Hampir setiap bulannya, realme mengadakan acara peluncuran produk terbarunya. Untuk kali ini, ada empat produk yang mereka keluarkan, yaitu Realme X3 SuperZoom, Narzo, Smartwatch, dan Buds Air Neo. Peluncurannya sendiri diadakan pada tanggal 16 Juni 2020 yang lalu melalui kanal video streaming, Youtube.
Realme X3 SuperZoom merupakan flagship terbaru yang menggantikan sang pendahulunya, Realme X2 Pro. Pada realme X3 SuperZoom, produsen asal Tiongkok ini memasangkan fasilitas baru pada sisi kameranya, yaitu Periscope Zoom yang mampu melakukan zoom hingga 60x. Realme juga mengganti jenis layar pada X3 menjadi IPS, namun masih memiliki refresh rate 120 Hz. Oleh karena itu pula, sensor sidik jarinya dipindah dari in-display menjadi side fingerprint.
Selanjutnya adalah realme Narzo. Realme Narzo sendiri merupakan lini smartphone yang hanya dijual dengan cara online. Pada seri ini, realme mengatakan bahwa mereka akan memberikan kinerja yang tinggi pada segmen harganya. Yang unik, spesifikasi yang diusung cukup mirip dengan realme 6 yang baru saja diluncurkan bulan lalu.
Spesifikasi kedua perangkat smartphone realme adalah sebagai berikut:
Realme juga pernah menjanjikan setelah meluncurkan realme Band, mereka akan mengeluarkan sebuah smartwatch. Kali ini, realme juga memperkenalkan realme Watch yang selain mampu membaca detak jantung, juga bisa mengukur kadar oksigen dalam darah. Selain itu, pengguna bisa mengatur setting lainnya langsung melalui aplikasi realme Link.
Realme Watch juga sudah memiliki sertifikasi IP68 yang tahan air serta debu. Kaca dari jam pintar ini juga sudah dilapisi dengan Gorilla Glass 3, sehingga lebih tahan terhadap goresan. Dan bagi yang suka bosan dengan tampilan yang itu-itu saja, realme pun berjanji akan mengeluarkan 100 watch face secara OTA.
Terakhir, realme memperkenalkan versi terbaru dari perangkat Audio-nya. Realme Buds Air Neo saat ini diluncurkan dengan bentuk yang sama dengan generasi sebelumnya. Realme Buds Air Neo sudah menggunakan driver 13 mm yang mampu mengeluarkan suara bass yang lebih baik. Earphone ini juga masih menggunakan fungsi sentuh yang bisa diatur melalui realme Link.
Realme menjual smartphone X3 dengan harga Rp. 7.999.000. Untuk Narzo, realme menjualnya pada harga Rp. 2.799.000 dari harga Rp. 2.999.000. Realme Watch dilepas dengan harga flash sale Rp. 799.000 dari harga normalnya Rp. 999.000. Terakhir, realme Buds Air Neo ada pada harga flash sale Rp. 499.000 dari harga normalnya, Rp. 699.000
Spesifikasinya mirip, lalu apa bedanya?
Setidaknya tiga perangkat yang diluncurkan oleh realme kali ini memiliki persamaan spesifikasi dibandingkan dengan perangkat sebelumnya. Seperti misalnya realme X3 SuperZoom dan X2 Pro yang sama-sama menggunakan Snapdragon 855+, Narzo dan realme 6 yang menggunakan Mediatek Helio G90T, serta realme Buds Air dan Neo yang masih menggunakan realme R1 Chip hasil kerjasama dengan anak perusahaan Mediatek.
Felix Christian selaku Product Manager realme Indonesia pun menjawab, “Dari segi kamera dan layar tentunya berbeda, tentunya sidik jari pun berbeda. Tapi pastinya lebih nyaman dalam membuka kunci. Soal lainnya juga dari Cooling System yang lebih powerful. Dari segi layar, realme X3 SuperZoom sudah membawa 120Hz Ultra Smooth Display.”
“Di realme X3 SuperZoom kami buat berdasarkan hasil uji dari lab kami dan survey internal. Hasilnya adalah banyak anak muda yang minat dengan kemampuan kameranya. Makanya kami hadirkan lensa periskop yang bisa zoom hingga 60x. kami tambahkan Starry Mode juga berdasarkan masukan dari R&D kami dimana mereka menemukan bahwa anak muda saat ini suka mengeksplor fitur kamera di smartphone nya. Maka kami gabungkan semua menjadi realme X3 SuperZoom.” lanjutnya.
