Tag Archives: gaming

PT Telkomsel Ekonomi Digital

Telkomsel Resmikan Anak Usaha Baru untuk Mewadahi Inisiatif Digital Perusahaan

Dalam upaya mendukung kelangsungan peta jalan transformasi digital di Indonesia, Telkomsel secara khusus membentuk sebuah entitas baru yang dinamakan PT Telkomsel Ekosistem Digital. Hal ini dinyatakan sebagai wujud keseriusan perusahaan dalam memperluas portofolio bisnis digital.

PT Telkomsel Ekosistem Digital akan mengambil posisi sebagai perusahaan induk yang menaungi beberapa anak perusahaan dari portofolio bisnis vertikal Telkomsel di sektor digital. Melalui inisiatif ini, mereka akan mengoptimalkan pemanfaatan sinergi seluruh ekosistem aset yang dimiliki. Hingga saat ini, perusahaan belum mengumumkan nama resmi yang akan digunakan sebagai brand atau identitas bisnis.

Selain itu, pembentukan anak usaha baru Telkomsel ini juga diharapkan bisa membuka peluang serta mempermudah pemanfaatan teknologi digital terkini. Hal ini semata-mata bertujuan untuk memperkuat ekosistem digital tanah air demi mengantarkan Indonesia menjadi digital powerhouse di Asia Tenggara.

Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam mengatakan, “Telkomsel ingin terus memberikan manfaat kepada masyarakat dengan mengoptimalkan kapabilitas digital trifecta (digital connectivity, digital platform, dan digital service) yang dimiliki untuk mendorong perluasan portofolio bisnis di berbagai sektor, terutama yang dapat memperkuat perekonomian digital nasional.”

Indonesia kini telah menjadi salah satu negara dengan penetrasi ekonomi digital yang terus tumbuh positif setiap tahunnya dengan transaksi digital yang diproyeksikan mencapai $124 miliar pada tahun 2025.

Berdasarkan studi yang dilakukan Google, Temasek, dan Bain & Co., sekitar 41,9% dari total transaksi ekonomi digital Asia Tenggara berasal dari Indonesia. Nilai ekonomi digital Indonesia sendiri pada 2020 telah mencapai $44 miliar, tumbuh 11% dibandingkan 2019, dan memiliki kontribusi sebesar 9,5% terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

“Kami berharap, PT Telkomsel Ekosistem Digital dapat menjalankan perannya memperkuat Telkomsel sebagai digital ecosystem enabler, melalui optimalisasi kapabilitas ekosistem layanan digital yang dimiliki, guna mewujudkan visi Indonesia menjadi salah satu negara ekonomi digital terbesar di dunia,” ungkap Hendri.

Di tahap awal, PT Telkomsel Ekosistem Digital akan dipimpin oleh Andi Kristianto sebagai Chief Executive Officer (CEO). Sebelumnya, Andi juga pernah menjabat sebagai CEO Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) dan SVP Corporate Strategy and Strategic Investment di Telkomsel. Selain itu, Andi juga akan didampingi oleh Andry Firdiansyah sebagai Chief Financial Officer (CFO) dan Chief Human Resource Officer (CHRO), dan Luthfi K. Arif sebagai Chief Technology Officer (CTO).

Inisiatif digital Telkomsel

Beberapa tahun terakhir, Telkomsel telah memperluas cakupan solusi digitalnya melalui divisi inkubasi dan akselerasi internal Telkomsel Innovation Center (TINC) dan Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) sebagai perusahaan perpanjangan investasi di luar ekosistem perusahaan. Ini menjadi salah satu langkah strategis untuk mencari model bisnis yang tepat bagi bisnis telekomunikasinya.

Dalam upaya mendorong pengembangan di gelombang pertama, PT Telkomsel Ekosistem Digital akan fokus pada tiga sektor industri digital, yakni edtech, healthtech, dan gaming. Ketiga lini bisnis tersebut dinilai berpotensi untuk mendorong perekonomian digital nasional dan akan menjadi bagian dari emerging portofolio bisnis digital Telkomsel yang berkelanjutan.

Di pertengahan tahun 2021, Telkomsel memperkenalkan Kuncie, platform edtech yang menyediakan layanan pembelajaran pengembangan bisnis di berbagai macam kategori dengan mentor berpengalaman. Edtech merupakan vertikal bisnis yang mungkin belum pernah menjadi diversifikasi lini bisnis operator telekomunikasi, baik dikembangkan sendiri maupun lewat skema investasi atau kemitraan strategis.

Selang beberapa waktu, tepatnya di akhir tahun 2021, perusahaan resmi meluncurkan platform digital terbaru Fita yang bermain di segmen prevented healthcare. Produk ini disebut mengamalkan growth mentality yang lekat pada kultur startup. Sebelumnya, aplikasi Fita sudah lebih dulu hadir di Google Play Store dan Apps Store pada pertengahan tahun ini.

Dalam waktu dekat, Telkomsel berencana melakukan pemekaran usaha melalui pemisahan keseluruhan bisnis aplikasi Kuncie dan Fita untuk dialihkan kepada PT Telkomsel Ekosistem Digital, guna memperkuat penetrasi bisnis vertikal, masing-masing di sektor edutech dan healthtech.

Sedangkan untuk sektor gaming, Telkomsel juga telah mengalihkan kontrak usaha patungan kepada PT Telkomsel Ekosistem Digital untuk mendirikan perusahaan Joint Venture (JV) yang memiliki fokus bisnis sebagai perusahaan penerbit (publisher) gaming guna meningkatkan kompetensi dan kapabilitas di vertikal bisnis Telkomsel di industri gaming.

