Tag Archives: Galaxy A80

[Review] Samsung Galaxy A80, Suguhkan Rotating Camera dan Layar Tanpa Gangguan

Belakangan ini Samsung sangat gencar menghujani pasar smartphone Indonesia dengan seri Galaxy A barunya. Dari sederet Galaxy A series yang sudah dirilis pada tahun 2019 ini, ada satu yang berbeda.

Ya, itu adalah Samsung Galaxy A80 yang punya mekanisme rotating camera inovatif. Artinya, seharusnya kemampuan kamera depan dan belakangnya sama. Bisa mendapatkan foto selfie ataupun video vlog dengan kualitas kamera utama yang lebih menjanjikan.

Sebenarnya, fitur rotating camera bukan satu-satunya suguhan utama yang Samsung sajikan. Layarnya sangat lapang dan dapur pacunya juga cukup mumpuni. Dibanderol Rp9,5 juta, apakah smartphone ini layak dimiliki? Simak review Samsung Galaxy A80 berikut ini:

Layar 6,7 Inci Dalam Rasio 20:9

Penampang layarnya lebih besar 0,3 inci dari Galaxy S10+ dan hanya lebih kecil 0,1 inci dari Galaxy Note 10+. Bagian terbaiknya ialah tanpa gangguan punch hole camera maupun notch, benar-benar suguhan Infinity Display. Namun masih menggunakan panel Super AMOLED, belum Dynamic AMOLED dan disokong resolusi 1080×2400 piksel.

Tentu saja, pengalaman menonton film bioskop seperti di Netflix pada layar berukuran 6,7 inci dalam aspek rasio memanjang 20:9 pada Galaxy A80 ini sangat mengesankan. Dalam posisi landscape, konten memenuhi dari ujung ke ujung, hanya sedikit menyisakan frame hitam di sisi atas dan bawah.

Lain cerita kalau nonton video di YouTube, di mana standar aspek rasio videonya 16:9 – maka menyisakan frame hitam cukup tebal di samping kanan dan kiri. Kita mungkin saja memperbesar agar tampilan videonya memenuhi layar, masalahnya ialah masih banyak konten yang belum dioptimalkan sehingga mungkin ada yang terpotong.

Layar Galaxy A80 sudah dilengkapi fitur blue light filter, night mode, dan screen mode vivid atau natural. Bila memilih mode vivid, maka konten yang ditambilkan warnanya akan lebih memanjakan mata. Untuk aktivitas seperti editi foto di Lightroom, sebaiknya pilih mode natural agar warna yang ditampilkan lebih akurat sesuai aslinya.

Pengoperasian dan navigasi antarmukanya juga sudah dioptimalkan dengan One UI berbasis Android 9 Pie yang memang dirancang untuk smartphone layar besar. Anda akan menemukan fitur always on display, full screen gestures, dan under-display fingerprint reader tanpa face unlock.

Dimensi Bongsor

Review-Samsung-Galaxy-A80

Lebar body-nya 76,5 mm, masih cukup nyaman digenggam satu tangan. Namun, tingginya yang mencapai 165,2 membuat smartphone ini panjang – ditambah lagi saat kameranya menghadap ke depan. Dengan ketebalan 9,3 mm dan bobot 220 gram, dimensi Galaxy A80 memang termasuk bongsor.

Untuk kontruksinya, bagian depannya sudah dilapisi Gorilla Glass 3. Bezel samping layar dan sisi atasnya sangat tipis, sisi bawah hanya sedikit saja lebih tebal. Sensor ambient light ditempatkan di balik kaca dan earpiece dihilangkan, sebagai gantinya suara akan dihantarkan ke telinga lewat mekanisme getaran langsung dari layar.

Kerangkanya terbuat dari material aluminium dan bagian belakangnya diproteksi Gorilla Glass 6 yang terbaru. Unit Galaxy A80 yang saya review berwarna ghost white, sayangnya kerangka smartphone ini dicat silver sehingga terlihat kurang premium.

Mengenai kelengkapan atributnya, tombol power ditempatkan di sisi kanan dan tombol volume di sisi kiri. Sisi atas ada mikrofon sekunder dan sisi bawahnya ada SIM tray yang berisi dua slot nano SIM tanpa dukungan slot microSD, port USB Type-C, mikofon, dan speaker.

