙂

Sumber: Google.

Google Luncurkan Set Perangkat Video Conferencing untuk Kalangan Pebisnis

Maret lalu, Google meluncurkan Hangouts Meet dan Hangouts Chat, yang merupakan layanan komunikasi untuk kalangan pebisnis. Setelah mantap dengan software-nya, Google kini mengalihkan perhatiannya ke hardware demi menyuguhkan solusi komunikasi yang komplet untuk dunia korporat.

Hardware yang dimaksud pada dasarnya merupakan set perangkat video conferencing yang terdiri dari empat komponen terpisah: kamera, speaker + mikrofon, komputer mini dan layar sentuh. Keempatnya tentu saja telah dioptimalkan untuk Hangouts Meet, serta kompatibel dengan papan tulis digital Jamboard.

Kameranya dilengkapi sensor 4K dan lensa bersudut pandang seluas 120 derajat. Google tidak lupa membekalinya dengan teknologi machine learning, dimana kamera dapat mendeteksi para peserta rapat dan melakukan framing terhadap mereka secara otomatis.

Kombinasi speaker plus mikrofonnya dirancang agar dapat meminimalkan gema dan suara di sekitar yang mengganggu selama rapat berlangsung. Untuk ruang konferensi yang luas, pengguna dapat menyambungkan hingga lima komponen ini sekaligus hanya dengan menggunakan satu kabel.

Komputer mininya merupakan Asus Chromebox yang ditenagai prosesor Intel Core i7 dan menjalankan sistem operasi Chrome OS. Selain dimaksudkan untuk menjadi penerus update untuk ketiga komponen lainnya, perangkat ini juga menawarkan fitur remote device monitoring untuk admin IT.

Hangouts Meet Hardware

Terakhir, semuanya dinavigasikan melalui layar sentuh 10,1 inci beresolusi 1280 x 800, dengan tampilan yang simpel untuk mengundang rekan tim ke dalam video conference maupun memantau rincian agenda rapat. Kehadiran port HDMI memudahkan pengguna untuk menyambungkan laptop ketika hendak mempresentasikan sesuatu.

Bundel perangkat video conferencing ini sekarang sudah Google pasarkan seharga $1.999, namun baru di beberapa negara saja. Dalam kesempatan yang sama, Google tidak lupa menghadirkan sejumlah fitur baru untuk Hangouts Meet, yang dirancang khusus untuk pelanggan G Suite Enterprise.

Yang paling utama adalah kemudahan untuk merekam sesi panggilan video ke Google Drive, sehingga mereka yang berhalangan hadir tidak ketinggalan berita. Meet sekarang juga dapat menampung hingga 50 peserta sekaligus, dan pengguna kini bisa mengajak rekan timnya yang sedang berada di negara lain untuk bergabung dengan menghubungi nomor ponselnya.

Sumber: Google.

Google Calendar Versi Web Kini Usung Tampilan Baru yang Lebih Modern

Ada yang baru dari Google Calendar versi web. Tampilannya kini telah dirombak habis, mengadopsi gaya desain modern yang sebelumnya sudah tersedia pada aplikasi Google Calendar di perangkat mobile.

Secara keseluruhan, Calendar versi baru tampak lebih rapi dan lebih mudah dinavigasikan. Layout responsif yang digunakan berarti tampilannya akan disesuaikan secara otomatis dengan ukuran layar maupun jendela browser.

Tidak hanya berubah dari segi visual, Calendar versi baru juga mengemas sejumlah fitur yang cukup bermanfaat. Salah satunya adalah kemampuan mengatur formatting dan menambahkan link pada undangan, sehingga pengguna dapat menciptakan agenda yang lebih merinci, dan materi-materi yang diperlukan bisa diakses oleh peserta lain sebelum rapat dimulai.

Google Calendar for web

Calendar kini juga memberikan kemudahan untuk melihat dan mengatur beberapa kalender dari akun yang berbeda dalam tampilan harian. Fitur ini tentunya akan sangat memudahkan pekerja yang tugasnya mengaturkan jadwal rapat anggota-anggota timnya.

Terakhir, saat sedang membuat jadwal rapat baru, pengguna dapat menambahkan informasi yang lebih merinci soal ruang rapat yang akan digunakan, mulai dari lokasi ruangan, kapasitasnya, kelengkapan peralatan audio dan videonya, sampai informasi mengenai akses untuk peserta yang berkursi roda.

Bagi yang menggunakan Calendar pada akun pribadinya, mereka sudah bisa mengaktifkan tampilan baru ini dengan mengklik tombol “Use new Calendar” di ujung kanan atas. Administrator G Suite juga dapat mengaktifkan tampilan baru Calendar ini mulai hari ini juga.

Sumber: Google.