The Settlers Versi Reboot Siap Menyapa Para Penggemar Game RTS pada Bulan Maret

The Settlers, seri game RTS lawas yang cukup populer di tahun 90-an, bakal kembali menyapa para penggemar game strategi tahun ini. Setelah mengalami beberapa penundaan, reboot The Settlers ini akan resmi meluncur pada tanggal 17 Maret 2022 mendatang.

Tanpa menghitung sejumlah judul spin-off-nya, total ada tujuh game The Settlers yang diluncurkan dari tahun 1993 sampai 2010, sebelum akhirnya franchise ini vakum selama satu dekade lebih. Di tahun 2014, Ubisoft sebenarnya sempat menggarap game The Settlers yang ke-8, akan tetapi game tersebut batal dirilis setelah menerima respons negatif selama masa pengujian closed beta-nya.

The Settlers versi reboot ini pertama kali diumumkan pada event Gamescom 2018, dengan rencana awal perilisan di tahun 2019. Jadwalnya lalu mundur hingga kuartal ketiga 2020, namun seperti yang kita tahu, pandemi COVID-19 melanda, dan di bulan Juli 2020 Ubisoft memutuskan untuk kembali menundanya. Well, semoga saja kali ini tidak mundur lagi.

Dibandingkan game-game RTS lain, The Settlers memang tidak terlalu mengedepankan aspek kompetitif dan bisa dimainkan secara cukup santai. Hal ini semakin dimantapkan berkat visualnya yang apik dan mendetail, dan di versi reboot-nya ini, The Settlers digarap menggunakan engine Snowdrop yang terkenal punya visual beserta tingkat detail yang memukau.

Selain campaign dengan cerita yang mendalam, The Settlers juga menawarkan beberapa mode permainan lain seperti mode skirmish dan onslaught, termasuk halnya mode multiplayer yang mendukung hingga 8 pemain. Ada tiga faksi berbeda yang dapat dimainkan — Elari, Maru, dan Jorn — serta beberapa bioma yang bisa dieksplorasi di The Settlers.

Bagi yang sudah tidak sabar dan ingin segera memainkannya, Anda bisa mengikuti program pengujian closed beta The Settlers yang akan segera berlangsung mulai tanggal 20 sampai 24 Januari 2022. Selama masa closed beta, hanya ada mode skirmish 1v1 dan 2v2 yang bisa dimainkan di dua map yang berbeda. Kalau tertarik, Anda bisa mendaftarkan diri di situs resminya.

Sumber: PC Gamer dan Ubisoft.

Bos Xbox: Pasar Ritel Game Tradisional Masih Lebih Besar Daripada Subscription

Di antara nama-nama besar industri gaming, Microsoft adalah salah satu yang paling optimistis soal cloud gaming dan mekanisme subscription. Meski demikian, Microsoft masih belum punya rencana untuk meninggalkan pasar ritel game tradisional, setidaknya dalam waktu dekat ini.

Dalam sebuah wawancara dengan New York Times, Phil Spencer selaku bos besar Xbox sempat menyinggung soal ini. Menurutnya, bisnis subscription yang Xbox jalankan berbeda dari Netflix karena Xbox masih menjual game dengan cara konvensional, dan ini penting karena pasar ritel game masih sangat kuat dan juga terus bertumbuh. Itulah mengapa Xbox memberi pilihan antara subscription dan transaksi kepada konsumennya.

Ditanya mana yang lebih besar antara subscription dan transaksi dari sudut pandang bisnis, Phil dengan sigap menjawab transaksi. “Transaksi lebih besar daripada subscription. Subscription bertumbuh dengan lebih cepat, tapi hanya karena itu relatif baru. Dan dengan Game Pass, kami adalah salah satu penggerak pertama di ranah tersebut. Namun bisnis transaksi sangatlah besar. Kami masih menjual disk fisik,” jelas Phil.

Setidaknya untuk sekarang, masih ada beberapa alasan mengapa Microsoft belum bisa sepenuhnya bergantung pada bisnis subscription. Salah satunya menyangkut isu ketersediaan: layanan Xbox Game Pass maupun PC Game Pass hingga detik ini masih belum tersedia secara resmi di negara-negara besar macam Tiongkok maupun Indonesia. Padahal, hampir semua game keluaran Xbox Game Studios sudah bisa kita beli lewat Steam, termasuk judul-judul terbaru seperti Forza Horizon 5 atau Halo Infinite.

Layanan subscription Xbox Game Pass dan PC Game Pass sejauh ini baru tersedia di beberapa negara saja / Microsoft

Phil juga sempat menyinggung lebih jauh soal cloud gaming, dan bagaimana belakangan ini semakin banyak raksasa teknologi yang tertarik untuk ikut menggeluti bidang ini, mulai dari Google, Amazon, bahkan sampai Netflix sekalipun. Kendati demikian, Phil cukup yakin Microsoft setidaknya satu langkah lebih unggul, sebab di samping memiliki infrastruktur cloud yang bagus, mereka juga sudah paham betul mengenai dunia game development.