Review-Samsung-Galaxy-A80

Dalam paket penjualannya, kita mendapatkan case yang cukup keren, adaptor fast charging 25W, kabel data USB Type-C ke Type C, earphone ke Type C, dan kelengkapan standar lainnya. Sayangnya, Samsung tidak menyertakan adaptor USB type-C ke jack audio 3.5mm.

Rotating Camera

Satu paket kamera memiliki tugas ganda, untuk keperluan foto belakang dan depan. Karena menggunakan kamera yang sama, secara teori harusnya kualitasnya juga bakal identik. Namun tidak semua fitur yang ada pada mode kamera belakang juga tersedia pada mode kamera depan dan pada kondisi sunyi, motor kamera saat berputar terdengar agak keras.

Mode kamera belakangnya dilengkapi dengan fitur pengambilan gambar seperti night, panorama, pro, live focus, photo, video, live focus video, super slow-mo, slow motion, dan hyperlapse. Sementara, pada mode kamera depan yang bisa digunakan hanya live focus, photo, video, live focus video, dan hyperlapse.

Adapun konfigurasi triple camera yang digunakan ialah sensor Sony IMX586 beresolusi 48MP sebagai kamera utama, kamera kedua 8MP dengan lensa ultra wide 123 derajat, dan satu lagi merupakan time-of-flight 3D depth camera. Fungsinya untuk pemetaan kedalaman dan memisahkan subjek dari latar belakang, manfaatnya bisa dirasakan pada fitur live focus foto dan video.

Seperti biasanya, secara default foto yang diambil menggunakan resolusi 12MP. Namun kita bisa beralih ke mode 48MP dengan mengubah aspek rasio ke 4:3 High 48MP dan mode ini masih tetap didukung fitur scene optimizer.

Pada mode pro, hanya disediakan sedikit opsi yang bisa diotak-atik seperti ISO (100-800), exposure compensation, white balance, dan metering mode. Tidak ada opsi untuk menyesuaikan shutter speed atau manual focus.

Untuk perekam videonya, Galaxy A80 mampu merekam video hingga 4K 30 fps dengan kamera utama dan hingga 1080p pada 30fps dengan mode ultra-wide dengan dukungan codec H.265 dan H.264. Perlu dicatat, fitur
EIS hanya aktif pada resolusi 1080p 30/60fps.

Berikut hasil foto dari kamera belakang Samsung Galaxy A80:

Hardware & Performa

Buat yang mementingkan performa di atas aspek lain, Galaxy A80 mungkin bukan pilihan utamanya. Smartphone ini hanya mengandalkan chipset Snapdragon 730, sebenarnya sudah cukup powerful tapi perlu diingat harga Galaxy A80 mencapai Rp9,5 juta dan direntang harga ini kita sudah bisa mendapatkan smartphone dengan Snapdragon 845 atau Kirin 980.

SoC Snapdragon 730 sendiri punya CPU octa-core, yang terdiri dual-core 2.2 GHz Kryo 470 Gold, hexa-core 1.8 GHz Kryo 470 Silver, dan berpasangan dengan GPU Adreno 618. Kinerjanya disokong RAM 8GB dan memori internal 128GB tanpa dukungan slot microSD.

Sayangnya, untuk smartphone dengan layar besar tidak diimbangi kapasitas baterai yang besar juga. Hanya 3.700 mAh yang tergolong standar, untungnya didukung fast charging 25W. Untuk memperpanjang daya tahan baterai, ada tiga opsi mode daya yang bisa dipilih yaitu optimized, medium-power saving, dan maximum power saving.

Verdict

Review-Samsung-Galaxy-A80

Galaxy A80 menjadi salah satu smartphone paling unik dari Samsung yang sudah dirilis sejauh ini, mekanisme rotating camera-nya belum pernah ada sebelumnya. Layar Super AMOLED 6,7 inci tanpa gangguan punch hole camera ataupun notch juga menjadi suguhan utama, aktivitas membuka dua aplikasi secara bersamaan terasa lebih nyaman.

Konsep kamera berputar juga ada pada ASUS Zenfone 6, tapi sampai saat ini belum kunjung tiba di Indonesia sehingga Galaxy A80 masih menjadi satu-satunya smartphone dengan kamera berputar. Yang pasti kalau Anda seorang content creator di Instagram atau YouTube, rotating camera tentunya membuka kemungkinan-kemungkian baru. Tinggal cocok-cocokan sama harganya yang relatif agak mahal.