Lalu saat ditanyakan mengenai perbedaan antara realme 6 dengan Narzo, Felix mengatakan bahwa dari segi spesifikasi, bisa dibilang spesifikasinya hampir mirip. Namun realme Narzo lebih fokus online. Ponsel Narzo menjawab kebutuhan yang menginginkan performa dan desain yang menarik. Dari desain belakang sama namun warian warna yang berbeda. Layar dan charging pun berbeda.
Realme Narzo memiliki segmen pasar yang berbeda dan fokus ke anak muda. Karena menurut survei, banyak dari mereka yang menginginkan spek bagus yang mampu menunjang entertainment. Itulah alasan realme Narzo tercipta.
Maka realme benar-benar memperhatikan chipset, G90T yang dikenal gahar. Spek Narzo yang diluncurkan di Indonesia juga sangat berbeda dengan India di mana Narzo versi Indonesia juga lebih baik daripada seri di India. Sebagai informasi, versi India menggunakan Helio G80 dan G70.
Untuk realme Buds Air Neo lebih bagus dari sang pendahulu, dengan bass driver 13 mm. Apalagi dengan harga yang lebih terjangkau namun spek yang lebih ditingkatkan. Dari segi strategi, perangkat ini juga lebih affordable untuk anak muda yang sedang mencari TWS
Saat ini, dunia sedang dilanda wabah Covid-19 yang mengharuskan semua orang untuk berdiam diri di rumah. Namun, hal tersebut tidak lantas membuat realme berhenti untuk mengeluarkan produk baru mereka. Realme pun pada tanggal 24 Maret 2020 meluncurkan realme 6 dan realme 6 Pro.
Realme 6 merupakan penerus dari realme 5 Pro. Sedangkan realme 6 Pro merupakan penerus dari realme XT. Uniknya, peluncuran kali ini dilaksanakan secara live streaming, jadi saya pun meliput langsung dengan menggunakan layanan Youtube.
Realme 6 ditenagai dengan Mediatek Helio G90T dan menggunakan kamera 64 MP. Dengan baterai besar 4300 mAh, realme 6 juga dapat mengisi dengan cepat berkat charger 30 watt. Uniknya, realme 6 juga memiliki layar dengan refresh rate 90 Hz!
Realme 6 Pro disematkan 6 kamera, 2 pada bagian depan dan 4 pada bagian belakang. Smartphone ini juga merupakan yang pertama di Indonesia yang menggunakan Snapdragon 720G. Dengan charger 30 watt, perangkat ini juga dapat diisi penuh dalam waktu satu jam saja. Dan tentu saja, layar dari smartphone yang satu ini memiliki refresh rate 90 Hz.
Kedua perangkat tersebut memiliki spesifikasi sebagai berikut
Realme 6 hadir dalam dua varian memori: 4GB+128GB dengan harga Rp3.299.000 dan 8GB+128GB dengan harga Rp3.699.000. Realme 6 Pro hanya memiliki varian memori 8 + 128GB dengan harga Rp 4.499.000 dan tersedia dalam dua pilihan warna – Lightning Blue dan Lightning Red.
Harganya lebih mahal dari India!
Saya pun cukup bingung, karena biasanya realme menjual perangkat mereka dengan harga yang tidak terlalu jauh dari India. Namun, realme 6 Pro yang memiliki harga sekitar Rp. 3.700.000 di India, dijual pada harga hampir Rp. 4,5 juta. Mengapa?
Palson Yi selaku Direktur Pemasaran realme Indonesia mengatakan “Karena kita mempunyai range harga tersendiri dan Indonesia memiliki peraturan pajak serta bea masuk yang berbeda dengan negara lain. Dari spesifikasi sendiri kita juga dapat melihat bahwa dengan membawa spesfikasi seperti layar 90Hz yang biasanya hadir di produk flagship ke mid-range. Harga realme 6 Series sendiri dapat terbilang cukup kompetitif.”
Beliau juga mengatakan bahwa perubahan harga rupiah terhadap dolar tidak terlalu signifikan dalam mengubah harga tersebut. Jadi, hal tersebutlah yang memang membuat harga realme 6 Pro lebih mahal dari yang dikeluarkan di India.
Selalu pakai GW1, Apakah akan pakai Sony IMX kembali?
Saya pun menanyakan apakah realme bakal selalu menggunakan ISOCELL GW1 yang memiliki resolusi 64 MP pada setiap perangkat mereka ke depannya.