“Menurut saya cloud itu penting. Dan Netflix jelas punya cloud. Amazon punya cloud. Google punya kapabilitas cloud yang nyata. Namun tanpa konten, komunitas dan cloud, saya pikir masuk ke gaming saat ini — dan Anda bisa melihatnya pada apa yang sedang Netflix lakukan. Menurut saya apa yang mereka lakukan itu cerdas. Mereka membeli sejumlah studio. Mereka mempelajari proses kreatif dari hiburan interaktif. Dan saya pikir ini merupakan cara cerdas bagi mereka untuk masuk ke ranah ini. Bagi kami, kami sudah memulai ini sejak bertahun-tahun yang lalu,” terang Phil.

Benar saja. Di saat Amazon baru punya satu game yang bisa dibilang lumayan sukses (New World), dan Google malah menutup studio pengembangan game-nya, Microsoft justru merilis banyak game populer hanya di tahun lalu saja (Forza Horizon 5, Halo Infinite, Age of Empires 4, Psychonauts 2). Kita pun juga tidak boleh lupa bahwa Zenimax beserta seluruh anak perusahaannya kini juga merupakan bagian dari keluarga Xbox Game Studios.

Sumber: The New York Times dan PC Gamer.

Perilisan Stalker 2 Kembali Ditunda, Kini Dijadwalkan Meluncur pada 8 Desember 2022

S.T.A.L.K.E.R. 2: Heart of Chernobyl (atau “Stalker 2” saja supaya saya tidak kesulitan mengetiknya) kembali mengalami penundaan perilisan. Lewat Twitter, GSC Game World selaku pengembangnya mengumumkan bahwa jadwal peluncuran Stalker 2 kini mundur menjadi 8 Desember 2022.

Sebelumnya, Stalker 2 dijadwalkan meluncur pada 28 April 2022, dan ini juga sudah beberapa kali diundur mengingat game-nya pertama kali diumumkan di tahun 2010. Alasan penundaannya tentu sudah bisa ditebak: pengembangnya perlu lebih banyak waktu untuk memoles game-nya sampai sebagus mungkin.

“Tambahan waktu pengembangan selama tujuh bulan ini diperlukan guna mewujudkan visi kami serta untuk menyelesaikan game-nya sampai pada tahap yang kami inginkan. Stalker 2 adalah proyek terbesar dalam sejarah GSC, dan ia memerlukan pengujian dan polesan yang menyeluruh,” tulis pengembangnya di Twitter.

Meski mundur cukup jauh, menurut saya ini merupakan keputusan yang tepat bagi GSC, apalagi setelah beberapa kasus game yang dirilis dalam kondisi kurang layak seperti Cyberpunk 2077 maupun remaster GTA Trilogy. Sebagai sekuel dari trilogi game Stalker, ekspektasi terhadap Stalker 2 sangatlah besar, terutama dari para penggemar serinya.

Ada kemungkinan juga keputusan penundaan ini berkaitan dengan dibatalkannya rencana GSC untuk menyelipkan NFT ke Stalker 2. Buat yang tidak tahu, pada 16 Desember 2021 lalu, GSC mengumumkan bahwa mereka akan menghadirkan NFT di Stalker 2. Pengumuman tersebut disambut dengan protes dari banyak penggemarnya, dan hanya sehari setelahnya, GSC langsung membatalkan rencana tersebut. Bisa jadi, perubahan di menit-menit terakhir ini agak mengacaukan tahap finalisasi game.

Kemungkinan lain, GSC memang membutuhkan lebih banyak waktu untuk membenahi bug di Stalker 2. Sebagai informasi, Stalker 2 awalnya digarap menggunakan Unreal Engine 4, namun di tengah-tengah pengembangannya, GSC memutuskan untuk memperbaruinya ke Unreal Engine 5. Bisa jadi, mereka juga perlu tambahan waktu untuk mengoptimalkan transisi engine-nya.

Apapun alasannya, saya yakin sebagian besar penggemarnya tidak akan keberatan menunggu. GSC berniat untuk memberikan informasi tambahan dalam beberapa bulan ke depan. Semoga saja kita bisa melihat trailer gameplay barunya di E3 2022.

Via: Rock Paper Shotgun.

Newzoo: RPG Adalah Genre Mobile Game dengan Pendapatan Terbesar di Tahun 2020

Pernahkah Anda bertanya dalam hati, “Di genre game apa mayoritas gamer mobile menghabiskan paling banyak uang?” Apakah di game-game kasual seperti Candy Crush atau Hay Day? Di game strategi macam Clash of Clans? Atau malah di game RPG seperti Genshin Impact?

Berdasarkan laporan terbaru dari Newzoo dan platform mobile ads Pangle, jawabannya adalah RPG, setidaknya selama tahun 2020. Dalam laporannya, dikatakan bahwa dari total pendapatan di industri mobile game pada tahun 2020, 21,3% di antaranya berasal dari genre RPG — paling besar di antara genre-genre lainnya.

Jadi dari total pendapatan industri mobile game sebesar $86,9 miliar di tahun 2020, sekitar $18,5 miliar merupakan hasil belanja para pemain game RPG. Menariknya, penyumbang terbesar dari angka $18,5 miliar itu adalah negara-negara di kawasan Asia Timur, spesifiknya Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan.

Pada kenyataannya, tiga negara tersebut menyumbang 72% dari total pendapatan mobile RPG. Paling besar adalah Tiongkok dengan $7,84 miliar, disusul oleh Jepang dengan $3,46 miliar, kemudian Korea Selatan dengan $2,04 miliar. Yang mungkin jadi pertanyaan berikutnya adalah, kok bisa para pemain mobile RPG di kawasan Asia Timur, khususnya di tiga negara tadi, berani mengeluarkan jauh lebih banyak uang ketimbang pemain dari negara-negara lain?

