Acara global Samsung Galaxy Unpacked Part 2 pada awal September lalu melahirkan Galaxy Z Fold2, smartphone lipat premium yang posisinya “lebih dari flagship“. Kalau kata Samsung, Galaxy Z Fold2 ditujukan bagi mereka yang menjadikan inovasi dan teknologi sebagai kemewahan yang membuat kehidupan mereka menjadi lebih bermakna.
Tak butuh waktu lama, Samsung Electronics Indonesia telah membuka sesi pre-order untuk Galaxy Z Fold2 dengan harga Rp33.888.000. Bagi yang melakukan pemesanan selama masa periode pre-order yang berlangsung dari tanggal 11-19 September 2020 di situs www.galaxylaunchpack.com, Samsung memberikan bonus Galaxy Buds Live seharga Rp2.599.000 dengan warna senada Galaxy Z Fold2 yang dipilih dan Premier Service powered by Samsung Care+ selama 1 tahun senilai Rp2.739.000.
“Menjadi pemimpin di industri teknologi tanah air, jejak inovasi yang kami hadirkan bukan hanya mampu memberikan pengalaman berteknologi terbaik bagi para pengguna, tapi juga membentuk masa depan baru melalui pengalaman terdepan menggunakan perangkat mobile,” ujar Denny Galant, Head of Product Marketing, IT & Mobile, Samsung Electronics Indonesia.
“Kehadiran Galaxy Z Fold2, bukan hanya menjadi wujud dari penyempurnaan inovasi yang terus kami lakukan yang berlandaskan pada kebutuhan pengguna, tapi lebih lanjut, mampu membentuk tren dan cara berteknologi yang baru di masa depan,” tambahnya.
Fitur dan Spesifikasi Samsung Galaxy Z Fold2
Dibanding pendahulunya, Galaxy Z Fold2 hadir dengan banyak sekali peningkatan, baik desain maupun teknologi. Pertama ukuran Cover Screen (layar penutup) lebih besar yaitu 6,23 inci Infinity-O dengan panel Super AMOLED beresolusi 816X2260 piksel dalam rasio 25:9. Jadi, buat tengok notifikasi masuk dan balas pesan tak perlu membuka layar utama.
Saat lipatannya dibuka, kita akan disambut layar Foldable Dynamic AMOLED 2X seluas 7,6 inci yang memberikan pengalaman tablet. Panelnya beresolusi 1768×2208 piksel dengan refresh rate tinggi 120Hz, mendukung HDR+, dan menggunakan Ultra Thin Glass.
Punch hole mungil yang menampung kamera depan 10MP f/2.2 menghiasi layar utama dan juga layar sekunder. Sementara, kamera belakangnya ada tiga unit masing-masing 12MP dengan lensa wide, ultra wide, dan telephoto.
Engsel tersembunyi Galaxy Z Fold2 juga lebih kokoh dan dua kali lebih besar. Engselnya bisa menahan posisi di berbagai sudut sehingga memberikan keleluasaan skenario penggunaan.
Selain itu, Samsung juga memberikan fleksibilitas dan produktivitas lebih bagi penggunanya. Dengan fitur Mode Flex dan Multi-Active Window yang mampu membuka beberapa aplikasi dalam waktu bersamaan dan ditampilkan secara berdampingan.
Galaxy Z Fold2 juga menawarkan pengalaman user experience yang tidak dapat ditemukan di smartphone lain, berkat kolaborasi jangka panjang yang dijalin Samsung bersama Google untuk mengembangkan ekosistem dan inovasi UX.
Secara keseluruhan, smartphone Android 10 dengan One UI 2.5 yang ditenagai chipset Snapdragon 865+ ini sudah lebih matang dan tidak lagi terkesan unit eksperimental seperti pendahulunya. Bagaimana tertarik dengan Galaxy Z Fold2 yang dipatok Rp33.888.000? Smartphone ini tersedia dalam dua warna yaitu Mystic Black dan Mystic Bronze.
Samsung baru saja memperkenalkan generasi penerus smartphone lipat mereka yaitu Galaxy Z Fold2. Perangkat ini membawa beberapa ciri dari perangkat flagship Samsung di segmen Note tetapi juga membawa peningkatan dari seri Fold pertama mereka.