Palson pun menjawab sebagai berikut, “Sebenarnya kita menggunakan sensor yang sama dengan realme X2 Pro. Kita berbicara dengan tim produk dan melihat feedback dari para pengguna. Sensor ini kami gunakan karena melihat image tuning yang dilakukan oleh Aaron Huey (Fotografer National Geographic) telah dimaksimalkan ke device mereka karena setiap sensor memiliki efek yang berbeda di setiap produk realme. Dan setiap prosesor mempunyai dampak yang berbeda tehadap sensor kamera.”
Lalu Felix Christian selaku Manajer Produk realme Indonesia pun juga menambahkan, “Saat ini kami selalu meminta pendapat dari pengguna kami mengenai apa yang market suka dan memonitor setiap komen di sosial media mengenai performance kamera kami. Untuk membuat keputusan seperti ini, kami selalu kembali ke pengguna untuk menciptakan performance terbaik. Dari realme kita tidak peduli dengan sensor kamera brand apa yang kami gunakan, tapi yang penting adalah pilihan yang kami berikan merupakan terbaik untuk perangkat realme di setiap unitnya.”
Dua smartphone yang diluncurkan, yaitu realme 6 dan realme 6 Pro sudah hadir di Indonesia. Dan kali ini, giliran realme 6 yang akan saya kupas. Jika sebelumnya seri 6 Pro adalah penerus dari XT, maka realme 6 adalah penerus dari 5 Pro. Jadi, para pengguna realme yang ingin melakukan upgrade bisa mengingat lini dari realme yang baru. Hal ini juga mengartikan bahwa harga dari realme 6 akan sama dengan 5 Pro, yaitu lebih tinggi dari realme 5.
Smartphone yang satu ini juga merupakan perangkat pertama realme yang menggunakan Mediatek Helio G90T. Cip ini sendiri digadang bisa mengalahkan Snapdragon 730G dan memanf sudah terbukti pada beberapa benchmark. Selain itu, realme juga sudah menyematkan layar dengan refresh rate 90Hz, sehingga membuatnya lebih menarik dari perangkat yang sekelas.
Realme 6 juga masih membawa kamera 64 MP yang sepertinya bakal ada di setiap perangkat flagship dan mainstream mereka. Kamera selfie dengan resolusi 16 MP juga sudah terpasang untuk mereka yang gemar mengambil swafoto. Dan karena menggunakan cip yang mumpuni, perangkat ini juga mampu diisi ulang dengan charger 30 watt.
Dari informasi yang saya dapatkan, realme 6 nantinya akan dijual dengan varian RAM 4GB dan 8GB, dengan masing-masing penyimpanan internal 128 GB. Harganya pun akan masuk dalam rentang tiga jutaan. Hal itu dikarenakan realme memposisikan perangkat ini sebagai 64 MP Performance King in Rp. 3 Million.
Unboxing
Seperti inilah isi dari paket penjualan realme 6
Desain
Dan sekali lagi, saya merasa refresh karena realme tidak lagi menggunakan model waterdrop pada perangkat terbarunya ini. Realme 6 pun menggunakan model punch hole pada sisi sebelah kiri atas. Bedanya dengan yang Pro, realme 6 hanya memiliki satu buah kamera pada bagian depannya.
Realme 6 tetap menggunakan layar dengan jenis IPS. Bedanya dengan sang pendahulu, realme 6 menggunakan layar yang memiliki refresh rate 90 Hz, sehingga memiliki animasi yang lebih halus. Resolusinya juga meningkat menjadi 2400×1080 dengan pelindung yang sama, yaitu Gorilla Glass 3.
Bagian belakang dari realme 6 yang saya dapatkan memiliki warna Comet White. Sesuai dengan namanya, realme mengaku desain belakangnya terinspirasi dari komet yang membelah langit malam. Bahan case belakangnya terbuat dari plastik polikarbonat, sehingga warna yang terlihat menurut saya mirip dengan mutiara. Bahkan sekilas bagian belakangnya terlihat cukup mirip dengan realme XT.
Pada bagian yang sama terdapat empat buah kamera yang cukup menonjol. Namun, tidak terlihat adanya sensor sidik jari pada bagian ini. Realme 6 pun menggunakan desain yang sama dengan realme 6 Pro untuk urusan pemindaian sidik jari ini.
Pada bagian kanan dari perangkat ini ditemukan sebuah tombol power untuk menyalakan perangkat ini. Tombol itu pun ternyata juga berfungsi sebagai sensor sidik jari. Sensor sidik jarinya sendiri juga terasa cukup responsif, namun pengguna harus melakukan registrasi sidik jari yang pas. Hal tersebut dikarenakan dimensi sensornya cukup kecil.