Sparks

  • Mekanisme rotating camera yang inovatif
  • Suguhan layar ekstra lapang tanpa gangguan

Slacks

  • Tidak punya slot microSD
  • Jack audio 3,5,
  • Harga relatif mahal
Samsung-Galaxy-A80

Sajikan Rotating Triple Camera, Samsung Galaxy A80 Hadir di Indonesia

Setelah diumumkan pertama kali di Bangkok pada bulan April lalu, Samsung akhirnya secara resmi merilis model tertinggi dari keluarga Galaxy A series ke pasar Tanah Air; Galaxy A80 yang dirancang untuk mendukung aktivitas nge-live generasi muda Indonesia.

Menurut Samsung, saat ini kita sudah memasuki ‘era of live‘. Di mana pengguna smartphone terutama generasi muda semakin gemar berinteraksi, berkreasi, dan berbagi secara spontan.

Ditujukan buat mereka yang tidak lagi hanya sekedar selfie, tetapi melakukan live streaming, berkomunikasi lewat video, dan menjadi seorang content creator. Baik itu YouTuber, tech reviewer, influencer, KOL, atau sebutan-sebutan lainnya.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Instagram, 68 persen masyarakat Indonesia gemar melakukan aktivitas ‘live‘ melalui Instagram Live dan IG Stories. Inovasi pada Galaxy A80 pun dirancang untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Samsung-Galaxy-A80

“Berbagi konten secara real-time menjadi ciri khas dari generasi live, mereka mengubah cara dalam menggunakan smartphone. Galaxy A80 dengan inovasi rotating triple camera dan fitur video Super Steady membantu membuat konten live.” Ungkap Denny Galant, Head of Product Marketing Samsung Electornics Indonesia.

Rotating Triple Camera

Unique selling point yang pertama dari Galaxy A80 ialah mekanisme rotating triple camera. Jadi, hanya satu set kamera yang terdiri dari 3 kamera yang berfungsi sebagai kamera belakang sekaligus kamera depan.

Konfigurasi kamera yang digunakan tidak berbeda jauh dengan smartphone yang sudah ada. Kamera utamanya beresolusi tinggi 48MP, kamera kedua 8MP dengan lensa ultra wide yang menyuguhkan sudut pandang 123 derajat, dan satu lagi TOF 3D camera.

Samsung-Galaxy-A80

Satu set kamera tersebut akan otomatis berputar dari bagian belakang smartphone ketika pengguna beralih menggunakan kamera depan. Artinya, hasil foto maupun video pada mode kamera belakang dan depan sama bagusnya.

Galaxy A80 juga dilengkapi fitur-fitur video sentris, seperti Super Steady yang bertugas meredam goyangan saat merekam video sehingga pergerakan di dalam video terlihat lebih smooth. Fitur tersebut mengandalkan Electronic Image Stabilization (EIS).

Selain itu, yang menarik ialah kamera ultra wide juga dapat digunakan pada mode video. Tadi saya sempat mencobanya, ternyata kamera ultra wide tersebut hanya bisa digunakan pada mode kamera belakang. Meski hanya menggunakan satu set kamera, ada beberapa fitur yang hilang saat digunakan pada mode kamera depan.

New Infinity Display

WhatsApp Image 2019-07-17 at 19.57.27

Sajian utama berikutnya dari Galaxy A80 ialah desain new infinity display. Penampang layarnya sangat luas, 6,7 inci dengan panel Super AMOLED beresolusi Full HD+ dalam rasio 20:9. Segala macam konten dapat ditampilkan secara optimal di layar yang cinematic ini.

Seperti Galaxy A70, smartphone ini juga memiliki sistem keamanan biometrik sidik jari di bawah permukaan layar; On-Screen Fingerprint. Sistem operasi yang digunakan sudah yang terbaru, Android 9 Pie dengan One UI.

SoC Snapdragon 730G Mobile Platform

Samsung-Galaxy-A80

Jeroan Galaxy A80 juga sangat mumpuni, bergerak dengan chipset Snapdragon 730G. SoC ini memiliki CPU octa-core, terdiri dari dual-core 2.2 GHz Kryo 470 Gold dan hexa-core 1.8 GHz Kryo 470 Silver, serta GPU Adreno 618.

Performanya disokong besaran RAM 8GB dan penyimpanan 128GB. Tanki baterainya berkapasitas 3.700 mAh, lengkap dengan teknologi Super-Fast charging 25W. Berkat fitur Intelligent Performance Enhancer dan juga AI, Galaxy A80 siap menyuguhkan performa terbaik bila dibutuhkan dan tetap bertahan lama.

