Tag Archives: Galaxy Movie Studio

Lewat Galaxy Movie Studio, Samsung Ajak Sineas Muda untuk Membuat Film Pendek Bersama Sutradara Kawakan

Diperkenalkan menjelang akhir tahun 2019, Galaxy Movie Studio adalah sebuah platform yang Samsung hadirkan guna memfasilitasi hobi membuat film para konsumennya. Awalnya cuma sebatas memberikan pelatihan bersama sineas-sineas ternama, Galaxy Movie Studio terus berevolusi hingga menjadi kompetisi film pendek di tahun 2020, tepatnya setelah seri Galaxy Note20 dirilis.

Memasuki tahun ketiganya ini, Samsung mengajak para pemenang tahun lalu untuk berkompetisi kembali di tingkat yang lebih profesional lagi. Setelah melalui seleksi ketat, dipilihlah Kenza Luthfiani sebagai pemenang, dengan film pendeknya yang berjudul “Do You Want to Get Out”.

Kenza Luthfiani / Samsung Indonesia

Kenza masih berusia 19 tahun, dan ini selaras dengan tujuan program Galaxy Movie Studio, yakni membakar semangat para sineas muda, sekaligus sebagai bentuk dukungan Samsung terhadap industri perfilman tanah air. Program ini juga sudah mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui Direktorat Perfilman Musik dan Media Baru.

Sebagai pemenang, talenta Kenza bakal diuji di tingkat profesional. Ia telah ditunjuk menjadi asisten sutradara dari pembuatan film pendek berjudul “The Epic Movie”, mendampingi sutradara kawakan Angga Dwimas Sasongko. Tanpa harus terkejut, kamera yang boleh digunakan selama pembuatan film tersebut tentu hanyalah Samsung Galaxy S21 Ultra 5G saja.

Angga Dwimas Sasongko / Samsung Indonesia

Angga sendiri justru merasa tertantang dengan batasan ini. Ia sangat tertarik untuk mengeksplorasi fitur-fitur kamera yang diunggulkan oleh Galaxy S21 Ultra 5G, seperti misalnya Director’s View, mode perekaman dalam resolusi 8K, maupun kapabilitasnya dalam kondisi low-light. Di samping itu, Angga juga melihat ini sebagai kesempatan untuk merasakan langsung ekosistem lengkap yang Samsung tawarkan untuk kebutuhan produksi film.

Tentunya akan sangat menarik melihat hasil akhir dari kolaborasi antara sineas berpengalaman macam Angga dengan sineas muda yang mungkin lebih terbiasa menggunakan smartphone untuk membuat film. Samsung belum bisa memastikan kapan film pendek berjudul The Epic Movie ini bakal tayang, akan tetapi update-nya pasti bakal diumumkan melalui akun media sosial Samsung Indonesia ke depannya.

Sesi Terakhir Cerita Sinema Workshop Samsung, Ernest Prakasa Berbagi Strategi Promosi Film

Samsung Galaxy Movie Studio 2020 (GMS 2020) berkolaborasi dengan Festival Film Indonesia (FFI) untuk mengembangkan potensi anak muda Indonesia membuat video bercerita seperti layaknya film mengandalkan kamera Galaxy Note20 series. Rangkaian kegiatan Cerita Sinema Workshop terdiri dari empat kelas online yang memberikan kesempatan untuk mempelajari lebih dalam seluruh proses dari pembuatan film.

Pertama workshop penulisan naskah yang dimentori oleh Gina S.Noer, lalu workshop pra-produksi dimentori Lala Timothy, dan yang ketiga workshop produksi dimentori oleh Yandy Laurens. Pada pertemuan keempat atau terakhir yang tidak kalah informatif ini dimentori oleh Ernest Prakasa, yang menjelaskan salah satu tahap terpenting selama produksi film dilakukan yakni tahap promosi.

Mempromosikan film sejalan dengan pembuatan film, dimulai dari tahap pra-produksi hingga pasca produksi. Strategi promosi film harus terencana sedemikian rupa sehingga mendapatkan target pasar yang tepat dan baik juga.

Pada penerapannya mempromosikan sebuah film memang tidak mudah; tim produksi film harus lebih kreatif dan aktif dalam mengenalkan film tersebut ke target pasarnya. Baik film komersil maupun independent (indie) memiliki tantangannya masing-masing pada tahap promosi, namun pada dasarnya konsepnya serupa.

Untuk mempromosikan film, kita harus tahu bedanya Marketing vs Sales, bagaimana membuat calon penonton berminat dulu baru mengubah minat tadi menjadi aksi nyata. Jadi untuk membangun image dan menciptakan awareness pada fase promosi. Kalau kita mikirnya jauh, sudah paham elemen apa yang mau ditonjolin sebagai unique selling point bahkan sejak proses produksinya, baik untuk film mainstream maupun independen (indie),” jelas Ernest.