Pada bagian kiri terdapat tombol volume naik dan turun. Selain itu pada bagian atasnya terdapat slot dua SIM dan satu microSD. Pada bagian bawahnya terdapat port audio 3,5 mm, USB-C, speaker, dan microphone.
Realme 6 juga sudah menggunakan realme UI versi pertama. Penggunaan antar muka baru ini juga menandakan bahwa realme 6 sudah menggunakan sistem operasi Android Q. Realme UI sendiri juga menggunakan app drawer layaknya UI bawaan Android, sehingga membuat pengguna tidak bingung saat menggunakannya pertama kali.
Dengan hadirnya realme UI, hadir pulalah iklan pada aplikasi bawaan yang dibuat oleh dapur realme. Seperti pada browser bawaan, saya pun beberapa kali ditawarkan iklan. Untungnya, saya lebih suka menggunakan Chrome dibandingkan browser bawaan.
Jika 6 Pro menggunakan Dolby, maka realme 6 menggunakan Real HD Sound. Real HD Sound merupakan hasil kerjasama antara realme dengan Dirac Research AB yang juga sudah dikenal di dunia suara. Secara default, Real HD akan menyala, membuat suaranya sedikit lebih kecil karena normalized.
Jaringan LTE
Realme selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Realme 6 Pro sendiri mendukung band 1(2100), 3(1800), 5(850), 8(900), 38(2600), 40(2300), dan 41(2500) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Realme 6 menggunakan LTE Cat 6 yang mendukung 2 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 300 Mbps.
Kamera: Tetap kekeuh dengan ISOCELL GW1
Sama seperti perangkat realme sebelum-sebelumnya, seri 6 ini juga dilengkapi dengan kamera resolusi 64 MP. Apalagi kalau bukan Samsung ISOCELL GW1 yang menggunakan teknologi Tetracell. Pada kamera depan yang menggunakan desain in display, sensor yang digunakan adalah ISOCELL S5K3P9 dengan resolusi 16 MP.
Rasanya, hampir tidak ada perbedaan antara gambar yang dihasilkan dari realme 6 dan 6 Pro. Karena keduanya menggunakan sensor yang sama, sehingga menghasilkan gambar yang mirip pula. Akan tetapi, fitur nightscape atau mode malam yang dimiliki realme 6 sepertinya menghasilkan lebih banyak noise dari 6 Pro. Apakah karena Image Processor yang digunakan berbeda atau ada konfigurasi lainnya yang berbeda, saya belum menemukan jawabannya.
Yang cukup terlihat berbeda adalah kamera depannya. Sepertinya sensor Samsung ISOCELL S5K3P9 memang tidak sebaik Sony IMX 471 yang digunakan pada 6 Pro. Gambarnya terlihat tidak setajam sang saudara, namun masih cukup baik untuk digunakan.
Dan kamera makro yang dimiliki oleh realme 6 pun memiliki kemampuan yang sama dalam mengambil gambar dengan saudara-saudaranya: kurang tajam. Hal ini pun membuat Anda yang ingin mengambil gambar makro harus ada dalam kondisi cahaya yang terang.
Realme 6 juga mendukung kamera wideangle yang bisa menangkap gambar lebih lebar. Sayang memang, kamera tersebut hanya memiliki resolusi 8 MP sehingga tidak sebaik kamera utamanya. Namun, hasil seperti ini masih bisa diandalkan untuk dicetak dengan ukuran 4R.
Pengujian
Mediatek Helio G90T dipilih untuk dipasangkan oleh realme pada perangkat seri 6 nya karena memiliki kinerja yang bagus. Bagi Anda yang belum tahu, huruf G merupakan tanda bahwa SoC yang satu ini memang diperuntukkan dalam bermain game. Dan semua yang bisa digunakan untuk bermain game, tentu saja kinerjanya akan lebih baik untuk melakukan editing dan bekerja.
Helio G90T menggunakan dua inti Cortex A76 dan enam inti Cortex A55. Cip ini sendiri pada dasarnya disiapkan oleh Mediatek untuk melawan Snapdragon 730G yang saat ini sudah digunakan pada perangkat dengan harga yang lebih tinggi.
Realme 6 merupakan penerus dari realme 5 Pro. Oleh karena itu, pada perbandingan kali ini, saya akan membandingkan antara cip dari realme 6, realme 5 Pro, serta Snapdragon 730G yang menjadi pesaing dari Mediatek G90T. Berikut adalah hasil benchmarking-nya
Seperti hasil yang diperlihatkan pada setiap benchmark, Anda yang nantinya memiliki perangkat ini sudah tidak perlu khawatir lagi jika ingin bermain game. Seharusnya, setiap game yang dijalankan tidak akan terasa lag sama sekali.