Harga dan Ketersediaan

Samsung menjual Galaxy A80 dengan harga cukup mahal; Rp9.499.000. Harga tersebut tidak terpaut jauh dengan Galaxy S10e yang dibanderol mulai dari Rp10 juta. Sekali lagi, smartphone ini diciptakan untuk Anda yang gemar membuat konten terutama video menggunakan smartphone.

Galaxy A80 tersedia dalam tiga pilihan warna, ada phantom black, angel gold, dan ghost white. Bila tertarik, Anda bisa membelinya mulai tanggal 18 Juli 2019. Penjualan perdana akan diadakan pada tanggal 18-21 Juli 2019 di Mall Kota Kasablanka dan Central Park Mall Jakarta pada 25-28 Juli.

Nuansa Era Baru di Acara Perkenalan Samsung Galaxy A70 dan A80 di Bangkok

Samsung menggelar acara A Galaxy Event di Bangkok 10 April 2019. Acara ini menghadirkan secara resmi dua produk baru seri A yaitu Galaxy A70 dan A80. Ada banyak ‘hal pertama’ yang menarik untuk dibahas dari acara ini, apa saja, mari kita bahas.

A Galaxy Event x BlackPink

Sebelum membahas hal serius dengan strategi Samsung atau spesifikasi dan pengalaman perangkat Galaxy A70 dan A80, mari kita bahas dulu hal pertama dari sisi hiburan. Mungkin Anda sudah pernah lihat video klip grup idol asal Korea, BlackPink. Nah, di video klip lagu terbaru itu ada beberapa scene yang menampilkan perangkat terbaru Samsung alias A80, S10 dan Galaxy Bud. BlackPink adalah ambassador resmi Samsung Galaxy dan mereka hadir di acara A Galaxy event di Bangkok yang menjadi tempat perilisan A70 dan A80. Yang istimewa, mereka pertama kali membawakan secara langsung lagu baru dihadapan publik di Bangkok yang berjudul Kill This Love di acara ini.

Mengapa saya membuka tulisan dengan membahas grup terkenal yang mungkin tidak berhubungan dengan gadget? Karena sebenarnya ada hubungan dengan cara strategi komunikasi Samsung untuk perangkat terbaru mereka, terutama untuk seri A (mulai A20, 30, 50, 70) dan terutama untuk seri A80. Kpop idol mewakili generasi live yang menjadi sasaran atau target market dari seri A. Dengan kampanye Era of Live, Samsung ingin membawa seri A ini ada konsumen yang tidak lagi hanya selfie tetapi melakukan live streaming dan merekam video. Generasi konsumen yang related sama grup idol Kpop tadi.

Mari kita bahas ‘hal pertama’ yang kedua, kali ini kita akan membahas sisi lebih ke spesifikasi terutama kamera di A80. Samsung Galaxy A80 menghadirkan hanya satu set kamera yaitu 3 kamera yang berfungsi sebagai kamera belakang dan kamera depan. Samsung menghadirkan rotating camera untuk perangkat A80. Ini adalah rotating camera pertama untuk perangkat seri A, bahkan, seperti yang disebutkan di rilis resmi ini kali pertama untuk perangkat Samsung.

Samsung Galaxy A80

Dalam sesi demo, rotating cemara ini menjadi daya tarik yang hampir dicari oleh semua awak media, baik lokal maupun regional. Rotating camera akan berjalan saat Anda mentap kamera depan dalam aplikasi kamera yang ada di A80. Modul yang menyimpan kamera akan muncul, lalu 3 kamera beserta flash akan berputar ke depan, aplikasi kamera mulai berfungsi untuk mengambil gambar depan dan Anda bisa mulai mengambil foto.

Jadi sebenarnya ada dua elemen kebaruan perangkat Samsung di A80, bagian belakang perangkat yang bergeser untuk mengangkat modul kamera, dan bagian tempat kamera yang berputar. Jika Anda menilik bagian pinggir perangkat, maka akan ada rongga. Modul geser akan kembali ketempat semula ketika Anda mengalihkan kamera untuk memfoto dari belakang.

Samsung Galaxy A80

Untuk spesifikasi kamera sendiri, Samsung Galaxy A80 menghadirkan kamera utama 48MP, F2.0, Ultra Wide 8MP F2.2 serta terakhir kamera 3D Depth. Kamera yang terakhir ini adalah salah satu fitur yang bisa jadi unggulan karena memungkinkan Anda untuk mengambil foto dan video dengan efek bokeh. Cocok dengan kampanye pemasaran Samsung, Era of Live.