Ernest menambahkan, walaupun kini kita berada di era digital, offline activation sama pentingnya dengan promosi online, karena kedua hal ini bisa saling berkaitan dan pengalaman yang dirasakan lebih ‘kaya’. Tentunya, berkomunikasi secara digital bisa terjadi lebih cepat dan live. Promosi media sosial bisa dieksplor kontennya dan dengan cara sekreatif mungkin, yang penting konsepnya harus direncanakan dengan baik dari seawal mungkin.

galaxy-note20_models_kv_end

Salah satu fitur di Galaxy Note20 Series yang paling berkesan buat saya, saat merekam video, kita bisa switch kamera di tengah-tengah proses merekam. Jadi, kita bisa ganti lensa depan ke belakang secara seamless dengan kualitas yang maksimal. Fitur ini bisa digunakan untuk merekam apapun di area shooting yang nantinya bisa menghasilkan footage behind-the-scene berkualitas tinggi untuk materi promosi yang menarik,” tambahnya.

S Pen pada Galaxy Note20 series juga sangat nyaman digunakan untuk mempersiapkan perencanaan materi promosi sedari awal, juga untuk ilustrasi dan corat-coret seperti di atas kertas. Taufiq Furqan, Product Marketing Manager Samsung Mobile, Samsung Electronic Indonesia, berbagi beberapa tips bagi para peserta dalam memanfaatkan Samsung Galaxy Note20 series sebagai tool pembuatan materi promosi.

Dengan fitur single-take, bisa digunakan untuk materi promosi karena dalam satu kali take dapat menghasilkan video, gif, hingga gambar dengan dan tanpa filter sekaligus. Sehingga secara efisiensi waktu bisa lebih praktis dengan satu perangkat tanpa mengorbankan kualitas gambar,” uangkap Taufiq.

Menutup akhir sesi, Ernest menekankan bahwa di kondisi pandemi seperti saat ini, media sosial menjadi sarana paling efektif dalam melakukan promosi terhadap film. Tantangannya adalah, bagaimana kita dapat mengemas materi promosi film tersebut semenarik mungkin dalam waktu yang cukup singkat dan terbatas.

Bagaimanapun cara promosinya, hal yang paling esensial adalah kontennya itu sendiri. Pada akhirnya, cara marketing yang paling jitu dan akan secara otomatis berjalan sendiri adalah word of mouth atau cerita dari mulut ke mulut, dan ini dapat tercipta dari konten yang bagus.

Setelah mengakhiri rangkaian workshop, kesepuluh finalis akan membuat video layaknya sebuah film dengan menggunakan Samsung Galaxy Note 20 Ultra, berlandaskan hasil dari serapan ilmu yang sudah didapat dari rangkaian workshop selama dua pekan terakhir.

Sepuluh karya tersebut nantinya akan diunggah di akun media sosial Samsung Indonesia dan akan dipilih empat pemenang terbaik yang akan dipilih oleh kelompok juri dari deretan sineas profesional tanah air. Selain Yandy Laurens sebagai juri perwakilan mentor workshop, Nia Dinata dan Dian Sastrowardoyo juga merupakan deretan nama yang akan menjadi juri dalam penilaian video layaknya sebuah film terbaik.

Pemenang kompetisi akan mendapatkan hadiah berupa uang tunai sebesar Rp 30.000.000 dan Samsung Galaxy Note20 Ultra untuk Best Picture, uang tunai sebesar Rp 20.000.000 dan Samsung Galaxy S20 Ultra untuk Best Cinematography, uang tunai sebesar Rp 15.000.000 dan Samsung Galaxy S20 Ultra untuk Best Screenplay, dan Samsung Galaxy S20 FE untuk People’s Choice.

Image header: Depositphotos.

Tips dan Persiapan Produksi Video Layaknya Sebuah Film

Bagi yang memiliki cita-cita ingin menjadi seorang filmmaker dan membuat film sendiri, kalian harus percaya bahwa itu bukan hal mustahil. Itu juga yang saya yakini setelah mengikuti sesi workshop kedua Galaxy Movie Studio 2020 (GMS 2020) dari Samsung, bersama dengan sutradara dan produser Lala Timothy.

GMS 2020 kali ini berkolaborasi dengan Cerita Sinema Workshop Festival Film Indonesia (FFI) dan pada sesi workshop kedua ini dipandu oleh Dennis Adhiswara. Lala menjelaskan kepada peserta GMS 2020 mengenai proses pra-produksi pembuatan film, ia menekankan pentingnya memahami workflow dan selalu menjaga profesionalitas di setiap tahapan produksi.

Setiap kali terlibat di pembuatan film, baik dengan budget kecil maupun besar, kita perlu memiliki tanggung jawab dan etika. Film itu mahal, baik yang besar atau kecil, bahkan dengan smartphone sekalipun. Karenanya kita perlu mengerti struktur finansial dalam sebuah produksi film. Untuk film komersial maupun film pendek, sponsorship dan kerja sama dengan brand adalah salah satu source of income”, ujarnya.