Menurut Newzoo, salah satu alasannya adalah karena RPG bikinan negara-negara timur mengemas lebih banyak mekanik, lebih banyak fitur gameplay sosial, dan lebih banyak update rutin yang berbobot (live-ops).

Berdasarkan hasil studi Newzoo, eksplorasi merupakan salah satu faktor utama mengapa gamer tertarik dengan genre RPG. Agar pemain bisa terus termotivasi, tentunya perlu ada hal yang mendorong mereka untuk terus bereksplorasi, semisal update yang menghadirkan kota atau lokasi baru di dalam game. Itulah mengapa beberapa judul mobile RPG yang sukses adalah yang rutin menerima update konten baru dari pengembangnya.

Lebih lanjut, tidak sedikit juga mobile RPG yang kini menaruh fokus ekstra pada aspek live-ops dengan menggelar beragam event di dalam game maupun menjalin kolaborasi dengan brand. Salah satu contohnya adalah Genshin Impact.

Data yang direkam Newzoo menunjukkan bahwa berbagai event baru dan koleksi item gacha yang dihadirkan di Genshin Impact terbukti mampu meningkatkan engagement sekaligus kecenderungan pemain untuk mengeluarkan uang. Alhasil, tidak kaget kalau in-app purchase (IAP) masih tetap menjadi sumber pemasukan terbesar buat genre RPG.

Selain IAP, in-app advertising juga menjadi opsi monetisasi lain yang semakin diterima oleh para pemain mobile RPG. Survei yang dilakukan Newzoo menunjukkan bahwa 73% pemain mobile RPG tidak keberatan dengan keberadaan iklan di dalam game seandainya itu bisa membantu progres permainan mereka, seperti misalnya menonton video iklan untuk mendapatkan item atau mata uang dalam game secara cuma-cuma.

Sumber: Newzoo via Games Industry.

Fractal Adalah Marketplace NFT Khusus Gaming Ciptaan Pendiri Twitch

Dengan total volume transaksi melebihi $10 miliar, OpenSea pantas mendapat gelar sebagai marketplace NFT terbesar di dunia saat ini. Namun hal itu rupanya tidak mencegah lahirnya sejumlah marketplace baru, termasuk yang spesifik menyasar vertikal gaming. Salah satunya adalah Fractal, sebuah marketplace NFT khusus gaming besutan Justin Kan.

Nama tersebut terdengar familier? Wajar, mengingat Justin adalah salah satu pendiri Twitch. Justin sudah mendalami dunia crypto sejak tahun 2013, bahkan semenjak Twitch belum menjadi milik Amazon, dan sekarang ia ingin mewujudkan obsesinya terkait crypto sekaligus gaming melalui Fractal.

Eksistensi Fractal dipicu oleh meningkatnya popularitas game play-to-earn (P2E) belakangan ini. NFT memang merupakan komponen kunci yang menjadi fondasi utama ekonomi dalam game P2E, dan Fractal ingin ikut ambil bagian dengan bekerja sama langsung dengan pihak developer/publisher game.

Nantinya, NFT yang ada di Fractal bisa dibagi menjadi dua kategori: yang dijual langsung oleh developer/publisher (primary market), dan yang diperjualbelikan antar pengguna (secondary market). Lebih jauh lagi ke depannya, Fractal juga tertarik menciptakan infrastruktur untuk mengakomodasi skenario-skenario penggunaan NFT lainnya, seperti misalnya untuk sistem scholarship yang ada dalam game P2E macam Axie Infinity.

Untuk sekarang, Fractal sepenuhnya menggunakan blockchain Solana, namun sudah ada rencana mengenai integrasi blockchain lain ke depannya. Solana sendiri dipilih berkat ongkosnya yang rendah dan kecepatan transaksinya, yang menurut Justin krusial buat developer/publisher game yang ingin menawarkan aset in-game dalam jumlah besar.

Justin melihat game P2E dan NFT sebagai evolusi alami dari tren jual-beli item dalam game online di era 90-an. Dalam beberapa tahun terakhir ini, kita sudah semakin terbiasa membeli skin atau berbagai macam item lain di game seperti Fortnite atau PUBG. Justin percaya NFT dan prinsip kepemilikan yang diterapkan pada dasarnya bisa semakin meningkatkan nilai dari benda-benda digital tersebut secara signifikan.

Rencananya, Fractal akan resmi meluncur pada 30 Desember 2021, bersamaan dengan koleksi NFT-nya sendiri.

Sumber: VentureBeat.

Weird West, Immersive Sim Baru Ciptaan Kreator Dishonored, Ditunda Perilisannya Hingga Maret 2022

2022 punya banyak game yang sangat layak untuk dinantikan, belum lagi yang diumumkan di ajang The Game Awards 2021 kemarin. Salah satu yang paling saya tunggu-tunggu adalah Weird West, sebuah immersive sim karya WolfEye Studios. Awalnya dijadwalkan hadir di bulan Januari, sayang perilisannya terpaksa diundur sampai 31 Maret 2022.

Lewat Twitter, Devolver Digital selaku publisher-nya mengumumkan bahwa berdasarkan masukan dari para beta tester, Weird West masih perlu dipoles lebih lanjut agar bisa menjadi sesuatu yang benar-benar spesial untuk dimainkan. Pengumuman ini menerima banyak sambutan positif, menunjukkan bahwa gamer sebetulnya tidak keberatan menunggu lebih lama ketimbang disuguhi game yang belum matang seperti Cyberpunk 2077 maupun remaster GTA Trilogy.