Salah satu hal pertama lain yang cukup menarik adalah penggunaan Snapdragon 730G untuk perangkat A80. Satu hari sebelum A80 diperlihatkan di Bangkok, Snapdragon mengumumkan dua prosesor mereka yaitu 730 dan 730G. Dan salah satu perangkat yang pertama kali diumumkan menggunakan SD 730G adalah A80.

Lahirnya Era baru

Yang ketiga mungkin bisa dibilang bukan pertama tetapi mendapat tempat yang cukup dominan di acara tadi yaitu Era of Live dan selesai sudah perjalanan seri J. Kenapa bukan pertama, karena sudah mulai dikampanyekan sejak varian seri A pertama muncul. Namun menurut saya ditegaskan di acara rilis A70 dan A80 kemarin. Termasuk juga ditegaskan oleh DJ Koh dalam persentasinya.

Samsung DJ Koh

Ada yang menarik dari pernyataan Era of Life yang jadi strategi komunikasi Samsung. Dalam rilis dan berbagai presentasinya Era of Live dijelaskan Samsung sebagai pengganti dari selfie. Artinya Samsung ingin menggeser era selfie di kamera smartphone menjadi Era of Live.

Penggantian era selfie ini sebenarnya mirip dengan yang dilakukan raja ponsel selfie OPPO, Namun jika OPPO menggeser ke portrait dan night mode, Samsung mengambil angle konten live (baik video atau live stream), Menarik, karena selfie sudah cukup lama menjadi barang jualan pabrikan, kini mulai ditinggalkan seiring dengan perkembangan teknologi yang menghadirkan layanan live video dan live streaming yang semakin modern. Sebuah era yang telah berakhir digantikan dengan era lain.

Satu hal lain yang menarik adalah selesainya era samsung J yang kini digantikan dengan seri A. Saya masih ingat ketika hadir di acara salah satu peluncuran seri A di tahun 2018, beberapa rekan media seperti saya dibuat bingung karena segmen yang disasar A sedikit banyak memakan segmen yang disasar oleh seri J. Seri J kalau itu memiliki range produk yang cukup lebar, mulai dari entry level sampai dengan menengah atas, mirip dengan seri A. Namun kini, kebingungan itu telah disingkirkan, karena era seri J telah diakhiri dan digantikan dengan seri A.

Kini seri A akan bersanding dengan seri M, dengan cara komunikasi dan segmentasi yang berbeda, meski dari harga akan tetap saling bersaing. Seri A telah (hampir) lengkap, mulai dari seri A10, 20, 30, 40, 50, 60 dan terakhir 70 serta 80. Ada beberapa seri yang hanya dijual di area/negara tertentu. Tetapi untuk yang dijual di pasar Indonesia, hampir semua seri A telah diperkenalkan dan akan masuk untuk bisa dibeli.

Samsung DJ Koh - Era of Live

Untuk segmentasi, dalam presentainya, DJ Koh, President and CEO of IT & Mobile Communications Division at Samsung Electronics, menyebutkan secara singkat pembeda dari sisi warna (desain): A10 dan A20 fokus warna untuk anak muda, A30 ada efek diagonal pada bagian belakang, A40, 50, 70 menghadirkan prism effect dan A80 elegant colors. Akan ada pula pembeda dari sisi spesifikasi dan harga, karena masing-masing akan melayani segmen yang berbeda. Beberapa seri juga agak bersaing dengan seri M, meski dalam komunikasi pemasaran tetap dibedakan, misalnya untuk seri M ada di keunggulan baterai, performa untuk main game dan yang pasti harga.

Seri A jadi ujung tombak inovasi

Ada yang menarik kalau menilik lebih detail dari seri A. Samsung menempatkan seri ini sebagai ujung tombak inovasi. Masih ingat 4 kamera pertama yang dihadirkan di seri A? Kini Samsung membawa inovasi baru lagi yang belum pernah diterapkan di perangkat lain, bahkan seri flagship yaitu rotating camera di A80.

Hal ini senada dengan obrolan santai saya dengan Irfan Rinaldi, Product Marketing Manager, Samsung Mobile, Samsung Electronics Indonesia. Ia menjelaskan bahwa seri A jadi tempat inovasi dari Samsung, cocok dengan segmen yang ingin disasar oleh perangkat ini, muda dan eksperimental.