Hasil CPU yang diperlihatkan oleh GeekBench 4 dan 5 juga menunjukkan bahwa rendering video juga bisa diandalkan karena kinerjanya yang tinggi. Selain itu, jika dipakai untuk bekerja, PCMark menunjukkan bahwa kinerjanya bahkan mengungguli dua SoC sebelumnya.
Uji Baterai dengan MP4
Pengujian kami kali ini menggunakan video MP4 yang dimainkan secara berulang-ulang. Videonya sendiri menggunakan resolusi 1920×1080 dengan codec H.264 dan berdurasi 120 menit. Pengujian berlangsung selama 13 jam 9 menit pada unit yang kami dapatkan dengan menggunakan mode 60 Hz. Setelah baterai habis dan perangkat mati, kami langsung menguji VOOC 4.0 dengan charger bawaan Realme 6. Hasilnya, kami dapat mengisi sampai penuh dalam waktu sekitar 1 jam dengan kondisi perangkat dinyalakan.
Verdict
Kelas mainstream memang terbagi ke dalam beberapa segmen. Hal itulah yang membuat perangkat pada kelas ini memiliki rentang harga yang cukup lebar. Realme 6 masuk ke dalam rentang harga tiga jutaan dan memiliki segudang fitur yang dimiliki oleh perangkat dengan harga yang lebih mahal.
Kinerja dari realme 6 memang merupakan salah satu daya tarik penjualannya. Dengan menggunakan Mediatek Helio G90T, smartphone ini mampu memainkan segala game yang ada pada Play Store. Selain itu, pengguna juga bakal dimanjakan dengan layar 90 Hz yang mulus untuk segala hiburan yang dijalankan pada realme 6.
Kamera 64 MP juga masih menjadi salah satu kunci penjualan dari realme 6. Hasil dari kameranya mungkin tidak sebaik sang pendahulu, yaitu realme 5 Pro, namun gambar yang ada sudah terlihat sangat baik. Realme juga bakal menambahkan fitur yang ada pada 6 Pro, yaitu UIS, sehingga kedepannya realme 6 bakal bisa pula diandalkan untuk merekam video.
Realme 6 dijual dengan harga Rp. 3.399.000 untuk varian 4GB dan Rp. 3.799.000 untuk varian 8 GB. Semuanya memiliki penyimpanan internal sebesar 128 GB. Harga ini memang mirip dengan sang pendahulunya. Dan melihat fitur serta kinerjanya, harga tersebut memang tidak terlihat mahal.
“Yah, pake Mediatek”… Mungkin hal itulah yang pertama kali diucapkan banyak orang mengenai smartphone Xiaomi Redmi Note 8 Pro ini. Padahal, tidak sedikit SoC yang juga menggunakan prosesor ARM Cortex dan GPU ARM Mali pada SoC-nya. Selain itu, tidak sedikit pula vendor yang menyediakan pendingin yang layak didalam sebuah smartphone.
Xiaomi sadar akan hal ini. Oleh karena itu, mereka pun kembali menggunakan cip tercepat dari Mediatek dan digabung dengan pendingin yang mereka kenalkan dengan nama Liquid Cool. Hasilnya, panas yang timbul pada bagian badannya hanya terasa hangat saja.
Hal tersebut yang saya rasakan pada saat menggunakan Redmi Note 8 Pro yang baru saja diluncurkan oleh Xiaomi ini. Terus terang saja, saya sangat penasaran dengan kinerja Mediatek Helio G90T ini yang pada peluncurannya memiliki nilai Antutu 7.2.3 yang sama dengan Snapdragon 845. Namun, hasilnya bisa dilihat pada segmen pengujian kami di bawah.
Mediatek G90T sendiri oleh Mediatek merupakan seri terbaru yang terpisah dari P dan X (yang saat ini kelihatannya sedang “ogah” diteruskan). Mediatek mengatakan seri G yang berarti Gaming ditujukan untuk mereka yang gemar bermain game mobile. Dan hal tersebut berarti bahwa Redmi Note 8 Pro akan berjalan baik saat digunakan untuk bermain game.