Dalam proses pembuatan film, ada tiga tahapan yaitu pre production, production, dan post production. Lala pun menjelaskan, persiapan dan pekerjaan pada tiap tahapan luar biasa banyak, serta melibatkan banyak sekali staff/kru. Sang produserlah yang bertanggung jawab dan mengambil keputusan. Kuncinya adalah disiplin, pakai workflow yang benar. Melakukan koordinasi dan manajemen, baik orang maupun waktu.

Lebih lanjut, beberapa proses yang dilakukan dalam tahap pra-produksi antara lain adalah menentukan jadwal pengambilan gambar, mencari lokasi, menyusun anggaran biaya, mencari/mengaudisi calon pemeran, mengurus perizinan, menentukan staf dan kru produksi, hingga mengurus penyewaan peralatan produksi film.

Bikin Film Pakai Kamera Smartphone

Samsung-Galaxy-Movie-Studio-2020---Pra-Produksi-Workshop-bersama-Sheila-Timothy-3

Tujuan Galaxy Movie Studio 2020 ialah mengajak anak muda Indonesia membuat video bercerita seperti layaknya film. Setelah memahami bagaimana workflow pembuatan film secara profesional, harapannya bisa langsung dipratikkan.

Dulu film yang dibuat pasti untuk masuk bioskop, sekarang ada banyak layanan streaming digital seperti Netflix dan kawan-kawannya, bahkan kita bisa merilis film pendek atau video bercerita karya kita di YouTube. Soal peralatan produksi juga bukan lagi masalah, bisa sewa atau pakai kamera smartphone pun jadi.

Langkah-langkahnya mari mulai dari ide, setelah itu mengembangkan konsepnya dari satu cerita. Sebaiknya melakukan berbagai riset dulu, lalu lanjut membuat script dan shoot list. Dari script tersebutlah kita bisa menyiapkan budget plan dan financial structure, untuk kru bisa ajak teman terdekat atau keluarga.

Nah kalau pakai smartphone terbaru Samsung seperti Galaxy Note20 series, pada aplikasi kameranya ada fitur mode video Pro. Layaknya pakai kamera mirrorless, berbagai paramater seperti ISO, shutter speed, expsoure compensation, dan manual fokus bisa diatur sendiri. Yang juga sangat menarik, kemampuan 8K, bisa pilih mikrofon, frame rate tinggi di 4K, fitur zoom untuk variasi pengambilan gambar, rasio lebar 21:9, dan ada banyak lagi.

Tidak hanya sebagai alternatif peralatan produksi film, Lala juga berbagi cerita bahwa Galaxy Note20 series dapat digunakan untuk menjaga komunikasi yang efektif bersama dengan tim produksi. “Saya sangat terbantu dengan Samsung S Pen dan yang lebih asiknya, saat dapat ide bisa kasih komen dan langsung di-export ke PDF, Word dan PowerPoint. Di proses pembuatan film, waktu adalah ‘barang mewah’, jadi adanya Samsung sangat meningkatkan produktivitas,” ujar Lala.

Taufiqul Furqan selaku Product Marketing Manager Samsung Mobile, Samsung Electronics Indonesia menambahkan. Fitur-fitur yang ada pada Samsung Galaxy Note20 series bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pengguna, termasuk bila ingin digunakan dalam proses pembuatan video. Integrasi yang seamless antara perangkat handheld ke SmartTV maupun desktop bisa digunakan untuk keperluan presentasi yang lebih optimal.

Finalis yang terpilih mengikuti GMS 2020 mendapatkan kesempatan untuk mengoptimalkan produktivitas dan mengeksplor kekreativitasan dengan menggunakan Samsung Galaxy Note20. Dalam waktu 7 hari setelah sesi workshop berakhir pada akhir bulan November nanti, para finalis diwajibkan untuk mengumpulkan karya video layaknya sebuah film kepada GMS 2020 dan FFI untuk kemudian dinilai dan dipilih empat pemenang terbaik.

Karya tersebut akan dinilai dan dijurikan oleh deretan sineas professional tanah air seperti Yandy Laurens, Nia Dinata dan Dian Sastrowardoyo. Pemenang kompetisi akan mendapatkan hadiah berupa uang tunai sebesar Rp30.000.000 dan Samsung Galaxy Note20 Ultra untuk Best Picture, uang tunai sebesar Rp20.000.000 dan Samsung Galaxy S20 Ultra untuk Best Cinematography, uang tunai sebesar Rp15.000.000 dan Samsung Galaxy S20 Ultra untuk Best Screenplay, dan Samsung Galaxy S20 FE untuk People’s Choice.

Gambar image: Depositphotos