Samsung A70 dan A80

 

Sebagai penikmat teknologi, jujur saya lebih senang dengan pabrikan yang ‘menyelipkan’ inovasi dalam jajaran produknya, OPPO (rotating camera, pop-up camera), Vivo (pop up camera, fingerprint di layar), Huawei dengan kamera 50 zoom-nya dan beberapa brand lain dengan caranya masing-masing. Ketika beberapa seri S rilis, terus terang saya merasa bosan karena tidak ada sebuah kejutan. Memang dari sisi yang lain seperti kamera, display, dan performa seri S memiliki banyak keunggulan, bahkan dibanding perangkat sesegmen lain. Namun saya rindu inovasi, sebagai statement, semacam berkata pada khalayak ramai; ‘bisa sampai segini loh teknologi yang kita kembangkan’. Ternyata, Samsung menempatkannya di seri A. Setidaknya apa yang bisa kita lihat dengan A9 dengan 4 kamera dan kini A80 dengan rotating camera.

Spesifikasi Galaxy A70 dan A80 serta pengalaman penggunaan

Kita telah coba membahas tentang strategi, segmentasi dan beberapa penjelasan terkait inovasi, tidak lengkap tentunya tidak membicarakan perangkatnya secara spesifik. Sekarang mari kita bahas masing-masing seri yang diperkenalkan kemarin, termasuk hands-on super singkat beberapa fiturnya.

 

Kita bahas terlebih dulu Samsung A70. Perangkat ini pada dasarnya adalah perangkat seri atasnya A50, tidak ada hal istimewa yang bisa diceritakan selain beberapa peningkatan spesifikasi dari seri A50, misalnya saja besaran memory, spesifikasi kamera dan besar baterai, A70 lebih tinggi dari spesifikasi di atas dibandingkan A50. Kalau membicarakan desain, A70 memiliki satu warna yang cukup menarik, yaitu biru tetapi birunya tidak seperti seri A lain, agak biru muda lebih mendekati biru langit.

Untuk spesifikasi lainnya A70 adalah sebagai berikut, saya kutip dari laman resmi Samsung.

Samsung Galaxy A70

Pengalaman penggunaan perangkat ini mirip dengan beberapa perangkat seri A lain, salah satu perbedaan adalah di layar, A70 memiliki layar yang cukup besar untuk yaitu 6.7 inci. Sisanya, kalau dari sisi desain atau pengalaman genggam cukup baik meski tidak ada yang istimewa. Untuk hasil kamera dan performa lain, waktu yang ada tidak sempat untuk bisa memberikan pengalaman penggunaan, namun saya sempat mencoba untuk mengambil sample foto dan video. Meski hasilnya mungkin akan ditingkatkan oleh Samsung karena yang kemarin di pajang adalah demo unit, dan masuk ada waktu untuk produk bisa dibeli langsung, jadi hasilnya mungkin tidak bisa merefleksikan hasil yang sama dengan perangkat ketika sudah dijual. Namun first impression-nya, hasil kamera belakangnya bisa dibilang cukup.

Untuk pasar Indonesia, Samsung Galaxy A70 akan dibuka gerbang pemesanan mulai dari 18 April – 24 April dengan promosi cashback 500rb. Harganya 5.799.000 untuk pre-order online dan offline.

Samsung Galaxy A80

Sekarang mari kita bahas Samsung A80. Tentu saja salah satu hal yang menjadi daya tarik utama adalah rotating camera, yang memungkinkan pengguna untuk bisa menikmati hasil kamera yang sama untuk fungsi sebagai kamera belakang dan kamera depan. Ini adalah daya tarik utama untuk jualan sekaligus sebagai penekanan untuk kampanye Era of Live yang dibawa Samsung untuk seri A.

Kamera depan yang sebagai kamera belakang (karena memang satu kamera) adalah alat yang cukup mumpuni untuk melakukan rekam video atau melakukan live streaming. Untuk spesifikasi utama sendiri adalah sebagai berikut:

Samsung Galaxy A80

Untuk pengalaman penggunaan, ada beberapa hal yang memberi kesan, yang pertama adalah desain atau model dan bahan cover belakang yang rasa digenggamnya cukup menyenangkan. Namun ada kesan berat yang saya rasakan, terutama ketika memegang ponsel dengan satu tangan untuk mencoba memfoto selfie dan mengambil video mode portrait.

