Tag Archives: gaming platform

LINE POD

Masuki Pasar Gaming, LINE Bakal Rilis LINE POD

LINE membuka masa pra-registrasi untuk platform gaming LINE POD pada minggu lalu. Perusahaan asal Jepang itu menjelaskan LINE POD sebagai “solusi bermain game lengkap” yang memungkinkan pengguna untuk memainkan game mobile dan PC melalui satu platform. Tentu saja, pemain juga bisa log in melalui akun LINE mereka. LINE POD juga sudah dilengkapi dengan fitur open chat.

LINE POD akan dirilis pada Mei 2020 di sejumlah negara, termasuk Indonesia, Ada 6 negara lain yang mendapatkan akses ke LINE POD selain Indonesia, yaitu Filipina, Hong Kong, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Thailand. Saat ditanya tentang alasan LINE memilih negara-negara tersebut, melalui email, perwakilan LINE menjawab, “Kami ingin memperluas layanan kami di negara-negara Asia Tenggara di mana LINE cukup dikenal oleh banyak orang di wilayah ini.”

LINE POD
Game-game yang tersedia di LINE POD. | Sumber: LINE

Salah satu tujuan LINE meluncurkan platform gaming ini adalah untuk memasuki pasar gaming. Mengingat nilai industri game pada 2020 diperkirakan akan menembus US$159,3 miliar, tidak heran jika LINE tergiur untuk memasuki industri tersebut. Selain LINE, ByteDance, perusahaan induk TikTok, juga dikabarkan berencana untuk lebih serius menggarap pasar game pada tahun ini.

Melalui LINE POD, LINE ini menyasar semua gamer, baik gamer PC maupun mobile. Karena itu, game-game yang ada di dalam LINE POD juga memiliki genre yang beragam. Salah satu game yang ada di LINE POD adalah Free Style, game basket yang menawarkan gameplay 3v3 layaknya basket jalanan.

Selain itu, Anda juga akan menemukan game strategi Game of Thrones Winter is Coming. LINE juga berhasil mendapatkan hak untuk merilis game fantasi MMORPG ArcheAge secara eksklusif di platform gaming barunya. Game MMORPG lain yang tersedia di LINE POD antara lain Rebirth Online, serta Hunter’s Arena: Legends yang menggabungkan genre MMORPG dengan battle royale.

Sejatinya, LINE dikenal sebagai aplikasi messaging. Namun, perlahan tapi pasti, LINE mulai merambah ke bisnis lain, termasuk ke pembayaran, dengan memperkenalkan LINE Pay. Dan kini, mereka mencoba untuk menembus pasar gaming dengan LINE POD. Di LINE POD, terdapat POD Store, yang merupakan tempat bagi Anda untuk membeli item atau paket game. Untuk melakukan pembelian, Anda dapat menggunakan Coins yang bisa Anda beli menggunakan LINE Pay.

Dari kiri ke kanan: Rolly Edward (CEO Skyegrid) , Rudiantara (Menkominfo), Muhammad Neil (Bekraf), Rindradana (Abuget)

Skyegrid Semangat Rangkul Pengembang Game Lokal

Mendukung pertumbuhan pengembang game lokal, Skyegrid layanan gaming on demand buatan developer lokal, secara resmi telah bermitra dengan pengembang game lokal triple A (“AAA”) Digital Happiness. Targetnya hingga akhir tahun 2018, Skygrid bisa merangkul sekitar 10 pengembang game lokal untuk ikut bergabung.

“Untuk saat ini, kami baru mempunyai satu pengembang game Triple A lokal, yakni Digital Happiness. Kerja sama dengan Digital Happiness ini sekaligus kick-off program kami dalam merangkul pengembang lokal sebanyak-banyaknya dalam beberapa waktu ke depan,” kata CEO Skyegrid Rolly Edward kepada DailySocial.

Hingga saat ini Skyegrid mengklaim telah memiliki sekitar 500 lebih pengguna aktif. Tidak hanya game enthusiasts dari Indonesia, Skyegrid juga sudah digunakan oleh pengguna di Singapura. Hingga akhir tahun, Skyegrid penambahan jumlah pengguna mencapai 20 ribu orang.

Menyediakan subscription plan

Pengguna yang ingin menikmati berbagai permainan lokal dan asing di platform Skyegrid, bisa berlangganan dengan biaya sebesar Rp179 ribu per bulan. Dengan berlangganan Skyegrid, siapapun bebas memilih untuk bermain di platform yang mereka mau, termasuk Android, Windows, MacOS X, sampai Xbox One.