Sebelum resmi diumumkan, saya bersama beberapa teman media lain sempat diperlihatkan presentasi dan akses awal untuk experience zone via web yang kini menjadi ciri khas Samsung ketika merilis produk di masa pandemi. Kesan yang saya dapatkan kemarin mungkin sama seperti Anda. Ada komentar wow tetapi ada pula rasa yang skeptis apakah perangkat ini akan diterima di pasaran.
Sebagai awalan, sepertinya akan tepat jika kita menempatkan dulu di mana posisi perangkat ini berada. Dengan spesifikasi yang dibawahnya dibawanya, sebenarnya ini perangkat flagship tetapi jika dilebarkan lagi segmennya, Galaxy Z Fold2 memiliki segmen yang agak naik lagi ke atas, semakin niche dari flagship. Perangkat ini ditujukan untuk mereka yang ingin mencoba teknologi terbaru, menikmati kemewahan dan keunikan dari sebuah perangkat, dan yang paling pasti punya cukup dana untuk membeli perangkat mewah dalam bentuk smartphone.
Meski harga resmi di Indonesia untuk Z Fold2 belum hadir, dalam sesi tertutup kemarin perwakilan dari Samsung mengatakan bahwa kemungkinan besar harga di sini tidak akan jauh berbeda dari harga seri pertama alias Galaxy Fold. Dengan harga ini tentu saja ada berbagai kemewahan yang hadir tidak hanya dari desain, bahan, dan tampilan tetapi juga fitur. Ada banyak yang bisa dibahas, tetapi saya hanya akan merangkum beberapa saja sambil mencoba melengkapi tautan resmi, bagi Anda yang ingin mempelajari lebih detail perangkat ini. Siapa tahu, Anda adalah seorang wealthy tech, pangsa pasar perangkat ini yang sedang bersiap untuk membeli perangkat saat tersedia nanti.
Desain dan overall specs termasuk layar
Dari tampilan sebenarnya kalau berbicara masalah selera saya kurang begitu suka, karena pada dasarnya saya bukan fans desain Note20 yang baru-baru ini dirilis Samsung. Saya lebih suka desain Note10 Plus yang lebih minimalis. Namun jika melihat kesesuaian desain, sepertinya Samsung ingin merampingkan beberapa elemen agar perangkat kelas atas mereka punya kemiripan. Misalnya bagian kamera Note20 dan Z Fold2 yang secara rasa punya kemiripan, begitupun untuk pihan warna yang menjadi warna utama dalam materi promosi pun sama.
Salah satu bagian terpenting dari desain Z Fold2 adalah tampilan layar depan yang kini jauh lebih bagus dari Fold pertama. Lebih luas dan terasa lebih menyatu dengan desain keseluruhan. Di bagian dalam, juga Anda juga akan menemukan layar yang lebih luas dengan singlehole punch yang benar-benar minimalis. Menjadikan dual layar dengan mode flip jadi lebih maksimal, ketika menonton, membaca, browsing atau multitasking.
Untuk specs sendiri, akhirnya nanti konsumen Indonesia akan bisa menikmati perangkat kelas atas Samsung yang menggunakan Snapdragon 865+. Karena Z Fold2 adalah produk impor maka spesifikasinya akan sama dengan yang dirilis global, setidaknya yang region market-nya sama dengan Indonesia.
Untuk RAM dan ROM pilihannya adalah 128GB dengan varian internal storage 512 dan 256GB. Namun ini adalah spesifikasi untuk pasar tertentu, sedangkan yang dirilis di Indonesia blm diputuskan oleh Samsung, jadi masih harus menunggu informasi lanjutan.
Sedangkan spesifikasi lainnya seperti kamera Z Fold2 memiliki kamera belakang tersedia 3 buah antara lain, ultra wide 12MP/f2.2, lalu wide angle 12MP juga dilengkapi OIS dan super speed dual pixel dan f/1.8, lalu satu lagi kamera telephoto 12MP dilengkapi OIS dan 2x optical zoom serta f/2.4. Sedangkan untuk kamera depan ada 2 yaitu yang di cover dan bagian layar utama smartphone tetapi spesifikasinya sama 10MP, f/2.2.