Kalau berbicara rotating kameranya, kesan saya adalah menyenangkan dan terasa inovatif. Rotating camera memang bukan yang pertama hadir di smartphone, N1 dari OPPO akan menjadi bahan perbincangan ketika membahas A80. Ada pula pop up camera di perangkat OPPO Find X, Vivo Nex dan V15, sampai dengan slider keseluruhan body seperti di perangkat Honor dan Xiaomi. Meski bukan yang pertama untuk mencoba menari alternatif kamera depan agar bisa menghadirkan layar luas tanpa ada poni, saya merasakan pengalaman yang berbeda dengan Samsung A80. Kombinasi dari bagian ponsel yang bergeser ke atas lalu bagian berputar di tengah memberikan kesan tersendiri. Kombinasi yang paling baik menurut saya adalah dari sisi warna, bahan dan bagian metal yang di bagian pinggir. Meski terasa berat tetapi ada beberapa kelebihan yang bisa menjadi daya tarik perangkat ini.

Bagian spesifikasi yang cukup penting yaitu adalah 3 kamera yang semuanya bisa dinikmati untuk foto kamera belakang atau untuk fungsi kamera depan. Salah satu yang menarik untuk dicoba (nanti saat ada kesempatan untuk review) adalah menu kamera live focus yang membuat hasil rekam memiliki efek bokeh. 3D kamera yang ada di perangkat ini juga tidak hanya untuk measurement tetapi juga untuk efek bokeh. Salah satu catatan penting diperangkat ini adalah, kita bisa menikmati fitur yang biasa dinikmati kamera belakang untuk kamera depan, karena A80 pada intinya memiliki kamera yang sama. Sekilas saat hands-on kemarin, menu yang ada cukup lengkap, termasuk live focus atau beberapa fitur enhancement yang ada di kamera depan dikombinasikan dengan spesifikasi kamera yang biasa ada di kamera belakang kini bisa digunakan untuk dua fungsi. Satu paket kamera untuk keperluan foto belakang dan depan.

Meski demikian, harus diberi catatan memang karena ini hanya hands-on dan pengalaman singkat, jadi perlu review yang lebih mendalam, dan semoga nanti DailySocial mendapat kesempatan untuk mencobanya. Belum lagi unit yang ada kemarin sudah pasti unit demo, jadi mungkin akan ada peningkatan (terutama software) saat rilis nanti. Untuk ketersediaan, A80 disebutkan akan mulai tersedia global 29 Mei 2019, namun belum ada tanggal untuk ketersediaan di Indonesia.

Mengapa rotating kamera bukan peningkatan kamera depan?

Saat rangkaian acara A galaxy event berakhir dan rombongan bersiap untuk pulang kembali ke Jakarta, ada pertanyaan yang cukup mengganggu yang muncul di benak saya. Mengapa harus memilih rotating camera alih-alih meningkatkan kamera depan? Apa saja faktor yang akhirnya membuat Samsung memilih untuk menggunakan kamera yang sama untuk foto belakang dan depan?

Samsung A80

Untuk menjawab ini saya mencoba berduskusi dengan dua orang, yang pertama adalah Kang Lucky alias @gadtorade yang satu rombongan dengan saya, serta Irfan Rinaldi, Product Marketing Manager, Samsung Mobile, Samsung Electronics Indonesia.

Dari hasil obrolan dengan kang Lucky, setidaknya saya sampai pada kesimpulan bahwa ada beberapa alasan yang bisa melegitimasi mengapa Samsung lebih memilih untuk menggunakan satu modul kamera dengan kualitas kamera belakang alih-alih menggunakan dua modul kamera (depan-belakang). Salah satunya adalah fitur kamera depan punya limitasi yang tidak bisa dicapai oleh kamera belakang, setidaknya untuk saat ini. Kalaupun sensor bisa sama namun di bagian depan akan membutuhkan ruang modul yang cukup besar, yang mengakibatka beberapa hal tidak bisa terpenuhi, misalnya full display untuk layar. Belum lagi untuk OIS jika ingin disematkan di kamera depan yang membutuhkan ruang yang cukup besar juga.