Game development bukanlah pekerjaan yang mudah, apalagi kalau yang digarap adalah immersive sim yang terkenal sangat kompleks. Pendiri WolfEye Studios sekaligus creative director Weird West, Raphaël Colantonio, menjelaskan bahwa ada banyak sekali yang bisa terjadi dalam sebuah immersive sim, dan terkadang itu bisa menimbulkan sejumlah problem.

WolfEye memang baru berdiri sejak tahun 2019, namun Raphaël dan timnya sudah tidak asing lagi dengan genre immersive sim. Buat yang tidak tahu, Raphaël merupakan pendiri sekaligus pimpinan Arkane Studios selama 18 tahun. Selama di Arkane, Raphaël memimpin pengembangan game-game seperti Arx Fatalis, Dark Messiah, Dishonored, dan Prey, yang semuanya merupakan immersive sim.

Pada umumnya, immersive sim disajikan dalam perspektif orang pertama (first-person). Namun Weird West rupanya tidak demikian dan justru mengadopsi tampilan isometrik, membuatnya kelihatan mirip seperti RPG klasik macam Fallout. Namanya immersive sim, Weird West bakal membebaskan pemain melakukan apa saja dalam menjalankan misinya, sebab memang hampir tidak ada yang benar atau salah di kategori game semacam ini.

Juga unik adalah adanya lima playable character di Weird West, masing-masing dengan jalan ceritanya sendiri, akan tetapi konsekuensinya berkesinambungan. Buat yang penasaran dengan gameplay-nya, silakan tonton trailer-nya di bawah ini.

Sumber: PC Gamer.

ASUS Umumkan ROG Strix G35 di Indonesia dan Kolaborasinya dengan Film Spider-Man: No Way Home

ASUS ROG mengumumkan kolaborasi dengan Sony Pictures pada film superhero terbaru yaitu Spider-Man: No Way Home yang telah dapat disaksikan di bioskop-bioskop kesayangan Anda sejak 17 Desember. Kolaborasi ini menegaskan bahwa ROG bukan hanya sekadar brand gaming, tetapi juga sangat dekat dengan pop culture.

ASUS juga turut memperkenalkan ROG Strix G35, PC gaming yang selaras dengan tema Spider-Man: No Way Home yaitu memiliki desain yang sangat unik dan futuristik. Bagian depan dan atas case-nya menggunakan desain windshear yang tidak hanya membuatnya lebih menarik, tetapi juga memiliki fungsi teknis tersendiri.

Desain windshear tersebut berfungsi sebagai ventilasi udara yang berperan penting dalam sistem pendinginan secara keseluruhan. Desain windshear memastikan aliran udara masuk ke dalam case menjadi lebih lancar sehingga membuat sistem pendinginan dapat berjalan secara optimal.

Gaming bukan lagi merupakan sebuah kegiatan semata, tetapi telah menjadi bagian dari pop culture dunia. Kolaborasi kali ini menegaskan bahwa ROG yang merupakan brand gaming ternama dunia tidak bisa dipisahkan dari pop culture,” ujar Jimmy Lin, ASUS Regional Director Southeast Asia.

ROG tidak hanya dirancang untuk gamer, tetapi juga para kawula muda yang tertarik dengan teknologi, sains, dan pop culture seperti halnya Peter Parker dalam film Spider-Man: No Way Home,” tambahnya.

Harga dan Spesifikasi ROG Strix G35

Untuk memainkan game-game AAA kekinian pada resolusi 1080p atau bahkan 4K, PC gaming masih menjadi andalan para hardcore maupun esports gamer. Biasanya PC gaming memiliki performa yang lebih powerful dibandingkan laptop gaming pada rentang harga yang sama.

ROG Strix G35 sendiri ditenagai oleh prosesor hingga Intel i9-11900KF yang dapat dipacu hingga 5,2GHz, serta memiliki konfigurasi 8 core dan 8 trhread. Ia dibekali dengan kartu grafis NVIDIA GeForce RTX 3080 LHR yang sangat powerful.

Kartu grafis dengan sistem pendingin khusus tersebut telah dibekali dengan VRAM DDR6X sebesar 10GB dan telah mendukung berbagai teknbologi grafis terkini seperti real-time ray tracing hingga DLSS 2.0. Kartu grafis ini membuat ROG Strix G35 tampil tidak hanya sebagai mesin untuk bermain game, tetapi juga cocok untuk content creation dan aktivitas lainnya yang membutuhkan performa komputasi tinggi seperti simulasi dan 3D modelling.

Selain itu, ROG Strix G35 turut dibekali dengan penyimpanan kencang dan lega yaitu kombinasi antara NVMe PCIe 3.0 SSD dan 3.5 inci 7200RPM SATA HDD. Keduanya memiliki kapasitas penyimpanan 1TB sehingga pengguna tidak perlu khawatir terhadap performa dan kapasitas penyimpanannya. Sementara, kapasitas RAM-nya mencapai hingga 64GB.

Sistem pendinginannya menggunakan dual-chamber yang membagi case ROG Strix G35 menjadi dua buah bagian kanan dan kiri. Di sebelah kiri terdapat motherboard, CPU, dan kartu grafis. Sementara, di bagian kanan terdapat power supply. Berkat sistem pembagian ruang tersebut, distribusi panas di ROG Strix G35 dapat terkontrol karena udara panas yang dihasilkan dari empat komponen tersebut menjadi terbagi dan tidak bercampur di satu ruang.