Bagian lain yang cukup menarik tentu saja display karena ini merupakan salah satu jualan utamanya. Layar utama adalah 7.6 inci dengan QXGA + Dynamic AMOLED 2X Infinity flex fisplay (2208 x1768) 373ppi. Tampilan notch yang ada di versi penerus Fold ini cukup kecil dan menjadikan layar tampilan terasa lebih luas. Sedangkan untuk layar cover-nya 6.2 inci HD+ Super Amoled Display 2260 x816 286 ppi. Untuk layar proteksi layar depan atau cover menggunakan Gorilla Glass Victus (kasta tertinggi saat ini untuk Gorilla Glass), sedangkan bagian belakang ponsel menggunakan Gorilla Glass 6.
Samsung juga menonjolkan teknologi baru yang dihadirkan di layar atau display lipat mereka. Samsung Ultra Thin Glass menjadi layar utama untuk segala akses lebih lengkap untuk pengguna. Kaca tipis ini didesain dengan beberapa layar dari beberapa material yang menjadikannya bisa meredam getaran luar.
Untuk sisi baterai sebenarnya tidak terlalu spesial karena hanya membawa 4500 mAh untuk menyokong sebuah perangkat yang powerfull, namun yang perlu digaris bawahi adalah kemampuan isi cepat untuk wired dan wireless termasuk juga mendukung power share. Layar tipis ini dipromosikan Samsung bersama tipe engsel terbaru yang dilengkapi beberapa fitur seperti sweeper teknologi yang disematkan pada desain yang lebih baik sehingga ukurannya lebih kecil dari Z Flip. Hinge (engsel atau benda di tengah yang bisa membuat layar jadi melipat) yang ada juga memungkinkan kemampuan free standing. Ini adalah fitur yang menurut saya seharusnya ada di semua perangkat flip atau double screen. Dengan fitur ini perangkat bisa menyesuaikan sudut sehingga tidak hanya buka dan tutup saja.
Saya memang belum menyentuh secara langsung perangkat ini, tapi secara konsep sudut yang lebih fleksibel menjadi penting bagi saya karena ini menjadikan perangkat tersebut lebih menyatu dengan segmen multitasking device yang ingin disasar. Samsung juga mencontohkan berbagai skenario untuk kemampuan Z Fold2 ini, misalnya menonton video, saat melihat galeri foto atau video call. Dengan kemampuan berbagai sudut ini, perangkat fold seperti diberi nyawa tambahan jadi skenario penggunaan juga bertambah. Saya malah jadi berfikir bahwa Galaxy Fold dengan kemampuan seperti Z Fold2 bisa jadi menggantikan tablet. Apalagi kalau ternyata di masa depan, Samsung menambahkan stylus alias S Pen di seri Fold mereka. I’m gonna wait till that happens. Stylus,multiple angle and super multitasking. Super gadget.
Multitasking at its best?
Sebenarnya saya ingin bilang bahwa perangkat ini adalah perangkat multitasking at its best, tetapi pendapat saya ini tidak sahih karena saya belum mencoba perangkat secara langsung dan mengujinya dengan berbagai skenario multitasking. Saya hanya berkesempatan melihat demo dan diberi penjelasan dan bertanya ke narasumber Samsung secara langsung. Tetapi jika demo video resmi dan video revieweryang sudah memegangnya, konsep yang ada di kepala saya sepertinya bisa menjadi kenyataan. Berharap saya saya berkesempatan untuk me-review perangkat ini jadi saya bisa menguji premis awal saya pada Z Fold2.
Anda bisa membuka 3 aplikasi secara bersamaan dan bekerja silih berganti atau bersamaan sekaligus. Memindahkan file-file tertentu secara smooth atau hanya melihat tampilan layaknya desktop sehingga Anda merasa lengkap di depan medan perang yang sedang Anda jalani. Flip sebelumnya hanya bisa 2 aplikasi, saya juga bertanya kenapa tidak 4 sekaligus jadi setiap sudut Z Flip2 bisa membuka aplikasi, mirip yang bisa dilakukan di Windows versi PC. Samsung menjawab pertanyaan ini bahwa mereka melihat behaviour pengguna mereka, ketika perangkat flip versi pertama dirilis, mereka melihat bahwa pengguna menjalankan multitasking di perangkat mereka dan kini Samsung mencoba untuk menambah pengalaman itu dengan memungkinkan pengguna multitasking 3 window sekaligus. Tidak menutup kemungkinan sepertinya untuk versi selanjutnya bisa 4 window secara bersamaan. Namun tentunya permasalahan akan bertambah di UI, otak komputasi dan tentu saja baterai. Semua harus powerfull.