Spesifikasi lengkap dari Xiaomi Redmi Note 8 Pro adalah sebagai berikut
Hasil dari CPU-Z dan SensorBox adalah sebagai berikut
Unboxing
Seperti inilah isi dari paket penjualan Xiaomi Redmi Note 8 Pro
Desain
Biasanya, desain antara perangkat pro dan non pro dari Xiaomi kurang lebih sama. Namun, hal tersebut berbeda dengan Redmi Note 8 Pro. Pada bagian belakangnya diklaim oleh Xiaomi terbuat dari bahan kaca dengan Gorilla Glass 5. Yang baru dari perangkat ini adalah Xiaomi memperkuat keempat sisi lengkungan dari Redmi Note 8 Pro sehingga lebih tahan saat terjatuh. Untuk warna yang saya dapatkan, dinamakan Forest Green.
Resolusi layar yang dimiliki oleh Redmi Note 8 Pro sama dengan Redmi Note 8, yaitu 2340×1080 yang memiliki rasio 19,5:9. Sama seperti badan belakangnya, Redmi Note 8 Pro menggunakan layar dengan Gorilla Glass 5. GG5 sendiri sudah diklaim mampu bertahan terhadap benturan hingga 1 meter. Rasio layar berbanding badan dari Redmi Note 8 Pro juga lebih besar dari Redmi Note 8, yaitu sebesar 91,4%.
Layar bagian depan dari Redmi Note 8 Pro memiliki desain Dot Drop, yaitu poni kecil yang hanya memuat sebuah kamera dengan resolusi 20 MP. Hal ini tentu saja hanya menutupi sebagian kecil dari bar notifikasi pada Redmi Note 8 Pro. Akan tetapi, jika Anda tidak suka terhadap “notch“-nya, gunakan saja mode Dark Mode yang akan menghitamkan hampir semua layarnya dan membuat poni tidak terlihat.
Xiaomi juga memperkenalkan WiFi X Antenna pada Redmi Note 8 Pro. Hal ini membuat antenna WiFi pada Redmi Note 8 Pro terpasang pada sisi kanan atas serta pada sisi kiri tengah. Hal ini membuat pengguna yang sedang bermain game kerap menutupi bagian antenna WiFi sehingga menurunkan penerimaan sinyalnya.
Pada bagian belakang Redmi Note 8 Pro dapat ditemukan empat buah kamera lengkap dengan LED Flash. Selain itu, terdapat juga sensor sidik jari di bawah dari kameranya. NFC pun juga hadir ada Redmi Note 8 Pro ini. Sepertinya, cip NFC terletak didekat sensor sidik jari. Jadi untuk memindai kartu uang elektronik, dekatkan saja pada sensor sidik jari tersebut.
Pada bagian kanannya dapat ditemukan tombol power untuk menyalakan dan mematikan perangkat serta tombol volume naik dan turun. Pada bagian kirinya dapat ditemukan slot SIM dan microSD (sayangnya hybrid). Di bagian atasnya terdapat microphone kedua dan sensor infra merah. Di bagian bawahnya dapat ditemukan port Audio 3.5mm, USB-C, speaker, dan microphone.
Sistem operasi yang digunakan oleh Redmi Note 8 Pro adalah Android 9 Pie. Antar muka yang digunakan tentu saja buatan Xiaomi sendiri, yaitu MIUI versi 10. MIUI dari awal sudah meniadakan app drawer sehingga semua icon dan widget akan tergabung pada homescreen-nya. Xiaomi pun akan mengeluarkan MIUI 11 untuk Redmi Note 8 Pro ini.
Jaringan LTE
Xiaomi selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Redmi Note 8 sendiri mendukung band 1(2100), 3(1800), 5(850), 7(2600), 8(900), 40(2300), dan 41(2500) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Redmi Note 8 Pro menggunakan modem dengan LTE Cat 12 yang mendukung 3 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 600 Mbps.
Kamera
Xiaomi Redmi Note 8 Pro digadang sebagai perangkat pertama di Indonesia yang menggunakan kamera 64 MP. Sensor yang satu ini dibuat oleh Samsung dengan mengandalkan teknologi Tetracell, yaitu ISOCELL GW1. Untuk kamera depannya, Xiaomi menyematkan kamera 20 MP dengan sensor ISOCELL S5K3T1.
Pada saat kondisi cahaya terang, kamera Redmi Note 8 Pro mampu mengambil gambar dengan sangat baik. Namun didalam ruangan, beberapa gambar yang diambil memperlihatkan penurunan ketajaman gambar serta mulai terlihatnya noise. Hal tersebut pun terjadi pada saat pengambilan gambar dengan mode malam. Oleh karena itu, pengguna harus dengan benar mengatur fokus mana yang diinginkan sehingga gambar yang baik akan bisa didapatkan.