Sistem dual-chamber juga membuat ruang komponen di ROG Strix G35 menjadi lebih lega dan memungkinkan sirkulasi udara yang lebih lancar. Untuk memaksimalkan pendinginannya, sistem liquid cooling pun digunakan untuk mendinginkan CPU di ROG Strix G35. Tentu saja pengguna ROG Strix G35 memiliki kontrol penuh untuk mengatur seluruh sistem pendingin tersebut melalui aplikasi Armoury Crate.

Untuk memudahkan penggunanya, ROG Strix G35 dilengkapi dengan pegangan (handle) sehingga lebih mudah untuk dipindah. Di bagian handle-nya juga terdapat slot untuk keystone. Sama seperti yang ada di laptop ROG Strix, keystore tersebut berfungsi layaknya kunci yang memungkinkan pengguna menyimpan dan mengaplikasikan profile dan pengaturan yang ada di Armoury Crate. Keystone juga dapat digunakan untuk membuka Shadow Drive atau drive penyimpanan khusus dengan fitur enkripsi yang dapat disembunyikan.

Akses terhadap port I/O di ROG Strix G35 juga lebih mudah. Di bagian atas case-nya terdapat dua port USB Type-A dan satu port USB Type-C sehingga pengguna tidak perlu menguhubungkan setiap perangkat yang menggunakan kedua port tersebut ke bagian belakang. Terdapat pula dua port audio 3.5mm yang berfungsi sebagai input dan output.

PC gaming ASUS ROG Strix G35 hadir dengan dua konfigurasi di Indonesia, harganya mulai dari Rp50.599.000 termasuk keyboard dan mouse dalam paket penjualan. Berikut spesifikasi lengkapnya:

Spesifikasi ROG Strix G35
CPU Intel Core i9-11900KF Processor 3.5GHz (16M Cache, up to 5.2 GHz)
Intel Core i9-11900KF Processor 3.5GHz (16M Cache, up to 5.2 GHz)
Chipset Intel Z590 Chipset
Operating System Windows 11
Memory 64GB DDR4
32GB DDR4
Storage 1TB 3.5” 7200RPM HDD + 1TB M.2 NVMe PCIe 3.0 SSD
Graphics NVIDIA GeForce RTX 3080 LHR with 10GB DDR6X
Front I/O 2 x USB 3.2 Gen 1 type A, 2 x USB 3.2 Gen 1 type C, 1 x Mic in, 1 x Headphone out
Rear I/O
4 x USB 3.2 Gen 1 type A, 3 x USB 3.2 Gen 2 type A, 1 x USB 3.2 Gen 2 type C, 1 x HDMI 2.0, 1 x DisplayPort, 1 x RJ45 LAN, 5 X Audio Jacks, 1 x S/PDIF
Connectivity 802.11 ac gigabit-class Wi-Fi, Bluetooth 5.1
Audio High Definition 7.1 Channel Audio
Dimension 27,9 x 43,3 x 50,1 cm (WxDxH)
Weight 15Kg
Security TPM 2.0
Price Rp51.799.000 (Core i7 / 64GB RAM / RTX 3080 LHR)
Rp50.599.000 (Core i9 / 32GB RAM / RTX 3080 LHR)
iQOO-Neo-5S

iQOO Neo 5S dan Neo 5SE dari vivo Ditenagai Snapdragon 8 Series & Jalankan OriginOS Ocean

iQOO sub-brand dari vivo, telah meluncurkan Neo5S dan Neo5 SE. Keduanya ditenagai chipset flagship seri Snapdragon 8 dari Qualcomm dan langsung menjalankan OriginOS Ocean berbasis Android 12.

iQOO Neo5S punya performa yang lebih unggul dengan Snapdragon 888 dan membawa lebih banyak fitur premium. Sedangkan iQOO Neo5 SE adalah versi hemat dengan Snapdragon 870 tanpa membuat kompromi besar dalam hal spesifikasi.

Chipset tersebut dipadukan dengan tiga opsi konfigurasi, mulai dari RAM 8GB dengan penyimpanan internal UFS 3.1 128GB atau 256GB dan hingga RAM 12GB dengan penyimpanan internal 256GB.

iQOO-Neo-5S-2
iQOO Neo5S

Dari segi layar, iQOO Neo5S menggunakan panel AMOLED 6,62 inci FHD+ dengan refresh rate 120 Hz dan mengemas sensor sidik jari di bawah layar. Sementara, iQOO Neo5 SE menggunakan panel IPS 6,67 inci FHD+ tetapi dengan refresh rate lebih tinggi yakni 144 Hz, touch sampling rate 240 Hz, dan sensor sidik jari di samping bodi.

Beralih ke aspek kamera, kedua perangkat dibekali tiga unit kamera belakang dan kamera depan 16MP. iQOO Neo5S dengan kamera utama 48MP, 13MP dengan lensa ultrawide, dan 2MP untuk bidikan macro. Sedangkan, iQOO Neo5 SE punya kamera utama 50MP, 8MP ultrawide, dan 2MP macro.

iQOO-Neo5-SE
iQOO Neo5 SE

Kapasitas baterainya sama-sama 4.500 mAh, bedanya iQOO Neo5S dibekali kecepatan pengisian daya lebih kencang 66W dan 55W untuk iQOO Neo5 SE.
Terkait harga, vivo iQOO Neo5S dibanderol dengan harga yang sangat kompetitif yaitu mulai dari CNY 2.699 (Rp6 jutaan) dengan pilihan warna orange, blue, dan black. Sementara, iQOO Neo5 SE dijual mulai dari CNY 2.199 (Rp4,9 jutaan) dalam warna black, white, dan aurora.