“Di tahap awal, kami menyediakan lebih dari 50 judul game AAA terpopuler di Indonesia dari sekitar 25 publisher game ternama dunia, seperti Ubisoft, CD Projekt, Epic Games, 2K, dan masih banyak lagi. Jumlahnya akan terus kami tambah sampai 120 judul game favorit di Indonesia, pada akhir tahun ini,” kata Rolly.

Agar semua game bisa dimainkan secara umum untuk pengguna yang relevan, Skygrid juga melakukan filtering. Hal ini sengaja diterapkan untuk menghindari anak di bawah umur memainkan game yang mengandung unsur kekerasan, vulgar, dan lainnya.

“Sesuai dengan himbauan Kominfo, kami menganut peraturan IGRS (Indonesian Game Rating System) untuk semua kategori konten yang tersedia di platform Skyegrid. Dengan adanya standarisasi tersebut bisa menjadi suatu nilai untuk Indonesia,” kata Rolly.

Didukung Bekraf, Skyegrid berharap bisa memancing kreativitas dan inovasi segar pengembang lokal yang saat ini masih kesulitan untuk mempromosikan hingga menjual produk game mereka. Di sisi lain, dengan kemudahan dan akses yang diberikan dengan harga cukup terjangkau, pengguna diharapkan bisa menikmati berbagai permainan.

“Selain mendukung pengembang game lokal, Skyegrid juga ingin menghilangkan jual-beli game bajakan yang saat ini masih banyak beredar di pasaran,” kata Rolly.

Application Information Will Show Up Here

EMAGO, Layanan Berbasis Cloud untuk Bermain Game

EMAGO merupakan sebuah platform berbasis cloud yang didesain untuk membantu pengguna dalam bermain game. Konsep yang ingin disuguhkan mirip dengan Netflix. Pengguna tidak perlu membeli konten video atau musik, namun cukup berlangganan bulanan. Pun demikian dengan EMAGO, semua game disimpan dan diproses melalui server khusus, sehingga pengguna hanya cukup mengakses game tersebut dengan model streaming.

“EMAGO dapat membuat pengguna bermain game, bahkan untuk [game berkualitas] high-end di laptop biasa saja. Syaratnya cuman koneksi internet, karena semua proses pengolahan grafis game ada di server gaming EMAGO,” ujar Izzudin Al Azzam, Co-Founder EMAGO.

Inovasi ini bisa dibilang baru untuk pangsa pasar Indonesia. Menurut pemaparan pengembang, EMAGO hadir berdasarkan fakta hasil riset Steam: 81% gamers di dunia tidak dapat memainkan game baik dikarenakan isu grafis. Perangkat keras grafik untuk kebutuhan bermain game berspesifikasi tinggi masih dinilai kurang terjangkau dari sisi harga. Selain itu, dari survei yang dilakukan EMAGO mengemuka fakta bahwa 73% gamers di Indonesia merasa harga game dan perangkat juga terlalu mahal untuk dijangkau.

“Dari fakta tersebut, terkait dengan perangkat dan harga game, kami mencoba menawarkan kemudahan dan biaya yang lebih efisien. Pemain hanya cukup menggunakan perangkat yang sudah dimiliki, tidak perlu lagi membeli hardware khusus game. Pengguna juga tidak perlu membeli game, karena dapat bebas memainkan game yang ada di library EMAGO,” terang Azzam.

Untuk lancar memainkan secara “streaming“, pengguna harus memiliki konektivitas internet stabil minimal 4Mbps. Hal ini mengingat seluruh sumber daya diakses langsung dari server secara online. Sejauh ini sudah ada lebih dari 20 game di EMAGO. Pihaknya sedang terus memperluas kerja sama dengan publisher game, baik lokal maupun internasional, untuk memastikan semua game di EMAGO legal. Mekanisme model bisnis dengan publisher ialah revenue sharing.

“Kenapa yakin EMAGO akan bisa diterima pasar: kami terinspirasi dari Netflix dan Spotify yang sukses di industri masing-masing. Itu membuktikan bahwa model bisnis cloud sangat diminati. Sejauh ini kami menerapkan 2 model berlangganan, yaitu Basic (20 games/bulan) dan Premium (40 games/bulan),” lanjut Azzam.

Untuk pengembangan tahun 2018, EMAGO menargetkan dapat membawa platformnya bisa diakses melalui TV Kabel (IPTV) dan ponsel pintar. EMAGO meluncur tahun ini melalui inisiatif program inkubator Digital Amoeba yang digagas Telkom.