Tentunya akan ada syarat ketentuan berlaku karena tidak semua aplikasi yang tersedia di app store bisa mendukung fitur ini. Dari catatan kaki rilis pers saya kutip beberapa skenario untuk multitasking yaitu:
Pengguna juga dapat menggunakan Multi-Active Window pada layar penutup dengan dua jendela terpisah secara horizontal. Multi Active Window bekerja dengan aplikasi tertentu; aplikasi kompatibel yang berkembang melalui pengembang pihak ketiga.
Membuka aplikasi sama secara bersamaan dan melihat secara berdampingan hanya tersedia di tiga aplikasi asli termasuk Samsung Notes, Internet, Myfiles dan aplikasi Office di Microsoft 365. Dam sejauh ini hanya tersedia di antara fungsi yang berbeda.
Fungsionalitas drag and drop berfungsi dengan aplikasi tertentu, termasuk aplikasi asli Samsung termasuk Galeri, Internet, Pesan, Myfiles, Samsung Notes, dan lainnya termasuk aplikasi Office di Microsoft 365, Microsoft OneDrive, Microsoft Outlook, Gmail, Chrome, Google Maps.
Tentu saja sebagai perangkat super flagship, Z Fold2 juga mengemas keunggulan yang ada di kameranya. Untuk spesifikasi megapiksel dan fitur zoom bisa dibilang kalah dengan keluarga flagship Samsung lainnya, tetapi fitur yang disematkan di dalamnya. Beberapa skenario yang dipamerkan Samsung membawa pengalaman baru akan penggunaan kamera di perangkat flip. Misalnya objek yang difoto bisa melihat hasil foto mereka di bagian layar cover perangkat atau fitur auto framing yang memungkinkan perangkat mendeteksi apakah objek yang akan difoto satu orang atau ada orang tambahan sehingga frame-nya harus diperluas.
Saya adalah pekerja yang tidak bisa tidak multitasking.I have a few things to do in same time secara routine. Paling sederhana adalah membuat email sambil mengecek tulisan tim editor saya. Meski demikian, jujur, saya termasuk yang skeptis dengan smartphone Galaxy Fold. Fold pertama dirilis hampir saya tidak menoleh, Z flip dirilis, so so aja, tetapi ketika melihat upgrade yang dilakukan Samsung pada Galaxy Z Flip2, ada beberapa kesan yang membuat saya agak menoleh, melirik lebih detail sampai dengan memperhatikan.
Tampilan layar cover yang semakin baik alias full tidak aneh seperti Galaxy Fold pertama, notch di bagian layar utama yang minimalis, sudut buka atau flip yang semakin luwes dan tentu saja, multitasking 3 windows di perangkat smartphone itu menggoda sekali. Saya malah jadi inget masa-masa zaman dulu saat disekitar saya bertebaran ponsel merek Kyocera atau Sagem dan pada akhirnya muncul Nokia Communicator yang legendaris itu. Sepertinya multitasking dan powerfull productivity usage di smartphone menjadi pilihan kembali, namun kini bukan mengetik di keypad tetapi di layar sentuh.
Semoga saja saya diberikan kesempatan untuk mencoba perangkat ini, dan menguji apakah benar bisa diandalkan untuk multitasking secara penuh dan layak disematkan gelar, smartphone lipat paling sempurna untuk multitasking.
Seperti yang sudah diprediksi, Samsung akhirnya menyingkap secara resmi Galaxy Note versi baru, yakni Note20 dan Note20 Ultra. Juga seperti yang sudah diperkirakan, keduanya sama-sama mengusung spesifikasi kelas wahid.
Kita mulai dari Note20 Ultra terlebih dulu, sebab inilah model yang benar-benar tanpa kompromi. Di Amerika Serikat, banderol harganya dipatok mulai $1.299, dan di rentang harga itu tentu konsumen mendambakan yang terbaik dari Samsung.