Sumber: GSMArena

10 Smartphone Berspesifikasi Tinggi untuk Gaming dengan Grafis Rata Kanan

Bermain game mobile dengan pengaturan grafis rata kanan menuntut performa hardware yang tinggi. Kabar bagusnya, smartphone dengan spesifikasi tinggi tidak harus mahal.

Saya telah merangkum sepuluh smartphone terbaru berspesifikasi tinggi keluaran 2021 yang ideal untuk bermain game dengan kualitas grafis maksimum. Mereka merupakan smartphone kelas menengah ke atas, dengan harga di bawah sepuluh juta.

1. Samsung Galaxy A52s 5G 8GB/256GB Rp6.499.000

Mari mulai dari Samsung, pada pertengahan bulan September lalu perusahaan asal Korea Selatan itu merilis Galaxy A52s 5G di Indonesia. Sesuai namanya, perangkat ini mendukung konektivitas 5G dan ditenagai chipset premium Snapdragon 7 series dari Qualcomm yakni Snapdragon 778G.

Untuk mendukung kemampuan gaming, SoC 6nm ini meminjam dua fitur Snapdragon Elite Gaming yang terdapat pada Snapdragon 888. Pertama Variable Rate Shading (VRS) yang dapat menenukan bagian grafik mana yang perlu dipertajam dan mana yang tidak memerlukan banyak detail. Kedua Game Quick Touch yang meningkatkan respons sentuhan.

Dari segi layar dan baterai, Galaxy A52s 5G mengemas panel Super AMOLED 6,5 inci FHD+ dengan refresh rate 120 Hz. Baterai yang tersemat berkapasitas 4.500mAh dan didukung oleh fast charging 25W.

2. Samsung Galaxy M52 5G 8GB/128GB Rp4.999.000

Beralih ke Galaxy M52 5G, smartphone yang berjalan di atas One UI 3.1 berbasis Android 11 ini juga ditenagai chipset Snapdragon 778G. SoC ini membawa CPU octa-core yang terdiri dari 4x Kryo 670 2.4 GHz, 4x Kryo 670 1.9 GHz, dan GPU Adreno 642L, serta didukung RAM 8GB dan penyimpanan internal 128GB.

Sebagai seri M, kapasitas baterainya dikasih lebih besar yakni 5.000 mAh dengan fast charging 25W. Aktivitas gaming bakal dimanjakan oleh layar Super AMOLED 6,7 inci FHD+ dengan refresh rate 120 Hz.

3. OPPO Reno6 5G 8GB/128GB Rp7.499.000

OPPO menghadirkan tiga model Reno6 series di Indonesia, Reno6 5G berada di tengah antara Reno6 (versi 4G dengan Snapdragon 720G) dan Reno6 Pro 5G dengan Snapdragon 870 tetapi dijual di atas sepuluh juta. Jadi, saya ambil opsi di tengah dengan MediaTek Dimensity 900.

SoC ini sudah dibangun dengan proses fabrikasi 6nm. Di dalamnya termasuk CPU octa-core yang terdiri dari 2x Cortex-A78 2.4 GHz, 6x Cortex-A55 2.0 GHz, dan GPU Mali-G68 MC4. Kinerjanya ditopang RAM 8GB dan penyimpanan internal 128GB, ditambah RAM virtual ekstra 5GB dengan RAM Expansion.

Untuk menampilkan konten gaming, Reno6 5G mengandalkan panel AMOLED 6,43 inci FHD+ dengan refresh rate 90 Hz dan touch sampling rate 180 Hz. Kapasitas baterainya 4.300 mAh dengan teknologi 65W SuperVOOC 2.0 yang dapat mengisi daya hingga 100% hanya dalam waktu 28 menit.

4. vivo V21 5G 8GB/128GB Rp5.799.000 (Harga promo Rp4.999.000)

Lanjut ke vivo V21 5G, perangkat ini ditenagai chipset 5G kelas atas dari MediaTek yakni Dimensity 800U. SoC ini dibangun dengan proses fabrikasi 7nm dan ditopang RAM 8GB dengan penyimpanan 128GB, pengguna dapat merasakan total RAM 11GB dengan 3GB extended RAM.

Hal yang cukup mengejutkan ialah harganya. Pada vivo official store di Tokopedia, vivo V21 5G mendapat potongan harga yang cukup signifikan dari Rp5.799.000 menjadi Rp4.999.000. Untuk meningkatkan pengalaman gaming, vivo menggunakan panel AMOLED 6,44 inci FHD+ dengan refresh rate 90 Hz. Baterainya 4.000 mAh yang didukung 33W FlashCharge yang menjanjikan pengisian ulang hingga 63% dalam waktu 30 menit.

5. Huawei nova 9 8GB/256GB Rp7.599.000

Huawei merilis nova 9 pada tanggal 8 Desember lalu dan menjadi satu-satunya smartphone Huawei yang dirilis di Indonesia tahun ini. Perlu dicatat, nova 9 hadir dengan EMUI 12 tanpa GMS, pengguna bisa memperbaruinya ke sistem operasi Huawei terbaru yakni HarmonyOS 2.0 yang lebih terintegrasi dengan perangkat Huawei lainnya.