Facebook Resmi Luncurkan Gameroom, Platform Gaming-nya untuk PC

Anda mungkin tidak menyadarinya, tapi Facebook sempat menjadi pusat berkumpulnya para gamer di tahun 2009 – 2010. Jutaan orang memainkan FarmVille, Texas HoldEm Poker, Restaurant City dan masih banyak lagi setiap harinya di masa-masa tersebut, hingga akhirnya Android dan iOS mengambil alih dominasi Facebook di ranah casual gaming.

Namun Facebook belum mau menyerah. Dalam beberapa bulan terakhir, mereka rupanya sibuk menggodok sebuah platform game baru untuk PC, dan hari ini mereka sudah siap merilisnya. Dinamai Facebook Gameroom, Zuckerberg dkk secara resmi menantang Gabe Newell dkk dengan platform Steam-nya.

Game dalam Gameroom dibuat atau di-port menggunakan engine Unity / Facebook
Game dalam Gameroom dibuat atau di-port menggunakan engine Unity

Gameroom pada dasarnya menawarkan kebebasan bermain game dari beragam genre seperti yang Facebook suguhkan selama ini, hanya saja tanpa ‘gangguan’ News Feed dan performa yang lebih baik ketimbang di browser. Di saat yang sama, elemen sosial yang sudah menjadi akar Facebook tetap ditonjolkan; Anda bisa membagikan progress dalam suatu game dengan mudah atau berpartisipasi dalam live chat.

Game yang tersedia di Gameroom sendiri merupakan variasi antara web game, mobile maupun yang dikembangkan secara khusus untuk Gameroom. Cakupan genre-nya juga cukup luas, mulai dari shooter, strategy, RPG, puzzle, simulasi sampai tentu saja casual game.

Cakupan genre dalam Gameroom cukup bervariasi
Cakupan genre dalam Gameroom cukup bervariasi

Developer bisa meng-export karyanya untuk Gameroom menggunakan engine Unity. Facebook sendiri akan mengambil 30 persen penghasilan yang didapat, namun sebagai gantinya developer dijanjikan pengguna potensial dalam jumlah yang besar – seandainya Gameroom bisa memikat hati mayoritas pengguna Facebook.

Facebook Gameroom saat ini sudah bisa diunduh langsung dari situsnya. Versi sistem operasi minimum yang diwajibkan adalah Windows 7.

Sumber: TechCrunch.

Aplikasi Telegram Kini Bisa Dipakai untuk Bermain Game

Di saat Line baru memulai pengembangan chatbot secara resmi, Telegram siap membawa teknologi ini ke level yang lebih tinggi. Mereka baru-baru ini memperkenalkan Gaming Platform untuk Telegram, yang tentu saja ditenagai oleh chatbot.

Game dalam aplikasi Telegram ini bukan sekadar game sederhana yang hanya berbasis teks, tetapi lengkap dengan grafik, animasi dan suara. Setidaknya bakal ada ratusan game yang tersedia, tapi untuk sekarang sudah ada sekitar 30 game yang siap dimainkan oleh pengguna Telegram, mayoritas hasil terbitan @gamee.

Untuk mulai bermain, pengguna tinggal ‘memanggil’ bot ke dalam chat-nya. Misalnya, dengan mengetikkan “@gamee”, akan muncul daftar game terbitan mereka yang bisa dimainkan. Hal ini juga berlaku untuk percakapan grup, yang berarti pengguna bisa mengadu skor bersama teman-temannya.

Ya, kompetisi merupakan elemen penting dalam platform gaming Telegram. Skor tertinggi untuk setiap game akan disimpan di setiap chat, sehingga pengguna bisa memantau persaingannya dengan pengguna lain. Dalam percakapan grup, masing-masing member akan menerima notifikasi setiap kali ada yang berhasil menorehkan skor tertinggi dalam sebuah game.

Game dalam Telegram memanfaatkan teknologi HTML5, yang pada dasarnya sama seperti mayoritas situs yang ada sekarang. Telegram mengklaim proses development-nya sangatlah mudah, bahkan sebuah game demo berjudul Corsairs yang mengemas grafik, animasi dan suara menarik hanya memerlukan waktu 5 jam pembuatan.

Untuk bisa bermain game dalam Telegram, aplikasi harus berada di versi 3.13 atau lebih baru. Perangkat yang didukung paling minimal adalah iPhone 4, sedangkan Android setidaknya harus menjalankan versi 4.4 KitKat. Bagi para developer, silakan kunjungi situs ini untuk mulai mengembangkan game buat Telegram.

Sumber: Telegram Blog.