Bagi yang memiliki cita-cita ingin menjadi seorang filmmaker dan membuat film sendiri, kalian harus percaya bahwa itu bukan hal mustahil. Itu juga yang saya yakini setelah mengikuti sesi workshop kedua Galaxy Movie Studio 2020 (GMS 2020) dari Samsung, bersama dengan sutradara dan produser Lala Timothy.
GMS 2020 kali ini berkolaborasi dengan Cerita Sinema Workshop Festival Film Indonesia (FFI) dan pada sesi workshop kedua ini dipandu oleh Dennis Adhiswara. Lala menjelaskan kepada peserta GMS 2020 mengenai proses pra-produksi pembuatan film, ia menekankan pentingnya memahami workflow dan selalu menjaga profesionalitas di setiap tahapan produksi.
“Setiap kali terlibat di pembuatan film, baik dengan budget kecil maupun besar, kita perlu memiliki tanggung jawab dan etika. Film itu mahal, baik yang besar atau kecil, bahkan dengan smartphone sekalipun. Karenanya kita perlu mengerti struktur finansial dalam sebuah produksi film. Untuk film komersial maupun film pendek, sponsorship dan kerja sama dengan brand adalah salah satu source of income”, ujarnya.
Dalam proses pembuatan film, ada tiga tahapan yaitu pre production, production, dan post production. Lala pun menjelaskan, persiapan dan pekerjaan pada tiap tahapan luar biasa banyak, serta melibatkan banyak sekali staff/kru. Sang produserlah yang bertanggung jawab dan mengambil keputusan. Kuncinya adalah disiplin, pakai workflow yang benar. Melakukan koordinasi dan manajemen, baik orang maupun waktu.
Lebih lanjut, beberapa proses yang dilakukan dalam tahap pra-produksi antara lain adalah menentukan jadwal pengambilan gambar, mencari lokasi, menyusun anggaran biaya, mencari/mengaudisi calon pemeran, mengurus perizinan, menentukan staf dan kru produksi, hingga mengurus penyewaan peralatan produksi film.
Bikin Film Pakai Kamera Smartphone
Tujuan Galaxy Movie Studio 2020 ialah mengajak anak muda Indonesia membuat video bercerita seperti layaknya film. Setelah memahami bagaimana workflow pembuatan film secara profesional, harapannya bisa langsung dipratikkan.
Dulu film yang dibuat pasti untuk masuk bioskop, sekarang ada banyak layanan streaming digital seperti Netflix dan kawan-kawannya, bahkan kita bisa merilis film pendek atau video bercerita karya kita di YouTube. Soal peralatan produksi juga bukan lagi masalah, bisa sewa atau pakai kamera smartphone pun jadi.
Langkah-langkahnya mari mulai dari ide, setelah itu mengembangkan konsepnya dari satu cerita. Sebaiknya melakukan berbagai riset dulu, lalu lanjut membuat script dan shoot list. Dari script tersebutlah kita bisa menyiapkan budget plan dan financial structure, untuk kru bisa ajak teman terdekat atau keluarga.
Nah kalau pakai smartphone terbaru Samsung seperti Galaxy Note20 series, pada aplikasi kameranya ada fitur mode video Pro. Layaknya pakai kamera mirrorless, berbagai paramater seperti ISO, shutter speed, expsoure compensation, dan manual fokus bisa diatur sendiri. Yang juga sangat menarik, kemampuan 8K, bisa pilih mikrofon, frame rate tinggi di 4K, fitur zoom untuk variasi pengambilan gambar, rasio lebar 21:9, dan ada banyak lagi.
Tidak hanya sebagai alternatif peralatan produksi film, Lala juga berbagi cerita bahwa Galaxy Note20 series dapat digunakan untuk menjaga komunikasi yang efektif bersama dengan tim produksi. “Saya sangat terbantu dengan Samsung S Pen dan yang lebih asiknya, saat dapat ide bisa kasih komen dan langsung di-export ke PDF, Word dan PowerPoint. Di proses pembuatan film, waktu adalah ‘barang mewah’, jadi adanya Samsung sangat meningkatkan produktivitas,” ujar Lala.
Taufiqul Furqan selaku Product Marketing Manager Samsung Mobile, Samsung Electronics Indonesia menambahkan. Fitur-fitur yang ada pada Samsung Galaxy Note20 series bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pengguna, termasuk bila ingin digunakan dalam proses pembuatan video. Integrasi yang seamless antara perangkat handheld ke SmartTV maupun desktop bisa digunakan untuk keperluan presentasi yang lebih optimal.
Finalis yang terpilih mengikuti GMS 2020 mendapatkan kesempatan untuk mengoptimalkan produktivitas dan mengeksplor kekreativitasan dengan menggunakan Samsung Galaxy Note20. Dalam waktu 7 hari setelah sesi workshop berakhir pada akhir bulan November nanti, para finalis diwajibkan untuk mengumpulkan karya video layaknya sebuah film kepada GMS 2020 dan FFI untuk kemudian dinilai dan dipilih empat pemenang terbaik.
Karya tersebut akan dinilai dan dijurikan oleh deretan sineas professional tanah air seperti Yandy Laurens, Nia Dinata dan Dian Sastrowardoyo. Pemenang kompetisi akan mendapatkan hadiah berupa uang tunai sebesar Rp30.000.000 dan Samsung Galaxy Note20 Ultra untuk Best Picture, uang tunai sebesar Rp20.000.000 dan Samsung Galaxy S20 Ultra untuk Best Cinematography, uang tunai sebesar Rp15.000.000 dan Samsung Galaxy S20 Ultra untuk Best Screenplay, dan Samsung Galaxy S20 FE untuk People’s Choice.
Gambar image: Depositphotos.