Benar saja, dari segi fisik saja, Note20 Ultra sudah kelihatan lebih premium ketimbang seri Note10, terutama berkat bezel layar yang bahkan lebih tipis lagi. Bezel yang nyaris tidak ada ini mengapit layar AMOLED 6,9 inci beresolusi 3088 x 1440 pixel, dan tentu saja Samsung tidak lupa menyematkan dukungan refresh rate 120 Hz di sini. Layar ini juga luar biasa terang dengan tingkat kecerahan maksimum 1.500 nit.
Sepintas layarnya terdengar identik dengan milik S20 Ultra, namun kalau soal performa, Note20 Ultra lebih unggul berkat chipset Qualcomm Snapdragon 865+. Saya belum tahu apakah versi yang dijual di Indonesia bakal membawa spesifikasi yang berbeda; apakah akan ditenagai chipset Exynos 990 yang sama seperti milik S20 Ultra, atau ada chipset lain yang lebih baru lagi.
Melengkapi prosesornya adalah pilihan RAM 8 GB atau 12 GB, storage internal berkapasitas 128 GB, 256 GB atau 512 GB (plus slot microSD), dan baterai 4.500 mAh. Sekali lagi kalau soal spesifikasi, ada baiknya kita menunggu pengumuman resmi dari Samsung Indonesia.
Untuk kameranya, tonjolan masif di belakang itu dihuni oleh tiga modul: kamera utama 108 megapixel f/1.8, kamera ultra-wide 12 megapixel f/2.2, dan kamera periskop 12 megapixel yang menawarkan 5x optical zoom atau 50x digital zoom. Tepat di bawah LED flash-nya, kita juga bisa melihat sebuah sensor laser autofocus. Beralih ke depan, ada kamera selfie 10 megapixel dengan Dual Pixel AF.
Lalu kalau ditanya apa alasan terkuat untuk membeli Note20 Ultra ketimbang S20 Ultra, maka jawabannya tentu saja adalah S Pen. Stylus milik Note20 Ultra ini punya dimensi yang sama persis seperti milik Note10, akan tetapi latency-nya sudah dipangkas hingga menjadi 9 milidetik saja, atau hampir lima kali lebih rendah daripada sebelumnya.
Berkat latency serendah itu, tentu saja pengguna bakal mendapat pengalaman menulis atau menggambar yang lebih baik lagi, yang nyaris tidak berbeda dari mencorat-coret di atas kertas. Satu hal yang agak disayangkan adalah, Samsung memindah slot untuk menyimpan S Pen ke sebelah kiri pada duo Note20 ini.
Note20 non-Ultra tapi juga bukan Lite
Oke, saatnya beralih ke Note20 biasa. Jujur saya agak bingung dengan perangkat yang satu ini. Pasalnya, meski dihargai paling murah $999, perangkat ini terkesan terlalu banyak kompromi. Di beberapa aspek, bahkan Galaxy S20 biasa saja kedengaran jauh lebih menarik ketimbang Note20, kecuali Anda benar-benar melihat S Pen sebagai prioritas.
Lihat saja layarnya, yang merupakan panel AMOLED 6,7 inci beresolusi 2400 x 1080 pixel, dengan refresh rate 60 Hz. Bukan salah ketik, tapi memang kenyataannya cuma 60 Hz. Aneh memang, apalagi mengingat semua seri S20 datang membawa layar 120 Hz, dan seandainya ini Note20 Lite yang dibicarakan, saya sih tidak akan terkejut. Desain layarnya pun berbeda dari Note20 Ultra; ujung-ujungnya lebih membulat, dan sisi sampingnya tidak melengkung mengikuti kontur bodi.
Terkait spesifikasi, Note20 turut ditenagai oleh chipset Snapdragon 865+ untuk versi yang dijual di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya. RAM-nya cuma tersedia dalam kapasitas 8 GB, sedangkan pilihan storage internalnya mencakup 128 GB atau 256 GB (tanpa slot microSD). Kapasitas baterainya sedikit lebih kecil ketimbang kakaknya di angka 4.300 mAh.
Lanjut mengenai kamera, tonjolan milik Note20 rupanya tidak sebengkak pada Note20 Ultra, tapi spesifikasinya memang juga berbeda: kamera utama 12 megapixel f/1.8 dengan Dual Pixel AF, kamera ultra-wide 12 megapixel f/2.2, dan kamera telephoto 64 megapixel f/2.0 dengan 3x hybrid zoom. Kamera depannya sama persis meski ukurannya kelihatan lebih besar di layarnya yang lebih kecil.