Untuk hasil mode malam adalah sebagai berikut
Kamera selfie-nya pun juga sedikit “tricky“. Pengambilan gambar mengharuskan tangan untuk tidak bergoyang sedikit pun agar bisa mendapatkan hasil yang tajam. Selain itu, untuk menghindari noise yang berlebih, cahaya yang ada harus benar-benar pas. Saya sangat menyarankan untuk mengambil selfie dengan selalu menyalakan flash-nya yang menggunakan layar sebagai cahaya.
Untuk kamera makro yang memiliki resolusi 2 MP, hasilnya cukup baik. Walaupun resolusinya rendah, kameranya mampu mengambil detail yang cukup dan warna dengan cukup akurat.
Xiaomi pun memperkenalkan sebuah filter baru yang bisa mempercantik langit. Mereka menamakan “Sky Replacement“, yaitu akan mengubah langit di siang hari menjadi berbeda sesuai dengan keinginan.
Saat mencoba resolusi 16 MP dengan 64 MP pada obyek yang sama, saya cukup terkejut. Hal ini dikarenakan pada 16 MP, detail yang tertangkap terlihat lebih baik dari 64 MP nya, walaupun warnanya masih lebih akurat yang 64 MP. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini, di mana sebelah kiri adalah 16 MP dan sebelah kanan adalah 64 MP.
Pengujian
Xiaomi Redmi Note 8 Pro menggunakan chipset yang baru dari Mediatek, yaitu Helio G90T dengan dua inti prosesor kencang Cortex A76 berkecepatan 2,05 GHz. Enam inti lainnya adalah prosesor hemat daya Cortex A55 berkecepatan 2 GHz.
Pada pengujian kali ini, kami akan menguji dengan menggunakan aplikasi benchmark sintetis dan juga dengan game. Ada tiga game yang saya gunakan, yaitu COD Mobile, LifeAfter, dan PUBG Mobile. Ketiganya saya set pada seting tertinggi dan dalam waktu tertentu kami hitung framerate-nya dengan menggunakan GameBench Pro (http://www.gamebench.net). Anti Aliasing pun juga dinyalakan dalam pengujian kali ini.
Saat bermain game, hal unik yang terjadi adalah sensor panas menunjukkan bahwa CPU mengeluarkan panas 65 derajat celcius, namun panas yang terasa sangat tidak mengganggu. Hal ini tentu karena implementasi dari teknologi LiquidCool. Hasilnya memang hanya terasa sedikit hangat pada bagian belakangnya.
Kali ini saya hadirkan kembali Xiaomi Redmi Note 8 sebagai pembanding yang menggunakan Snapdragon 665. Dan karena cip G90T digadang untuk melawan SD730G, saya pun menghadirkan SoC tersebut untuk dibandingkan. Untuk hasil benchmark sintetisnya adalah sebagai berikut
Perlu diperhatikan pada Antutu, nilai yang Xiaomi berikan pada saat peluncurannya merupakan hasil dari Antutu 8. Oleh karena itu, saya hadirkan hasil dari Antutu 7 dan 8 agar dapat terlihat perbedaannya.
Untuk hasil benchmark gamingnya adalah sebagai berikut
Uji Baterai
Pengujian kami kali ini menggunakan video MP4 yang dimainkan secara berulang-ulang. Videonya sendiri menggunakan resolusi 1920×1080 dengan codec H.264 dan berdurasi 120 menit. Kami tidak menggunakan BatteryXPRT karena algoritma penghemat baterai yang sangat ketat pada MIUI 10 ini.
Pengujian berlangsung selama 12 jam 30 menit pada unit yang kami dapatkan. Setelah baterai habis dan perangkat mati, kami langsung menguji pengisian baterainya. Dengan menggunakan charger bawaan, pengisiannya hanya memakan sekitar satu setengah jam saja.
Verdict
Pada akhirnya, permintaan para konsumen kepada Xiaomi dipenuhi. Redmi Note 8 Pro saat ini sudah memiliki NFC yang saat ini di Indonesia selalu digunakan untuk mengisi uang elektronik. Selain itu, nantinya pengguna MRT dan Commuter Line juga bisa menggunakan NFC untuk membayar tiket masuk mereka.
Kinerja yang dimiliki oleh Redmi Note 8 Pro memang tidak perlu lagi dipertanyakan. Penggunaan Mediate Helio G90T memang sangat baik digunakan dalam bermain game. Hasil benchmark pun juga memperlihatkan bahwa secara keseluruhan, Redmi Note 8 Pro memiliki kinerja yang lebih baik dari perangkat dengan Snapdragon 730G.