Kekuatan dapur pacunya sama seperti Galaxy A52s 5G dan Galaxy M52 5G, yakni mengandalkan chipset Snapdragon 778G. Bedanya nova 9 tidak mendukung konektivitas 5G. Ke bagian muka, Huawei menggunakan panel OLED dengan 1 miliar warna, membentang 6,57 inci FHD+ dengan tepian melengkung. Sudah didukung refresh rate 120 Hz dan multi-point touch dengan sampling rate 300 Hz. Kapasitas baterainya 4.300 mAh dengan 66W Huawei SuperCharge yang dapat mengisi penuh hanya 38 menit dan 18 menit untuk mencapai 60%.

6. Xiaomi 11T dan 11T Pro 8GB/256GB Mulai Rp5.999.000

Penawaran terbaru dari Xiaomi adalah Mi 11T dan 11T Pro, kedua smartphone Android 11 dengan sentuhan MIUI 12.5 ini membawa layar AMOLED flat DotDisplay 6,67 inci FHD+ dan punya refresh rate 120 Hz dengan touch sampling rate 480 Hz yang berarti sudah sangat optimal untuk gaming. Bedanya khusus Xiaomi 11T Pro, layarnya mendapatkan grade tertinggi A+ dari DisplayMate.

Perbedaan lainnya terletak pada dapur pacu, Xiaomi 11T yang dijual dengan harga Rp5.999.000 menggunakan chipset MediaTek Dimensity 1200-Ultra. Sementara, Xiaomi 11T Pro yang ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 888 dibanderol mulai Rp6.999.000 untuk varian 8GB/256GB dan Rp7.499.000 untuk 12GB/256GB.

Meski kapasitas baterainya sama-sama 5000 mAh, versi standarnya didukung charging 67W, sedangkan Xiaomi 11T Pro sudah dibekali teknologi Xiaomi HyperCharge 120W.

7. Xiaomi Poco X3 GT 8GB/256GB Rp4.599.000

Hadir di Indonesia pada bulan Agustus, Poco X3 GT menargetkan anak muda yang mencari smartphone dengan performa dan harga ekstrem yang sangat cocok untuk gaming. Ia ditenagai chipset MediaTek Dimensity 1100 yang dibuat dengan pemrosesan 6nm, didukung RAM 8GB dan opsi penyimpanan 128GB atau 256GB.

Performa gaming Poco X3 GT didukung layar IPS 6,6 FHD+ dengan dynamic refresh rate dari 30 Hz sampai 120 Hz dan touch sampling rate 240 Hz. Poco turut membekalinya dengan LiquidCool Technology 2.0 untuk menjaga temperatur smartphone tetap dingin terutama saat bermain game durasi panjang. Baterai 5.000 mAh juga telah didukung pengisian cepat 67W.

8. realme GT Neo 2 12GB/256GB Rp6.499.000

Beralih ke realme GT Neo 2 yang dirilis di Indonesia pada November lalu, perangkat ini sengaja dihadirkan untuk mereka doyan bermain game. Ia ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 870 dengan RAM mencapai 12GB, bahkan bisa ditambah lagi sebanyak 7GB secara virtual sehingga total RAM yang dimiliki menjadi 19GB.

Bagian layar, realme GT Neo 2 sudah menggunakan panel E4 AMOLED 6,62 inci FHD+ dengan refresh rate 120 Hz dan touch sampling rate 600 Hz. Untuk mendongkrak performa gaming, realme melengkapinya dengan Mode GT 2.0 yang telah ditingkatkan, dibekali sistem pendingin Stainless Steel Vapour Cooling Plus, dan baterai 5.000 mAh dengan pengisian cepat SuperDart Charge 65W.

9. realme GT Master Edition 8GB/128GB Rp4.999.000

realme GT Master Edition adalah smartphone resmi yang digunakan di liga profesional untuk PUBG Mobile (PMPL ID) yang digelar oleh Tencent. Hal ini berarti performa gaming-nya tak perlu diragukan lagi.

Perangkat ini menempati segmen menengah ke atas dengan bekal chipset Snapdragon 778G, ditopang RAM 8GB, dan penyimpanan internal 128GB. Ia mengusung layar AMOLED 6,43 inci FHD+ dengan refresh rate 120 Hz dan baterai 4.300 mAh dengan SuperDart charger 65W.

10. ASUS Zenfone 8 8GB/128GB Rp7.999.000

Terakhir tetapi tak kalah menarik adalah ASUS Zenfone 8, buat mereka yang mencari smartphone dengan spesifikasi gahar buat gaming dalam bodi mini. Dapur pacunya mengandalkan Snapdragon 888 yang dapat ngebut kencang dengan RAM 8GB dan penyimpanan internal 128GB.

Zenfone 8 mengusung panel AMOLED berukuran hanya 5,9 inci FHD+, untuk gaming ASUS pun memberikan dukungan refresh rate 120 Hz, response time 1 ms, dan touch sampling rate 240 Hz. Baterainya 4.000 mAh dan dilengkapi fast charging 30W yang dapat mengisi penuh dalam 1 jam 20 menit.

Itulah 10 smartphone terbaru dengan spesifikasi tinggi yang mampu menjalankan game dengan pengaturan grafis rata kanan, mulai dari Samsung hingga ASUS dengan harga dibawah sepuluh juta. Sebelumnya saya juga telah membuat daftar smartphone gaming 2021 yang bisa dibeli di Indonesia.