Lalu kenapa tidak modul pop up kamera? Untuk menjawab ini sepertinya kita harus balik lagi ke pembahasan strategi Era of Live, Samsung ingin mengambil segmen pengguna smartphone yang menggunakan kameranya untuk live (video atau stream), dan ini bisa didapatkan dengan A80, kombinasi slider pop-up lalu rotating camera yang hasilnya bisa dikerjar untuk lebih baik dari kamera depan, terutama untuk video/live, dengan beberapa fitur yang biasa ada di kamera belakang dimikmati juga di kamera depan. Kita barharap saja, software yang nanti hinggap di perangkat yang dijual ke publik bisa disempurnakan dan memberikan fitur yang lengkap, fitur yang biasa ada di kamera belakang bisa dibawa sebagian besar (atau semuanya) ke penggunaan untuk kamera depan.

Samsung A80

Sedangan dari perbincangan dengan Irfan (Samsung), saya mendapatkan sebuah penjelasan yang juga masuk akal. Samsung ingin mengejar dan memberikan konsumen pengalaman new infinity display, tidak ada lagi notch tidak ada hole punch, pure hanya layar saja. New infinity display ini dikombinasikan dengan 3 kamera yang hadir dengan fitur rotating yang bisa digunakan baik foto biasa atau vlogging (video), yang akan membawa kita pada strategi Era of Live dari seri A.

Salah satu intinya adalah new infinity display, bukan tentang apakah teknologi kamera depan tidak bisa mengejar teknologi kamera belakang, selain itu untuk pengembangan teknologinya, diuraikan bahwa lebih relevan dan make sense untuk menggunakan rotating camera alih-alih hanya pop up kamera saja. Mungkin kalau bisa saya tambahkan, intinya A80 ini semacam palu gada, layar penuh dapet, inovasi dapet dengan rotating camera (setidaknya yang pertama di Samsung), dan satu lagi, satu paket modul kamera dengan kualitas yang sama untuk dua mode kamera, penggunaan kamera untuk belakang dan depan.

Ekosistem perangkat Galaxy tidak ditinggalkan

Balik lagi ke video klik BlackPink yang berjudul ‘Kill This Love’, kalau Anda cukup jeli maka akan melihat beberapa perangkat Samsung yang digunakan di video tersebut, dua tipe smartphone, Galaxy Buds – earphone dan jam tangan pintar Samsung. Nah, ekosistem antar perangkat ini juga ikut jadi bahasan di panggung utama. Yang paling sederhana adalah Anda bisa saling mengkoneksikan ketiga perangkat ini – smartphone, earphone dan smartwatch, di sisi lain masing-masing perangkat juga menghadirkan desain kekinian yang ditujukan juga untuk segmen yang sama dengan seri A .

A Galaxy Event Bangkok

Acara A Galaxy Event kemarin cukup memberikan beberapa pengalaman baru bagi saya, melihat pertama kali DJ Koh di panggung, menonton BlackPink (meski sebenarnya keponakan saya yang nge-fans K-pop) dan pertama kali juga pergi ke Bangkok. Satu yang yang menarik tentunya pembukaan acara oleh DJ Koh – President and CEO of IT & Mobile Communications Division Samsung Electronics, ini secara sekilas bisa jadi semacam ‘cap’ bahwa seri A memang tidak main-main dirilis oleh Samsung. Sebagai pengganti seri J bisa jadi seri A akan jadi ujung tombak untuk merengkuh konsumen mulai dari entry level sampai mid-high.

Kalau saya sendiri, meski agak menyayangkan bahwa seri S atau flagship dari Samsung masih ‘cari aman’ (yang juga bisa dimaklumi sebagai salah satu strategi), setidaknya Samsung bisa menghadirkan inovasi yang cukup radikal untuk ukuran produk Samsung di jajaran seri A, setelah 4 kamera kini rotating camera.

Untuk perangkat yang akan hadir di Indonesia adalah A70 terlebih dahulu, untuk A80 belum ada tanggal pasti, bahwa tanggal pre-order pun belum. Semoga saja nanti ada acara lokal untuk seri A80 sehingga DailySocial bisa berkesempatan mencoba lebih lama perangkat ini.

Masa akhir kuarter pertama tahun 2019 hampir selesai, dan Samsung telah menggebrak pasar menengah – atas dengan menghadirkan rotating camera pertama di perangkat smartphone mereka. Ketika ditanya apakah akan hadir A90 atau A yang lain, perwakilan Samsung tidak memberikan komentarnya, namun kalau melihat masih panjangnya tahun ini berakhir bisa jadi akan ada banyak kejutan dari Samsung, setidaknya sambil menunggu rilis Note 10 atau apapun nama dari generasi Samsung Note berikutnya.

BlackPink