Kamera juga merupakan andalan Xiaomi pada Redmi Note 8 Pro. Hasil dari setiap kamera yang ada memang cukup baik. Namun, bagi pengguna yang jeli, maka noise sudah pasti akan terlihat pada beberapa bagian yang bahkan tidak ditemukan pada kamera Redmi Note 8 yang saya review beberapa saat yang lalu. Semoga saja Xiaomi bisa memperbaiki hasil fotonya pada firmware berikutnya.
Xiaomi menjual Redmi Note 8 Pro dengan varian 6/128 GB dengan harga Rp. 3.499.000 saja. Dengan harga tersebut serta feature yang digunakan tentu saja membuat Redmi Note 8 Pro sangat menarik untuk dimiliki. Sepertinya baru kali ini Xiaomi menelurkan perangkat dengan kinerja tinggi serta feature yang lengkap di Indonesia.
Namun bagi konsumen yang tidak memiliki dana tiga jutaan, tentu saja Redmi Note 8 cukup menarik untuk dimiliki.
Sparks
Harga cukup terjangkau
NFC!
Tidak panas berkat LiquidCool
Kinerja kencang
Baterai besar
Fast Charger bawaan mengisi dengan cepat
WiFi X
Slacks
Hasil kamera masih harus di tweak lagi, tidak jelek, namun noise cukup terlihat
Vendor cip Mediatek kali ini mengadakan sebuah workshop teknologi di Indonesia. Dengan nama MediaTek Tech Forum Indonesia, acara ini digelar pada tanggal 15 Oktober 2019 bertempat di hotel Le Meridien Sudirman, Jakarta. Ada beberapa teknologi baru yang ingin diumumkan oleh Mediatek pada acara kali ini.
Helio G90T
Hal pertama yang mereka umumkan adalah cip terbaru Helio G90T yang bakal digunakan pertama kali di Indonesia pada perangkat Xiaomi Redmi Note 8 Pro. Pang Sui Yen, Senior Manager Corporate Sales Asia Africa MediaTek mengatakan cip yang satu ini memang dibuat untuk menggaet para gamer.
Cip yang satu ini sepertinya dibuat khusus untuk menghadapi Snapdragon 730G yang memang sedang digunakan pada beberapa perangkat premium saat ini. Mereka juga memiliki teknologi bernama HyperEngine yang mampu meningkatkan kinerja SoC seperti menurunkan latensi dan meningkatkan tingkat respon layar.
HyperEngine akan menyelesaikan masalah-masalah yang kerap dihadapi oleh para gamer. Hal pertama yang diinginkan oleh setiap gamer adalah kinerja yang tinggi dengan baterai yang efisien. Lalu pengguna juga ingin menjalankan video tanpa lag. Selanjutnya, masalah perpindahan koneksi yang mulus dari WiFi ke seluler selalu menjadi kendala bermain game online. Dan terakhir, tingkat respon layar yang kurang cepat.
HyperEngine sendiri bakal menurunkan tingkat latensi layar dari standar 40 ms menjadi sekitar 16 ms pada game Arena of Valor. Dengan teknologi tersebut, Helio G90T mampu memberikan hasil benchmark Antutu 7 dengan nilai 281.033, di atas Snapdragon 730G yang “hanya” 220.000. Hasil ini justru mirip dengan beberapa perangkat yang menggunakan Snapdragon 845.
Helio M70
Pada kesempatan yang sama, Mediatek juga memiliki teknologi modem untuk konektivitas 5G. Di masa datang, sudah dipastikan bahwa perangkat smartphone harus memiliki kemampuan untuk terkoneksi dengan jaringan baru tersebut. Oleh karena itu, Mediatek juga sudah mempersiapkannya.
Mediatek memiliki cip 5G dengan nama Helio M70 5G modem. Modem ini dibuat dengan proses pabrikasi 7 nm serta menggunakan teknologi CPU, GPU, dan APU agar lebih bertenaga dan memiliki konektivitas yang kencang. Modem yang satu ini nantinya bisa diintegrasikan ke semua perangkat yang membutuhkan.
Helio M70 sendiri memiliki dukungan ke frekuensi di bawah 6 GHz. Selain itu, modem ini dapat melakukan download pada kecepatan 4.7 Gbps dan upload sebesar 2.5 Gbps. Uniknya, cip ini juga mendukung teknologi sebelumnya seperti 2G, 3G, dan 4G sehingga tidak memerlukan modem lain pada sebuah perangkat.
Cip Helio M70 sendiri bakal digunakan pada perangkat-perangkat smartphone mulai dari akhir tahun 2019 ini.