Kolaborasi dengan Microsoft
Hardware baru sebagian dari cerita lengkap seputar seri Note20, sebab Samsung turut mengumumkan sejumlah hasil kolaborasinya dengan Microsoft yang sangat menarik. Yang pertama berkaitan dengan fitur unggulan seri Note sendiri, yakni S Pen. Semua coretan-coretan yang pengguna buat di aplikasi Samsung Notes nantinya dapat tersinkronisasi secara otomatis ke Microsoft OneNote maupun Outlook versi web.
Ini berarti semua catatan yang pengguna buat di smartphone bisa langsung muncul di laptop dengan menggunakan layanan-layanan dari Microsoft tersebut. Fitur sinkronisasi yang sama juga berlaku untuk aplikasi Samsung Reminders, yang kontennya bisa pengguna lihat langsung di Microsoft To Do, Teams, maupun Outlook.
Juga menarik adalah pembaruan yang diterapkan pada fitur Link to Windows beserta aplikasi Your Phone di Windows 10. Pada seri Note20, kombinasi keduanya tidak cuma menghadirkan akses ke notifikasi maupun galeri foto saja di laptop yang terhubung, melainkan juga akses ke seluruh aplikasi yang terdapat di ponsel.
Multitasking pun turut didukung, yang berarti lebih dari satu aplikasi di Note20 bisa pengguna buka di laptop secara bersamaan. Kalau memang sering dibuka, aplikasinya bahkan bisa di-pin ke taskbar atau Start Menu Windows 10.
Terakhir, Samsung juga akan menyediakan bundel khusus Note20 yang meliputi akses gratis layanan Xbox Game Pass Ultimate selama tiga bulan di negara-negara tempat layanan itu tersedia, plus controller inovatif buatan PowerA. Seperti yang sudah saya tuliskan sebelumnya, per 15 September nanti, layanan cloud gaming Project xCloud akan resmi meluncur sebagai bagian dari Xbox Game Pass Ultimate, dan itu berarti konsumen Note20 bisa langsung memainkan 100 lebih game Xbox mulai pertengahan September.
Galaxy Z Fold2
Di samping Note20 dan Note20 Ultra, Samsung turut mengungkap Galaxy Z Fold2 yang membawa banyak sekali penyempurnaan jika dibandingkan dengan pendahulunya. Dalam posisi terlipat pun, Z Fold2 sudah terlihat jauh lebih menarik berkat layar bagian luar yang membentang dari ujung ke ujung dengan ukuran 6,2 inci.
Saat dibuka, giliran layar 7,6 inci yang menyambut pengguna. Baik di luar maupun dalam, pengguna tak akan menjumpai poni. Sayangnya Samsung belum membeberkan spesifikasinya secara lengkap, tapi mereka sempat menyebut refresh rate 120 Hz untuk layar bagian dalamnya, serta konstruksi layar keseluruhan yang lebih kokoh.
Bukan cuma layarnya, engselnya pun juga ikut dimatangkan lebih jauh lagi. Semua pembaruannya tentu didasari oleh berbagai masukan dari pengguna Fold generasi pertama dan pengguna Z Flip. Alhasil, engsel milik Z Fold2 sekarang bisa menahan posisi di berbagai sudut seperti Z Flip, dan ini tentunya bisa mewujudkan lebih banyak skenario penggunaan.
Di titik ini mungkin konsumen Galaxy Fold dan Z Flip terdengar seperti kelinci percobaan, tapi yang namanya produk generasi pertama memang seperti itu, dan sekarang semestinya Z Fold2 sudah jauh lebih matang dan tak lagi terkesan eksperimental.
Seperti yang bisa kita lihat, fisik Z Fold2 juga terlihat jauh lebih elegan berkat tebal bodi yang menyusut menjadi 6 mm (dalam posisi terbuka). Meski menipis, Z Fold2 rupanya mengusung kapasitas baterai yang sedikit lebih besar daripada pendahulunya di angka 4.500 mAh. Lebih lengkapnya soal Z Fold2 baru akan Samsung umumkan pada tanggal 1 September.